Uploaded by User52337

MATERI KASUS

advertisement
PSKOLOGIS
1.
2.
3.
4.
Setelah persalinan yang merupakan pengalaman unik yang dialami ibu, masa nifas juga
merupakan salah satu fase yang memerlukan adaptasi psikologis. Ikatan antara ibu dan bayi yang
sudah lama terbentuk sebelum kelahiran akan semakin mendorong wanita untuk menjadi ibu
yang sebenarnya. Inilah pentingnya rawat gabung atau rooming in pada ibu nifas agar ibu dapat
leluasa menumpahkan segala kasih sayang kepada bayinya tidak hanya dari segi fisik seperti
menyusui, mengganti popok saja, tapi juga dari segi psikologis seperti menatap, mencium,
sehingga kasih sayang ibu dapat terus terjaga.
Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi yang harus dijalani. Tanggung jawab
bertambah dengan hadirnya bayi yang baru lahir. Periode masa nifas merupakan waktu dimana
ibu mengalami stres pasca persalinan, terutama pada ibu primipara.
Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas adalah sebagai
berikut :
Fungsi yang mempengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa transisi menjadi orang tua.
Respon dan dukungan dari keluarga dan teman dekat.
Riwayat pengalaman hamil dan melahirkan sebelumnya.
Harapan, keinginan dan aspirasi ibu saat hamil dan juga melahirkan.
Periode ini diekspresikan oleh Reva Rubin yang terjadi pada tiga ta
Gangguan Psikologi Pada Masa Nifas
 Post Partum Blues
Post partum blues sering juga disebut sebagai maternity blues atau baby blues
dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan yang sering tampak dalam minggu
pertama pasca persalinan atau merupakan kesedihan atau kemurungan pascapersalinan, yang
biasanya hanya muncul sementara waktu yakni sekitar 2 hari – 2 minggu sejak kelahiran
bayi. Biasanya disebabkan oleh perubahan perasaan yang dialami ibu saat hamil sehingga sulit
menerima kehadiran bayinya. Perubahan perasaan ini merupakan respon alami terhadap rasa
lelah yang dirasakan. Selain itu, juga karena semua perubahan fisik dan emosional selama
beberapa bulan kehamilan. Gejala-gejalanya sebagai berikut :
1. Cemas tanpa sebab.
2. Reaksi depresi/sedih/ disforia.
3. Menangis tanpa sebab.
4. Tidak sabar.
5. Tidak percaya diri.
6. Sensitif, cepat marah dan mudah tersinggung (iriabilitas).
7. Merasa kurang menyayangi bayinya.
8. Mood mudah berubah, cepat menjadi sedih dan cepat pula gembira.
9. Perasaan terjebak, marah kepada pasangan dan bayinya.
10. Cenderung menyalahkan diri sendiri.
11. Gangguan tidur dan gangguan nafsu makan.
12. Kelelahan.
13. Sangat pelupa.
Faktor-faktor penyebab timbulnya post partum blues adalah sebagai berikut:
1. Faktor hormonal berupa perubahan kadar estrogen progesterone, prolaktin, serta estriol yang
terlalu rendah. Kadar estrogen turun secara tajam setelah melahirkan dan ternyata estrogen
memiliki efek supresi aktifitas enzim non-adrenalin maupun serotin yang berperan dalam
suasana hati dan kejadian depresi.
2. Ketidaknyaman fisik yang dialami sehingga menimbulkan perasaan emosi pada wanita
pasca melahirkan misalnya, rasa sakit akibat luka jahit atau bengkak pada payudara.
3. Ketidakmampuan beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, seperti perubahan
fisik dan emosional yang kompleks.
4. Faktor umur dan paritas (jumlah anak).
5. Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinannya.
6. Latar belakang psikososial wanita tersebut misalnya, tingkat pendidikan, kehamilan yang tidak
diinginkan, status perkawinan, atau riwayat gangguan jiwa pada wanita tersebut.
7. Dukungan yang diberikan dari lingkungan, misalnya dari suami, orang tua dan keluarga.
8. Stres dalam keluarga misalnya, faktor ekonomi memburuk, persoalan dengan suami, problem
dengan mertua atau orang tua.
9. Stres yang dialami oleh wanita itu sendiri misalnya, karena belum bisa menyusui bayinya atau
ASI tidak keluar, frustasi karena bayi tidak mau tidur, rasa bosan terhadap rutinitas barunya.
10. Kelelahan pasca melahirkan.
11. Ketidaksiapan terhadap perubahan peran yang dialami ibu dan adanya rasa cemas terhadap
kemampuan merawat bayi
12. Rasa memiliki bayinya yang terlalu dalam, sehingga timbul rasa takut yang berlebihan akan
kehilangan bayinya.
13. Problem anak setelah kelahiran bayi, kemungkinan timbul rasa cemburu dari anak sebelumnya,
sehingga hal tersebut cukup mengganggu emosional ibu.
Cara Mencegah dan Menangani Gangguan Psikologi Pada Masa Nifas
a.
Pencegahan

Beberapa intervensi berikut dapat membantu seorang wanita terbebas dari ancaman
depresi setelah melahirkan.
Pelajari Diri Sendiri








Pelajari dan mencari informasi mengenai depresi post partum, sehingga ibu dan
keluarga sadar terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka ibu akan segera mendapatkan bantuan
secepatnya.
Tidur dan Makan yang Cukup
Diet nutrisi cukup penting untuk kesehatan, lakukan usaha yang terbaik dengan makan
dan tidur yang cukup. Keduanya penting selama periode post partum dan kehamilan.
Olahraga
Olahraga adalah kunci untuk mengurangi depresi post partum. Lakukan peregangan
selama 15 menit dengan berjalan setiap hari, sehingga membuat ibu merasa lebih baik dan
menguasai emosi berlebihan dalam dirinya.
Hindari Perubahan Hidup Sebelum atau Sesudah Melahirkan
Jika memungkinkan, hindari membuat keputusan besar seperti membeli rumah atau
pindah kerja, sebelum atau setelah melahirkan. Tetaplah hidup secara sederhana dan
menghindari stres, sehingga dapat segera dan lebih mudah menyembuhkan depresi post partum
yang diderita.
Beritahukan Perasaan Ibu
Jangan takut untuk berbicara dan mengekspresikan perasaan yang ibu inginkan dan
butuhkan demi kenyamanan ibu. Jika memiliki masalah dan merasa tidak nyaman terhadap
sesuatu, segera beritahukan kepada pasangan atau orang terdekat.
Dukungan Keluarga dan Orang Lain Diperlukan
Dukungan dari keluarga atau orang yang ibu cintai selama melahirkan sangat diperlukan.
Ceritakan kepada pasangan atau orang tua, atau siapa saja yang bersedia menjadi pendengar yang
baik. Yakinkan diri, bahwa mereka akan selalu berada di sisi ibu setiap mengalami kesulitan.
Persiapkan Diri dengan Baik
Persiapan sebelum melahirkan sangatlah diperlukan. Ikutlah kelas senam hamil yang
sangat membantu serta buku atau artikel lainnya yang ibu perlukan. Kelas senam hamil akan
sangat membantu ibu dalam mengetahui berbagai informasi yang diperlukan, sehingga
nantinya ibu tidak akan terkejut setelah keluar dari kamar bersalin. Jika ibu tahu apa yang
diinginkan, pengalaman traumatis saat melahirkan akan dapat dihindari.
Lakukan Pekerjaan Rumah Tangga
Pekerjaan rumah tangga sedikitnya dapat membantu ibu melupakan gejolak perasaan
yang terjadi selama periode post partum. Kondisi ibu yang belum stabil bisa dicurahkan dengan
memasak atau membersihkan rumah.
Dukungan Emosional
Dukungan emosi dari lingkungan dan juga keluarga akan membantu ibu dalam mengatasi
rasa frustasi yang menjalar. Ceritakan kepada mereka bagaimana perasaan serta perubahan
kehidupan yang ibu alami, sehingga ibu merasa lebih baik setelahnya.

Dukungan Kelompok Depresi Post Partum
Dukungan terbaik datang dari orang-orang yang ikut mengalami dan merasakan hal yang
sama dengan ibu. Carilah informasi mengenai adanya kelompok depresi post partum yang
bisa diikuti, sehingga ibu tidak merasa sendirian menghadapi persoalan ini.
b. Penanganan
Cara untuk menangani gangguan psikologi post partum, antara lain :

Dengan cara pendekatan terapeutik. Ini bertujuan menciptakan hubungan baik antara bidan
dengan pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara :
1) Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi
2) Dapat memahami dirinya
3) Dapat mendukung tindakan konstruktif

Dengan cara peningkatan suport mental/dukungan keluarga kepada ibu dan jangan mengabaikan
ibu bila terlihat sedang sedih agar tidak merasa kehilangan perhatian.

Minta bantuan suami atau keluarga yang lain jika membutuhkan istirahat untuk menghilangkan
kelelahan.

Beritahu suami mengenai
dan pertolongannya.

Menyarankan ibu untuk membuang rasa cemas dan kekhawatiran akan kemampuan merawat
bayi karena semakin sering merawat bayi, ibu akan semakin terampil dan percaya diri.

Menyarankan ibu untuk mencari hiburan dan meluangkan waktu untuk diri sendiri

Menyarankan pada ibu untuk beristirahat dengan baik, berolahraga yang ringan, berbagi cerita
dengan orang lain, bersikap fleksibel, bergabung dengan orang-orang baru.

Respon yang terbaik dalam menangani kasus post partum depression adalah kombinasi antara
psikoterapi, dukungan sosial, dan medikasi seperti anti depresan. Suami dan anggota keluarga
yang lain harus dilibatkan dalam tiap sesi konseling, sehingga dapat dibangun pemahaman dari
orang-orang terdekat ibu terhadap apa yang dirasakan dan dibutuhkannya.

Pada psikosis post partum, penatalaksanaan yang dapat dilakukan yaitu dengan pemberian anti
depresan atau lithium dan perawatan di rumah sakit, serta sebaiknya menyusui dihentikan karena
anti depresan disekresi melalui ASI.
apa
yang
sedang
dirasakan
ibu,
mintalah
dukungan
Download