Uploaded by User50999

RESPIRASI AEROB Elzi Sukaesih 1811050392

advertisement
RESPIRASI AEROB
(Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan)
Di susun oleh :
Nama
: Elzi Sukaesih
Npm
: 1811050392
Kelas
:I
Dosen pengampu
: Aulia Ulmilah, M,Sc
Asistem praktikum
: Tantri Subo Marmanik
LABORATORIUM PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS RADEN INTAN LAMPPUNG
T.A 2019/220
i
LEMBAR PENGESAHAN
Judul praktikum
: Respirasi Aerob
Waktu praktikum
: 12 Maret 2020
Tempat praktikum
: Laboratorium Pendidikan Biologi
Nama praktikan
: Elzi Sukaesih
Npm
: 1811050392
Kelas
:i
Kelompok
:1
Jurusan
: Pendidikan Biologi
Fakultas
: Tarbiyah Dan Keguruan
Bandar Lampung,
April 2020
Mengetahui
Asisten Praktikum
Tantri Subo Marmanik
1711060421
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................................................i
Lembar Pengesahan ...................................................................................................................ii
Daftar Isi ...................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum .........................................................................................................2
Bab II DASAR TEORI...............................................................................................................3
BAB III METODE KERJA
3.1 Alat...............................................................................................................................7
3.2 Bahan ...........................................................................................................................7
3.3 Cara Kerja ....................................................................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil .............................................................................................................................8
4.2 Pembahasan .................................................................................................................8
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................................................12
5.2 Saran ...........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makhluk hidup termasuk didalamnya, baik hewan (makroorganisme dan
mikroorganisme)
dan
tumbuhan
yang
memiliki
aktivitas
tertentu
dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Setiap makhluk hidup memiliki struktur dan
fungsi yang berbeda-beda pada setiap komponen penyusunnya, diantaranya meliputi
sel, jaringan, dan organ. Secara fungsional keseluruhan komponen tersebut memiliki
fungsi masing-masing yang membentuk suatu kesatuan unit kerja tersruktur yang
disebut sistem, dimana pada sistem ini beberapa dari organ akan bekerja sama dan saling
berhubungan. Sistem fungsional yang terdapat di dalam individu makhluk hidup
diantaranya seperti sistem reproduksi, sistem peredaran darah, sistem pencernaan,
sistem eksresi dan sistem respirasi.
Sistem respirasi menjadi penting bagi makhluk hidup karena tanpa adanya
sistem ini makhluk hidup tidak dapat menjalankan aktivitas proses metabolisme. Setiap
aktivitas makhluk hidup membutuhkan energi begitu juga dengan tumbuhan. Respirasi
merupakan proses terjadinya perubahan energi kimia yang tersimpan dalam bentuk
karbohidrat ataupun lemak yang digunakan dalam proses metabolisme. Respirasi pada
tumbuhan dapat dikatakan sebagai suatu proses perombakan zat organik yang telah
tersimpan sebelumnya untuk digunakan kembali guna melaksanakan proses-proses
pada tumbuhan. Setiap sel aktif pada makhluk hidup melakukan respirasi, baik itu pada
sel yang terdapat pada tumbuhan ataupun hewan. Respirasi pada umumnya
digambarkan sebagai proses pernapasan pada makhluk hidup yang membutuhkan
oksigen. Respirasi dapat dilakukan kapan saja oleh makhluk hidup baik pada siang
ataupun malam hari, karena berbeda dengan fotosintesis cahaya bukanlah syarat mutlak
dalam proses respirasi. Beragam faktor yang mempengaruhi tumbuhan dalam
melakukan proses respirasi, seperti benih yang membutuhkan lingkungan yang
mendukung untuk memulai perkecambahan yang diawali dengan suatu proses respirasi.
Respirasi tidak selalu melibatkan oksigen sebagai komponen utama pada proses
pemecahan energi yang tersimpan. Terdapat dua macam respirasi berdasarkan
1
keterlibatan oksigen di dalamnya. Tumbuhan juga memanfaatkan oksigen dalam
bernafas dengan menghirupnya melalui stomata, dari sini oksigen akan berperan pada
proses respirasi aerob. Respirasi aerob merupakan respirasi yang membutuhkan oksigen
pada prosesnya, sedangkan respirasi anaerob tidak memerlukan oksigen atau disebut
juga sebagai fermentasi. Respirasi pelepasan energi kimia mencakup pada proses-proses
dengan tahapan pertama oksidasi, perombakan molekul dan diakhiri dengan transfer
energi.
Pembakaran dan respirasi termasuk pada proses pelepasan energi potensial yang
memiliki perbedaan. Pembakaran berlangsung seacara tidak terkontrol sehingga antar
molekul terpecah, menyeluruh sehingga molekulnya terbakar secara keseluruhan,
energi yang dihasilkan berbentuk panas dan menyala. Respirasi berlangsung secara
terkontrol, terjadi secara pelan-pelan, hasil dari proses tersebut dalam bentuk ATP yang
dipecah apabila saat diperlukaan saja.
Oleh karena itu dilakukannya praktikum ini dilatar belakangi bahwa proses
respirasi yang membutuhkan CO2 dan menghasilkan O2 pada kecambah tanaman
kacang hijau.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum yang dilaksankan ini adalah sebagai berikut :
1. Memahami proses respirasi aerob dengan menggunakan respirometer sederhana
2
BAB II
DASAR TEORI
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai
kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu
proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi di bagian daun satu tumbuhan
yang memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan
sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari
tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang
berada di dalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena kloropil hanya akan
berfungsi bila ada cahaya matahari Respirasi adalah proses metabolis pada tumbuhan yang
menghasilkan energi. Proses ini meliputi pemecahan senyawa kompleks seperti asam-asam
organik, gula (glukosa), asam lemak (gliserol), dan asam amino menjadi molekul yang lebih
sederhana. Senyawa kompleks yang dihasilkan dari fotosintesis berupa glukosa (C6H12O6)
akan dirombak pada saat proses respirasi yang nantinya akan menjadi senyawa sederhana..
Selain itu, kadar oksigen di udara akan menipis seiring bertambahnya karbondioksida. Hal
tersebut menunjukkan bahwa kandungan oksigen berkurang di udara disebabkan oleh pengaruh
suhu yang semakin tinggi1.
Fotosintesis juga terjadi proses metabolisme lain yang disebut respirasi. Respirasi
merupakan proses katabolisme atau penguraian senyawa organik menjadi senyawa
anorganik. Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik yang terjadi didalam sel dan
berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Dalam respirasi aerob diperlukan oksigen dan
dihasilkan karbondioksida serta energi. Sedangkan dalam respirasi anaerob dimana oksigen
tidak atau kurang tersedia dan dihasilkan senyawa selain karbondiokasida, seperti alkohol,
asetaldehida atau asam asetat dan sedikit energi.
Bahan organik yang dioksidasi adalah glukosa (C6 H12O6) maka persamaan reaksi dapat
dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 + 6 O2
6 CO2 + 6H2O + Energi
Tergantung pada bahan yang digunakan, maka jumlah mol CO2 yang dilepaskan dan jumlah
mol O2 yang diperlukan tidak selalu sama. Diketahui nilai RQ untuk karbohidrat = 1, protein < 1
1
Champbell, N.A,dkk. 2002. Biologi. Edisi lima Jilid satu. Erlangga: Jakarta halaman 302
3
(= 0,8 – 0,9), lemak <1 (= 0,7) dan asam organik > 1 (1,33). Nilai RQ ini tergantung pada bahan
atau subtrat untuk respirasi dan sempuran tidaknya proses respirasi dan kondisi lainnya2
Respirasi pada dasarnya membutuhkan oksigen sebagai bahan perombak molekul.
Berdasarkan keberadaan oksigen di udara, ada 2 cara respirasi pada tumbuhan yaitu respirasi
anaerob dan respirasi aerob. Respirasi aerob merupakan suatu reaksi yang membutuhkan
oksigen dan nantinya menghasilkan suatu energi yang tersimpan dalam bentuk kimia atau ATP.
Respirasi anaerob adalah respirasi yang tidak membutuhkan oksigen dalam perombakannya.
Proses respirasi aerob lebih banyak menghasilkan energi dibandingkan dengan respirasi
anaerob karena pengaruh konsentrasi oksigen yang memiliki peran sebagai perombak glukosa
secara alami.
Energi yang dilepaskan dari glukosa dalam proses respirasi melalui serangkaian reaksi
kimia. Selama proses respirasi terdapat beberapa energi yang hilang. Energi panas tereduksi
yang digunakan oleh tanaman untuk proses pertumbuhan dan perkembangan. Bahan utama
dalam melakukan proses respirasi ialah glukosa. Respirasi yang terjadi pada tumbuhan
melibatkan oksidasi aerobik pada gula. Energi yang didapat dari respirasi pada mitokondria
dilepaskan kedalam sitoplasma. Energi yang diperoleh dalam 1 mol glukosa sebesar kurang
lebih 673 kalori3
Proses respirasi apabila terjadi peningkatan suhu maka akan mempercepat laju respirasi
dan laju penggunaan oksigen akan meningkat pula. Kekurangan oksigen pada perkecambahan
menyebabkan energi yang digunakan berkurang. Suhu semakin tinggi maka laju respirasi
semakin meningkat, karena penurunan defisit tekanan uap air dari udara yang hangat dan suhu
daun yang tinggi. Perubahan suhu dan kelembapan berpengaruh dalam mengontrol laju
respirasi. Kondisi lingkungan berupa suhu maupun kelembaban yang baik dapat menunjang
proses respirasi yang sempurna. Respirasi yang baik akan memberikan hasil produksi (CO2,
H2O, dan energi) dalam keadaan optimal .
Laju respirasi pada tanaman bersifat fluktuasi atau tidak tetap dari waktu ke waktu.
Kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi respirasi diantaranya kadar
oksigen di udara, suhu, kadar karbondioksida, intensitas cahaya, dan zat-zat kimia. Reaksi pada
proses respirasi ialah reaksi biokimia. Peningkatan suhu akan meningkatkan laju respirasi
sebesar dua kali lipat. Cahaya menjadi faktor penting dalam proses respirasi. Meningkatkan
2
3
Sallisbury,frank B. 1990. Fisiologi Tumbuhan. Penerbit ITB Bandung: Bandung halaman 45
Darmawan, J dan J. Baharsjah. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Fisiologi Tanaman. Jakarta: SITC. Halaman 78
4
laju fotosintesis dapat menghasilkan persedian makanan yang meningkat. Kondisi ini dapat
menyebabkan laju respirasi meningkat pula.
Pengetahuan mengenai laju respirasi sangatlah berguna dalam penanganan pasca panen.
Produk pertanian yang memiliki laju respirasi cepat akan memiliki daya simpan yang relatif
pendek. Perbedaan laju respirasi setiap produk baik buah ataupun sayur disebabkan adanya
perbedaan antara fungsi botanis dari jaringan buah tersebut. Aktivitas respirasi dengan
menggunakan bahan oksigen pada proses respirasi memiliki hasil yang berbeda-beda. Semakin
banyak oksigen yang digunakan, maka proses respirasi semakin aktif .
Buah yang disimpan pada suhu rendah dapat menekan laju respirasi dan metabolisme,
percepatan pematangan dan pelunakan, menunda masa penuaan, mencegah perubahan warna
dan tekstur, menstabilkan kadar air pada buah, dan menurunkan aktivitas mikroorganisme
penyebab kerusakan. Pemberian lapisan lilin pada permukaan buah berguna untuk
mmemperhambat proses pematangan buah dan menjaga agar tidak terjadi kerusakan pada
permukaan buah. Buah tersebut akan mengalami proses respirasi anaerob karena lapisan lilin
yang terlalu tebal menutupi stomata buah sehingga dapat memperhambat proses pertukaran
CO2 dan O2 .
Aktivitas respirasi, Pengukuran respirasi dilakukan terhadap 100 g tanah. Sampel tanah
yang mendapat perlakuan dilembabkan dengan aquades (Gluc.0) dan larutan glukosa (Gluc.1),
masing-masing diinkubasi selama 24 jam sebelum dilakukan pengamatan. Untuk pembanding
digunakan tanah kering (kontrol). Data yang ditera meliputi ppm CO2, suhu (0C), dan
kelembaban (% humidity/RH) lingkungannya (Gambar 1). Data diukur dengan interval 5 menit
selama 30 menit, sebanyak enam kali pengukuran yang dilakukan secara menerus untuk setiap
sampel dengan perlakuannya masing-masing4.
Kualitas tanah dasar tambak merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan budidaya
udang. Oleh karena itu pengelolaan tanah menjadi bagian yang mutlak harus dilakukan.
Pengelolaan tanah tambak yang biasa dilakukan oleh para petani meliputi pengeringan,
pembalikan tanah, pemberian kapur, pemberian pupuk dan beberapa penerapan pemberian
bakteri pengurai. Semuanya dilakukan dengan tujuan untuk
Kualitas tanah dasar tambak merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan budidaya
udang. Oleh karena itu pengelolaan tanah menjadi bagian yang mutlak harus dilakukan.
4
Maman Rahmansyah dan Suliasih,” Karakter Respirasi Dan Mineralisasi Karbon Organik Pada Sampel Tanah Dikoleksi Dari Pulau
Bangka” Jurnal Ilmu-ilmu Hayati, Volume 15 Nomor 1, April 2016 halaman 29
5
Pengelolaan tanah tambak yang biasa dilakukan oleh para petani meliputi pengeringan,
pembalikan tanah, pemberian kapur, pemberian pupuk dan beberapa penerapan pemberian
bakteri pengurai. Semuanya dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan laju respirasi tanah
tambak. Meningkatnya laju respirasi berarti pula meningkatnya laju dekomposisi bahan organik
yang terakumulasi di tanah dasar tambak. Respirasi adalah proses metabolisme yang
menghasilkan produk sisa berupa CO2 dan H2O dan pelepasan energi (Notohadiprawiro,
1998). Metabolisme ini merupakan proses dekomposisi bahan organik yang secara umum
mengindikasikan kegiatan mikroorganisme, dengan tujuan menyediakan karbon yang
merupakan sumber utama bagi pembentukan material-material baru5.
Respirasi dapat dijadikan sebagai indikator aktivitas mikroorganisme tanah .Menurut
Jenkinson dan Ladd dalam Djajakirana , biomassa mikroorganisme tanah (C-mik) merupakan
bagian hidup dari bahan organik tanah seperti bakteri, fungi, algae, dan protozoa, di luar akarakar tanaman dan fauna tanah yang berukuran lebih besar dari amuba. C-mik dapat digunakan
sebagai indikator kesuburan tanah, karena hanya tanah yang memiliki kondisi sifat yang
mendukung
perkembangan
dan
aktivitas
mikroorganisme
tanah
yang
populasi
mikroorganismenya tinggi. Tanah yang banyak mengandung berbagai macam mikroorganisme
dapat dikatakan bahwa tanah tersebut adalah tanah yang baik sifat biologi, fisik dan kimianya6.
Peningkatan respirasi dan kapasitas AOP yang terdapat pada tanaman dingin akan
melindungi terhadap spesies oksigen reaktif (ROS) yang ada di mitokondria dan photodamage
pada kloroplas. Pengonsumsian yang berlebihan akan mereduktan melalui jaringan transpor
elektroda negatif pada alternatif mitokondria.
Pengajaran terhadap materi enzim dan metabolisme sel khususnya submateri
fotosintesis dan respirasi terdapat dalam Kompetensi Dasar 4.2 yang berbunyi “Melaksanakan
percobaan dan menyusun laporan hasil percobaan tentang cara kerja enzim, fotosintesis,
respirasi anaerob secara tertulis dengan berbagai media”. Salah satu upaya agar mencapai
kompetensi dasar ini seharusnya dilakukan pembelajaran berbasis pendekatan saintifik yang
dipadukan dengan keterampilan proses terintegrasi7.
5
Ria Azizah T. N.*, Subagyo, dan Eti Rosanti, “Pengaruh Kadar Air Terhadap Laju Respirasi Tanah Tambak pada Penggunaan Katul Padi
Sebagai Priming Agent” Jurnal ILMU KELAUTAN. Vol. 12 (2) :. April 2007 halaman 67-68
6
Sahel Renegade Saragih1, Dermiyati2, Ainin Niswati2, dan Irwan Sukri Banuwa 2,” Pengaruh Arah Guludan Dan Pemberian Pupuk
Organonitrofos Terhadap Respirasi Dan Biomassa Karbon Mikroorganisme (C-Mik) Tanah Selama Fase Vegetatif Tanaman Ubi Kayu
(Manihot Esculenta Crantz)” Jurnal Agrotek Tropika. Vol. 8, No. 1:, Januari 2020. Halaman 95-96
7
Ainur Rohmah” Keefektifan Lks Berbasis Pendekatan Saintifik Pada Submateri Fotosintesis Dan Respirasi Untuk Melatihkan
Keterampilan Proses Terintegrasi” Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Vol. 5 No.3 September 2016 Halaman 308
6
BAB III
METODE KERJA
Kami telah melakukan praktikum yang berjudul Respirasi Aerob pada tanggal 12 Maret
2020 di Laboratorium Biologi Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung. Adapun alat,
bahan serta cara kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum respirasi aerob ini adalah respirometer
sederhana dan pipet tetes .
3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum respirasi aerob ini adalah kecambah
kacang hijau, kecambah kedelai, larutan KOH 10% dan vaselin.
3.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja yang harus dilakukan dalam praktikum respirasi aerob ini adalah
sebagai berikut. Siapkan sebuah respirometer sederhana yang terdiri atas ruang respirasi yang
berhubungan dengan pipa berskala. Leher dan sumbat ruang respirasi yang masing-masing
memiliki satu lubang, dengan adanya maka diatur hubungan ruang respirasi dengan atmosfer.
Masukkan kecambah kacang hijau sebanyak 2 gr kedalam ruang respirasi dan sambal diputar
sampai kedualubang berhadapan, sehingga udara dalam ruangan respirasi pada kedap terhadap
atmosfer, gunakan vaselin untuk menyumbat bagian sambungan yang longgar . isi pipa berskala
dengan KOH 10% secukupnya melalui ujung dengan pipet, usahakan pada saat pengukiuran
batas larutan KOH da pada skala tertentu yang anda bias tandai. Biarkan larutan KOH bergerak
menuju kecambah dan catat Panjang pergeserannya setelah selang waktu 5 menit. Lakukan 3
kali pengukuran lalu olah datanya sehingga diperoleh rata-rata permenit. Ulangi prosedur kerja
1 sampai 5 untuk uji pada kecambah kedelai.
7
BAB IV
HASIL AND PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Kecambah
Kacang hijau
Waktu
Skala (ml)
5 menit pertama
0,30
I
5 menit kedua
0,64
(lebih sedikit)
5 menit ketiga
0.95
Kacang hijau
5 menit pertama
0.22
I
5 menit kedua
0,43
(lebih banyak)
5 menit ketiga
0,64
4.2 Pembahasan
Dari hasil yang sudah didapatkan maka akan dibahas sebagai berikut. Biji dan tanaman
baru dapat melakukan respirasi layaknya makhluk hidup lain. Respirometer merupakan alat
untuk mengamati proses respirasi pada biji kecambah. Pengamatan yang telah dilakukan
dengan menggunakan alat respirometer yaitu kecambah kacang hijau. Ujung penutup tabung di
olesi menggunakan vaseline. selanjutnya yaitu memasukkan kacang hijau yang telah di imbibisi
terlebih dahulu, maka langkah selanjutnya yaitu ujung pada tabung di tutup lalu diberikan KOH
10% dengan takaran titik nol. Langkah awal telah dilakukan maka langkah selanjutnya yaitu
menunggu KOH 10% yang di suntikkan ke dalam respirometer selama 5 menit. Perubahan
yang terjadi selama selang waktu 5 menit tersebut yaitu tinta tersebut akan bergerak ke bawah
dan tinta akan menjauhi titik nol atau titik awal. Sehingga diperoleh data bahwasannya pada
respirometer yang berisisi kacang hijau lebih sedikit akan mengalami respirasi yang cepat
dengan dilihat dari perubahan skalanya yaitu pada 5 menit pertama 0.30 ml, pada skala 5 menit
kedua yaitu 0,64 ml dan terakhir pada skala 5 menit ketiga yaitu 0,95. Sedangakan pada
respirometer yang berisis kacang hijau lebih banyak mengalami proses respirasi yang lambat
dapat dilihat dari data hasil pengamatan bahwa pada 5 menit pertama pada skala 0,22 ml, pada
5 menit kedua pada skala 0,43 dan terakhir pada skala 5 menit ketiga yaitu 0,64.
8
Pada tumbuhan tingkat tinggi, respirasi terjadi pada seluruh bagian tubuhnya, yaitu akar,
batang dan daun. Di daun, oksigen masuk secara difusi melalui stomata. Selanjutnya oksigen
masuk menuju jaringan pagar dan jaringan spons. Oksigen digunakan oleh sel untuk
pernapasan. Tujuan pernapasan adalah untuk mendapatkan energi. Saat terjadi proses
fotosistensis pada pagi dan sore hari, oksigen yang dihasilkan akan diperoleh dari jaringan pagar
dan jaringan spons untuk proses pernapasan sel. Sedangkan karbondioksida yang dikeluarkan
saat pernapasan digunakan untuk proses fotosintesis. Sebagian hasil fotosintesis dan
karbondioksida sisa pernapasan akan dikeluarkan juga dari daun nelalui stomata. Pada malam
hari, tumbuhan hanya melakukan pernapasan. Dalam hal ini tumbuhan memerlukan oksigen
dan mengeluarkan karbondioksida
Menurut Salisbury, tahun 1995 dalam Dosenbiologi.com, (2015), faktor- faktor yang
memengaruhi respirasi antara lain suhu, jenis dan jumlah substrat, kelembaban, dan jumlah
oksigen. Laju respirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut :
1. Suhu Suhu sangat mempengaruhi laju respirasi terkait faktor Q10, semakin tinggi
suhu maka lajur respirasi akan semakin tinggi. Namun hal ini juga tergantung dari
masing masing spesies untuk peningkatan laju respirasinya.
2. Jenis dan Jumlah Substrat Substrat dalam tanaman merupakan bahan penting dalam
proses respirasi. Jika kandungan substrat rendah maka laju respirasi juga akan rendah
dan sebaliknya.
3. Kelembaban Semakin rendah tingkat kelembabannya maka laju respirasi semakin
pelan dan sebaliknya semakin tinggi kelembaban maka laju respirasi juga semakin
tinggi.
4. Jumlah Oksigen Ketersediaan oksigen juga mempengaruhi laju respirasi. Namun
ketersediaan oksigen di udara umumnya lebih banyak dibandingkan yang dibutuhkan
oleh tanaman dalam berespirasi. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak
banyak mempengaruhi laju respirasi tumbuhan.
5. Tipe dan Usia Tumbuhan Masing masing tumbuhan memiliki perbedaan
metabolisme. Proses metabolisme dan respirasi berbanding lurus. Pada tumbuhan
yang masih muda laju respirasi tinggi karena laju metabolismenya juga tinggi dalam
masa pertumbuhan. Sedangkan pada tumbuhan yang tua laju respirasinya lebih
rendah.
9
Respirasi terdiri dari beberapa tahapan yaitu, tahapan glikolisis, siklus krebs, dan rantai
transpor elektron. Tahapan glikolisis merupakan suatu reaksi pemecahan molekul glukosa (C6)
menjadi asam piruvat (C3) yang secara langsung dilakukan dalam sitoplasma secara anaerob,
menghasilkan suatu energi yang berupa 2 molekul ATP. Proses awal yaitu masuknya glukosa
dalam sel melalui protein yang terdapat pada membran sel secara spesifik, kemudian setelah
glukosa masuk ke dalam sel sitoplasma, akan mengalami suatu proses yang disebut dengan
glikolisis. Pada glikolisis gula akan dirubah dalam bentuk heksosa yaitu glukosa.
Mekanisme secara umum yang beralih antara mode respirasi katabolik dan anabolik,
serta sarana umum yang digunakan untuk mengendalikan status pada karbon, energi dan redoks
sel. Pengangkutan aktif ion pada mineral yang digunakan ke dalam tanaman adalah suatu proses
intensif energi yang didukung oleh respirasi pada tanaman. Respirasi tanaman dapat pula dibagi
ke dalam proses pertumbuhan sebagai pendukung, yang dapat mendukung proses perawatan
serta pengangkutan ion secara khusus. Proses pengangkutan tersebut bersifat dinamis dan
bervariasi, sebab ATP cenderung pada kedinamisan dan bervariasi.
Proses respirasi sebagai substrat sumber energi dapat menurunkan total asam pada saat
penyimpanan yang dikarenakan penggunaan suatu asam-asam organic yang terdapat pada
tanaman. Penurunan total tersebut dikarenakan dalam proses respirasi, gula terurai menjadi
asam piruvat yang daoat menghasilkan CO2 dan H2O. Akibat yang ditimbulkan oleh
penggunaan asam-asam organik tersebut adalah jumlah asam organik dapat menurun yang
menyebabkan nilai dari asam juga menurun. Laju respirasi dapat menahan penggunaan asamasam organik sehingga dapat ditekan untuk mempertahankan total asam pada tanaman selama
dalam proses penyimpanan.
Ditinjau dari kebutuhannya akan oksigen, respirasi dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu :
A.
Respirasi Aerobik (aerob)
Respirasi aerob yaitu respirasi yang menggunakan oksigen oksigen bebas untuk
mendapatkan energi. Persamaan reaksi proses respirasi aerob secara sederhana dapat
dituliskan:
C6H12O6 + 6H2O ---> 6H2O + 6CO2 + 675 kal
Dalam kenyataan reaksi yang terjadi tidak sesederhana itu. Banyak tahapan yang
terjadi dari awal hingga terbentuknya energi. Reaksi-reaksi itu dapat dibedakan menjadi
3 tahapan yaitu glikolosis, siklus krebs dan transport elektron.
10
Respirasi aerob dan fotosintesis dapat didukung dengan adanya penggenangan
sebagai salah satu strategi untuk penghindaran (escape strategy) terhadap penggenangan
untuk membantuk dalam kebutuhan oksigen dan karbondioksida. Pada saat tanaman
kekurangan oksigen (keadaan hipoksia), maka akar adventif akan terbentuk sebagai
upaya untuk mencari tekanan oksigen yang tinngi. Akar tersebut akan mengurangi
pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh adanya genangan dengan memperluas area
perakaran di udara dan meningkatkan respirasi aerob serta mengoksidasi rizosfer
B.
Respirasi Anaerobik (Anaerob)
Respirasi anaerobik adalah reaksi pemecahan karbohidrat untuk mendapatkan
energi tanpa menggunakan oksigen. Respirasi anaerobik menggunakan senyawa tertentu
misalnya asam fosfoenol piruvat atau asetal dehida, sehingga pengikat hidrogen dan
membentuk asam laktat atau alcohol. Respirasi anaerobik terjadi pada jaringan yang
kekurangan oksigen, akan tumbuhan yang terendam air, biji – biji yang kulit tebal yang
sulit ditembus oksigen, sel – sel ragi dan bakteri anaerobik. Bahan baku respirasi
anaerobik pada peragian adalah glukosa. Selain glukosa, bahan baku seperti fruktosa,
galaktosa dan malosa juga dapat diubah menjadi alkohol. Hasil akhirnya adalah alcohol,
karbon dioksida dan energi. Glukosa tidak terurai lengkap menjadi air dan
karbondioksida, energi yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan respirasi aerobik.
Reaksinya :
C6H12O6
ragi
2C2H5OH + 2CO2 ∆G⁰= 21Kal
Dari persamaan reaksi tersebut terlihat bahwa oksigen tidak diperlukan. Bahkan
bakteri anaerobik seperti klostidrium tetani (penyebab tetanus) tidak dapat hidup jika
berhubungan dengan udara bebas. Infeksi tetanus dapat terjadi jika luka tertutup
sehingga member kemungkinan bakteri tambah subur.
Peningkatan respirasi dan kapasitas AOP yang terdapat pada tanaman dingin
akan melindungi terhadap spesies oksigen reaktif (ROS) yang ada di mitokondria dan
photodamage pada kloroplas. Pengonsumsian yang berlebihan akan mereduktan melalui
jaringan transpor elektroda negatif pada alternatif mitokondria. Peningkatan respirasi
mitokondria terutama yang didukung oleh jalur oksidatif sitokrom (COP).
11
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum respirasi aerob ini adalah
1. Respirasi aerob yaitu respirasi yang menggunakan oksigen oksigen bebas untuk
mendapatkan energi. Dengan menggunakan respirometer sederhana dapat
melihatlaju reasi respirasi denganadanya perubahan skala.
5.2 Saran
Praktikum yang telah dilakukan berlangsung secara baik dan sesuai prosedur yang ada
,akan tetapi praktikum sendiri memiliki kelebihan waktu yang tidak sesuai dengan yang ada
pada prosedur. Akan lebih baik apabila manejemen waktu dapat diperhatikan sehhingga
praktikum mampu berjalan tepat waktu sesuai dengan yang ditentukan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Azizah ,Ria T. N.*, Subagyo, dan Eti Rosanti, “Pengaruh Kadar Air Terhadap Laju Respirasi
Tanah Tambak pada Penggunaan Katul Padi Sebagai Priming Agent” Jurnal ILMU
KELAUTAN. Vol. 12 (2) : 67 – 72. April 2007
Champbell, N.A,dkk. 2002. Biologi. Edisi lima Jilid satu. Erlangga: Jakarta
Darmawan, J dan J. Baharsjah. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Fisiologi Tanaman. Jakarta: SITC.
Rahmansyah ,Maman dan Suliasih,” Karakter Respirasi Dan Mineralisasi Karbon Organik
Pada Sampel Tanah Dikoleksi Dari Pulau Bangka” Jurnal Ilmu-ilmu Hayati,
Volume 15 Nomor 1, April 2016
Renegade ,Sahel Saragih1, Dermiyati2, Ainin Niswati2, dan Irwan Sukri Banuwa 2,” Pengaruh
Arah Guludan Dan Pemberian Pupuk Organonitrofos Terhadap Respirasi Dan
Biomassa Karbon Mikroorganisme (C-Mik) Tanah Selama Fase Vegetatif
Tanaman Ubi Kayu (Manihot Esculenta Crantz)” Jurnal Agrotek Tropika. Vol. 8,
No. 1: 95 - 109, Januari 2020.
Rohmah ,Ainur” Keefektifan Lks Berbasis Pendekatan Saintifik Pada Submateri Fotosintesis
Dan Respirasi Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Terintegrasi” Jurnal Ilmiah
Pendidikan Biologi, Vol. 5 No.3 September 2016 Halaman 308
Salisbury, Frank B & Cleon W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid Satu Sel: Air, Larutan,
Dan Permukaan Edisi Keempat. Bandung: ITB
13
L
A
M
P
I
R
A
N
14
Referensi Buku Dan Jurnal
15
Dokumentasi
16
Download