Uploaded by gusma.umaa

makalah tempe

advertisement
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan Rahmat, Taudiq, dan
Hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam
senantiasa tercurah pada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, beserta kerabat, sahabat
dan seluruh pengikut beliau hingga akhir zaman.
Tidak lupa pula penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Saronto selaku guru pembimbing mata pelajaran Biologi yang telah memberikan
bimbingan dan arahan serta motivasi dalam menyelesaikan makalah ini dan terima kasih kepada
semua teman-teman yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan makalah ini.
Adapun isi yang terkandung dalam makalah ini adalah tentang Tempe Kedelai.
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan,
dan masih jauh dari sempurna, hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan waktu. Oleh
sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin
Bekasi, 02 Februari 2020
Penyusun,
Kelompok
1. Anisa Nur Fitriana
2. Aryo Bimo
3. Candrika Citra
4. Gusma Aisyah
5. Stefina Angeline
6. Yoga Al-Fadilah
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................
i
DAFTAR ISI...........................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................
1
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................
2
1.4
Metode Penulisan ..................................................................................
2
BAB II TEMPE KEDELAI
2.1 Pengertian Tempe .................................................................................................
3
2.2 Proses Pembuatan Tempe Kedelai.........................................................................
3
2.3 Mekanisme Pembentukan Tempe .........................................................................
5
2.4 Nilai Gizi Pada Tempe Kedelai .............................................................................
6
2.5 Kandungan Zat Gizi Pada Tempe Kedelai………………………….
8
2.6 Manfaat Tempe Bagi Kehidupan Manusia.........................................
9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
11
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Zaman semakin berkembang dengan pesat, teknologi semakin berkembang begitu juga
dengan ilmu pengetahuan. Ilmu biokimia saat ini sedang mengalami perkembangan khususnya di
negara Indonesia. Peranan ilmu biokimia bagi kehidupan manusia sangat luar biasa bahkan
hampir mencangkup berbagai aspek kehidupan. Contohnya dalam produk pangan. Tempe
merupakan bahan makanan hasil fermentasi kacang kedelai atau jenis kacang-kacangan lainnya
menggunakan jamur Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae. Tempe umumnya dibuat secara
tradisional dan merupakan sumber protein nabati. Di Indonesia pembuatan tempe sudah menjadi
industri rakyat. Tempe mengandung berbagai nutrisi yang diperlukan oleh tubuh seperti protein,
lemak, karbohidrat, dan mineral. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat gizi tempe lebih
mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan tubuh. Hal ini dikarenakan kapang yang tumbuh pada
kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah
dicerna oleh manusia.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tempe?
2. Bagaimana proses pembuatan tempe kedelai?
3. Bagaimana mekanisme pembentukan tempe?
4. Apa saja nilai gizi yang ada pada tempe kedelai?
5. Apa saja kandungan zat gizi pada tempe kedelai?
6. Apa saja manfaat tempe bagi kehidupan manusia?
1.3
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari tempe.
2. Menjelaskan proses pembuatan tempe kedelai.
3. Menjelaskan mekanisme pembentukan tempe.
4. Menjelaskan nilai gizi yang terdapat pada tempe kedelai.
5. Menyebutkan kandungan zat gizi yang terdapat pada tempe kedelai.
6. Menjelaskan manfaat tempe bagi kehidupan manusia.
1.4
Metode Penulisan
Metode
yang
digunakan
dalam
penulisan
makalah
ini
adalah
metode
keperpustakaan/library research yaitu pengumpulan informasi dari berbagai buku referensi.
Selain itu juga menggunakan pengumpulan informasi dari internet.
BAB II
TEMPE KEDELAI
2.1
Pengertian Tempe
Tempe adalah salah satu makanan tradisional khas Indonesia. Di tanah air, tempe sudah
lama dikenal selama berabad-abad silam. Makanan ini diproduksi dan dikonsumsi secara turun
temurun, khususnya di daerah Jawa Tengan dan sekitarnya. Kata “tempe” diduga berasal dari
bahasa Jawa Kuno. Pada masyarakat Jawa Kuno terdapat makanan berwarna putih terbuat dari
tepung sagu yang disebut tumpi. Makanan bernama tumpi tersebut terlihat memiliki kesamaan
dengan tempe segar yang juga berwarna putih. Boleh jadi, ini menjadi asal usul dari nama kata
“tempe” berasal.
Tempe merupakan makanan yang terbuat dari biji kedelai dengan menggunakan jamur
Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae atau beberapa bahan lain yang diproses melalui
fermentasi yang dikenal sebagai “ragi tempe”. Lewat proses fermentasi ini, biji kedelai
mengalami proses penguraian menjadi senyawa sederhana sehingga mudah dicerna.
2.2
Proses Pembuatan Tempe Kedelai
Produksi/ pembuatan tempe kebanyakan dilakukan oleh industri skala kecil dan rumah
tangga. Metode dalam memproduksi tempe umumnya menggunakan cara-cara yang tradisional.
Artinya, masih belum menerapkan teknologi modern. Pada dasarnya, cara membuat tempe terdiri
dari 2 bagian besar, yaitu proses pemasakan kedelai dan dilanjutkan dengan proses fermentasi.
Berikut ini adalah langkah-langkah proses pembuatan tempe:
1.
Agar benar-benar mendapatkan biji kedelai yang bagus, dilakukan penyortiran. Caranya,
tempatkan biji kedelai pada tampah, kemudian ditampi.
2.
Biji kedelai dicuci dengan air yang mengalir.
3.
Biji kedelai yang sudah bersih ke dalam panci berisi air, kemudian direbus selama 30 menit atau
sampai mendekati setengah matang.
4.
Kedelai yang sudah direbus direndam selama semalam hingga menghasilkan kondisi asam.
5.
Keesokan harinya, kulit arinya dikupas. Caranya, kedelai dimasukkan ke dalam air, kemudian
remas remas sambil dikuliti hingga akhirnya didapatkan keping-keping kedelai.
6.
Keping kedelai dicuci sekali lagi, dengan cara yang sama seperti mencuci beras yang hendak
ditanak.
7.
Keping kedelai dimasukkan ke dalam dandang lalu ditanak, mirip seperti menanak nasi.
8.
Setelah matang, angkat, lalu dihamparkan tipis-tipis di atas tampah. Ditunggu sampai dingin,
airnya menetes habis, dan keping kedelai mengering.
9.
Proses selanjutnya adalah menambahkan ragi. Pemberian ragi pada kedelai dicampurkan sambil
diaduk hingga merata. Ukurannya, 1 kg kedelai menggunakan sekitar 1 gram ragi.
10.
Bungkus kedelai yang sudah bercampur rata dengan ragi menggunakan plastik.
11.
Peram bungkusan kedelai. Bila pembungkusnya berupa plastik, pemeraman dilakukan di atas
kajang-kajang bambu yang diletakkan pada rak-rak.
12.
Sesudah diperam semalaman, dilakukan penusukan dengan lidi. Tujuannya agar udara segar
dapat masuk ke dalam bahan tempe.
13.
Peram lagi semalaman, keesokan harinya tempe yang dibuat telah jadi dan siap dikonsumsi.
Proses Pembuatan Tempe Kedelai: (gambar ini diambil menggunakan handphone)
2.3
Mekanisme Pembentukan Tempe
Mekanisme pembentukan tempe melalui dua tahapan sebagai berikut:
1. Perkecambahan spora
Perkecambahan Rhizopus oligosporus berlangsung melalui dua tahapan yang amat jelas,
yaitu pembengkakan dan penonjolan keluar tabung kecambah. Kondisi optimal perkecambahan
adalah suhu 420 C dan pH 4,0. Beberapa senyawa karbohidrat tertentu diperlukan agar awal
pembengkakan spora ini dapat terjadi. Pembengkakan tersebut diikuti dengan penonjolan keluar
tabung kecambahnya, bila tersedia sumber-sumber karbon dan nitrogen dari luar. Senyawasenyawa yang dapat menjadi pendorong terbaik agar terjadi proses perkecambahan adalah asam
amino prolin dan alanin, dan senyawa gula glukosa annosa dan xilosa.
2. Proses miselia menembus jaringan biji kedelai
Proses fermentasi hifa jamur tempe dengan menembus biji kedelai yang keras itu dan
tumbuh dengan mengambil makanan dari biji kedelai. Karena penetrasi dinding sel biji tidak
rusak meskipun sisi selnya dirombak dan diambil. Rentang kedalaman penetrasi miselia kedalam
biji melalui sisi luar kepiting biji yang cembung, dan hanya pada permukaan saja dengan sedikit
penetrasi miselia, menerobos kedalam lapisan sel melalui sela-sela dibawahnya. Konsep tersebut
didukung adanya gambar foto mikrograf dari beberapa tahapan terganggunya sel biji kedelai oleh
miselia tidak lebih dari 2 lapisan sel. Sedangkan perubahan kimiawi seterusnya dalam biji terjadi
oleh aktifitas enzim ekstraseluler yang diproduksi / dilepas ujung miselia.
2.4
Nilai Gizi Pada Tempe Kedelai
Tempe, sebagai makan dengan nilai kandungan gizi yang tinggi, sudah lama diakui.
Sejumlah penelitian yang diterbitkan pada tahun 1940-an sampai dengan 1960-an menyimpulkan
bahwa banyak tahanan Perang Dunia II pada zaman pendudukan Jepang di Indonesia berhasil
terhindar dari disentri dan busung lapar karena tempe. Penelitian terhadap nilai gizi tempe terus
dilakukan dan dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa tempe mengandung elemen yang
berguna bagi tubuh, yakni: asam lemak, vitamin, mineral, dan antioksidan.
1. Asam Lemak
Proses fermentasi pada tempe meningkatkan derajat ketidakjenuhan terhadap lemak. Akibat
proses ini, asam lemak tidak jenuh majemuk pada tempe meningkat jumlahnya. Asam lemak
tidak jenuh ini mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolesterol serum, sehingga dapat
menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh.
2. Vitamin
Dua kelompok vitamin terdapat pada tempe, yaitu larut air (vitamin B kompleks) dan larut lemak
(vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupakan sumber vitamin B yang sangat potensial. Jenis
vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1, B2, asam pantotenat, asam
nikotinat, vitamin B6, dan B12. Vitamin B12 umumnya terdapat pada produk-produk hewani
dan tidak dijumpai pada makanan nabati (sayuran, buah-buahan, dan bijibijian), namun tempe
mengandung vitamin B12 sehingga tempe menjadi satu-satunya sumber vitamin yang potensial
dari bahan pangan nabati. Kenaikan kadar vitamin B12 paling mencolok pada pembuatan tempe.
Kadar vitamin B12 dalam tempe berkisar antara 1,5 sampai 6,3 mikrogram per 100 gram tempe
kering. Jumlah ini telah
dapat mencukupi kebutuhan vitamin B12 seseorang per hari. Dengan adanya vitamin B12 pada
tempe, para vegetarian tidak perlu merasa khawatir akan kekurangan vitamin B12, sepanjang
mereka melibatkan tempe dalam menu hariannya.
3. Mineral
Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup. Jumlah mineral besi,
tembaga, dan zink. Kapang tempe dapat menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan
asam fitat (yang mengikat beberapa mineral) menjadi fosfor dan inositol. Dengan terurainya
asam fitat, mineral-mineral tertentu (seperti
besi, kalsium, magnesium, dan zink) menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh.
4. Antioksidan
Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon yang sangat
dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal
bebas. Dalam kedelai terdapat tiga jenis isoflavon, yaitu daidzein, glisitein, dan genistein. Pada
tempe, di samping ketiga jenis isoflavon tersebut juga terdapat
antioksidan faktor II (6,7,4-trihidroksi isoflavon) yang mempunyai sifat antioksidan paling kuat
dibandingkan dengan isoflavon dalam kedelai. Antioksidan ini disintesis pada saat terjadinya
proses fermentasi kedelai menjadi tempe oleh bakteri micrococcus luteus dan coreyne bacterium.
2.5
Kandungan Zat Gizi Pada Tempe Kedelai
Tabel 1. Komposisi zat gizi tempe kedelai dalam 100 gram
No
Zat gizi
Tempe kedelai
Kedelai kuning
Kedelai hitam
1
Energi
149,0 kalori
400,0
kalori
385,0
kalori
2
Air
64,0
gram
10,2
gram
12,3
gram
3
Protein
18,3
gram
35,1
gram
33,3
gram
4
Lemak
4,0
gram
17,7
gram
15,0
gram
5
Karbohidrat
12,7
gram
32,0
gram
35,4
gram
6
Serat
-
4,2
gram
4,3
gram
7
Abu
1,0
gram
4,0
gram
4,0
gram
8
Kalsium
129,0 mg
226,0
mg
213,0
mg
9
Besi
10,0
mg
8,5
mg
9,5
mg
10
Vitamin B1
0,17
mg
0,66
mg
0,65
mg
11
Vitamin B2
-
0,22
mg
0,23
mg
Tabel 2. Komposisi asam amino tempe kedelai (mg/gr nitrogen total)
No
Asam amino
Tempe kedelai
Kedelai kuning
Kedelai hitam
1
Nitrogen (gr)
8,52
5,99
5,96
2
Isolensin
333
290
253
3
Leusin
529
494
473
4
Lisin
370
391
350
5
Metionin
71
84
57
6
Sistin
100
81
68
7
Fenilalanin
305
341
293
8
Treonin
245
247
272
9
Triptofan
77
76
86
10
Valin
332
291
254
11
Arginin
407
428
2.098
12
Histidin
169
168
900
13
Alanin
283
279
1.716
14
Asam aspartat
715
728
4.422
15
Asam glutamat
987
1.185
8.529
16
Glisin
266
259
1.615
17
Prolin
308
332
1.257
18
Serin
271
309
2.014
2.5
Manfaat Tempe Bagi Kehidupan Manusia
1. Protein yang terdapat dalam tempe sangat tinggi, mudah dicerna sehingga baik untuk mengatasi
diare.
2. Mengandung zat besi, flafoid yang bersifat antioksidan sehingga menurunkan tekanan darah.
3.
Mengandung superoksida desmutase yang dapat mengendalikan radikal bebas, baik bagi
penderita jantung.
4.
Penanggulangan anemia. Anemi ditandai dengan rendahnya kadar hemoglobin karena kurang
tersedianya zat besi (Fe), tembaga (Cu), Seng (Zn), protein, asam folat dan vitamin B12, di mana
unsur-unsur tersebut terkandung dalam tempe.
5. Anti infeksi. Hasil survey menunjukkan bahwa tempe mengandung senyawa anti bakteri yang
diproduksi oleh karang tempe (R. Oligosporus) merupakan antibiotika yang bermanfaat
meminimalkan kejadian infeksi.
6.
Daya hipokolesterol. Kandungan asam lemak jenuh ganda pada tempe bersifat dapat
menurunkan kadar kolesterol.
7. Memiliki sifat anti oksidan, menolak kanker.
8.
Mencegah masalah gizi ganda (akibat kekurangan dan kelebihan gizi) beserta berbagai penyakit
yang menyertainya, baik infeksi maupun degeneratif.
9. Mencegah timbulnya hipertensi.
10. Kandungan kalsiumnya yang tinggi, tempe dapat mencegah osteoporosis.
BAB III
PENUTUP
3.1
1.
Kesimpulan
Tempe merupakan salah satu produk makanan hasil fermentasi yang
melibatkan Jamur
Rhizopus oligosrus (ragi tempe). Jamur ini berperan dalam pembentukan miselia yang berupa
benang-benang putih yang terdapat di permukaan tempe.
2.
Pembuatan tempe dapat dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu melalui tahap pengupasan,
pencucian, penirisan, peragian, pembungkusan dan fermentasi.
3.
Dalam proses fermentasi, suhu dan oksigen(O2) sangat berpengaruh, karena kapang Rhizopus
oligosporus dapat berkembang dalam keadaan aerob(membutuhkan oksigen). Sehingga jika
dalam medium fermentasi tidak ada oksigen yang masuk maka tidak akan ada aktivitas
perkembangan dari Rhizopus, akibatnya tidak akan terjadi proses fermentasi.
4.
Tempe merupakan makanan yang memiliki kandungan gizi yang kompleks, seperti protein,
lemak, energi, serat, kalsium, fosfor, besi, karotin dan kandungan lainnya. Secara kuantitatif,
nilai gizi tempe mamang lebih rendah dari kedelai. Namun secara kualitatif tempe memiliki nilai
cerna yang lebih baik, hal ini disebabkan karena kadar protein akan meningkat akibat aktifitas
enzim proteolitik yang mengakibatkan protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi
mudah dicerna didalam tubuh dibandingkan kedelai.
5.
Tempe sangat bermanfaat bagi tubuh manusia karena banyak mengandung nilai gizi sehingga
dapat mengatasi berbagai penyakit contohnya anemia, hipokolestrol, kanker dan lain-lain.
3.2
Saran
Tempe adalah salah satu alternatif makanan murah dan bergizi tinggi yang dapat
memperlancar pencernaan. Untuk itu sebaiknya tempe dijadikan salah satu makanan yang sering
dikonsumsi. Dan pilih lah tempe dengan kualitas baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.a.2014.http://File.Upi.Edu/Direktori/Fpmipa/Jur._Pend._Biologi/Diana_Rochintaniawati/Biol
ogy_Terapan/Pembuatan_Ragi_Tempe_%26_Tempe.pdf (Diakses pada 1 Mei 2014)
Anonim.b.2014.http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dewi-yuanita-lestari-ssimsc/kandungan-gizi-tempe-beserta-manfaatnya-versi-ringkas.pdf
(Diakses pada 1 Mei 2014)
Anonim.c.2014.http://www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/pangan/ipb/Tempe%20kedelai.pdf
(Diakses pada 1 Mei 2014)
Poejdiadi, Anna. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia.
Santoso, Hieronymus Budi. 1993. Pembuatan Tempe & Tahu Kedelai. Yogyakarta: Kanisius.
Download