PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN QUANTUM LEARNING Hana Fitri Hutami 09210122 [email protected] Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Hutami, Hana Fitri. 2013. Penelitian ini berjudul “Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Quantum Learning Pada Siswa Kelas X”.Judul ini diambil berdasarkan masalah yang melatarbelakangi oleh anggapan bahwa rata-rata siswa tidak begitu paham atau mengerti terhadap materi pembelajaran menulis puisi. Berdasarkan judul tersebut penulis merumuskan beberapa masalah yang dikaji dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1). Adakah perbedaan kemampuan siswa kelas X dalam menulis puisi dengan menggunakan Quantum Learning? 2). Apakah Quantum Learning efektif digunakan dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas X? 3). Apakah ada peningkatan sebelum dan sesudah menggunakan Quantum Learning pada siswa kelas X dalam pembelajaran menulis puisi? Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1). Perbedaan kemampuan siswa kelas X dalam pembelajaran menulis puisi setelah menggunakan Quantum Learning. 2). Keefektifan pemebelajaran menulis puisi dengan menggunakan Quantum Learning pada siswa kelas X. 3). Peningkatan kemampuan siswa kelas X dalam pembelajaran menulis puisi sebelum dan sesudah mengggunakan Quantum Learning. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian tersebut maka peneliti menarik hipotesis sebagai berikut: 1). Terdapat perbedaan kemampuan pada siswa kelas X setelah menggunakan Quantum Learning dalam pembelajaran menulis puisi. 2). Quantum Learning efektif digunakan dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas X. 3). Terdapat perbedaan kemampuan pada siswa kelas X dalam pembelajaran menulia puisi sebelum dan sesudah menggunakan Quantum Learning. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, serta menggunakan teknik penelitian Studi Pustaka, Tes dan Angket. Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes menuli puisi bertema “Alam” sebelum dan sesudah menggunakan Quantum Learning. Hasil pengolahan data dan pembahasan menunjukkan bahwa pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan Quantum Learning menjadi lebih baik. Hal ini terbukti dari hasil nilai tes rata-rata tes awal (pretes) yang diperoleh dalam pembelajaran menulis puisi sebelum menggunakan Quantum Learning yaitu 51,57 %, sedangkan perolehan hasil nilai tes ratarata tes akhir (postes) setelah menggunakan Quantum Learning yaitu 74,43 %. Dari hasil analisis angket menunjukkan bahwa dengan menggunakan Quantum Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam keterampilan menulis khususnya pada pembelajaran menulis puisi. Jadi, pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan Quantum Learning dapat meningkatkan hasil belajar yang baik dan lebih efektif. Kata Kunci : Puisi, Quantum Learning PENDAHULUAN Sastra merupakan kata serapan dari bahasa sangsakerta yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman. Sastra dibuat dari nilai keindahan yang dimiliki oleh manusia. Dapat diartikan sastra sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa. Ilmu sastra menunjukkan keistimewaan, barangkali juga keanehan yang mungkin tidak dilihat pada banyak cabang ilmu pengetahuan lain: yaitu objek utama penelitiannya tidak tentu, malah tidak karuan (Teuuw,1984:21) Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Ada juga istilah studi sastra. Studi sastra dapat diartikan sebagai cabang ilmu atau ilmu yang mempelajari sastra. Kalau kita berbicara tentang sastra secara koheren, fungsi dan sifatnya tidak dapat dipisahkan. Fungsi puisi sesuai dengan sifat-sifatnya: setiap benda atau jenis benda berfungsi paling tepat dan efisien sebagai dirinya sendiri. Fungsi kedua baru diperoleh jika fungsi utamanya habis (Renne & Austin,1989:3). Poerwadarminta (dalam Situmorang,1983:10), mengatakan puisi ialah karangan kesusastraan yang berbentuk sajak, syair, pantun. Puisi indonesia adalah suatu bentuk puisi yang baru yang sebelumnya tidak dikenal dalam tradisi puisi indonesia asli (Esten,2007:1). Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kaluai mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Tarigan,2008:22). Menulis adalah salah satu jenis keterampilan berbahasa yang dimiliki dan digunakan oleh manusia sebagi alat komunikasi tidak langsung antara mereka (Syamsuddin,2011:1). Sesuai dengan pemaparan masalah, maka penulis menawarkan metode pembelajaran Quantum Learning untuk pembelajaran menulis puisi di kelas X. Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Agar penelitian tidak semakin meluas, perlu adanya batasan masalah. Maka penulis akan membatasi masalah yang ada di dalam penelitian ini yaitu menggunakan Quantum Learning menciptakan konsep motivasi, langkah-langkah menumbuhkan minat dan belajar aktif yang digunakan untuk pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas X. KAJIAN TEORI DAN METODE A. Kajian Teori 1. Quantum Learning Quantum Learning adalah gabungan yang sangat seimbang antara bekerja dan bermain, antara rangsangan internal dan eksternal, dan antara waktu yang dihabiskan di dalam zona aman anda berada dan melangkahlah keluar dari tempat itu. (Deporter dan Hernacki,2000:86). Quantum Learning menciptakan motivasi, langkah-langkah menumbuhkan minat dan belajar aktif bagi siswa. Penggunaan Quantum Learning Penggunaan Quantum Learning dalam pembelajaran dapat berdasarkan kerangka rancangan belajar Quantum Learning itu sendiri yang dikenal TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, ulangi, dan rayakan). a. Tumbuhkan Tumbuhkan minat dengan memuaskan “apakah manfaatnya bagiku (Ambak) dan manfaat kehidupan belajar”. b. Alami Ciptakan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar. c. Namai Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, sebuah masukan. d. Demonstrasikan Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk menunjukan bahwa mereka tahu. e. Ulangi Tunjukan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan “aku tahu bahwa aku memang tahu ini”. f. Rayakan Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan. Quantum Learning dalam proses pembelajaran mempunyai empat aspek diantaranya: Suasana, landasan, lingkungan dan rancangan. 1. Suasana kelas mencangkup bahasa yang dipilih oleh guru, cara menjalin simpati dengan siswa dan sikap guru terhadap sekolah serta belajar, suasana yang penuh dengan kegembiraan membawa kegembiraan pula dama belajar. 2. Landasan adalah kerangka kerja: tujuan keyakinan, kesepakatan, kebijakan, prosedur dan aturan bersama yang memberi guru dan siswa sebuah pedoman untuk bekerja dalam komunitas belajar. 3. Lingkungan adalah cara guru menata ruang kelas: pencahayaan, warna, pengaturan meja dan kursi, tanaman, musik dan semua hal yang mendukung. 4. Rancangan adalah penciptaan terarah unsu-unsur penting yang dapat menumbuhkan minat siswa, mendalami makna dan memperbaiki proses tukar-menukar informasi. (Deporter dan Hernacki,2000;15). Iringan Musik sangat penting untuk lingkungan Quantum Learning karena musik sebenarnya berhubungan dan mempengaruhi kondisi fisiologis anda. Relaksasi yang diiringi dengan musik membuat pikiran selalu siap dan mampu berkonsentrasi. Musik akan membangkitkan reaksi otak kanan yang intuitif dan kreatif sehingga masukannya dapat dipadukan dengan keseluruhan proses. (Deporter dan Hernacki,2000:72-74) Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan Quantum Learning : Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan Quantum Learning sebagai berikut : 1. Bangun suasana yang dapat memberikan efek rileks pada siswa dengan memperdengarkan musik lembut. 2. Perkenalkan sebuah contoh puisi. 3. Jelaskan mengenai aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menulis puisi (diksi, rima, gaya bahasa, nada, suasana, tema dan unsur imaji). 4. Menentukan tema yang akan digunakan dalam menulis puisi. 5. Menentukan judul sesuai dengan tema puisi. 6. Mengembangkan tema tersebut dengan menggunakan kata atau kalimat yang tepat. 7. Memilih kata-kata (diksi) yang sesuai dengan tema puisi. 8. Mampu menggunakan majas agar puisi yang dihasilkan lebih puitis. 9. Kenalkan siswa pada pemilihan kata yang mengandung unsur imaji yang dapat memperindah kata dalam puisi yang akan mereka tulis. 10. Bangun kepercayaan diri dan sikap antusiasme siswa untuk menuliskan sebuah puisi sederhana berdasarkan tulisan-tulisan hasil temuan mereka. 11. Berikan siswa sugesti bahwa mereka bisa jika mereka berfikir bahwa mereka bisa. 12. Beri siswa kesempatan untuk membacakan puisi hasil karya di depan kelas. 13. Bacakan kembali puisi tersebut dan berikan penilaian. 14. Rayakan keberhasilan siswa dalam menuliskan puisi dengan memberikan penghargaan, agar dapat meningkatkan semangat dan antusiasme siswa. 2. Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang guru atau pendidik untuk membelajarkan siswa yang belajar (Ruhimat,2009:120). 3. Menulis Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Tarigan,2008:22). 4. Puisi Puisi indonesia adalah suatu bentuk puisi yang baru yang sebelumnya tidak dikenal dalam tradisi puisi indonesia asli (Esten,2007;1). 5. Kurikulum Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang dibunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus. Tinjauan Kurikulum Meninjau dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, maka dijelaskan bahwa kedudukan pebelajaran menulis puisi dalam KTSP berada di kelas X semester 1, dengan : 1. Standar Kompetensi Menulis 8. Mengungkapkan Pikiran dan Perasaan Melalui Kegiatan Menulis Puisi. 2. Kompetensi Dasar 8.2 Menulis Puisi Baru dengan Memperhatikan Bait, Irama dan Rima. 3. Indikator 1. Mengidentifikasi Puisi Baru Berdasarkan Bait, Irama dan Rima. 2. Menulis Puisi Baru dengan Memperhatikan Bait, Irama dan Rima. 3. Menyunting Puisi Baru yang Dibuat Teman. Alokasi waktu yang diberikan dalam pembelajaran menulis puisi baru yaitu 2X45 menit. Melihat uraian tersebut maka terlihat bahwa menulis puisi baru memiliki peran yang penting dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). B. Metode Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. (Arikunto,2010:203). Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data sebanyakbanyaknya mengenai faktor-faktor yang merupakan pendukung terhadap kualitas belajar mengajar, diantaranya: guru, alat-alat pelajaran, kurikulum, metode mengajar dan siswa sendiri, kemudian menganalisis faktor-faktor tersebut untuk dicari peranannya (Arikunto,2010:151). Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Penelitian Deskriptif merupakan penelitian paling sederhana, dibandingkan dengan penelitian-penelitian yang lain, karena dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek atau wilayah yang diteliti. (Arikunto,2010:3). Teknik Pengumpulan Data Teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dalam usaha memperoleh data yaitu sebagi berikut : 1. Studi Pustaka Sebelum melakukan penelitian, penulis mengumpulkan buku acuan yang diperlukan kemudian mengambil teori dan informasi yang dapat dijadikan referensi untuk melaksanakan penelitian secara terencana. 2. Angket atau Kuesioner Menurut Arikunto (2010:268) angket merupakan metode atau instrumen untuk mengumpulkan data. 3. Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. (Arikunto,2010:193). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Penilaian yang paling tepat untuk mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar adalah dengan mengadakan evaluasi. Dari analisis ini akan diketahui rata-rata dari hasil tes awal dan tes akhir. Hasil perhitungan perbandingan kedua rata-rata tersebut akan dilihat berhasil atau tidaknya penulis dalam mengerjakan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan Quantum Learning pada siswa kelas X. Sehubungan dengan kegiatan tersebut, maka pengumpulan datanya berupa hasil menulis puisi. Penulis dalam hal ini melakukan kegiatan belajar mengajar tentang menulis puisi khususnya puisi yang berkenaan dengan alam. 1. Mean Tes Awal (Pretes) pembelajaran menulis puisi adalah 51,57 % dan untuk Mean Tes akhir (Postes) pembelajaran menulis puisi adalah 74,43 %. 2. Perbedaan atau selisih kedua mean tersebut adalah 800. 3. Peningkatan Pembelajaran menulis puisi adalah 22,86 %. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, penulis mengemukakan beberapa simpulan, yaitu sebagai berikut : 1. Pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan Quantum Learning efektif di gunakan di kelas X. 2. Penerapan Quantum Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas X dalam pembelajaran menulis puisi khususnya pada kelas X. Hal ini terlihat dari hasil nilai tes ratarata siswa pada pembelajaran menulis puisi sebelum menggunakan Quantum Learning yakni, 1805 atau 51,57 % dan hasil nilai tes ratarata siswa pada pembelajaran menulis puisi setelah menggunakan Quantum Learning yakni, 2605 atau 74,43 % . Berdasarkan hasil analisis menunjukkan adanya peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi, terlihat dari adanya perbedaan perolehan nilai rata-rata pretes yaitu 1805 atau 51,57 % dan nilai postes menjadi 2605 atau 74,43 %. Dari perolehan nilai tersebut membuktikan adanya peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi sebelum dan sesudah menggunakan Quantum Learning. Dengan demikian bahwa dengan menggunakan Quantum Learning efektif di terapkan dalam meningkatkan kemampuan siswa kelas X pada pembelajaran menulis puisi. Dari hasil analisis angket menunjukkan bahwa dengan menggunakan Quantum Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam keterampilan menulis khususnya pada pembelajaran menulis puisi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. DePorter, Bobbi & Mike Hernacki. 2000. Quantum Learning. Bandung: Kaifa. Esten, Mursal. 2007. Memahami Puisi. Bandung: Angkasa. Renne Wellek & Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraaan. Jakarta: PT Gramedia. Ruhimat, Toto. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Tim Edukatif UPI. Situmorang. 1983. Teori Apresiasi Bentuk dan Struktur.Flores: Medan. Susilana, Rudi. 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: UPI TIM Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. Syamsuddin. 2011. Dari Ide, Bacaan, Simakan Menuju Menulis Efektif. Bandung: Geger Suten. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagi Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Teeuw. 1980. Sastra Baru Indonesia. Flores: Nusa Indah.