Nama : Ayu Novitasari NIM : 195110001 PERTANYAAN 1. Pendekatan Macro vs. Micro dapat diterapkan dalam lingkup organisasi seperti apa? Dan bagaimana teknik pendekatannya? 2. Apa saja masalah yang sering timbul dalam pendefenisian permasalahan dalam Tujuan & TNA? JAWABAN 1. Pendekatan Macro berbicara sasaran strategis organisasi, sebagai contoh ada perusahaan ritel mempunyai sasaran strategis Visi: Menjadi perusahaan ritel nomor 1 di Indonesia tahun 2025, Misi: Dikenal dan dicintai karena membantu konsumen dan mitra untuk menikmati kualitas hidup yang lebih baik setiap hari. Salah satu cara agar dikenal dan dicintai oleh konsumen, menggunakan startegi dengan pengembangan service excellence, pada akhirnya service excellence dijadikan agenda training wajib (mandatori) bagi masing – masing personel di perusahaan. Pendekatan Micro bermula dari permasalahan yang muncul di tempat kerja dan frekwensi nya sering, setelah dilakukan TNA, munculah training yang perlukan untuk mengurangi permasalahan dengan harapan permasalahan tersebut menghilang. 2. Definisi dari alternative solusi permasalahan, contoh service excellence di atas bisa berbeda definisi antar leader, BOD atau mungkin owner sendiri, sehingga berbicara service excellence contohnya, apa yang diperlukan oleh perusahaan dan yang dibutuhkan oleh konsumen. Masalah berikutnya adalah menerima hasil dari TNA dan Tujuan yang sudah ter konsep. Nama : Eha Yolanda NIM : 195110002 PERTANYAAN 1. Dalam tujuan pelatihan terdapat tulisan meningkatkan kesadaran individu, dan seperti apakah fokus dari kesadaran individu itu beserta implikasinya itu sendiri ? 2. Karakteristik trainee apa yang efektif dilakukan sebagai solusi dalam analisis dan klarifikasi assesment kinerja karyawan sebagai kebutuhan pelatihan ? JAWABAN 1. Kesadaran individu adalah proses menerima bahwa hasil dari TNA memang di perlukan oleh perusahaan dan dirinya, contoh di atas service excellence hasil dari TNA perlu disadari oleh masing – masing person di perusahaan sehingga saat proses 1 training bisa berjalan dengan based on kebutuhan yang perlu di kembangkan dalam dirinya untuk pengembangan perusahaan. Bagaimana jika bukan di perusahaan tapi training secara umum? Berbicara kesadaran individu perlu di bahas di awal “kenapa training ini penting” atau the power of why nya dimunculkan di awal. 2. Trainee yang siap dna mau untuk mengikuti training Nama : Ni Kadek Diah Shinta Kartika NIM : 195110023 PERTANYAAN 1. Apakah semua tipe perusahaan (organisasi besar maupun kecil ) dapat dilakukan TNA? 2. Hal-hal apa yang harus dihindari ketika melakukan TNA di suatu perusahaan? JAWABAN 1. Dapat dilakukan TNA Mba Diah 2. Banyak asumsi sendiri perlu di hindari Nama : Aburizal Fatwa Ramli NIM : 195110036 PERTANYAAN 1. Jika training dimulai dari adanya permasalahan, apakah training akan dilakukan setiap waktu? Mengingat semua perusahaan pasti memiliki masalah, dan pasti masalah dalam setiap perusahaan selalu ada. 2. Bagaimana jika tujuan dari penelitian yang telah dilakukan itu tidak terealisasi secara jangka panjang? JAWABAN 1. Training bukan satu – satu nya jawaban dari permasalahan, masih ada alternatif solusi yang lain, di sesuaikan dengan sebab. 2. (a). Evaluasi TNA dan tujuan nya; (b). Chek pendukung (trainee, manajemen, BOD, etc) training; (c). Strategi perusahaan ada perubahan atau tidak; (d). Chek keuangan perusahaan; (e). Evaluasi metode serta delivery training (jika training sudah terealisasi). 2 Nama : M. Agus Nursalim NIM : 195110005 PERTANYAAN 1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan macro vs micro? 2. Bagaimana cara menghitung biaya training agar efektif untuk di laksanakan? JAWABAN 1. Pendekatan Macro berbicara sasaran strategis organisasi, sebagai contoh ada perusahaan ritel mempunyai sasaran strategis Visi: Menjadi perusahaan ritel nomor 1 di Indonesia tahun 2025, Misi: Dikenal dan dicintai karena membantu konsumen dan mitra untuk menikmati kualitas hidup yang lebih baik setiap hari. Salah satu cara agar dikenal dan dicintai oleh konsumen, menggunakan startegi dengan pengembangan service excellence, pada akhirnya service excellence dijadikan agenda training wajib (mandatori) bagi masing – masing personel di perusahaan. Pendekatan Micro bermula dari permasalahan yang muncul di tempat kerja dan frekwensi nya sering, setelah dilakukan TNA, munculah training yang perlukan untuk mengurangi permasalahan dengan harapan permasalahan tersebut menghilang. 2. Biaya pelatihan atau sering dikenal dengan ROI (Return on Investment) yaitu membandingkan biaya dan keuntungan finansial program pelatihan; direct costs, indirect costs, benefits. Terkait biaya training akan di bahas di training evaluation oleh Pak Fachmi. Nama : Nur Adah Andhiny NIM : 195110051 PERTANYAAN 1. Seandainya setelah dilakukan pelatihan namun karyawan tetap tidak memberikan performance yang baik dalam perusahaan itu bagaimana? 2. Pendekatan micro macro itu digunakan pada saat apa? JAWABAN 1. Di evaluasi terlebih dahulu, apakah permasalahan dari karywan tersebut berdasarkan keterampilan atau kemauan. 2. Pendekatan micro dan macro digunakan disesuaikan kebutuhan organisasi saat ini dan ke depan nya. 3 Nama : Prastika NIM : 195110022 PERTANYAAN 1. Dalam pengalaman bapak selama ini, kendala apa yang sering ditemui pada saat pengambilan data? 2. Tips-tips apa saja agar terhindar dari kendala-kendala tersebut, sebagai orang baru di bidang training? JAWABAN 1. Kendala yang sering ditemui, jawaban yang normative saat di awal, sehingga rapport di awal menjadi sangat penting untuk memunculkan trust. 2. Seni membangun rapport dan bagaimana memunculkan pentingnya ini TNA dengan dos sein & dos sollen. Nama : Kila Lavina NIM : 195110035 PERTANYAAN 1. Apakah pendekatan macro dan micro dapat digabung ataukah harus dilakukan terpisah sendiri-sendiri? 2. Bagaimana menyakinkan seseorang untuk mengikuti TNA apalagi dia merasa senior dikantor tersebut? JAWABAN 1. Dapat digabung, di sesuaikan dengan kondisi 2. Berbicara senior, maka rapport menjadi penting. The power of why perlu di sampaikan. 4 Nama : Dimas Y Wicaksono NIM : 195110040 PERTANYAAN 1. Pelatihan seperti apakah yang paling banyak diminta atau dilakukan khususnya pada perusahaan maupun organisasi? Pelatihan yang dimaksudkan adalah pelatihan 5 tahun ke belakangan ini. 2. Adakah contoh dampak kerugian dari pelatihan yang telah dilakukan? Contohnya seperti pelatihan sudah dilakukan sesuai dengan yang diharapkan, namun ada individu yang tidak merasakan dampak dari pelatihan tersebut. Mungkin seperti itu JAWABAN 1. Beberpa training yang selalu di perlukan oleh perusahaan: leadership, komunikasi, problem solving, team work, training hard skill, keuangan, etc. 2. Biasanya jika ada individu yang merasakan tidak berdampak pada dirinya, karena kurang merasakan pentinya training yang di ikuti, berikutnya tergantung bagaimana metode dan teknik training yang di berikan. Kerugian yang terasa berdampak bisa dari invest yang sudah di keluarkan dan kinerja yang di harapkan tidak muncul di lapangan. Nama : Ni Putu Gian Astiti NIM : 195110052 PERTANYAAN 1. Apabila trainer dihadapkan pada kondisi WFH seperti saat ini, namun perusahaan didesak oleh klien untuk mengadakan training online, bagaimana cara memastikan agar materi tersampaikan dengan baik? Misalkan training kepada calon karyawan customer service yang biasanya memiliki aplikasi sendiri dalam pekerjaannya. JAWABAN 1. WFH ini merupakan tantangan bagi para trainer, ini berdampak pada perlunya kreatifitas yang di perlukan oleh para trainer. Terkait training online, bisa dengan beberapa alternative: 1. Seperti yang sudah dilakukan oleh kebanyakan orang dengan tatap muka online; 2. Mendokumentasikan (video) teknis pekerjaan yang sudah di 5 bahas di tatap muka online oleh peserta; 3. Google form di berikan setiap hari, berfungsi sebagai chek list pekerjaan untuk mengetahui perkembangan 3 bulan ke depan contohnya; 4. Trainer bisa mendokumentasikan ilmu yang disampaikan, semisal tiap 3 hari ke depan mengirimkan video atau voice note / audio (beberapa voice note / audio tentunya jika by WA/ telegram dalam satu kali posting, dengan durasi bisa mencapai 30 – 60 menit di sesuaikan kebutuhan) yang berisi materi training; 5. Customer service karena di garda depan bisa chek di CCTV untuk perkembangan nya, CCTV bisa di chek dari jarak jauh, ini kerjasama dengan team security; 6. Membuat channel youtube. Nama : RESA DIRA BULIT NIM : 195110020 PERTANYAAN 1. Dalam pendekatan Macro vs Micro, apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan dari masing-masing pendekatan ini? 2. Pak, bisa berikan penjelesan mengenai contoh atau bagaimana aplikasi dari TNA tersebut dalam perencanaan karir karyawan (hal 14-15). Karena, jujur saya masih belum paham dari contoh yang sudah dibuat bapak dalam slide ppt. JAWABAN 1. Pendekatan Macro; kelebihan melihat dari sisi strategis ogranisasi ke depan – kelemahan tidak terlalu melihat spesifik permasalahan detail di lapangan. Pendekatan Micro; kelebihan memahami permasalahan di lapangan sesungguhnya – kekurangan hati – hati jika tidak sesuai dengan strategi perusahaan. 2. Di slide 14 – 15 adalah salah satu contoh program training berdasarkan hasil dari pendekatan macro yang di perlukan oleh perusahaan di masa depan dan masuk ke dalam program perencanaan karir karyawan oleh HRD. Program yang saya contohkan adalah program pembentukan leader di perusahaan. 6 Nama : Karen NIM : 195110039 PERTANYAAN 1. Sejauh mana tanggung jawab Trainer / bagian Training jika perusahaan “menuntut” adanya pencapaian hasil training. Bukan hanya sekedar tidak tau menjadi tau tetapi bisa berubah perilaku / keterampilannya. Artinya, kadang seorang officer punya “tanggung jawab” segera mengembalikan ROI Training kepada perusahaan – sebagai bentuk penilaian kinerja, padahal berubah atau tidaknya seseorang sebetulnya bukan tanggung jawab officer tersebut tapi kadang perusahaan menilai kinerja officer tersebut berdasarkan itu. 2. Terkait dengan tujuan pelatihan yang ingin merubah keterampilan peserta, ada tidak Pak sistem penilaian atau cara/rumus dll yang bisa menjadi indikator keberhasilan training berhasil /tidak? Upama jika hanya melihat perubahan kinerja tolok ukur keberhasilan training, faktor-faktor lain yang mempengaruhi perubahan kinerja juga bisa (training bukan single faktor). JAWABAN Di chek kembali job desc & KPI, sampaikan baik – baik kepada yang berwenang, jika punya keinginan belajar tinggi ambil tantangan ROI, perlihatkan hasil ROI dan sampaikan bagaimana training yang ber-impact sebaiknya, dengan di bandingkan dari hasil evaluasi training. 2. Selain kirpatrick bisa juga dengan penilaian 360 degree (ini perlu ada kesiapan dari all team), yang pernah kami lakukan (mungkin bisa menjadi referensi di lapangan Mba Karen), kami buat training, setelah melewati proses training (terutama training yang terprogram) ada beberapa yang kita lakukan untuk mengetahui training ber impact atau tidak; 1. Peserta diberikan catatan harian (mirip di film freedom writers); 2. Peserta diberikan catatan target 1 month; 3. Monitoring kepada pimpinan (eks. Supervisor dan supervisor wajib membimbing) nya; 4. Buat program monitoring peserta dengan Manager pimpinan supervisor, untuk melihat sejauhmana supervisor membimbing trainee; 5. Monitoring lewat rekan kerja; 6. Mystery shopper/ Mystery guest; 7. Di sampaikan masing – masing rating divisi di perusahaan terkait satu skill wajib yang sudah di training kan. 1. 7 Nama : Suraji Bugis Nim : 195110006 PERTANYAAN 1. Pernahkah bapak menemukan pelatihan-pelatihan yang melanggar Kode Etik Psikologi, pelatihan yang seperti apa sajakah? 2. Apa saja metode-metode yang menurut bapak paling efektif atau yang sering digunakan untuk mengontrol karyawan yang sudah mendapatkan pelatihan agar karyawan tetap konsisten dalam melakukan perilaku/motivasi yang dinginkan dari pelatihan tersebut? JAWAWAN 1. Saya secara pribadi dari rekan – rekan psikolog belum menemukan yang melanggar kode etik 2. Ada di pembahasan di pertemuan setelah ini Nama : Muhammad Ikhsan Baharuddin NIM : 195110054 PERTANYAAN 1. Kapan seorang karyawan membutuhkan kemampuan baru sedangkan TNA yang terdapat diperusahaan itu sudah jelas jadwal pelatihannya? Apakah sudah diketahui kemampuan dasarnya dari pihak SDM perusahaan atau dari observasi atasan yang telah dilakukan? Dan bagaimana cara mengembangkan kemampuan barunya? 2. Apakah ada tujuan khusus diadakannya suatu TNA dalam perusahaan? Kalau misal ada, bagaimana cara perusahaan mengefektifkan TNA ketika tujuan khusus itu tidak terpenuhi? JAWABAN 1. Ada program training yang terjadwal ada yang incidental; 2. Tujuan khusus TNA agar perusahaan berjalan efektif dengan di sesuaikan VMV. 8 Nama : Raras Ayu Putri Perwitasari NIM : 195110024 PERTANYAAN 1. Ada beberapa metode training yaitu formal training, self-study, technology based, dan job related. Pertanyaan saya, bagaimanakah mengaplikasikan self-study dan technology based untuk beberapa pekerjaan yang membutuhkan keterampilan yang dipandu oleh coach? 2. Kapan kita dapat memilih harus melakukan training dan kapan kita tidak perlu melakukan training? JAWABAN 1. 2. Mengaplikasikan self-study, bisa dengan membuat modul dan diberikan kepada peserta; technology based jika di perlukan coach bisa membuat video tutorial jika bersifat teknikal, atau membuat jadwal coaching dalam 1 minggu satu kali (apalagi WFH seperti sekarang) by zoom online atau semacamnya. Setelah mengetahui penyebabnya. Nama : Putri Dini Gustiani NIM : 195110043 PERTANYAAN 1. Dari 3 tingkatan pendekatan analisis manakah yang paling sering dipakai dan dirasa paling dibutuhkan dalam TNA? Apakah kalau melakukan TNA harus melakukan sekaligus 3 pendekatan tersebut? 2. Apakah Semua jalur karir yang ada di Indonesia (terutama management trainee) seperti pada bagan yang ada di slide ke 16? Dan apakah contoh perencanaan karir karyawan pada slide 14 bisa dilompati salah satunya atau tergantung sesuai kebijakan dari tiap perusahaan? JAWABAN 1. Tiap perusahaan ber beda – beda pendekatannya, tidak mesti salah satu yang paling dominan dilakukan; tidak harus tapi bisa. 2. Tidak semua jalur karir seperti yang saya contohkan; biasanya di sesuaikan dengan alur yang sudah ada, terkecuali jika ada kebijakan penting dari BOD. 9 Nama : ENDAH AYU PAMUNGKAS NIM : 195110025 PERTANYAAN 1. Jika ada permintaan training dari pimpinan, tetapi tidak menggunakan TNA karena pimpinan mengharapkan action yang cepat. Yaitu training leadership dan komunikasi. Padahal leadership dan komunikasi ini ada beberapa jenisnya bahkan levelnya. Apa yang sebaiknya kita lakukan? 2. Dalam proses TNA, angket TNA sebaiknya diberikan kepada siapa saja? Apakah hal ini berpengaruh pada 3 tingkatan TNA (Organizational, Operational, Individual)? JAWABAN 1. Jika bisa di negosiasiakn perlu TNA lakukan, jika ingin segera ikutin saja Mba, kemudian bisa dikomunikasikan training leadership dan komunikasi seperti apa yang di harapkan dan jangan lupa tanyakan fakta – fakta apa yang muncul di lapangan. 2. Iyes disesuaikan dengan pendekatan TNA 10