Uploaded by Natasya Devira

Hukum Perikatan Natasya Dvira 1831500218

advertisement
Nama : Natasya Devira
NIM : 1831500218
UTS Aspek Hukum dalam Bisnis (CA)
PERTANYAAN
1. Jelaskan pengertian perikatan!
2. Sebutkan unsur-unsur dalam perikatan!
3. Apa isi dari Pasal 1338 BW ?
4. Apa yang dimaksud dengan Sistem Terbuka?
5. Apa itu Asas Konsensualitas ?
6. Sebutkan macam-macam Perikatan!
7. Apa itu Perikatan Bersyarat ?
8. Sebutkan Dasar Hukum Perikatan!
9. Apa itu Asas Konsensualisme ?
10. Sebutkan hal yang dapat menghapus Perikatan!
HUKUM PERIKATAN
 Pengertian
Perikatan : Hubungan–hubungan Hukum atau kaidah Hukum antara 2 orang yang
terletak di lapangan Vermogen Recht (Hukum Harta Kekayaan) dimana pihak yang
satu berhak atas suatu prestasi sedangkan yang lainnya berkewajiban membayar
prestasi.
 Hukum Perikatan




Unsur Perikatan sebagaimana definisi tersebut :
Adanya lega (norma Hukum)
Adanya para pihak yang disebut subyek Hukum
Adanya obyek Hukum yang disebut
Adanya sesuatu harta kekayaan atau benda.
Sedangkan definisi perjanjian atau persetujuan (overeenskomst) sebagaimana
dijelaskan pasal 1313 BW, arti perjanjian adalah suatu perbuatan Hukum dimana
seseorang atau beberapa orang mengikatkan dirinya kepada seseorang atau beberapa
orang lainnya atau perjanjian atau persetujuan antara 2 orang atau lebih yang saling
mengikatkan dirinya
 Unsur-unsur dalam Perikatan:
o
o
o
o
o
o
o
o
Adanya para pihak
Adanya persetujuan
Adanya tujuan yang hendak dicapai
Adanya prestasi
Adanya bentuk baik tertulis maupun tidak tertulis
Adanya syarat-syarat tertentu sebagaimana yang tercantum di dalam
Asas-Asas dalam Hukum Perjanjian
Asas Kebebasan Berkontrak
 Pasal 1338 BW menyatakan bahwa “ Segala sesuatu perjanjian dibuat secara sah oleh
para pihak, berlaku sebagai Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya “
 Sistem terbuka adalah bahwa “Dalam membuat perjanjian para pihak diperkenankan
untuk menentukan isi dari perjanjian sebagai Undang-Undang bagi mereka sendiri “
 Asas Konsensualitas
Bahwa perjanjian tersebut lahir pada saat tercapainya kata sepakat antara para pihak
mengenai hal-hal yang pokok dan tidak memerlukan sesuatu formalitas.




Asas Konsensualisme dapat disimpulkan dalam pasal 1320 BW “ Sahnya suatu
perjanjian adalah :
Kata sepakat,
Cakap bertindak,
Sesuatu hal tertentu,
Causa yang halal.
 Macam-Macam Perikatan

Perikatan Bersyarat (Voorwaardelijk)
Perikatan Bersyarat : Perikatan yang digantungkan pada suatu kejadian di kemudian
hari, yang masih belum tentu akan atau tidak terjadi. Pertama mungkin untuk
memperjanjikan, bahwa Perikatan itu barulah akan lahir, apabila kejadian yang belum
tentu itu timbul.
Suatu perjanjian yang demikian itu, menggantungkan adanya suatu Perikatan pada
suatu syarat yang menunda atau mempertangguhkan (opschortende voorwaarde).
Contohnya apabila A berjanji pada B untuk membeli mobilnya kalau A lulus dari
ujian. Kedua, mungkin untuk memperjanjikan, bahwa suatu Perikatan yang sudah
akan berlaku, akan dibatalkan apabila kejadian yang belum tentu itu timbul.

Perikatan yang Digantungkan pada Suatu Ketetapan Waktu (Tijdsbepaling)
Perbedaan anatar suatu syarat dengan suatu ketetapan waktu ialah yang pertama
berupa suatu kejadian atau peristiwa yang belum tentu atau tiadak akan terlaksana,
sedangkan yang kedua adalah suatu hal yang pasti akan datang, meskipun mungkin
belum dapat ditentukan kapan datangnya, misalnya meninggalnya seseorang. Contohcontoh suatu Perikatan yang digantungkan pada suatu ketetapan waktu, banyak sekali
dalam praktek seperti perjanjian-perburuhan,suatu hutang wesel yang dapat ditagih
suatu waktu setelahnya dipertunjukkan dan lain sebagainya.

Perikatan yang Membolehkan Memilih (Alternatief)
Ini adalah suatu Perikatan, dimana terdapat dua atau lebih macam prestasi, sedangkan
kepada si berhutang diserahkan yang mana ia akan lakukan. misalnya ia boleh
memilih apakah ia akan memberikan kuda atau mobilnya atau uangnya.

Perikatan Tanggung-Menanggung (Hoofdelijk atau Solidair)
Suatu Perikatan di mana beberapa orang bersama-sama sebagai pihak yang berhutang
berhadapan dengan satu orang yang menghutangkan, atau sebaliknya. Beberapa orang
sama-sama berhak menagih suatu piutang dari satu orang. Tetapi Perikatan semacam
yang belakangan ini, sedikit sekali terdapat dalam praktek.

Perikatan yang Dapat Dibagi dan Tidak Dapat Dibagi (Deelbare Verbintenis)
Suatu Perikatan dapat dibagi atau tidak, tergantung apda kemungkinan tidaknya
membagi prestasi. Pada hakekatnya tergantung pula dari kehendak atau maksud kedua
belah pihak yang membuat suatu perjanjian. Persoalan tentang dapat atau tidaknya
dibagi suatu Perikatan, barulah tampil ke muka, jika salah satu pihak dalam perjanjian
telah digantikan oleh beberapa orang lain. Hal mana biasanya terjadi karena
meninggalnya satu pihak yang menyebabkan ia digantikan dalam segala hak-haknya
oleh sekalian ahli warisnya.

Perikatan dengan Penetapan Hukuman (Strafbeding)
Untuk mencegah jangan samapai si berhutang dengan mudah sajua melalaikan
kewajibannya,dalam praktek banyak dipakai perjanjian dimana si berhutang
dikenakan suatu Hukuman, apabila ia tidak menepati kewajibannya, dalam praktek
banyak dipakai perjanjian dimana si berhutang dikenakan suatu Hukuman, apabila ia
tidak menepati kewajibannya.
 Dasar Hukum Perikatan
Dasar Hukum Perikatan berdasarkan KUH Perdata terdapat tiga sumber yaitu :
 Perikatan yang timbul dari persetujuan
 Perikatan yang timbul dari undang – undang
 Perikatan terjadi bukan perjanjian
 Azas Kedudukan dalam Hukum Perikatan
Asas-asas dalam Hukum Perikatan diatur dalam Buku III KUH Perdata, yakni
menganut azas kebebasan berkontrak dan azas konsensualisme.
Asas Kebebasan Berkontrak Asas kebebasan berkontrak terlihat di dalam Pasal 1338
KUHP Perdata yang menyebutkan bahwa segala sesuatu perjanjian yang dibuat
adalah sah bagi para pihak yang membuatnya dan berlaku sebagai undang-undang
bagi mereka yang membuatnya.
Asas konsensualisme Asas konsensualisme artinya bahwa perjanjian itu lahir pada
saat tercapainya kata sepakat antara para pihak mengenai hal-hal yang pokok dan
tidak memerlukan sesuatu formalitas. Dengan demikian, azas konsensualisme lazim
disimpulkan dalam Pasal 1320 KUHP Perdata.
 Hapusnya Perikatan
Hapusnya Perikatan menurut ketentuan pasal 1381 KUHP, ada sepuluh cara hapusnya
Perikatan, yaitu:










Karena pembayaran
Karena penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan atau penitipan
Karena adanya pembaharuan hutang
Karena percampuran hutang
Karena adanya pertemuan hutang
Karena adanya pembebasan hutang
Karena musnahnya barang yang terhutang
Karena kebatalan atau pembatalan
Karena berlakunya syarat batal
Karena lampau waktu
Download