1
Fungsi
Fungsi disebut juga pemetaan. Notasi fungsi f : A B
himpunan A ke himpunan B”.
dibaca “f memetakan
Definisi:
Diberikan dua himpunan tidak kosong A dan B. Fungsi f : A B adalah relasi antara
himpunan A dan B, di mana setiap elemen di A berelasi dengan tepat sebuah elemen
di B.
Himpunan A disebut daerah asal, domain, atau himpunan prapeta; dan himpunan B
disebut daerah hasil, ko-domain, atau himpunan peta.
Jika x A , maka peta dari x dinotasikan sebagai f (x) . Sebaliknya, jika f ( x) y ,
maka prapeta dari y adalah x.
Representasi fungsi
Fungsi f : A B dapat direpresentasikan dalam berbagai cara. Di antaranya:
Secara diagram
sebagai himpunan pasangan terurut {( x, f ( x)) | x A} . Contoh: f={(1,2), (2,4),
(3,9), (4,16)}
Secara grafik:
f(x)
x
Dalam bentuk formula. Contoh: f ( x) x 2
Contoh fungsi:
A adalah himpunan mahasiswa di sebuah kelas perkuliahan, dan B adalah himpunan
kursi pada kelas tersebut. Setiap mahasiswa duduk tepat di sebuah kursi. Dalam hal
ini, relasi “duduk di”, yang merelasikan himpunan A dengan himpunan B adalah
sebuah fungsi.
<ilustrasi>
Relasi dari N ke N di mana setiap bilangan bulat dipetakan pada kuadrat bilangan
tersebut, adalah sebuah fungsi. Dalam notasi matematis ditulis f : N N di mana
f ( x) x 2 .
(c) 2017 Ahmad Sabri, Universitas Gunadarma
2
Dalam perkuliahan ini, fungsi yang dipelajari adalah fungsi yang didefinisikan pada
himpunan bilangan riil atau subhimpunannya.
Beberapa himpunan bilangan:
ℝ: himpunan bilangan riil (semua bilangan yang terdapat pada garis bilangan)
ℚ: himpunan bilangan rasional (bilangan yang dapat dinyatakan sebagai pembagian 2
bilangan bulat)
ℤ={…,-2,-1,0,1,2,…} (himpunan bilangan bulat/integer)
ℕ={1,2,3,…} (himpunan bilangan asli/natural)
Perhatikan bahwa ℕ⊂ℤ⊂ℚ⊂ℝ
1. Fungsi berdasarkan sifat relasinya
Ditinjau dari sifat relasinya, fungsi dikategorikan menjadi:
1. Fungsi injektif (satu-satu/one-one)
2. Fungsi surjektif (pada/onto)
3. Bijektif (satu-satu pada/one-one onto)
4. Tidak termasuk salah satu di atas
1.1. Fungsi injektif
Diberikan fungsi f:A→B. Fungsi f adalah injektif jika untuk sebarang x1,x2ϵA, maka
berlaku f(x1)≠f(x2).
Pada fungsi injektif, sebarang dua elemen yang berbeda memiliki peta yang berbeda.
Contoh:
Fungsi f : N R di mana
3
f ( x) 3 x
adalah injektif karena jika x1 x2
maka
x1 x2
3
1.2. Fungsi surjektif
Diberikan fungsi f : A B . Fungsi f adalah surjektif jika untuk sebarang y B ,
maka terdapat x A sehingga f ( x) y .
Pada fungsi surjektif, setiap elemen pada ko-domain memiliki prapeta pada domain.
Contoh:
Fungsi f : R R0 di mana f ( x) x 2 karena setiap bilangan riil non negatif
memiliki akar bilangan riil. Perhatikan bahwa f tidak injektif karena x dan -x memiliki
peta sama, contohnya f (2) f (2) 4 .
Q: Apakah fungsi f : N R , f ( x) 3 x adalah surjektif?
1.3 Fungsi bijektif
Adalah fungsi yang injektif dan surjektif. Pada fungsi bijektif, semua elemen pada
domain memiliki peta yang berbeda, dan semua elemen pada ko-domain memiliki
prapeta yang berbeda.
Contoh:
(c) 2017 Ahmad Sabri, Universitas Gunadarma
3
Fungsi f : R R di mana f ( x) x 2 adalah fungsi bijektif.
1.4. Fungsi yang tidak injektif dan tidak surjektif
Contoh: Fungsi f : Z R0 , f ( x) x 2 adalah tidak injektif dan tidak surjektif. Tidak
injektif karena terdapat elemen-elemen berbeda dengan peta yang sama, contoh
f ( 2) f ( 2) 4 . Tidak surjektif karena bilangan pecahan ataupun irasional pada
ko-domain tidak memiliki prapeta (tidak ada kuadrat bilangan bulat menghasilkan
bilangan pecahan).
2. Beberapa fungsi riil dengan karakteristik tertentu
Fungsi konstanta: f ( x) k , di mana k R .
Fungsi identitas: f ( x) x .
Fungsi genap: f ( x) f ( x) untuk semua x pada domain.
Fungsi ganjil: f ( x) f ( x) untuk semua x pada domain.
Fungsi periodik. f (x) disebut fungsi periodik dengan periode T > 0, jika untuk
setiap x pada domain berlaku f ( x T ) f ( x) , di mana T adalah konstanta
terkecil yang memenuhi. Contoh: f ( x) sin x adalah periodik dengan periode
T 2 , karena sin x sin( x 2 ) .
Fungsi terbatas:
f (x) disebut fungsi terbatas di atas pada suatu interval a x b bila terdapat
konstanta M sedemikian sehingga f ( x) M untuk setiap x pada interval
tersebut. Contoh: f ( x) x 2 2 x adalah fungsi terbatas di atas, karena
f ( x) 1 untuk semua x R . Fungsi f ( x) x 2 dibatasi di atas oleh 7
pada interval 0 x 5 .
f (x) disebut fungsi terbatas di bawah pada suatu interval a x b bila
terdapat konstanta m sedemikian sehingga f ( x) m untuk setiap x pada
interval tersebut. Contoh: f ( x) x 2 4 x dibatasi di bawah oleh -4, karena
f ( x ) 4 untuk semua x R . Fungsi f ( x) x 2 dibatasi di bawah oleh
2 pada interval 0 x 5 .
Fungsi monoton:
f (x) disebut fungsi monoton naik lemah pada suatu interval a x b jika
untuk setiap x1 , x2 pada interval tersebut berlaku f ( x1 ) f ( x2 ) . (Untuk
fungsi monoton naik kuat berlaku f ( x1 ) f ( x2 ) ).
f (x) disebut fungsi monoton turun lemah pada suatu interval a x b jika
untuk setiap x1 , x2 pada interval tersebut berlaku f ( x1 ) f ( x2 ) . (Untuk
fungsi monoton turun kuat berlaku f ( x1 ) f ( x2 ) ).
(c) 2017 Ahmad Sabri, Universitas Gunadarma