Uploaded by alyafajria19

STUPA BAB I - V

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas mengenai definisi asrama mahasiswa, latar belakang masalah, permasalahan dan
persoalan, tujuan dan sasaran, dan metode pembahasan.
A. Pengertian Judul
Secara etimologis, dalam KBBI didefinisikan bahwa asrama adalah bangunan tempat tinggal bagi kelompok
orang untuk sementara waktu, terdiri atas sejumlah kamar, dan dipimpin oleh seorang kepala asrama;
Menurut The Enyclopedia American, asrama yang dikenal dengan istilah Dorminotory, adalah berasal dari
kata Dormotorius (Latin), yang berarti a sleeping place, dengan pengertian bahwa dorminotory merupakan
keseluruhan bangunan dalam hubungannya dengan bangunan pendidikan, yang terbagi atas kamar tidur dan
meja belajar bagi penghuninya.
Sedangkan menurut KH. Dewantoro, asrama adalah (pondok, pawiyatan, bahasa Jawa) merupakan rumah
pengajaran dan pendidikan yang dipakai untuk pengajaran dan pendidikan.
melakukan interaksi sosial antar mahasiswa sebagai usaha pengembangan pribadinya. Pada asrama mahasiswa
terdapat beberapa peraturan yang wajib ditaati oleh penghuni. Pengadaan peraturan ditujukan supaya para
mahasiswa berperilaku disiplin. Khususnya dalam kasus ini merupakan mahasiswa Universitas Sebelas Maret.
Tugas pada Studio Perancangan Arsitektur 3 adalah merancang asrama mahasiswa. Klien kita pada kali ini
merupakan pihak Universitas Sebelas Maret, site yang tersedia berlokasi di Jebres, Surakarta. Kebutuhan klien
yaitu supaya asrama nantinya tidak hanya berfungsi sebagai tempat menampung mahasiswa untuk menuntut
ilmu tapi juga memperhatikan aspek kenyamanan dan juga estetika sehingga mahasiswa lebih termotivasi untuk
berkreasi. Hal ini juga nantinya diharapkan menjadikan mahasiswa lebih menjaga dan merawat asrama.
Berdasarkan kebutuhan dan keinginan klien maka perlu dilakukan berbagai analisis untuk mendapatkan data
yang dibutuhkan untuk memenuhi keperluan desain.
D. Permasalahan
Bagaimana merencanakan dan merancang asrama mahasiswa yang dapat memenuhi dan mewadahi aktivitas
sehari – hari serta penunjang dalam pembelajaran?
E. Persoalan
Secara umum Asrama didefinisikan sebagai suatu tempat tinggal bersama yang berhubungan dengan sebuah
lembaga pendidikan atau bagi mahasiswa yang berasal dari luar daerah. Asrama mahasiswa adalah bangunan
untuk tempat tinggal bagi para mahasiswa dari luar daerah yang digunakan sebagai tempat tinggal selama
melakukan kegiatan belajar dalam sebuah institusi.
Asrama mahasiswa juga didefinisikan sebagai sebuah atau sekelompok bangunan tempat tinggal yang
difungsikan untuk menampung sejumah pelajar secara kontinu atau periodik dengan kepentingan yang sama
yaitu menuntut ilmu, dengan tujuan dan harapan agar dapat belajar dan beraktifitas secara efisien dan efektif
tanpa paksaan. Bangunan ini dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan pelajar dan mahasiswa
dengan tujuan untuk memudahkan aktivitas para penghuni.
B. Fungsi Asrama
1. Menyediakan fasilitas tempat tinggal selama menjalankan pendidikan.
2. Menciptakan suasana tempat tinggal bagi mahasiswa sebagai penunjang kegiatan serta kelancaran
pembelajaran.
3. Menyediakan lingkungan untuk melakukan interaksi sosial antar mahasiswa.
Visi Asrama
:
Menjadikan asrama mahasiswa sebagai tempat tinggal, istirahat, beraktifitas Bersama, berakhlak, berkreasi,
berkreatifitas dan belajar.
Misi Asrama
:
1. Mengembangkan komunitas yang kondusif, ilmiah, edukatif dan religious
2. Membina kebersamaan dan kekeluargaan yang berakhlak mulia
3. Membimbing kehidupan mahasiswa yang berkarakter, beretika, aktif, kreatif, produktif, disiplin, dan
bertanggung jawab
4. Mendorong penyelesaian studi, mahasiswa cepat dan berprestasi
C. Latar Belakang
Asrama mahasiswa menyediakan fasilitas tempat tinggal selama menjalankan pendidikan, menciptakan
suasana tempat tinggal bagi mahasiswa sebagai penunjang kegiatan dan menyediakan lingkungan untuk
Setelah mengungkapkan masalah yaitu bagaimana mewujudkan rumah tinggal yang dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan, muncul beberapa persoalan seperti :
1. Bagaimana konsep asrama dengan program ruang, hubungan ruang dan organisasi ruang yang sesuai
dengan kaidah arsitektur sebagai dasar untuk merancang?
2. Bagaimana konsep tapak bangunan dengan pemilihan tapak yang dapat memberi kemudahan bagi
penghuni ketika ingin melakukan mobilisasi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar untuk merancang?
3. Bagaimana konsep struktur-konstruksi serta pemilihan material yang sesuai dengan kebutuhan asrama
dan sesuai dengan kaidah arsitektur sebagai dasar untuk merancang?
4. Bagaimana konsep tampilan asrama yang dapat menunjukan bahwa bangunan tersebut adalah asrama
Universitas Sebelas Maret sebagai dasar untuk merancang?
5. Bagaimana konsep sistem utilitas yang dapat menunjang kemudahan saat melakukan kegiatan seharihari di dalam asrama mahasiswa sebagai dasar untuk merancang?
F. Tujuan
Menghasilkan konsep dan desain asrama mahasiswa yang berfungsi untuk mewadahi aktivitas sehari-hari
dan juga aktivitas penunjang dalam pembelajaran. sebagai dasar untuk merancang.
G. Sasaran
Berdasarkan hasil persoalan yang telah dibuat muncul sasaran dalam pembahasan laporan kali ini, berupa:
1. Didapatkan konsep peruangan yang dapat menjadi asrama yang baik bagi penghuni asrama dengan
aman dan nyaman.
2. Didapatkan konsep tapak bangunan yang tapaknya dapat memberi kemudahan bagi penghuni asrama
saat ingin pergi ke lingkungan sekitarnya dan dekat dengan fasilitas umum serta suasana lingkungan
yang aman dan nyaman.
3. Didapatkan konsep struktur-konstruksi serta pemilihan material yang sesuai dengan kebutuhan,
kenyamanan, dan keamanan asrama yang dirancang.
4. Didapatkan konsep tampilan asrama yang dapat menunjukan bahwa bangunan tersebut merupakan
asrama serta memiliki bentuk yang indah dan sesuai dengan jaman yang ada.
5. Didapatkan sistem konsep utilitas yang ikut menunjang kegiatan sehari-hari di dalam asrama.
H. Lingkup dan Batasan
Segala aspek yang berkaitan dengan pembelajaran di mata kuliah studio perancangan arsitektur 3 dan
ketentuan – ketentuan yang berkaitan dengan asrama mahasiswa, yaitu asrama maksimal tiga lantai serta site
tapak terletak di Jebres, Surakarta, Jawa Tengah.
I. Metode
Metode adalah cara yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan merencanakan dan merancang. Metode
perancangan yang digunakan dalam proses perancangan asrama mahasiswa adalah analisis-deskriptif.
Analisis adalah sebuah aktivitas berpikir untuk menguraikan suatu permasalahan secara menyeluruh dari datadata yang telah dikumpulkan sehingga dapat ditarik menjadi sebuah informasi baru berupa kesimpulan analisis.
Deskriptif merupakan kaidah upaya pengolahan data menjadi sesuatu yang dapat diutarakan secara jelas dan
tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh orang lain yang tidak mengalaminya secara langsung.
Metode penelitian analisis-deskriptif terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk mendapatkan
hasil akhir dari sebuah perancangan. Tahapan-tahapan tersebut dimulai dari survey ke lapangan dan wawancara
untuk mencapatkan data dan informasi yang dibutuhkan, dilanjutkan dengan mencari masalah, merumuskan
konsep perencanaan, merumuskan kriteria desain atau perancangan, transformasi desain.
Pada metode analisis-deskriptif melalui tahapan penguraian data dan informasi disertai gambar sebagai
media berdasar pada teori normatif yang ada. Tahapan analisis akan dilakukan pengolahan data-data yang telah
terkumpul dikelompokkan berdasarkan program fungsional, performansi, dan arsitektural.
▪
▪
▪
Analisis fungsional : bertujuan untuk mengindentifikasi penggunaan rumah tinggal, termasuk kegiatan
pengguna, kebutuhan serta aktivitas di dalam rumah tinggal tersebut.
Analisis performansi : membahas tentang persyaratan, kriteria dan program ruang pada site yang ada.
Analisis arsitektural : merupakan tahap penggabungan dari dua tahap analisis sebelumnya (fungsional
dan performansi). Masalah mengenai massa ruang, tampilan bangunan, dan pengolahan site yang dapat
menyatukan antara tuntutan kebutuhan pengguna dengan persyaratan yang ada.
J. Sistematika
1. Sistematika Konsep
BAB I (PENDAHULUAN)
Bab pendahuluan menjelaskan pemahaman judul, latar belakang, permasalahan dan persoalan,
tujuan, metode dan sistematika pembahasan yang didukung dengan data yang diperlukan untuk
memberikan penjelasan tentang asrama mahasiswa.
BAB 2 (TINJAUAN PUSTAKA)
Bab tinjauan pustaka menjelaskan kajian teori mengenai asrama mahasiswa, sejarah asrama
mahasiswa, serta teori preseden asrama mahasiswa. .Bagian ini selanjutnya akan menjadi landasan teori
bagi proses perencaaan dan perancangan secara keseluruhan.
BAB 3 (METODE PERENCANAAN DAN PERANCANGAN)
Bab berisi metode-metode yang digunakan dalam merencanakan dan merancang proyek yang
diambil, seperti studi literatur, survey lapangan, wawancara, serta observasi.
BAB 4 (TINJAUAN KOTA)
Bab ini menjelaskan kajian tentang tinjauan kota Surakarta, Universitas Sebelas Maret serta
Asrama Mahasiswa
BAB 5 (TINJAUAN DATA)
Bab ini menyampaikan hasil survei yang dilakukan di asrama mahasiswa UNS, meliputi ragam
pengguna, kebutuhan ruang, kegiatan, besaran ruang, jumlah user, site (luasan, posisi).
BAB 6 (ANALISIS)
Bab ini berisi analisis dari hasil survey yang telah dilakukan. Adapun hal yang dianalisis meliputi
ragam ruang, zonasi, organisasi ruang, besaran ruang, pencahayaan dan penghawaan.
BAB 7 (KONSEP)
Bab ini membahas tentang konsep yang akan direncanakan berdasar dari tinjauan data dan
analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Sehingga menghasilkan konsep transformasi desain
asrama mahasiswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TEORI TEORITIK
1. Pengertian Asrama
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-2 tahun 1991 Asrama adalah bangunan rumah tinggal
bagi kelompok orang yang bersifat homogen.
Menurut The Random House Dictionary of English Language (1967,p.427), asrama adalah "suatu
bangunan seperti yang ada di perguruan tinggi, yang didalamnya terdapat sejumlah ruang privat atau semi
privat untuk penghuninya, biasanya terdapat juga fasilitas kamar mandi bersama dan tempat untuk rekreasi".
2. Pengertian Mahasiswa
Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu ataupun belajar dan terdaftar
sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik,
sekolah tinggi, institut dan universitas (Hartaji, 2012: 5).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mahasiswa didefinisikan sebagai orang yang belajar di
Perguruan Tinggi.
3. Pengertian Asrama Mahasiswa
Asrama Mahasiswa adalah suatu tempat tinggal sementara yang dihuni bersama oleh kelompok pelajar
Perguruan Tinggi yang biasanya mempunyai keterkaitan dengan suatu instansi Pendidikan.
4. Fungsi dan Tujuan Asrama
Asrama dibangun sebagai tempat tinggal bagi sekelompok orang yang sedang menjalankan suatu tugas
atau kegiatan yang sama, walaupun ada juga Asrama yang dibangun sebagai tempat penginapan seperti halnya
losmen, tetapi tidak umum. Secara umum, Asrama lebih diperuntukan bagi pelajar dan Mahasiswa, tergantung,
dari instansi pembelajarannya, sekolah atau universitas.






4.1 Fungsi Asrama Mahasiswa adalah sebagai berikut :
 Sebagai sarana untuk tempat tinggal bagi mahasiswa selama menempuh studinya
 Sebagai sarana untuk mempererat hubungan sosial antar sesama
 Sebagai sarana membentuk pribadi mahasiswa sehingga dapat mandiri, disiplin dan
bertanggung jawab
 Sebagai sarana penunjang kegiatan belajar yang efektif dengan lingkungan yang kondusif.
4.2 Tujuan Asrama Mahasiswa adalah:
 Membantu mengatasi kesulitan mahasiswa dalam menemukan tempat tinggal, terutama bagi
pelajar yang berasal dari kota dan propinsi lain
 Memberi kontribusi positif dalam mengisi kegiatan bagi mahasiswa yang diselenggarakan
oleh perserikatan asrama, kerohanian maupun kegiatan kemahasiswaan
 Menciptakan lingkungan belajar yang baik dengan fasilitas penunjang seperti perpustakaan,
pusat bimbingan dan ruang belajar sehingga meningkatkan
5. Jenis Asrama
5.1 Berdasarkan Fungsi dan Tujuan :
Menurut Garis Panduan dan Peraturan bagi Perancangan Bangunan oleh Jawatan kuasa Kecil
Piawaian dan Kos bagi JPPN jabatan PM Malaysia tahun 2005, Asrama mahasiswa atau pelajar
dibagi menjadi empat jenis, yaitu :
a. Sistem Dormitori : Sistem ini diterapkan pada sekolah khusus di Malaysia seperti sekolah
menengah kerajaan dan sekolah menengah sains, dalam satu kamar menampung kurang lebih
8 – 12 pelajar sekaligus, dengan ruang kamar yang tergolong besar.
b. Sistem 2 orang pada satu kamar (double room) : tempat tidur yang digunakan adalah tempat
tidur tingkat (double decker), dan bila mahasiswa sudah masuk pada tingkat semester yang
lebih tinggi diperbolehkan untuk mengganti tempat tidur dengan tempat tidur terpisah.
c. Sistem Satu Orang Satu Kamar (Single Room) : hanya diperbolehkan satu pelajar satu kamar.
d. Campuran : digunakan pada institut tingkat kebangsaan atau antar bangsa.
5.2 Berdasarkan Ketinggian Bangunan (Liebermen, 1976) :
a. Maisonette : Asrama dengan tinggi 1 – 4 lantai
b. Low Rise : Asrama dengan tinggi 4 – 6 lantai
c. Medium Rise : Asrama dengan tinggi 6 – 9 lantai
d. High Rise : Asrama dengan tinggi 9 lantai
5.3 Berdasarkan Bentuk Hunian (Widiastuti, 1995) :
a. Room in private homes
Tempat tinggal berupa rumah pondokan atau kos – kosan, dengan jumlah kamar dan fasilitas
yang sangat terbatas. Biasanya bersangkutan langsung dengan pemilik rumah yang berperan sebagai
pengelola bangunan.
b. Co-operative House
Tempat tinggal yang dikelola secara bersama oleh penghuninya, atau yang sering disebut dengan
rumah kontrakan. Terpisah dari pemilik rumah serta memiliki fasilitas yang lebih lengkap dari pada
jenis Room in private homes.
c. Dormitory
Tempat tinggal yang dapat menampung sampai beberapa ratus mahasiswa dengan fasilitas dan
perlengkapan yang tergolong cukup lengkap, bertujuan supaya mahasiswa dapat lebih berkonsentrasi
pada kuliah dan belajar hidup bersosial.
d. Hostel
Tempat tinggal yang hampir sama seperti Dormitory, akan tetapi hostel bersifat lebih santai dan
tidak dihuni hanya satu disiplin ilmu. Memiliki fasilitas ruang yang cukup lengkap.
e. Apartment
Jenis asrama ini ditargetkan untuk penghuni yang sudah berkeluarga dengan fasilitas ruang yang
cukup lengkap.
f. Perkampungan Mahasiswa
Ialah tempat tinggal sebagian masyarakat kecil dengan satu tujuan yang sama yaitu berkuliah.
Penghuni tempat ini bersifat heterogen, sehingga lingkungan yang ada sangat mempengaruhi dalam
menjembatani sifat dan watak mahasiswa dengan masyarakat sekitar.
5.4 Sistem Kepemilikan Asrama (Widiastuti, 1995) :
Terdapat tiga jenis kepemilikan Asrama :
a. Asrama Mahasiswa yang berada di bawah Perguruan Tinggi, sehingga penghuni Asrama
adalah dari Perguruan Tinggi yang bersangkutan, bersifat sosial.
b. Asrama Mahasiswa Yang Bersubsidi :
- Subsidi Sebagian, yaitu penghuninya berasal dari daerah tertentu, bersifat sosial dan
pemiliknya adalah suatu badan usaha yang bersangkutan dengan subsidi sebagian dari
Pemerintah.
- Subsidi Seluruhnya, yaitu prioritas penghuni dari anggota yayasan atau bersifat sosial dan
pemiliknya berasal dari yayasan tertentu.
c. Asrama Mahasiswa Komersial adalah asrama yang penghuninya mahasiswa berasal dari
Perguruan Tinggi tertentu, bersifat komersial dengan pemiliknya adalah badan usaha / swasta
yang memiliki modal.
5.5 Sistem Pengelolaan Asrama (Kumalasari, 1989)
a. Self Contained : Pengelolaan asrama yang dilakukan suatu badan usaha yang terlepas dari
peraturan suatu perguruan tinggi mana pun karena bersifat berdiri sendiri. Serta memiliki
penghuni mahasiswa yang berasal dari beberapa perguruan tinggi.
b. Komersial : Pengelolaan asrama oleh suatu badan usaha dengan target mendapat keuntungan
sebesar – besarnya dengan jaminan lokasi dan fasilitas yang ditawarkan.
c. Bersubsidi : Pengelolaan asrama oleh suatu badan usaha yang mengatur segala tata
operasionalnya supaya mendapatkan subsidi.
6. Syarat Asrama
a. Aksesbilitas :
 Kebutuhan transportasi terpenuhi dengan mudah,

 Jarak tempat ke fasilitas umum mudah dan cepat,

 Jalan menuju lokasi cukup baik, aman, dan nyaman.

b. Lingkungan:
 Kesehatan lingkungan terpenuhi. Misalnya: Jauh dari polusi (Pabrik maupun kendaraan umum),

 Penataan lingkungan cukup asri dan alami,

 Cukup ruang terbuka. Misalnya: taman atau komunitas,

 Prasarana dan sarana memadai. Misalnya: jalan lingkungan, tempat-tempat ibadah, olahraga,
c. Bersosialisasi
Ruang mahasiswa selalu mengundang ketidak elarasan sosial. Tetapi, dengan pemisahan
pada penekanan kegiatan belajar dan tidur, justru berlawanan sebagai lingkungan sosial. Aktif,
perabot bebas (perabot yangmudah dipindah) mengijinkan mahasiswa untuk berkesempatan
mengatur ruang dengan cara yang paling efektif di pertemuan sesuai dengan kebutuhan mereka,
hal tersebut harus memungkinkan adanya percakapan atau pertemuan yang intim dengan jumlah
penambahan secara individu pada ruang privat.
B. TEORI ARSITEKTUR
1. Bangunan
3.1 Sirkulasi Horizontal (Liebermen, 1976)
Dalam bukunya yaitu Personal Remembrance. Paul M Lieberman, 1976, SB 1976 Pg 8. Terdapat
beberapa sirkulasi horizontal, yaitu :
a. Open Corridor / Single Loaded Coridor / Gallery Acces
Merupakan sirkulasi memanjang yang meletakkan ruang – ruang huniannya pada salah satu sis selasar,
sedangkan sisi satunya merupakan open view.
taman, sekolah dll.

c. Syarat asrama secara fisik :





Nyaman,
Sehat,
Aman.

7. Aspek Aktivitas dalam Asrama Mahasiswa
Menurut de Chiara, aktivitas di dalam asrama mahasiwa adalah sebagai beri
a. Belajar
Perencanaan ruang mahasiswa harus mengakomodasi berbagai macam metode dan
berbagai alat penunjang belajar yang digunakan mahasiswa. Untuk mengakomodasi segala
kemungkinan, maka disediakan ruang untuk meja belajar (desk) yang cukup dan lemari
penyimpanan. Meja belajar mahasiswa digunakan untuk banyak aktivitas termasuk belajar.
Lemari penyimpanan dan juga rak buku juga harus diperhitungan.
b. Tidur
Pola aktivitas mahasiswa jarang konsisten, mahasiswa dapat tidur kapan pun baik siang
maupun malam. Dua penghuni dalam satu ruang jarang memiliki jadwal yang sama. Ujian dan
aktivitas sosial membentuk pola mereka secara meluas. Terdapat beragam pola yang saat ini
mengakibatkan konflik dalam satu unit ruang hunian. Variabel ini menjadi penting dalam
mempertimbangkan perabot dan layout dalam ruang mahasiswa.
Gambar 1.1.a Sketsa Sirkulasi Open Coridor.
Sumber : De Chiara, 2001
b. Interior Coridor / Double Loaded Corridor
Merupakan sirkulasi memanjang yang berada diantara ruang – ruang hunian yang saling berhadapan.
Gambar 1.1.b Sketsa Sirkulasi Interior Coridor.
Sumber : De Chiara, 2001
c. Centered Coridor
Sirkulasi utama terpusat di seputar sirkulasi vertikal.
Mewadahi kontak sosial yang didapat dari dua orang yang saling berbagi ruang bersama dalam
waktu bersamaan dan menyelesaikan masalah sosial secara bersama. Ruang ini terdiri dari dua ruang
dengan bukaan penghubung. Ketika dihubungkan oleh pintu maka terdapat privasi secara akustik.
Gambar 1.1.c Sketsa Sirkulasi Centered Coridor.
Sumber : De Chiara, 2001
d. Extended Core Corridor Plan
Terdapat dua koridor sebagai area sirkulasi linier.
Gambar 1.1.d Sketsa Sirkulasi Centered Coridor.
Sumber : De Chiara, 2001
3.2 Konfigurasi
Ruang a. Single Rooms
Menyediakan kontrol privasi bagi penghuni. Ruang ini memiliki akses secara langsung dengan
koridor dan menyediakan kebebasan bagi penghuni untuk pulang dan pergi. Privasi untuk beristirahat
dapat terkontrol jika pemisah antar ruang memiliki akustik yang baik. Single room disusun agar
orang kedua dapat belajar secara efektif.
Gambar 1.2.a. Contoh kamar single
Sumber : me-saver standards for building types second edition international edition by McGraw-Hill
(1983) b. Split Double Rooms
Gambar 1.2.b Susunan Split Double Room.
Sumber : De Chiara, 2001
c. Double Rooms
Double room adalah ruang kamar standard yang biasa dipakai dalam asrama.Kamar ini privasinya
kurang dan karena ketidak cukupan ruang belajar dan ruang penyimpan, menjadi memaksa. Tipe kamar
ini memungkinkan beberapa alternatif furnitur layout. Keuntungan tipe kamar ini penghuni dapat
bersosialisasi dengan teman sekamarnya, namun kerugiannya adalahseperti telah disebutkan diatas
bahwa penghuni merasa kurang privasi dan kurang bebas.
Gambar 1.2.c. Contoh kamar double
Sumber : me-saver standards for building types second edition international edition by McGraw-Hill (1983)
d. Triple Rooms
Bentuk ini telah dikenal oleh beberapa murid di sedikit kampus. Bentuk ini lebih menghasilkan
masalah antar penghuni karena privasi yang kurang, namun selain itu kelebihan tipe ini adalah suasana
dalam ruangan lebih ramai, kebersamaan lebih terasa
Gambar 3.1 Skema Pondasi
Sumber : Google image
3.2 Supper Struktur
Kolom merupakan rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom utama merupakan
sebuah kolom yang berfungsi untuk menyanggah beban utama yang ada diatasnya. Kolom praktis
adalah sebuah kolom yang berfungsi untuk membantu kolom utama dan juga sebagai sebuah
pengikat dinding supaya dinding menjadi lebih stabil, jarak kolom maksumum 3,5 meter atau
pada pertemuan sudut-sudut.
Gambar 1.2.d Contoh kamar triple
Sumber: Newfert, Ernst. (2002). First Edition. Di terjemahkan oleh Dr. Ing Sunarto
Tjahjadi. Jakarta: Erlangga
2. Tapak
Tapak merupakan sebidang lahan atau sepetak tanah dengan batas-batas yang jelas, dengan kondisi
permukaan serta ciri-ciri istimewa yang dimiliki oleh lahan tersebut. sebuah tapak tidak pernah tidak berdaya
tetapi merupakan sekumpulan jaringan yang sangat aktif yang terus berkembng yang jalin-menjalin alam
perhubungan-perhubungan yang rumit.
a. GSB (Garis Sempadan Bangunan)
Garis batas yang tidak boleh dilampaui oleh bangunan kearah GSJ yang ditetapkan dalam rencana kota.
Misalnya saja, rumah anda memiliki GSB 3 meter, artinya anda hanya diperbolehkan membangun
sampai batas 3 meter tepi jalan raya.
b. GSJ (Garis Sepadan Jalan)
Misalnya di dekat lahan anda ada GSJ tertulis 1,5 meter, artinya 1,5 meter dari tepi jalan kearah halaman
anda sudah ditetapkan sebagai lahan untuk rencana pelebaran jalan. Bila suatu saat ada pekerjaan
pelebaran jalan, lahan anda selebar 1,5 meter akan "terambil".
c. Lingkungan Alam
Dibayangkan sebagai suatu sistem ekologi dari air, udara, energi,tanah, tumbuhan ( vegetasi )
d. Kontur
Garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama. Kontur ini dapat
memberikan informasi relief, baik secara relatif, maupun secara absolute. Informasi relief secara relatif
ini, diperlihatkan dengan menggambarkan garis-garis kontur secara rapat untuk daerah terjal, sedangkan
untuk daerah yang landai dapat di perlihatkan dengan menggambarkan garis-garis tersebut secara
renggang.
3. Struktur
3.1 Sub Struktur
Bangunan asrama merupakan bangunan bertingkat tinggi karena luas lahan yang terbatas
dengan peraturan daerah mengenai koefisien lantai bangunan dan koefisien dasar bangunan serta
mengingat kebutuhan ruang sehingga bangunan asrama akan dibangun sejumlah 3 lantai. Sistem
pondasi yang akan digunakan adalah pondasi footplate untuk mengurangi gaya moment karena
bangunan terlalu tinggi ke atas.
Gambar 3.2 Skema Kolom
Sumber : Google image
3.3 Upper Struktur a.
Atap Limasan
- Terkesan megah dan mampu melindungi dari matahari dan hujan dari tiap sisi
- Resiko bocor pada jurai
Gambar 3.3.a Atap Limasan
Sumber : Google image
b. Atap Dak Beton
- Multifungsi
- Daya tahan kuat
Gambar 3.3.b Atap Dak Beton
Sumber : Google image
4. Utilitas
b. Sumber Listrik Generator untuk keadaan darurat
Berikut ini merupakan mekanisme penerapan sistem jaringan listrik pada bangunan:
4.1 Sistem Air Bersih
Sumber air bersih diperoleh dari sumur galian dan jaringan PAM. Sistem distribusi air yang dipakai
menggunakan sistem down feed. Berikut merupakan mekanisme distribusi air bersih:
Gambar 4.3.b Skema Listrik Generator
4.4 Sistem Penanggulangan Bahaya Kebakaran
Pada Asrama, struktur utamanya harus tahan terhadap api sekurang-kurangnya dua jam (kelas
B), dan perlu adanya gang kebakaran untuk memudahkan petugas yang menanggulangi bencana
kebakaran. Berikut ini merupakan persyaratan material dan sistem untuk mencegah kebakaran yaitu:
Gambar 4.1 Skema Air Bersih
4.2 Sistem Air Kotor
Sistem pembuangan air kotor menggunakan sistem pembuangan langsung. Sistem
pembuangan air kotor dapat dibedakan menjadi tiga:
▪
Sistem pembuangan air bekas (Air sabun dan air berlemak)
▪
▪
Sistem pembuangan air kotor (air buangan dari closet dan bidet)
Sistem pembuangan air hujan
Berikut ini merupakan mekanisme sistem pembuangan air kotor pada bangunan :
•
•
•
•
•
•
•
Gambar 4.2 Skema Air Kotor
4.3 Listrik
Sumber listrik pada Asrama terdiri atas 2 bagian:
a. Sumber listrik yang berasal dari PLN (Perusahaan Listrik Negara)
Sumber pasokan listrik utama bagi bangunan. Listrik bertegangan tinggi
dialihkan ke gardu induk dan gardu lingkungan terlebih dahulu sehingga menjadi listrik
bertegangan rendah yang kemudian dipasokkan ke bangunan.
Gambar 4.3.a Skema Listrik PLN
Mempunyai sistem pendeteksian dengan sistem alarm, sistem automatic smoke, dan heat
ventilating.
Mempunyai bahan struktur utama dan finishing yang tahan api. Mempunyai jarak bebas dengan
bangunan-bangunan di sebelahnya atau terhadap lingkungannya.
Mempunyai pencegahan terhadap sistem penangkal petir.
Hidran diletakkan 1 buah/1000 m² (penempatan hidran harus terlihat jelas, mudah dibuka, mudah
dijangkau, dan tidak terhalang oleh benda- benda/barang-barang lain yaitu pada selasar), terdapat
sprinkler karena bangunan Asrama merupakan bangunan 4 lantai.
Tangga kebakaran harus dilengkapi pintu tahan api, minimum 2 jam dengan arah bukaan ke arah
ruangan tangga dan dapat menutup kembali secara otomatis, dilengkapi lampu dan tanda
petunjuk serta ruangan tangga yang bebas asap.
Tangga dalam ruang efektif mempunyai jarak maksimum 25 m dengan lebar tangga minimum
120 cm dan tidak boleh menyempit ke arah bawah.
Tangga kebakaran tidak boleh berupa tangga puntir/melingkar. Semua bahan finishing dari
tangga terbuat dari bahan-bahan yang kuat dan tahan api.
4.5 Sirkulasi Tangga
Sistem transportasi yang diperlukan dalam bangunan adalah tangga utama sekaligus sebagai
tangga darurat. Tangga utama harus memenuhi persyaratan tangga darurat karena tangga utama
inilah yang digunakan sebagai tangga darurat apabila terjadi kebakaran. Contoh perencanaan tangga
adalah sebagai berikut :
•
•
•
•
•
Kedap api
penggunaan bahan beton
Kedap asap
tangga terbuka sehingga pada saat terjadi kebakaran asap dapat terbawa angin keluar dari ruangan
Penggunaan lampu dengan sumber daya sendiri atau penggunaan cat khusus yang dapat
berpendar di waktu gelap sangat diutamakan untuk menghindari hilangnya pandangan akibat
mati lampu saat terjadi kebakaran.
2. Asrama Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya
Gambar 4.5 Tangga
C. TEORI PRESEDEN
Preseden adalah hal yang telah terjadi lebih dahulu dan dapat dipakai sebagai contoh. Dari preseden yang ada
diharapkan dapat menjadi referensi dalam membangun rumah tinggal.
Dalam kasus ini kami mengambil beberapa preseden asrama mahasiwa perguruan tinggi di Indonesia dan
luar negeri :
1. Asrama Mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Bulaksumur Residence adalah asrama putri, yang diperuntukan bagi mahasiswa tahun pertama
jenjang Diploma dan sarjana UGM.lokasinya terletak di dalam kompleks UGM sisi timur, berdekatan
dengan fakultas peternakan dan stadion lembah UGM ( stadion lapangan pancasila ).
Bulaksumur Residence memiliki 2 gedung bangunan ( gedung merapi dan gedung parangtritis ) yang
terdiri dari 168 kamar dan setiap kamar bisa digunakan untuk 2 orang. Bulaksumur Residence juga
dilengkapi beberapa fasilitas antara lain: Loby, Mushola, kantin, hotspot area, sarana olahraga, ruang
meeting, ruang belajar, pantry, SPAM (sistem Penyediaan Air Minum),serta keamanan 24 jam. Untuk
biaya sewa dikenakan tarif sekitar Rp250.000,00 hingga Rp 500.000,00 per bulan, dengan aturan satu
kamar diisi minimal dua orang.
Asrama Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) ini terletak di dalam area
kampus. Asrama yang memiliki jumlah kamar sebanyak 422 kamar ini mengakomodasi
mahasiswa baru tahun pertama dengan tujuan pengenalan lingkungan kampus dan sekitar.
Bangunan memiliki gaya arsitektur yang diadopsi dari gaya arsitektur yang sering terdapat di
Surabaya, yaitu langgam arsitektur jengki.
3. Asrama Mahasiswa Industrial Technology Research Institute Taiwan
Pengembangan tahap pertama dari asrama ini dilakukan pada awal tahun 2003 dibawah
teknologi green building dan desain konstruksi ekologis. Asrama ini diperuntukkan untuk 1500
mahasiswa. Memiliki unsur bioregional berupa kolam berkonsep ekologi yang diletakkan di
bagian depan berada di bawah entrance.
dan hasil diskusi. Pada data fisik dlakukan observasi dan survey sedangkan pada data non fisik
BAB III
METODE PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
A. PERENCANAAN
didapatkan melalui survey dan diskusi. .
5. ANALISIS DATA
1. PENDAHULUAN
Pada bab ini semua data yang sudah terkumpul akan diuraikan dan dianalisis untuk mengetahui
Bab Pendahuluan berisi tentang latar belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran,
kriteria desain yang dibutuhkan. Bab analisis perencanaan dan perancangan ini akan membahas dan
lingkup dan batasan, serta sistematika yang akan menjadi pedoman dan dasar dalam membuat
menguraikan elemen-elemen perencanaan seperti analisis peruangan, analisis tapak, analisis tampilan
rancangan asrama mahasiswa. Identifikasi masalah merupakan tahap pertama dalam sebuah metode
bangunan, analisis struktur, dan analisis utilitas dari galeri seni. Metode analisis didasarkan dari studi
perencanaan dan perancangan. Identifikasi masalah adalah menganalisis masalah dari semua data yang
preseden, observasi, survey, dan literatur. Studi preseden berfungsi untuk mendapatkan analisis
sudah didapatkan dengan pertanyaan 5W+1H.
tampilan bangunan dan bahan material bangunan. Studi observasi dilakukan untuk mendapatkan
analisis tapak yang berupa kebisingan, view, dan iklim. Survey dilakukan untuk mendapatkan analisis
2. TINJAUAN PUSTAKA
peruangan seperti kegiatan ruang. Survey juga dilakukan untuk menentukan analisis tapak seperti
Tinjauan pustaka merupakan tahap kedua yang dilakukan, yaitu mengumpulkan semua data yang
luasan tapak, pencapaian, dan sebagainya. Sedangkan studi literatur digunakan untuk mendapatkan
sudah didapatkan dari identifikasi masalah. Tinjauan pustaka berisi tentang teori dan referensi
analisis struktur bangunan, dan utilitas bangunan.
mengenai asrama mahasiswa, teori pendekatan desain, dan preseden arsitektur. Metode yang digunakan
dalam penulisan tinjauan pustaka berdasarkan sumber literatur yaitu artikel, buku, jurnal, majalah,
6. PENYUSUNAN KONSEP
skripsi, tesis, dan lain-lain. Pada tahap ini membahas mengenai kajian yang menjadi pedoman dalam
Bab ini dilakukan penggabungan dari apa yang telah diperoleh dari proses analisis pada tahap
merancang asrama mahasiswa dan pengumpulan data empirik dilakukan dengan cara observasi, survey,
sebelumnya. Pada tahap ini sudah didapatkan bagaimana desain asrama mahasiswa dalam bahasa
dan wawancara dengan klien. Observasi adalah mencari data dengan mengamati atau mengunjungi
verbal yang belum divisualisasikan, yaitu konsep tapak, konsep peruangan, konsep struktur, konsep
lokasi secara langsung. Survey yang di dalamnya termasuk wawancara adalah mencari data yang
bahan material, konsep tampilan bangunan, dan konsep utilitas bangunan.
terkait langsung dengan bangunan dan berinteraksi langsung dengan klien. Data yang diantaranya
pengguna (user) dan tapak.
B. PERANCANGAN
a. Pengguna
1. TRANSFORMASI DESAIN
Informasi yang perlu diketahui dari pengguna adalah jumlah, usia, aktivitas sehari-hari,
Pada tahap ini dilakukan proses transformasi desain atau perubahan bentuk desain dari yang
profesi, hobi, kendaraan dan kebutuhan ruang.
bahasa verbal ke bentuk yang sudah divisualisasikan menjadi gambar-gambar teknik yang berupa
b. Tapak
gambar tapak, denah, potongan, tampak, dan model 3D. Transformasi desain disusun berdasarkan
Informasi yang perlu diketahui dari tapak adalah letak, luasan, aturan mengenai, potensi,
analisis menjadi sebuah deskripsi skematik. Dalam transformasi desain, dilakukan proses perubahan
batas, kontur, dan lain sebagainya
3. METODE PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
dengan pengembangan desain sehingga menghasilkan gambar desain akhir.
2.
GAMBAR SKEMATIK
Berisi tentang metode perencanaan dan metode perancangan. Pada tahap ini membahas mengenai
Tahap ini merupakan tahap akhir penyajian desain. Gambar skematik berfungsi untuk menyajikan
metode perencanaan dan perancangan yang digunakan mengenai rancangan galeri seni. Metode
hasil desain supaya klien dapat memahami rancangan yang akan dibuat. Selain itu, gambar skematik
penulisan dalam bab ini dengan mendeskripsikan proses yang akan dilalui dalam perencanaan dan
juga berfungsi sebagai gambar untuk mempermudah mencari izin untuk mendirikan bangunan.
perancangan galeri seni.
4. TINJAUAN DATA
Bab tinjauan data menjelaskan tentang data fisik dan non fisik. Data non fisik mendeskripsikan
pengguna dan kegiatan yang berlangsung di asrama mahasiswa. Data fisik meliputi tapak, ruang, struktur,
dan utilitas. Metode penulisan dalam bab tinjauan data adalah berdasarkan hasil observasi, hasil survey,
BAB IV
TINJAUAN KOTA
I.
Tinjauan Kota Surakarta
Surakarta dikenal sebagai kota seni dan budaya denga keunikan tersendiri dan didukung latar belakang
sejarah dan kekayaan budaya yang kuat. Budaya sebagai mata rantai sejarah menjadi salah satu aspek yang
mempengaruhi perkembangan kota menuju modernitas. Perkembangan tersebut tidak hanya terjadi pada
kehidupan masyarakat, tetapi juga pada wujud bangunan yang ada di Surakarta. Namun, perkembangan
perwujudan bangunan di Surakarta tetap memperhatikan simbol budaya untuk menunjukkan ciri khas yang
mencerminkan budaya Surakarta.
Kota Surakarta mempunyai posisi yang strategis karena terletak di antara jalur selatan Jawa dan jalur
Semarang – Madiun sehingga menjadikannya sebagai kota transit. Selain itu Kota Surakarta juga dilalui oleh
jalur kereta api dari utara dan selatan Jawa, dengan didukung sarana stasiun Stasiun Balapan, Stasiun Jebres,
Stasiun Solo Kota, dan Stasiun Purwosari. Fasilitas transportasi umum berupa bus didukung oleh prasarana
berupa Terminal Tirtonadi, Terminal Harjodaksino, Terminal Kartasura dan Terminal Palur. Moda transportasi
udara didukung oleh bandara internasional Adi Soemarmo yang terletak di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten
Boyolali.
Perkembangan sarana dan prasaran di Surakarta terutama dalam bidang pendidikan dapat dikatakan
mengalami kemajuan yang pesat seiring dengan perkembangan teknologi.
Menurut klasifikasi iklim Koppen, kota Surakarta memiliki iklim muson tropis. Seperti kota-kota di
Indonesia pada umunya, bulan Oktober hingga Maret merupakan musim hujan, sedangkan bulan April hingga
September berlangsung musim kemarau. suhu udara sepanjang tahun relatif konsisten, yaitu rata-rata 30
derajat Celcius dengan suhu tertinggi 32,5 derajat Celcius dan terendah 21 derajat Celcius.
Tinjauan data dengan beberapa faktor tersebut di atas yang mendasari pemilihan Kota Surakarta sebagai
lokasi kota yang ideal untuk proyek asrama mahasiswa akan dibangun.
II.
Tinjauan UNS
Kota surakarta terdapat banyak universitas yang berdiri salah satunya adalah universitas sebelas maret.
Universitas Sebelas Maret (disingkat UNS) adalah salah satu universitas negeri di Indonesia yang berada di
Kota Solo. Universitas yang giat membangun ini, menyediakan berbagai paket pendidikan diploma, sarjana,
pascasarjana, dan doktoral.
UNS merupakan universitas muda dengan pertumbuhan yang luar biasa. Dengan berbagai potensi yang
ada, misal seperti dokter bedah kulit dengan reputasi nasional (Fakultas Kedokteran), penemuan starbio dan padi
tahan garam (Fakultas Pertanian), dan beberapa kemajuan yang terjadi di setiap fakultas dan unit-unit kerja
lainnya. UNS juga melakukan langkah maju dalam perkembangan teknologi informasi. Dengan ekspansi
jaringan teknologi informasi yang lebih besar lagi, Pusat Komputer UNS Solo membuat torehan sejarah UNS
dalam buku kemajuan dan perkembangan UNS. Torehan-torehan sejarah yang lebih mengesankan lainnya akan
terjadi seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan universitas ini.
Mahasiswa yang masuk di perguruan tinggi universitas sebelas maret sangatlah banyak dikarenakan saat
ini sudah termasuk kampus dominan sebab rating yang naik sejak tahun 2019 kemarin, oleh sebab itu diperlukan
sebuah hunian atau tempat tinggal maupun kost untuk tempat bersinggahnya mahasiswa mahasiswi serta
membutuhkan tempat yang tepat untuk menampung mahasiswa.
Kami mengambil salah satu tempat sebagai pola bermukim dari mahasiswa yang berada di sekitar wilayah
Kentingan, Jebres, Surakarta, karena pada daerah tersebut terdapat lebih dari satu perguruan tinggi yang tergolong
besar. Dari data populasi mahasiswa yang bermukim di sekitar kampus Kentingan terdapat total 7.743 orang,
dengan persebaran 7.275 orang bermukim di kamar sewa atau kos-kosan, 236 orang bermukim di rumah sewa,
dan 232 orang bermukim di asrama (Wahyuningtyas, 2015). Terlihat dari data diatas maka terjadi penumpukan
pada daerah tersebut oleh karena itu kami memutuskan untuk membangun sebuah asrama yang berguna untuk
menampung lebih banyak mahasiswa UNS yang berkuliah di kampus UNS
III.
Tinjauan Asrama
Asrama memiliki relevansi dengan lembaga pendidikan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan
maupun dengan kota/daerah dimana asrama tersebut berdiri. Asrama mahasiswa UNS merupakan
sebuah bangunan yang mewadahi mahasiswa UNS untuk bertempat tinggal sementara.
Meningkatnya minat mahasiswa dari luar daerah untuk melanjutkan studi di Surakarta mengakibatkan
bertambahnya kebutuhan hunian berupa kos – kosan, rumah sewa, dan sebagainya. Pembangunan tempat
hunian mahasiswa ini semakin menambah kepadatan ruang yang ada. Terdapat 831 kamar sewa, 41 rumah
sewa, dan 1 asrama mahasiswa yang tersebar di kelurahan Jebres dan Pucang Sawit. Rata – rata pembangunan
yang dilakukan para pengembang usaha kos-kosan maupun rumah sewa hanya memperhatikan kuantitas atau
banyaknya kamar dengan luas lahan yang sempit, sehingga pada umumnya menggunakan 100% dari luas lahan
yang ada. Hal ini tentu menimbulkan dampak yang kurang baik bagi lingkungan dan ruang terbuka hijau, serta
berkurangnya jumlah ruang untuk kegiatan komunal.
Peletakkan bangunan secara ideal memperhatikan fungsi jalan, sehingga untuk bangunan denagn tapak
yang relative besar ditempatkan di jalan arteri primer atau sekunder. Selain itu juga diperhatikan peruntukan
lahan, seperti daerah perkantoran, perdagangan, dan pendidikan. Pembagian peruntukan lahan tersebut
mengacu pada Rencana Tata Ruang wilayah (RTRW) Kota Surakarta 2011-2031.
Asrama sebagai salah satu hunian sementara berbentuk rumah susun merupakan sarana yang tepat
sebagai solusi permasalahan kepadatan hunian sementara. Selain sebagai pemenuh kebutuhan hunian,
asrama dapat memepermudah pengawasan orang tua terhadap anak-anaknya. Penyediaan asrama bagi
mahasiswa berguna sebagai sarana penunjang pengembangan dan pembinaan generasi muda dalam menuntut
ilmu di perguruan tinggi. Serta sebagai ajang saling mengenal satu dengan lainnya yang berasal dari daerah
yang berbeda-beda.
BAB IV
TINJAUAN DATA
Jenis Penghuni
DATA NON FISIK
Dari data populasi mahasiswa yang bermukim di sekitar kampus Kentingan terdapat total 7.743
orang, dengan persebaran 7.275 orang bermukim dikamar sewa atau kos-kosan, 236 orang bermukim di
rumah sewa, dan 232 orang bermukim di asrama (Wahyuningtyas, 2015).
Kelurahan
RW
Jebres
Pucang
Sawit
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
1
2
15
TOTAL
Kamar
Sewa
72
39
60
30
32
31
68
61
14
20
54
16
59
123
48
81
20
0
3
831
Jumlah Hunian
Rumah
Asrama
Sewa
Mahasiswa
0
0
2
0
2
0
0
1 (198
2
kamar)
2
2
5
3
12
5
3
3
0
0
0
41
1
Kamar
Sewa
608
296
549
250
268
255
606
421
118
109
12
93
520
1496
437
1036
187
0
14
7275
Jumlah Penghuni
Rumah
Asrama
Sewa
Mahasiswa
0
0
15
0
12
0
0
14
232
12
17
34
18
55
32
12
15
0
0
0
236
232
Tabel 1 Jumlah Hunian Sewa dan Penghuni di Wilayah Kentingan. Sumber : Tugas Akhir Wahyuningtyas PWK, 2015
Terdapat 831 kamar sewa, 41 rumah sewa, dan 1 asrama mahasiswa yang tersebar di kelurahan
Keduanya memiliki jumlah peminat dan penghuni tiap tahunnya yang berbeda beda, dilihat tabel di
bawah berikut :
Kampus
Jumlah rata-rata
peminat Asrama tiap
tahun (2013 – 2017)
Jumlah diterima bermukim
tiap tahun (2013 – 2017)
Jumlah rata – rata
tidak diterima tiap
tahun (2013 – 2017)
UNS
190 mahasiswa
120 mahasiswa
70 mahasiswa
UMS
1500 mahasiswa
270 mahasiswa
460 mahasiswa
JUMLAH
Laki-laki
Perempuan
Persebaran
- Gedung C
Single
Sharing
- Gedung DA
Single
Sharing
- Gedung DB
Single
Sharing
- Total single
- Total sharing
Total penghuni laki-laki
- Gedung DA
Single
Sharing
- Gedung E
Single
Sharing
- Total single
- Total sharing
Total penghuni perempuan
Total
Jumlah
- 109 mahasiswa
39 mahasiswa
70 mahasiswa
- 22 mahasiswa
16 mahasiswa
6 mahasiswa
- 58 mahasiswa
36 mahasiswa
22 mahasiswa
91 mahasiswa
98 mahasiswa
189 mahasiswa
- 6 mahasiswa
4 mahasiswa
2 mahasiswa
- 51 mahasiswa
25 mahasiswa
26 mahasiswa
29 mahasiswa
48 mahasiswa
57 mahasiswa
246 mahasiswa
DATA FISIK
1. Lokasi
Kondisi fisik site :
▪
Berlokasi di Jalan Kartika III, Ngoresan, Jebres, Kota Surakarta Jawa Tengah
▪
Tapak asrama masih berupa tanah dengan bebatuan kecil dan pasir.
▪
Kontur tanah bertingkat dan bergelombang
▪
Orientasi bangunan utara - selatan.
▪
Batas – batas site
-
Utara
Selatan
Barat
Timur
: Indekost
: Rumah warga
: Rumah warga
: Sungai Bengawan Solo
530 mahasiswa
Tabel 2 Jumlah peminat asrama mahasiswa di surakarta
Penghuni asrama dibedakan berdasarkan jenis kelamin, yakni penghuni laki- laki dan penghuni
perempuan. Penghuni laki-laki tersebar di Gedung C, Gedung DA, Gedung DB, dan Gedung E lantai 1
(pada kamar sewa harian). Sedangkan penghuni perempuan berada di Gedung E lantai 2 hingga lantai 5.
Gambar Peta Kota Surakarta
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Peta_Solo.jpg
Kantor Pengelola
- 4,5 m x 3,6 m = 16,2 m2
Gambar 4. 6 Denah Kantor Pengelola
Gambar Peta Asrama
Sumber : google earth
Ruang Makan
Pengelola dan
KM/ WC Pengelola
- 29,3 m2
- 1,3 m x 1 m = 1,3 m2
Gambar 4. 7 Denah Ruang Makan
Pengelola dan Denah Kamar Mandi
Pengelola
Gambar Peta Asrama
Mini Market
- 7,2 m x 4,5 m = 32,4 m2
2. Besaran Ruang
Aspek
Gambar
Tempat Parkir
Gambar 4. 5 Area Parkir
Keterangan dan Permasalahan
Keterangan
Gedung A
- Luas parkir utara 64 m2
- Luas parkir selatan 96 m2
Gedung B
- Luas 64 m2
Gedung C
- Luas parkir timur 96 m2
- Luas parkir barat 96 m2
Gedung D
- Luas 303,75 m2
Permasalahan
- Gedung E tidak memiliki tempat parkir
Gambar 4. 8 Denah Mini Market
Gambar 4.12 Ruang Jemur Gedung DA
Gambar 4. 9 Musholla Gedung C
Gedung A dan Gedung B
Gedung C
- Ukuran 7,8 m x 4,8 m =
Musholla
Ruang Jemur
2
37,44 m
Gedung D
- Ukuran 5,6 m x 4 m
Gambar 4.13 Ruang Jemur Gedung DB
2
Gambar 4. 10 Musholla Gedung D
=22,4 m
Gedung E
- Ukuran 4,5 m x 3,6 m
= 16,2 m
Gedung A
Gedung B
Gedung C
Gedung DA
- Ukuran 4,5 m x 3,5 m = 15,75 m2
Jumlah 4 buah
Gedung DB
- Ukuran 5,5 m x 3,5 m = 19,25 m2
Jumlah 4 buah
Gedung E
Ukuran 4,5 m x 3 m = 13,5 m2
Jumlah 20 buah
2
Gambar 4.14 Ruang Jemur Gedung E
Gambar 4. 11 Musholla Gedung E
Gedung A, B, C, DA dan DB
Gedung E
- Ukuran 1,5 m x 1 m = 1,5
m2 Jumlah 10 buah
Gudang
Gambar 4. 15 Gudang Gedung E
Dapur
Gedung A
Gedung B
Gedung C
- Ukuran 1,5 m x 3 m = 4,5 m
- Jumlah
2
8 buah
Gedung DA
2
- Ukuran 3 m x 2,5 m = 7,5 m
- Jumlah
5 buah
Gedung DB
2
Kantin
- Ukuran 3 m x 2 m = 6 m
Gambar 4. 16 Dapur Gedung C
- Jumlah
4 buah
Gedung E
Gambar 4. 20 Kantin Gedung C
2
- Ukuran 1 m x 1,5 m = 1,5 m
Jumlah 20 buah
Gedung A
Gedung B
Gedung C
- Ukuran 8 m x 4 m = 32 m2
Gedung DA
- Ukuran 16,8 m x 4 m = 67,2 m 2
Gedung DB
Gedung E
-
Gambar 4. 21 Kantin Gedung DA
Gambar 4. 17 Dapur Gedung Da
Gambar 4. 22 Ruang Sala
Gambar 4. 18 Dapur Gedung Db
Gedung C
- Ruang Sala, ukuran 10 m x 4,25 m = 42,5
m2 Gedung D
Ruang Rapat Gambar 4. 23 Ruang Pinus - Ruang Pinus, ukuran 11,2 m x 4 m = 44,8 m2 - Ruang Beringin, ukuran 6 m x 4,2 m = 25,2
m2
Ruang Cemara, ukuran 9 m x 4,5 m = 40,5 m2
Gambar 4. 19 Dapur Gedung E
Gambar 4. 24 Ruang Beringin
Orientasi ke dalam bangunan
Gambar 4. 25 Ruang Cemara
Keterangan
Gambar 4. 26 Denah Kamar Tidur Gedung A
Gambar 4. 27 Denah Kamar Tidur Gedung B
Kamar Tidur
Gambar 4. 28 Denah Kamar Tidur Gedung C
Gambar 4. 29 Denah Kamar Tidur Gedung DA
Gedung A
- Orientasi ke luar bangunan, menghadap ke
arah timur
- Kapasitas 1 orang
- Sarana : ranjang, kasur busa, rak jemur,
lemari, meja, dan kursi
- Fasilitas : kamar mandi, WC, bak cuci
piring, dan balkon
- Ukuran 3,6 m x 3,5 m = 12,6 m2
- Jumlah 48 kamar
Gedung B
- Orientasi ke luar bangunan, menghadap ke
arah barat
- Kapasitas 1 orang
- Sarana : ranjang, kasur busa, rak jemur,
lemari, meja, dan kursi
- Fasilitas : kamar mandi, WC, bak cuci
piring, dan balkon
- Ukuran 3,6 m x 3,5 m = 12,6 m2
- Jumlah 54 kamar
Gedung C
- Orientasi ke dalam bangunan
- Kapasitas 4 orang
- Sarana : ranjang tingkat besi, kasur busa,
rak jemur, lemari, meja, dan kursi
- Fasilitas : balkon
- Ukuran 4,8 m x 3,6 m = 17,28 m2
- Jumlah 96 kamar
- 78 kamar terpakai
- 7 kamar kosong
Gedung DA
- Orientasi ke dalam bangunan
- Kapasitas 4 orang
- Sarana : kasur busa, rak jemur, lemari,
meja, dan kursi
- Fasilitas : balkon
- Ukuran 5,6 m x 4 m = 22,4 m2
- Jumlah 44 kamar
- 22 kamar terpakai
- 14 kamar kosong
Gedung DB
- Orientasi ke dalam bangunan
- Kapasitas 4 orang
- Sarana : kasur busa, rak jemur, lemari, meja,
dan kursi
- Fasilitas : balkon
- Ukuran 5,6 m x 4 m = 22,4 m2
- Jumlah 52 kamar
- 37 kamar terpakai
- 8 kamar kosong
- 22 kamar merupakan Taiwan Center
Gedung E
Gambar 4. 30 Denah Kamar Tidur Gedung DB
Gambar 4. 31 Denah Kamar Tidur
Gedung E
Gambar 4. 32 Denah Kamar Mandi dan WC
Gedung A dan B
Gambar 4. 33 Denah Kamar Mandi dan WC
Gedung C
- Terdapat 2 jenis kamar sewa : kamar sewa
harian dan kamar sewa bulanan
- Kamar sewa harian kapasitas 3 orang
- Kamar sewa bulanan kapasitas 4 orang
- Sarana : kasur busa, rak jemur, lemari, meja,
dan kursi
- Fasilitas : kamar mandi dan WC
- Ukuran 4,5 m x 3,6 m = 16,2 m2
- Jumlah 114 kamar
- 11 kamar harian
- 103 kamar bulanan
- 8 kamar harian kosong
- 33 kamar terpakai
- 55 kamar kosong
Permasalahan
Gedung A dan Gedung B
- Seluruh fasilitas kamar tidur yang
disediakan dalam keadaan rusak
- Pintu mengalami kerusakan
- Kamar tergenang air hujan
Gedung C
- 11 kamar dalam keadaan rusak
- Balkon tidak dapat diakses
Gedung DA
- 8 kamar dalam keadaan rusak
Gedung DB
- 7 kamar dalam keadaan rusak
Gedung E
- 3 kamar harian dalam keadaan rusak
15 kamar dalam keadaan rusak
Gedung A
- Ukurna kamar mandi 1 m x 1,1 m = 1,1 m2
- Jumlah kamar mandi 48 buah
- Ukuran WC 0,85 m X 1 m = 0,85 m2
- Jumlah WC 48 buah
- Kamar Mandi dan WC terletak di dalam
kamar tidur
Gedung B
- Ukuran kamar mandi 1 m x 1,1 m = 1,1 m2
- Jumlah kamar mandi 54 buah
- Ukuran WC 0,85 m X 1 m = 0,85 m2
- Jumlah WC 54 buah
- Kamar Mandi dan WC terletak di dalam
kamar tidur
Gedung C
- Ukuran kamar mandi 1 m x 1,3 m = 1,3 m2
- Jumlah kamar mandi 49 buah
- Ukuran WC 1 m X 1,3 m = 1,3 m2
Kamar Mandi dan WC
Gambar 4. 34 Denah Kamar Mandi Gedung D A
Gambar 4. 35 Denah Kamar Mandi Gedung D B
- Jumlah WC 50 buah
- Kamar Mandi dan WC komunal, terletak di
luar kamar tidur
Gedung DA
- Ukuran kamar mandi 1,5 m x 2 m = 3 m2
- Jumlah kamar mandi 49 buah
- Ukuran WC 1,5 m X 1 m = 1,5 m2
- Jumlah WC 48 buah
- Kamar Mandi dan WC terletak di dalam
kamar tidur
Gedung DB
- Ukuran kamar mandi 1 m x 1,3 m = 1,3 m2
- Jumlah 42 buah
- Ukuran WC 1 m X 1,3 m = 1,3 m2
- Jumlah WC 24 buah
- Kamar Mandi dan WC komunal, terletak di
luar kamar tidur
Gedung E
- Ukuran kamar mandi 1 m x 1,5 m = 1,5 m2
- Jumlah 114 buah
- Ukuran WC 1 m x 1 m = 1 m2
- Jumlah WC 115 buah
- Kamar Mandi dan WC terletak di dalam
kamar tidur
Gambar 4. 36 Denah Kamar Mandi dan WC
Keterangan
Gambar 4. 37 Sirkulasi Gedung A dan Gedung B
Gambar 4. 38 Sirkulasi Gedung C
Gambar 4. 39 Sirkulasi Gedung DA
Sirkulasi
Gambar 4. 40 Sirkulasi Gedung DB
Gedung A
- Jenis sirkulasi horizontal : selasar
- Jenis sirkulasi vertikal : tangga
- Terdapat 3 buah tangga yang terletak di
samping kanan, tengah, dan samping kiri
bangunan
Gedung B
- Jenis sirkulasi horizontal : selasar
- Jenis sirkulasi vertikal : tangga
- Terdapat 3 buah tangga yang terletak di
samping kanan, tengah, dan samping
kiri
bangunan
Gedung C
- Jenis sirkulasi horizontal : koridor
- Jenis sirkulasi vertikal : tangga
- Terdapat 3 buah tangga yang terletak di
samping kanan, tengah, dan samping
kiri
bangunan
Gedung DA
- Jenis sirkulasi horizontal : koridor
- Jenis sirkulasi vertikal : tangga
- Terdapat 2 buah tangga yang terletak di
samping dan tengah bangunan
Gedung DB
- Jenis sirkulasi horizontal : koridor
- Jenis sirkulasi vertikal : tangga
Gedung E
- Jenis sirkulasi horizontal : koridor
- Jenis sirkulasi vertikal : tangga
- Terdapat 3 buah tangga yang terletak di
samping kanan, tengah, dan samping
kiri
bangunan
Permasalahan
Gedung A dan Gedung B
- Tidak terdapat teritisan di atas selasar
Gambar 4. 41 Sirkulasi Gedung E
sehingga lantai tergenang air saat hujan
- Tidak terdapat barrier dan teritisan (pada
tangga yang terletak di bagain utara dan
selatan bangunan), sehingga saat hujan
lantai akan tergenang air
Gedung C
- Tidak terdapat teritisan pada void
menyebabkan koridor-koridor kamar pada
bangunan bagian timur tergenang air saat
hujan tiba
Gedung DA
Gedung DB
- Hanya terdapat satu buah tangga sebagai
sirkulasi vertikal
Gedung E
- Tidak terdapat teritisan pada void
menyebabkan koridor-koridorkamar
tergenang air saat hujan tiba
Download