Uploaded by User48971

RIEVIEW JURNAL METOPEN

advertisement
NAMA PENULIS
JUDUL ARTIKEL
SUMBER(NAMA,JURNAL/TAHUN/VOLUME/NO/HAL)
ABSTRAK
Waluya Winarja
The effect of Organizational Commitment
and Job Pressure to Job Performance
through the Job Satisfaction in Employees
Directorate transformation Technology
Communication and Information
Indonesia
International Journal of
Business and Applied Social
Science (IJBASS)
Vol -4 februari 2018
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh komitmen organisasi dan Tekanan
Kerja terhadap Kinerja Kerja secara parsial
menentukan pengaruh komitmen organisasi
terhadap kinerja karyawan melalui variabel
kepuasan kerja dan mengetahui pengaruh stres
kerja terhadap kinerja kerja melalui kepuasan
kerja. Studi ini dilakukan pada karyawan
Direktorat transportasi dan komunikasi dan
teknologi informasi. Teknik pengambilan sampel
menggunakan sampel jenuh yang melibatkan 83
orang. Analisis data menggunakan analisis jalur.
Hasil penelitian ini variabel komitmen organisasi
dan stres kerja mempengaruhi kinerja karyawan
secara simultan variabel memengaruhi
komitmen organisasi terhadap Kinerja Kerja
secara parsial. Variable Job Pressure
mempengaruhi kinerja karyawan secara parsial.
Variabel kepuasan mempengaruhi kinerja
karyawan dalam komitmen organisasi terhadap
Kinerja Kerja parsial. Pengaruhnya adalah 0,558.
Pengaruh komitmen organisasi terhadap
Prestasi Kerja melalui Kepuasan adalah
0,390X0,485 = 0,189. Dalam hal ini, efek
langsung lebih besar daripada efek tidak
langsung yang variabel kepuasan sebagai
variabel intervening. Efek langsung dari stres
kerja pada Prestasi Kerja adalah 0,365.
Sedangkan Job Pressure berpengaruh terhadap
Prestasi Kerja melalui kepuasan kerja adalah
0,252X0,485 = 0,122. Dalam hal ini, efek
langsung lebih besar daripada efek tidak
langsung yang variabel kepuasan sebagai
variabel intervening.
DASAR TEORITIS/KONSEP YANG DIGUNAKAN
VARIABEL PENELITIAN
Menurut Simamora (2003: 45) kinerja adalah
"ukuran keberhasilan organisasi dalam
mencapai misinya." Sedangkan Shadily (1992:
425), mengatakan kinerja atau kinerja adalah
"pencapaian atau hasil yang bermanfaat."
Kumorotomo (1996) memberikan batasan pada
konsep kinerja organisasi publik setidaknya
terkait erat dengan
efisiensi, efektivitas, keadilan, dan daya tanggap.
"
Ini berarti bahwa kinerja adalah tindakan yang
dapat dilihat, diamati dan dimungkinkan untuk
mencapai hal-hal yang diharapkan (tujuan).
Kinerja juga dapat dikatakan sebagai kombinasi
dari kemampuan, upaya, dan peluang yang bisa
dinilai dari pekerjaan yang diperoleh selama
periode waktu tertentu.
Untuk menentukan ukuran kinerja penilaian
kinerja organisasi. Penilaian kinerja adalah
proses mengevaluasi seberapa baik karyawan
melakukan pekerjaan mereka bila dibandingkan
dengan standar dan kemudian komunikasikan
informasi ini kepada karyawan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa karyawan adalah orang yang
bekerja di suatu tempat yang secara resmi,
memiliki data pribadi dan memiliki kekuatan
hukum, Tempat kerja yang dimaksud adalah
organisasi, lembaga, atau entitas lain yang
terkait dengan karyawan.
X1=organization commitment
X2=job preassure
X3=job satisfaction
Y=job performance
MODEL PENELITIAN
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis
eksplanatori. Ini berarti bahwa setiap variabel
yang disajikan dalam hipotesis akan diamati
dengan menguji hubungan sebab akibat dari
HASIL PENELITIAN
variabel independen pada variabel dependen.
"Hubungan antar variabel dapat digambarkan
dalam bentuk diagram dari analisis jalur (analisis
jalur)
Komitmen dan pekerjaan Organisasi Variabel
stres mempengaruhi kinerja karyawan secara
bersamaan. Nilai F hitung sebesar 23,649 dan
signifikansi 0,05. Nilai ini kurang dari 0,05. Nilai
R squared sebesar 37,2% berarti bahwa
komitmen organisasi dan stres kerja
mempengaruhi Kinerja Pekerjaan adalah 37,2%
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh persamaan.
Variabel komitmen organisasi mempengaruhi
kinerja karyawan secara parsial. Nilai T 6,053.
Nilai signifikan 0,00. Nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05. Nilai kuadrat R sebesar 0,311. Ini
berarti bahwa pengaruh variabel Prestasi Kerja
organisasi terhadap komitmen sebesar 31,1%
dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak dimasukkan dalam model persamaan.
Variable Job Pressure mempengaruhi kinerja
karyawan secara parsial. Nilai T sebesar 2,957.
Nilai signifikan 0,00. Nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05. Nilai kuadrat R sebesar 0,097. Ini
berarti pengaruh variabel stres kerja terhadap
9,7% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak termasuk dalam persamaan model.
Variabel kepuasan mempengaruhi kinerja
karyawan secara parsial. Nilai T 4,986. Nilai
signifikan 0,00. Nilai signifikansi lebih kecil dari
0,05. Nilai kuadrat R sebesar 0,235. Ini berarti
bahwa pengaruh kepuasan karyawan adalah
23,5% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak termasuk dalam model persamaan.
Referensi
Pengaruh komitmen organisasi terhadap Kinerja
Kerja adalah 0,558. Pengaruh komitmen
organisasi terhadap Prestasi Kerja melalui
Kepuasan adalah 0,390X0,485 = 0,189. Dalam
hal ini, efek langsung lebih besar daripada efek
tidak langsung yang variabel kepuasan sebagai
variabel intervening.
USULAN BAGI PENELITIAN MENDATANG(FUTURE
STUDY)
Efek langsung dari stres kerja pada Prestasi Kerja
adalah 0,365. Sedangkan Job Pressure
berpengaruh terhadap Prestasi Kerja melalui
kepuasan kerja adalah 0,252X0,485 = 0,122.
Dalam hal ini, efek langsung lebih besar
daripada efek tidak langsung yang variabel
kepuasan sebagai variabel intervening.
Komitmen organisasi untuk dipertimbangkan
dalam mengembangkan Prestasi Kerja.
Komitmen dapat ditingkatkan dengan
memperhatikan unsur-unsur itu
memperkuat komitmen yang efektif, komitmen
normatif, komitmen berkelanjutan, dan
komitmen. Afektif
komitmen dapat ditingkatkan dengan
menyadari kehadiran karyawan di organisasi
yang merupakan bagian dari organisasi.
Komitmen berkelanjutan dapat dibuat dengan
meningkatkan keinginan karyawan untuk tetap
berada di organisasi dan komitmen normatif
untuk menyadari bahwa setiap karyawan harus
mempertahankan organisasinya.
Selain itu organisasi manajemen perlu
memperhatikan Tekanan Pekerjaan karyawan.
Tekanan Pekerjaan perlu ditinjau kembali.
Tekanan kerja yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan karyawan merasa stres di tempat
kerja tetapi juga dampak dari dampak karyawan
pada ketidaksiapan karyawan dalam
menyelesaikan pekerjaan. Pekerjaan
penyelesainnya menjadi sangat lambat.
Kepuasan kerja juga perlu ditingkatkan.
Kepuasan akan terjadi jika semua karyawan
dituntut. Namun, organisasi juga perlu
mempertimbangkan kemampuan organisasi
untuk memenuhi keinginan para karyawan ini.
NAMA PENULIS
JUDUL ARTIKEL
Murgianto1, Siti Sulasmi2, Suhermin3.
THE EFFECTS OF COMMITMENT,
COMPETENCE, WORK SATISFACTION
ON MOTIVATION, AND PERFORMANCE
OF EMPLOYEES AT INTEGRATED
SERVICE OFFICE OF EAST JAVA
SUMBER(NAMA,JURNAL/TAHUN/VOLUME/NO/HAL) International Journal of Advanced Research
(2016), Volume 3, Issue -378-396
ABSTRAK
Sebelum reformasi, kinerja karyawan di Badan /
Kantor Layanan Lisensi di Indonesia masih
terasa lamban, berbelit-belit dan tidak ada
kepastian biaya dan berapa lama durasi layanan
dapat diselesaikan. Orang pasca reformasi
membutuhkan kinerja pegawai yang harus
ditingkatkan, kemudian dibentuk Badan
Layanan / Kantor secara terintegrasi oleh
Pemerintah Indonesia melalui Keputusan
Presiden Nomor 27 Tahun 2009.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji
pengaruh komitmen, kompetensi, motivasi dan
kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan.
Metode yang digunakan adalah survei dengan
populasi pegawai di 7 kabupaten Provinsi Jawa
Timur, Indonesia berjumlah 250 responden.
Sampel diambil dari 154 responden secara acak.
Metode analisis data menggunakan Equation
Structural Modeling (SEM) dengan Amos Versi
20.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah
diterapkan layanan terpadu satu pintu telah
meningkatkan kinerja karyawan karena oleh
motivasi kerja sebagian memediasi pengaruh
kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan.
Variabel dominan dalam mempengaruhi
motivasi kerja karyawan adalah komitmen,
selanjutnya kompetensi dan kepuasan kerja.
Variabel yang dominan dalam mempengaruhi
kinerja karyawan adalah motivasi, setelah itu
kepuasan, komitmen, dan kompetensi. Variabel
yang dominan dalam mempengaruhi kinerja
karyawan adalah motivasi, kemudian kepuasan,
komitmen, dan kompetensi.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa
komitmen, kompetensi, dan kepuasan kerja
masing-masing berpengaruh signifikan
terhadap motivasi kerja karyawan yang bekerja
di Kantor Pelayanan Terpadu Jawa Timur.
Komitmen, kompetensi, dan kepuasan kerja
masing-masing juga memiliki pengaruh
DASAR TEORITIS/KONSEP YANG DIGUNAKAN
signifikan terhadap kinerja karyawan di Kantor
Layanan Terpadu di Jawa Timur, menerima
kebenaran. Sementara itu, motivasi kerja
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan pada Kantor Layanan Terpadu di
Provinsi Jawa Timur.
Studi ini menyarankan bahwa komitmen
mempengaruhi motivasi (Meyer et al., 1991),
komitmen mempengaruhi kinerja (Zajac, 1990),
kompetensi mempengaruhi motivasi (Boyatzis,
1982), kompetensi mempengaruhi kinerja
(Malcolm, 1995), kepuasan kerja
mempengaruhi motivasi (Meyer et al., 1991),
kepuasan kerja mempengaruhi kinerja
(Montmarquette, 2004), motivasi kerja
mempengaruhi kinerja (Ryan, 2008).
Secara teoritis kepuasan kerja mempengaruhi
motivasi kerja, tetapi dalam studi
Vandenabelee (2009) tidak menemukan efek
apa pun. Oleh karena itu, penelitian ini menguji
ulang teori tersebut. Secara teoritis kepuasan
kerja akan mempengaruhi motivasi, tetapi
penelitian Babakus (1996), Rob van der Kruijs
(2011), Castaing (2006) tidak menemukan efek
antara kepuasan kerja dan kinerja. Dari
berbagai hasil pengujian penelitian
sebelumnya, kesenjangan penelitian
menunjukkan masih ada ketidaksepakatan
dengan komitmen komitmen terhadap motivasi
kerja, pengaruh kepuasan kerja terhadap
motivasi kerja, pengaruh komitmen terhadap
kinerja dan pengaruh kepuasan kerja terhadap
kinerja. Di antara peneliti dengan peneliti lain
menunjukkan hasil yang bertentangan.
VARIABEL PENELITIAN
Employee Commitment
(X1)
Employee competence
(X2)
Work Satisfaction of
employee (X3)
Work motivation of
employee (Y1)
Employee
Performance (Y2)
MODEL PENELITIAN
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini adalah tes empiris yang akan
menguji hipotesis. Karena itu, pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
positivisme (kuantitatif). Ini adalah penelitian
induktif yang bertujuan untuk menggeneralisasi
hasil temuan empiris dari sampel yang diambil
dari karyawan di Kantor Layanan Terpadu di
Jawa Timur adalah kesimpulan umum.
Sedangkan jenis penelitian ini sebagai studi
konfirmasi yang menggambarkan hubungan
antar variabel melalui pengujian hipotesis.
Hasil penelitian ini membawa implikasi praktis
bahwa kinerja karyawan di Kantor Layanan
Terpadu Jawa Timur dapat ditingkatkan melalui
peningkatan motivasi kerja. Sementara itu,
motivasi kerja dapat ditingkatkan melalui
peningkatan komitmen, kompetensi, dan
kepuasan kerja. Bahwa Kantor Pelayanan
Terpadu Jawa Timur memiliki kinerja karyawan
yang tinggi, dapat dijadikan rekomendasi
dengan memperhatikan temuan yang
dihasilkan dalam penelitian ini.
Langkah-langkah yang perlu ditangani: (1)
meningkatkan komitmen karyawan melalui
peningkatan indikator identifikasi dengan
tujuan, termasuk membantu karyawan untuk
dapat bekerja semaksimal mungkin untuk
membantu Kantor Layanan Terpadu untuk
mendapatkan kesuksesan, untuk
mengimplementasikan visi misi organisasi,
melaksanakan janji layanan, menggeneralisasi
persepsi tentang nilai-nilai antara karyawan dan
Kantor Layanan Terpadu, dan menginspirasi
karyawan melalui program kreatif. (2)
meningkatkan kompetensi karyawan melalui
peningkatan indikator pengaruh langsung dan
membangun kejujuran, termasuk diskusi dan
presentasi untuk meyakinkan peserta rapat,
menggunakan teori dan bukti dalam pendapat,
membuat presentasi yang sesuai dengan minat
dan tingkat audiens, mencoba berbagai cara
ketika mencoba membujuk dan perlu mencoba
menyesuaikan level atau minat audiens, serta
diskusi yang menarik dan level lainnya. (3)
meningkatkan kepuasan karyawan dengan
meningkatkan kepuasan lingkungan fisik,
tempat kerja yang baik, kenyamanan tempat
kerja yang mencakup peningkatan,
menyesuaikan semua jenis kegiatan yang
dilakukan dalam pekerjaan, untuk melaporkan
secara berkala kemajuan atau perkembangan
yang dicapai selama bekerja, memberikan
wewenang yang tepat untuk karyawan,
perbaikan bentuk kompensasi kepada
karyawan, serta membangun semangat kerja
tim agar rekan kerja juga terlibat aktif dalam
pekerjaan. (4) meningkatkan motivasi karyawan
untuk meningkatkan motivasi intrinsik,
termasuk membangun rasa organisasi,
memberikan kebebasan berpikir kreatif dan
inovatif, memberikan kebebasan karyawan
untuk menentukan target kinerja mereka
sendiri, memberikan pelatihan, memberikan
pengakuan atau penghargaan bagi karyawan
yang berkinerja baik, memberikan promosi
kerja berdasarkan kinerja, membangun
otonomi kerja, memberikan pekerjaan yang
menarik dan menantang, memberikan
kesempatan kepada karyawan untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan,
fleksibilitas dalam menetapkan pekerjaan,
mendorong karyawan untuk memiliki
wewenang dan pengaruh, memberikan harapan
kepada karyawan dari delegasi otoritas dan
USULAN BAGI PENELITIAN MENDATANG(FUTURE
STUDY)
kebutuhan yang diinginkan (5) meningkatkan
kinerja melalui ketepatan waktu dan disiplin.
Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan
penelitian serupa, diharapkan dapat
memperluas penelitian tidak hanya di Kantor
Layanan Terpadu Provinsi Jawa Timur, tetapi di
Kantor Layanan Terpadu di provinsi lain.
Penelitian juga dapat dikembangkan dengan
membandingkan kelompok karyawan
berdasarkan model konseptual dan
pekerjaannya, serta kompensasi.
Download