Tugas Individu PENGANTAR NEMATOLOGI TUMBUHAN OLEH: NAMA NIM KELAS : MAULANIE PRAMESHWARI MUQSITH : D1F118001 : PTP-A PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2020 Resume Materi 1. Ekologi Nematoda (Pengaruh Lingkungan Terhadap Kehidupan Nematoda Parasit Tumbuhan) Ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara organisme dengan lingkungannya (fisik, kimia dan biologi). Nematoda parasit merupakan parasit akar atau parasit bagian atas tanaman umumnya hidup dalam tanah untuk jangka waktu lama atau sebentar. Lingkungan tanah sangat berpengaruh terhadap semua nematoda parasit tanaman, yaitu : a. Pengaruh langsung : lingkungan tanah berpengaruh pd nematoda b. Pengaruh tidak langsung : lingkungan tanah berpengaruh ke inang A. Respon nematoda terhadap faktor fisik-kimia tanah (Abiotik) a. Tekstur dan struktur tanah : Karakter seperti ukuran, bentuk, pergerakan dan lapisan kutikula suatu nematoda mempengaruhi kehidupan nematoda dalam pori-pori tanah. Struktur dan tekstur tanah berpengaruh terhadap pergerakan dan perpindahan nematode. Tanah berpasir atau lempung umumnya disukai oleh nematoda karena juvenil beberapa jenis nematoda dapat bergerak bebas. b. Kelembapan Tanah Tanah yang terlalu lembap atau terlalu kering tidak baik bagi kehidupan nematoda. Nematoda bengkak akar Meloidogyne spp., akan mati jika tanah digenangi atau terlalu kering karena pori-pori tanah yang digenangi air hanya berisi air tanpa udara, sementara tanah yang kering hanya berisi udara tanpa air. c. Aerasi Tanah. Kandungan oksigen udara bebas di dalam pori-pori permukaan lapisan tanah yang ideal berkisar 18-21 persen, namun karena adanya pergesekan yang berlangsung terus- menerus, maka seringkali kandungan oksigen dalam pori- pori tanah hanya berkisar 5% - 1%. Beberapa senyawa seperti oksigen, karbondioksida dan gas- gas lainnya diperlukan bagi perkembangan nematoda dalam tanah. Kadar O2 yang sangat rendah berbahaya bagi kelangsungan hidup nematoda. d. Temperatur Tanah Suhu dalam tanah sangat dipengaruhi oleh lama penyinaran waktu siang hari dan vegetasi di atas permukaan tanah. Temperatur sangat berpengaruh terhadap kemampuan bertahan, proses makan, reproduksi dan perkembangan nematoda. e. Kimia Tanah: pH dan Tekanan Osmotik Komposisi senyawa kimia dalam larutan tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan aktifitas nematoda parasit tanaman. B. Respon Nematoda Terhadap Lingkungan Biotik Tanah Faktor biotik pada lingkungan tanah terdiri atas : a. Pertumbuhan akar tanaman b. Aktifitas mikroorganisme tanah (microflora & microfauna) Rizosfer tanaman merupakan lingkungan yang dinamik dimana terjadi hubungan antara nematoda dengan inang dan lngkungan tanah. Eksudat perakaran, khususnya perakaran muda dapat menstimulir penetasan telur nematode. • Semakin banyak eksudat diperakaran tanaman atau bahan organik, akan meningkatkan aktifitas mikroorganisme dalam tanah • Keberadaan mikroorganisme lain (bakteri, cendawan, protozoa, dll) selama tidak merupakan makanan nematode, akan berpengaruh terhadap aktifitas makan dan dapat menjadi antagonistik bagi nematode, mikroorganisme tersebut dapat menyerang telur dan larva dan merusaknya. 2. Gejala Serangan Nematoda Secara garis besar gejala serangan nematoda parasit dapat dibedakan atas dua macam yaitu: a. Gejala serangan di atas tanah, yaitu pertama: pertumbuhan tidak normal yang diakibatkan oleh luka pada tunas, titik tumbuh dan primordial bunga. Contohnya, tunas mati, batang dan daun mengkerut serta puru biji. Kedua: Pertumbuhan tidak normal sebagai akibat terjadinya luka pada bagian dalam batang dan daun. Contohnya, nekrosis, bercak dan luka daun serta puru pada daun. b. Gejala di bawah permukaan tanah Gejala ini diantaranya: puru akar, busuk, nekrosis pada permukaan, luka, percabangan akar yang berlebihan, luka atau kematian ujung akar. Ada dua teori mengenai terbentuknya puru akar: i) Puru akar terjadi akibat bergabungnya beberapa sel menjadi satu, kemudian dindingnya larut. ii) Puru akar terjadi sebagai akibat adanya pembelahan sel yang giat tetapi tidak diikuti oleh terbentuknya dinding pemisah, sehingga dalam satu sel . 3. Hubungan Inang – Nematoda Parasit Nematoda parasit tanaman terbagi dalam 3 ordo yaitu : a. Dorylaimida (klas : Adenophorea) b. Tylenchida c. Aphelenchida (klas Secernentea) Cara parasitasi nematoda parasitik tanaman 1.Ektoparasit Migratori Adalah golongan nematoda yang melakukan aktifitas makan dengan tubuh berada di luar jaringan akar dan dapat berpindah-pindah tempat. Secara morfologi dari seluruh siklus hidupnya nematoda ini berbentuk seperti cacing (vermiform). Contoh genus adalah: Tylenchus, Hemicycliophora, dan Belonolaimus. Tylenchorhynchus, Paratylenchus, 2. Ektoparasit Sedentari Ektoparasit sedentari adalah golongan nematoda yang melakukan aktifitas makan dari luar jaringan akar dan menetap pada tempat yang sama dalam waktu yang lama. Beberapa genus dari famili Paratylenchidae (Famili Crocinematidae, subfamili Paratylenchinae, merupakan contoh nematoda yang tergolong ektoparasit sedentary. Golongan nematoda tersebut di atas memiliki stilet yang panjang dan mengambil makanan dalam jaringan akar yang dalam. Betina dewasa berbentuk ramping bergelombang dan meninggalkan bekasan tusukan sebagai ‘feeding site’. 3. Ekto-endoparasit Migratori Golongan nematoda ini melakukan aktifitas makan bukan hanya menusukkan stiletnya tapi juga memasukkan bagian kepala ke dalam sel korteks untuk mengambil makanannya. Golongan ini termasuk di dalamnya nematoda: Macroposthonia, Rotylenchus, Scutellonema. Tubuh berbentuk menyerupai cacing (vermiform). 4. Endoparasit Migratori Golongan nematoda ini melakukan aktifitas makan di bagian korteks jaringan akar dan merusak jaringan tanaman melalui aktifitas migrasi secara intraselluler. Golongan nematoda ini meliputi : Pratylenchus, Radopholus, Hirschmaniella 5. Endoparasit Sedentari. Golongan nematoda ini melakukan aktifitas makan dalam jaringan akar dan menetap pada suatu tempat tertentu. Nematoda menginvasi akar, baik secara partial maupun menyeluruh dan berkembang membentuk stadia perkembangan tertentu dalam jaringan akar. mis: Meloidogyne, Heterodera, dan Globodera, Rotylenchus renifornis. Mekanisme Patogenesis (Menimbulkan Penyakit) • Beberapa nematoda diperkirakan menghasilkan zat pengatur tumbuh bersama-sama dengan sekresinya atau merubah zat pengatur tumbuh tanam itu sendiri •Meloidogyne, adalah nematoda penghasil puru (gall) pada tanaman yang terinfeksi. Ada beberapa kemungkinan mekanisme pembentukan gall (1) Meloidogyne disamping mengeluarkan enzim proteolitik dan kelenjar sekresi juga melepaskan indolel acetite acid (IAA), yg berikatan pada protein sitoplasma atau dpt memutuskan ikatan peptida dari struktur protein dan melepaskan sejumlah asam amino. (2) Nematoda mengeluarkan enzim dari kelenjar sekresi yg mampu menekan dan menghambat sinteis IAA oxydase dari tanaman sehingga konsentrasi IAA meningkat Selama proses makan (feeding) nematoda menggunakan stilet untuk merusak sel secara mekanik dan mensekresi- kan enzim hidrolitik dari esophageal glands yang mengurai dinding sel atau berfungsi sebagai enzim pencernaan. •Enzim-enzim yang umum disekresikan oleh nematoda antara lain golongan enzim : cellulase, protease, dan amilase •Enzim tersebut berperan : -mengurai dinding sel -mempermudah dalam pengambilan makanan -menginduksi perubahan metabolisme dalam sel inang