JAWABAN PROJECT BASED LEARNING (PBL) PERKULIAHAN PAI Nama : Daffa’ Rizal Dzulfaqaar Alauddin Offering : Offering C22/ FMIPA/ Biologi NIM : 190342621260 1. Gambarkan secara ringkas tradisi ilmiah (sains) yang berkembang di dunia Islam di era kejayaannya! Jawab : Perlu diketahui bahwa tradisi ilmiah merupakan segala sesuatu yang terkait dengan kegiatan ilmiah yang sudah biasa dilakukan dan dikerjakan secara terus menerus, sehingga menjadi budaya yang membedakan antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Dalam sejarah Islam, tradisi ilmiah terlihat dalam bentuk kegiatan-kegiatan ilmiah yang telah dilakukan umat Islam pada masa keemasan dahulu, seperti: memburu dan menghimpun manuskrip, menerjemahkan manuskripmanuskrip tersebut dengan seksama ke dalam bahasa Arab, memberi komentar terhadap karya yang telah diterjemahkan tersebut, menulis karya orisinal, menyalin dan mendistribusikan buku, rihlah dan khalwat, diskusi ilmiah dan seminar, tradisi kritik, dan eksperimen atau penelitian. (Mulyadhi Kartanegara, 2006: 8) Selain kegiatan tersebut, mendirikan lembaga pendidikan dan mengembangkannya juga termasuk bagian dari tradisi ilmiah. Pada masa kejayaan Islam, masyarakat Arab Islam benar-benar menjadi rujukan bagi perkembangan keilmuan dunia. Para pecinta ilmu pengetahuan dari berbagai penjuru Eropa Barat seperti Itali, Perancis, Swiss, Jerman, dan kepulauan Inggris berdatangan ke Andalusia. Mereka datang untuk mendalami ilmu pengetahuan dan budaya Arab Islam untuk kemudian menyebarkannya ke berbagai penjuru di Eropa. Di Eropa terdapat lembagalembaga terjemahan yang menerjemahkan khazanah pemikiran dan keilmuan Arab Islam, diantaranya yang terdapat di Universitas Qordova yang berpusat di masjid Qordova, sekolah Thulaitulah (Toledo), dan sekolah Salerno (Jaudah, 2007: 17-23). Pada saat itu, banyak sekali ilmuan muslim yang menjadi pelopor perkembangan ilmu pengetahuan di banyak bidang seperti matematika, geometri, astronomi, fisika, kimia, kedokteran, IPA, farmasi, geografi, pelayaran, bahasa, sastra, dan lain sebagainya. Jaudah (2007) mengklasifikasi ada seratus empat puluh tujuh ilmuan terkemuka dalam sejarah Islam. 2. Faktor-faktor apa saja yang menghalangi terjadinya revolusi ilmu pengetahuan di dunia Islam, padahal dunia Islam memiliki warisan sains yang demikian berharga? Jawab : Kemunduran sains Islam sesungguhnya banyak dipengaruhi faktor internal dan faktor eksternal. Secara eksternal, dua invasi yang berdampak permusuhan telah dilakukan terhadap dunia Muslim. Kedua invasi ini adalah invasi bangsa Mongolia dikenal sangat biadab dan penjarahan pasukan Salib Konstantinopel Byzantium pada tahun 1204 M. Gerombolan bangsa Mongolia ini menyerang Timur Tengah dan menguasainya selama setengah abad (1218-1268) M). Selama periode ini mereka tidak hanya menakut-nakuti dan meneror masyarakat tapi juga terlibat aktif dalam menghancurkan struktur-struktur penting yang merupakan hasil sains yang agung. Budaya perusakan bangsa Mongolia sangat besar dan mencakup perusakan kota dan tempat-tempat pendidikan, pembantaian guru dan ilmuwan serta berusaha melenyapkan para ilmuwan. seperti halnya bangsa Mongolia, kaum Salib juga menjarah kota-kota Muslim, membunuh dan meneror penduduknya kemudian mengganggu ketenangan tempat-tempat yang kondusif bagi perkembangan sains. Sedangkan dari sisi internal, yang paling rasional atas kemandegan sains di dunia Muslim adalah tentang tiadanya upaya institusionalisasi lembaga pendidikan secara terorganisir Semenjak awal, filosofi dan ilmuwan sains Muslim sangat independen tanpa bantuan yang memadai dari khalifah atau Sultan. Sebagaimana contoh Konstruksi khalifah Ma’mun di Bayt al Hikmah sekitar tahun 200 H/ 815 M, di mana terdapat perpustakaan dan observatorium yang merupakan permulaan yang baik bagi perkembangan sains tetapi sayang tidak dilanjutkan oleh khalifah berikutnya. Jadi menurut saya, kegagalan revolusi sains dalam Muslim secara internal lebih disebabkan oleh metode atau organisasi daripada aspek teologi. 3. Faktor-faktor apa sajakah yang menfasilitasi terjadinya revolusi ilmu pengetahuan di Eropa Barat, padahal sebelumnya mereka hidup di abad kegelapan (dark ages)? Jawab : Faktor pertama dan utama yang membantu perkembangan sains di Eropa adalah hasil jiplakan dari peradaban Islam. Hasil jiplakan itu merupakan ketetapan teoriteori sains yang berujud sebagai paradigma dasar dalam perkembangan sains di Eropa dan titik puncaknya dari semua itu adalah revolusi sains sekitar abad 17. Jadi, penerjemahan sains dan filsafat Yunani Arab natural ke dalam bahasa Latin merupakan syarat awal yang mutlak diperlukan dalam upaya kemunculan tradisi keilmuan di Eropa. Setelah mewarisi paradigma keilmuan dasar dari orang Muslim, orang Barat kemudian membekali dirinya dengan ilmu yang dengan segala cara bertransformasi agar siap menyambut revolusi sains. Proses terpenting dari transformasi keilmuan ini adalah institusionalisasi. Orang Eropa lantas membentuk institusi universitas. Aktivitas inilah yang menjadi fondasi sains modern sejak abad pertengahan hingga sekarang ini. Di lembaga pendidikan, dapat dilihat bagaimana ilmu sains dan filsafat itu diatur dengan rapi dan baik. Di luar faktor-faktor utama di atas, secara umum kondisi di Barat mendukung aktifitas keilmuan, diantara yang terpenting ialah suasana damai di Eropa menjelang abad 17 M. Pada umumnya adanya stabilitas sosial dan politik juga berarti pula adanya stabilitas mental, dan tanpa itu semua maka kemajuan intelektual tidak akan terwujud. Eropa Barat tidak pernah mengalami teror seperti yang dilakukan bangsa Mongol dan pasukan Salib terhadap dunia Muslim.