MAKALAH ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) Dosen Pengampuh : Puji Endah Purnamasari,SE., MM Disusun Oleh: Kelompok 5 1. Abdul Malik Fajar (17510226) 2. Vira Anisya (17510213) 3. Safira Nindy F (17510072) 4. Afta () JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2020 KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Berkat dan Rahmat-Nya kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Activity Based Management (ABM)” untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen. Dalam penyusunan makalah ini, tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Puji Endah Purnamasari,SE., MM selaku dosen mata kuliah Akuntansi Manajemen yang telah membimbing kami dalam penulisan makalah ini. Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesarbesarnya. Akhir kata kami berharap agar makalah Akuntansi Manajemen ini dapat bermanfaat. Kami mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang mempergunakan makalah ini sebagai acuan. Malang, 29 Februari 2020 Kelompok 5 DAFTAR ISI Halaman COVER .................................................................................................. I KATA PENGANTAR ........................................................................... ii DAFTAR ISI .......................................................................................... iii BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................. 1 B. Rumusan Masalah .............................................................. 3 C. Tujuan ................................................................................ 3 PEMBAHASAN A. Pengembangan Hotel Syariah ............................................ 4 B. Pengembangan Restoran Halal .......................................... 5 C. Pengembangan Travel Syariah .......................................... 6 D. Prespektif Hotel Syariah, Restoran Halal, Dan Travel Syariah Fatwa DSN/MUI No.108/DSN/MUI/X/2016 ...... BBA III 8 PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................ 11 B. Saran .................................................................................. 11 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan akan informasi akuntansi manajemen yang lebih akutat dan relevan telah mengarah pada perkembangan manajemen berdasarkan aktivitas. Manajemen berdasarkan aktivitas adalah suatu pendekatan diseluruh sistem dan terintegrasu, yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas, dengan tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan (customer value) dan laba sebagai hasilnya. Manajemen berdasarkan aktivitas menekankan pada biaya berdasarkan aktivitas/Activity Based Costing (ABC) dan anlisis nilai proses. Biaya berdasarkan aktivitas meningkatkan keakuratan mengalokasikan biaya dengan pertama-tama menelusuri biaya berbagai aktivitas, dan kemudian sampai pada produk atau pelanggan yang menggunakan berbagai aktivitas tersebut. Activity based management (ABM) meliputi activity based costing (ABC). ABC lebih berfokus pada pembebanan yang akurat atas biaya-biaya yang terjadi ke objek biaya, dan merupakan sumber informasi yang sangat penting dalam mengelola aktivitas. Meskipun demikian, ABC tidak menghiraukan masalah pemborosan (waste) yang mungkin terjadi dalam suatu aktivitas. Identifikasi, penyebab, maupun eliminasi terhadap pemborosan tersebut merupakan bidang pembahasan (Hansen dan Mowen, 2006:570). ABM merupakan bidang kompetensi dalam akuntansu manajemen yang memiliki kontribusi cukup besar dalam hal peningkatan kinerja operasi. ABM mendasarkan keputusan manajemen pada aktivitas, dengan cara demikian ABM menyediakan pandangan baru dalam operasi perusahaan dengan tidak hanya membebankan sumber daya secara sembarangan kepada aktivitas. ABM memberikan manajer, kemampuan untuk menilai relevansi dari suatu aktivitas dan selanjutnnya melakukan optimalisasi terhadap pengalokasian sumber daya. ABC, sebagai bagian dari ABM, telah lama dikenal sebagai metode perhitungan biaya yang telah maju. Tujuan utama dari ABC adalah biaya produk yang akurat, hal ini dicapai dengan mengidentifikasikan jenis dan jumlah aktivitas-aktivitas yang dikonsumsi oleh setiap produk. ABC mengubah biaya-biaya tidak langsung menjadi biaya langsung yang secara tepat dialokasikan ke setiap aktivitas. Manajemen berdasarkan aktivitas memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan mengelola aktivitas. Nilai bagi pelanggan adalah fokus utama karena perusahaan dapat menciptakan keunggulan kompetitif dengan menciptakan nilai bagi pelanggan yang lebih baik dengan biaya yang sama atau lebih rendah dari pesaing atau menciptakan nilai yang sama dengan biaya lebih rendah dari pesaing. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah Definisi Activity Based Management ? 2. Apakah Tujuan dan Manfaat Activity Based Management (ABM) ? 3. Bagaimana Dimensi Activity-Based Manajement ? 4. Bagaimana Aktifitas dan Pengukuran Kinerja Aktivitas ABM ? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Mengetahui definisi Activity Based Management ? 2. Mengetahui tujuan dan Manfaat Activity Based Management (ABM) ? 3. Mengetahui dimensi Activity-Based Manajement ? 4. Mengetahui aktifitas dan Pengukuran Kinerja Aktivitas ABM ? BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Activity Based Management Aktivitas utama manajemen adalah mencara laba untuk kelangsungan hidup perusahaan. Setiap aktivitas harus memperoleh manfaat yang lebih besar daripada pengorbanannya, karena setiap aktivitas adalah biaya. Manajemen berdasarkan kativitas adalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian aktivitas untuk mencapai sasaran kerja dan tujuan organisasi melalui proses perbaikan terus menerus. Perbaikan itu meliputi bidang alat kerja, metode kerja, tenaga kerja, sasaran kerja, tingkat harga, kualitas produk, dan kualitas pelanggan. Semua aktivitas adalah biaya karena aktivitas adalah pengorbanan sumber-sumber daya yang dapat diukur dengan satuan uang atau aktivitas adalah pegorbanan input untuk memperoleh output dan keuntungan. Manajemen harus berusaha meningkatkan aktivitas yang bernilai tambah dan menurangi aktivitas yang tidak bernilai tambah secara sistematis. Aktivitas bernilai tambah seperti riset pasar, merancang dan mengembangkan produk, membuat dan menjual produk, serta pelayanan penjual produk. Sedangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah seperti pemeriksaan pekerjaan, pengerjaan ulang, memindahkan bahan baku dan barang setengah jadi, penjadwalan, waktu tunggu, dan penyimpanan, aktivitas tersebut harus dikurangi atau dihapuskan. Activity Based Management (ABM) adalah pendekatan manajemen yang memusatkan pengelolaan pada aktivitas dengan tujuan untuk melakukan improvement berkelanjutan terhadap value yang dihasilkan bagi cutomer, dan laba yang dihasilkan dari penyedia value tersebut (Mulyadi, 2007: 731). Menurut Hansen dan Mowen (2006: 11) Activity Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh sistem dan terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas, dengan tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan dena laba sebagia hasilnya. ABM (activity based management) merupakan suatu metode pengelolaan akivitas yang bertujuan untuk meningkatkan nilai (value) produk atau jasa untuk konsumen, meningkatkan daya saing, dan meningkatkan profitabilitas perusahaan. ABM mengandalkan activity based costing sebagai sumber informasimya. Sementara fokus perhatiannya adalah efektivitas dan efisiensi aktivitas serta proses kunci bisnis. Penggunaan ABM akan memberikan manfaat bagi bisnis melalui perbaikan operasi, pengurangan biaya, atau penciptaan nilai bagi konsumen dengan mengidentiflkasi sumber daya yang dikeluarkan untuk konsumen, produk, atau jasa. ABM membantu manajemen berfokus pada faktor-faktor sukses perusahaan yang paling penting dan membawa pada keunggulan kompetitif.1 Sedangkan menurut Blocher (2007: 239), Activity Based Management (ABM) analisis aktivitas yang digunakan untuk memperbaiki nilai produk atau jasa bagi pelanggan dan meningkatkan keuntungan perusahaan. Jadi dari definisi-definisi di atas, Activity Based Management (ABM) adalah pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan nilai (value) yang diterima oleh pelanggan dan untuk meningkatkan laba melalui peningkatan nilai tersebut. 2.2 Tujuan dan Manfaat Activity Based Management (ABM) Activity Based Management (ABM) merupakan pusat dari sistem manajemen biaya, dan oleh karena itu untuk mengelola organisasi atau perusahaan dengan baik, harus menekankan pada ABM. Activity Based Management (ABM) bertujuan untuk meningkatkan customer value secara berkelanjutan dan menghilangkan aktivitas dan biaya tidak bernilai tambah. Dengan hilangnya pemborosan, biaya dapat berkurang, sehingga laba akan meningkat. Pemborosan diakibatkan oleh adanya aktivitas tidak bernilai tambah dan aktivitas bernilai tambah yang tidak dilaksanakan secara efisien. Dengan demikian, ABM berfokus pada penyebab terjadniya biaya itu sendiri, yaitu dengan menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah dan memperbaiki aktivitas bernilai tambah yang akibatnya adalah menurunkan biaya dan meningkatkan laba. Manfaat yang diperoleh dengan menggunakan ABM adalah manajemen dapat menentukan wilayah untuk melakukan perbaikan operasi, mengurangi biaya, atau meningkatkan nilai bagi pelanggan. Dengan mengidentifikasi sumber daya yang dipakai konsumen, produk, dan aktivitas, ABM memperbaiki fokus manajemen atas faktor-faktor kunci perusahaan dan meningkatkan keunggulan kompetitif (Blocher, 2007: 239). Adapun sebuah perusahaan menggunakan Activity Based Management (ABM) ini dengan maksud untuk: 1. Mengurangi harga produk dan mengoptimalkan desain produk 2. Mengurangi biaya-biaya perusahaan 3. Membantu Perusahaan dalam mempertimbangkan peluang bisnis baru2 Manfaat ABM menurut Supriyono (1999: 356) adalah: a. Mengukur Kinerja Keuangan dan pengoperasian (non keuangan) organisasi dan aktivitasaktivitasnya. b. Menentukan biaya-biaya dan profitabilitas yang benar untuk setiap tipe prodeuk dan jasa. 1 Baldric Siregar, Bambang Suripto, & Dody Hapsoro, dkk, Akuntansi Manajemen (Jakarta: Salemba Empat, 2013), hlm. 253. 2 H. I. Nyoman Mariantha, Manajemen Biaya (Cost Management) (Makasar: Celebes Media Perkasa, 2018), hlm. 27-28. c. Mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas dan mengendalikannya. d. Mengelompokkan aktivitas-aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai tambah. e. Mengefisienkan aktivitas bernilai tambah dan mengeliminasi aktivitas-aktivitas tidak bernilai tambah. f. Menjamin bahwa pembuatan keputusan, perencanaan dan pengendalian didasarkan pada isu-isu bisnis yang keluar dan tidak semata berdasar informasi keuangan. g. Menilai penciptaan rangkaian nilai tambah (value-added chain) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen. 2.3. Dimensi Activity-Baed Manajement Pada dimensi ini hanya menekankan biaya berdaarkan aktivitas atau Activity Based Coasting (AMC) dan analisis proses. Jadi, pada Activity–Based Management memiliki dua dimensi, yaitu dimensi biaya dan dimensi proses (Hansen dan Mowen, 2006; 487). A. Dimensi Biaya Dimensi biaya adalah dimensi ABM yang memberikan informasi biaya mengenai sumber, aktivitas, produk, dan pelanggan. Dimensi biaya ini bertujuan untuk memperbaiki keakuratan pembebanan biaya. Dimensi biaya atau dimensi Activity-Based Costing (ABC), didasarkan pada ABC generasi kedua yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari ABC generasi pertama. Dimensi biaya memberikan informasi biaya mengenai sumber, aktivitas, produk, dan pelanggan. Tujuan dimensi biaya untuk menyempurnakan keakuratan biaya pada objek – objek biaya dengan cara: 1.Mengidentifikasi sumber – sumber biaya. 2.Menelusuri sumber – sumber biaya pada aktivitas – aktivitas. 3.Membebankan biaya pada objek – objek biaya misalnya berbagai produk atau konsumen yang mengkonsumsi aktivitas – aktivitas. ABC yang awalnya hanya diakui ebagai metode untuk menyempurnakan ketelitian biaya produk, namun ABC pada generasi kedua ini merupakan suatu system pengukuran kinerja yang sifatnya konperhensif yang digunakan sumber informasi utama Based Activity Manajement (ABM). ABC generasi kedua ini yakni sebuah metodologi untuk mengukur serta menyediakan informasi mengenai biaya sumber-sumber, aktivitas, dan pembebanan biaya pada objek biaya. Asumsi yang disadari yakni: 1. Objek biaya menciptakan perlinya akrivitas 2. aktivitas-aktivitas menciptakan perlunya sumber-sumber. ABC juga merupakan sistem yang bermanfaat untuk mengorganisasi dan mengkomunikasikan informasi. B. Dimensi Proses atau Analisis Nilai Dimensi proses, memberikan informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan, mengapa dikerjakan, dan seberapa baik dikerjakannya. Dimensi inilah yang memberikan kemampuan untuk berhubungan dan mengukur perbaikan berkelanjutan (Hansen dan Moven, 2004: 487). Pada dimensi ini adalah yakni dimensi ABM yang memberikan informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan, mengapa dikerjakan dan seberapa baik dikerjakannya. Tujuan dimensi proses adalah pengurangan biaya. Dimensi inilah yang memberikan kemampuan untuk mengukur perbaikan berkelanjutan. Dimensi proses atau analisis nilai proses adalah dimensi ABM yang mengendalikan aktivitas – aktivitas dengan cara : 1. Menganalisis driver – driver biaya. Analisis driver biaya adalah mengidentifikasi faktor – faktor yang menyebabkan biaya atau menjelaskan mengapa biaya aktivitas terjadi (analisis driver aktivitas). 2. Mengidentifikasikan aktivitas. Mengidentifikasikan aktivitas adalah menilai aktivitas – aktivitas apa yang dilaksanakan. 3. Menganalisis kinerja. Menganalisis kinerja adalah mengevaluasi aktivitas – aktivitas yang dilaksanakan untuk menilai seberapa baik kinerja. Pada dimensi ini menyediakan beberapa informasi mengenai pekerjaan yang dilakukan dalam suatu aktivitas dan hubungan antara pekerjaan tersebut dengan aktivitas lainnya. Proses adalah serangkaian aktivitas yang terkait untuk melaksanakan tujuan tertentu Pada kedua dimensi tersebut (ABM) tampak pada gambar sebagai berikut ini (Hansen dan Moven, 2004: 488). 2.4. Aktivitas Aktivitas adalah perbuatan, tindakan atau pekerjaan spesifik yang dilakukan dalam suatu organisasi Blocher (2007; 221). Menurut Supriyono (2002; 77), aktivitas adalah kombinasi manusia, teknologi, bahan mentah, metode dan lingkungan yang memproduksi produk atau jasa tertentu. Aktivitas itu menunjukkan apa yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau organisasi, yaitu cara perusahaan atau organisasi menggunakan waktu untuk melaksanakan proses untuk menghasilkan keluaran atau output dari proses dan mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Salah satu unsur organisasi adalah manusia, perubahan organisasi mengakibatkan perubahan mengenai apa yang dikerjakan manusia, sehingga mengubah aktivitas. Akivitas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu aktivitas bernilai tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah. Dari kedua aktivitas ini biasanya terjadi pada perusahaan manufaktur ataupun perusahaan jasa. 1. Aktivitas Bernilai Tambah Aktivitas bernilai tambah adalah aktivitas-aktivitas yang diharuskan untuk melaksanakan bisnis atau menciptakan nilai yang dapat memuaskan bagi para konsumennya (Supriyono, 1999; 377). Menurut Hansen dan Mowen (2006; 489), aktivitas bernilai tambah adalah aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk dipertahankan dalam bisnis. Aktivitas ini harus terus dipertahankan oleh perusahaan, karena aktivitas inilah yang menjadikan suatu produk atau jasa lebih kompetitif dipasar. Jika aktivitas bernilai tambah dieliminasi, akan mengurangi nilai yang akan didapat oleh konsumen, sehingga konsumen tidak lagi membeli atau mengkonsumsi produk atau jasa perusahaan tersebut. Dengan kata lain, perusahaan tersebut akan mengalami kekalahan persaingan di dalam pasar. Aktivitas bernilai tambah menimbulkan biaya aktivitas bernilai tambah, yaitu biaya yang digunakan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas bernilai tambah. Aktivitas ini dapat dikelompokkan kedalam aktivitas yang berniali tambah apabila secara bersamaan memenuhi ketiga kondisi berikut (Hansen dan Mowen, 2006: 489): a. Aktivitas yang menghailkan perubahan b. Perubahan tersebut tidak dapat dicapai oleh aktivitas yang sebelumnya c. Aktivitas tersebut memungkinkan aktivitas lain untuk dilakukan. 2. Aktivitas Tidak Bernilai Tambah Menurut Supriyono (2003; 377), aktivitas tidak bernilai tambah adalah aktivitasaktivitas yang tidak perlu atau aktivitas-aktivitas yang perlu namun tidak efisien dan dapat disempurnakan. Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2006; 490), aktivitas tidak bernilai tambah adalah semua aktivitas selain aktivitas yang sangat penting untuk dipertahankan dalam bisnis, sehingga dianggap sebagai aktivitas yang tidak diperlukan. Dari definisi diatas tentunya perusahaan akan berusaha untuk mengeliminasi aktivitas tidak bernilai tambah, karena hanya menambah biaya yang tidak berguna dan menghalangi kinerja perusahaan. Suatu aktivitas dikelompokkan kedalam aktivitas tidak bernilai tambah apabila aktivitas tersebut tidak dapat memenuhi salah satu dari ketiga kriteria aktivitas bernilai tambah yang telah disebutkan sebelumnya. Perusahaan mengelompokkan aktivitas kedalam aktivitas bernilai tambah dan kedalam aktivitas tidak bernilai tambah, dengan tujuan untuk dapat meminimumkan biaya yang terjadi akibat aktivitas tidak bernilai tambah, dengan cara mengeliminasi aktivitas tersebut. Aktivitas tidak bernilai tambah yang tidak dieliminasi akan menyebabkan meningkatnya biaya produksi perusahaan. Aktivitas tidak bernilai tambah menimbulkan biaya aktivitas tidak bernilai tambah, yaitu biaya yang timbul karena adanya aktivitas yang tidak bernilai tambah. 2.5.Pengukuran Kinerja Aktivitas Pengukuran kinerja aktivitas dirancang untuk melihat bagaimana suatu aktivitas dan proses dilaksanakan, dan hasil yang diperolehnya. Pengukuran kinerja kativitas juga dirancang untuk mengungkapkan apakah dilaksanakan improvement berkelanjutan terhadap aktivitas untuk menghasilkan nilai bagi konsumen. Pengukuran kinerja aktivitas berpusat pada tiga dimensi: efisiensi, kualitas dan waktu (Mulyadi dan Johny Setyawan, 2001; 629). Pengukuran kinerja aktivitas dilaksanakan baik dalam bentuk kinerja keuangan dan nonkeuangan. Ukuran kinerja keuangan harus dapat menyediakan informasi mengenai dampak perubahan kinerja aktivitas yang dinyatakan dalam satuan uang (Supriyono, 1999; 390). Oleh karena itu, ukuran keuangan harus dapat menunjukkan pengurangan biaya yang sesungguhnya dicapai. Untuk memungkinkan manajemen mengelola aktivitas, biaya harus dipisahkan kedalam biaya bernilai tambah dan biaya tidak bernilai tambah. Pemisahaan biaya ini diperlukan agar manajemen (Mulyadi dan Johny Setyawan, 2001; 629): a. Dapat memusatkan perhatian mereka terhadap pengurangan dan akhirnya penghilangan biaya tidak bernilai tambah b. Menyadari besarnya pemborosan yang sekarang sedang terjadi. c. Memantau efektivitas program pengelolaan aktivitas dengan menyajikan biayabiaya tidak bernilai tambah kepada manajemen dalam bentuk perbandingan antarperiode. Ukuran kinerja non-keuangan atau ukuran operasional adalah ukuran-ukuran kinerja penting non-keuangan untuk meningkatkan keterlibatan dan pemberdayaan karyawan (Supriyono, 1999; 404). Waktu merupakan ukuran kinerja nonkeuangan. Dua karakteristik penting dalam ukuran kinerja waktu adalah (Supriyono, 1999; 404): 1. Reliabilitas, reliabilitas waktu adalah pengiriman keluaran aktivitas tepat waktu 2. Ketertanggapan, ketertanggapan adalah kemampuan perusahaan atau kelompok aktivitas dalam merespon permintaan konsumennya. a. BAB III STUDI KASUS ISSN 2303-1174 Based… Marcellia H. Sitorus., A.T. Poputra., T. Runtu. Penerapan Activity PENERAPAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PADA HOTEL SAHID KAWANUA MANADO Oleh: Marcellia Helmy Sitorus1 Agus T. Poputra2 Treesje Runtu3 1,2,3Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado email: [email protected] 2 [email protected] 3 [email protected] ABSTRAK Persaingan industri perhotelan semakin ketat.Untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan, pihak hotel harus meningkatkan keunggulan kompetitif dengan efisiensi yaitu mengelola aktivitas tanpa mengurangi kualitas yang diberikan kepada pelanggan.Activity Based Management adalah metode untuk mencapai efisiensi. Tujuan penelitian ini adalah mencoba menerapkan Activity Based Management untuk meningkatkan efisiensi pada Hotel Sahid Kawanua dengan menganalisa aktivitas di divisi room selanjutnya yang termasuk aktivitas tak bernilai tambah, dieliminasi sehingga dapat direduksi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan pada divisi room ditemukan aktivitas tak bernilai tambah yang cukup besar dan setelah dilakukan manajemen aktivitas, maka biaya tak bernilai tambah dapat direduksi dengan menerapkan metode Activity Based Management. Manajemen dapat melakukan pengurangan biaya tak bernilai tambah, sehingga dapat menciptakan efisiensi. Kata kunci: manajemen berbasis aktivitas, efisiensi ABSTRACT Competition in service industry is more fierce.In order to survive and win the competition, the hotel should improve competitive advantage, namely by efficiencies by managing activities without reducing the quality provided to costumers. Activity Based Management is a method used to achieve efficiency. The purpose of this study is to try to implement Activity Based Management to improve efficiency at Sahid Kawanua Manado Hotel. The method used in this research is descriptive quantitative.The result show that at division room found more non value added activitie after management activities is by analyzing activities in the division room futher classify non value added activities, then eliminated the non value added cost can be reduced by applying the method of Activity Based Management, Management can reduced non value added cost and achieved efficiency. Keywords: activity based management, efficiency. Jurnal EMBA Vol.2 No.3 September 2014, Hal. 1001-1009 1001 ISSN 2303-1174 Based… Marcellia H. Sitorus., A.T. Poputra., T. Runtu. Penerapan Activity PENDAHULUAN Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya persaingan yang semakin ketat yang terjadi dibidang industri jasa, khususnya jasa perhotelan.Hotel bukan hanya memberikan akomodasi penginapan tapi didalamnya ada banyak jasa yang ditujukan khusus untuk orang yang menginap. Dengan tersedianya fasilitas-fasilitas penunjang akan mengakibatkan berkembangnya kegiatan operasi hotel. Keberhasilan dari industri jasa ini dapat dinilai dari kepuasan pelanggan yang menggunakan jasa tersebut. Hotel-hotel yang ada untuk dapat bertahan atau bahkan memenangkan persaingan harus menciptakan dan meningkatkan keunggulan kompetitif dengan cara membangun keakraban antara pengguna dan pemberi jasa serta melakukan perbaikan secara terus menerus (continuous improvement) agar dapat memenuhi harapan atau ekspektasi pelanggan. Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, suatu perusahaan harus dapat mencapai tujuannya yaitu memperoleh laba maksimum. Efisiensi biaya tercapai jika biaya yang dikeluarkan dalam aktivitas menghasilkan produk atau jasa merupakan biaya yang benar-benar dibutuhkan untuk menghasilkan produk atau jasa tersebut sehingga yang perlu ditangani dan dikelola oleh manajemen bukanlah biaya yang terjadi dalam kegiatan operasional hotel agar tidak terjadi pemborosan biaya. Pengelolaan aktivitas (activity management) merupakan suatu proses pengidentifikasian aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan, penentuan nilainya bagi perusahaan, pemilihan serta pelaksanaan aktivitas yang menambah nilai bagi konsumen, mengidentifikasikan atau menghilangkan semua aktivitas tak bertambah nilai dan memperbaiki aktivitas bernilai tambah sehingga menghasilkan penurunan biaya. Pengidentifikasian aktivitas dapat dibagi menjadi dua yaitu, aktivitas yang benilai tambah (value added activity) dan aktivitas yang tak bernilai tambah (non value added activity).Miller (2008:7) mendefenisikan Aktivitas yang tak bernilai tambah (non value added activity) adalah kegiatan yang dianggap tidak memberikan kontribusi terhadap nilai pelanggan atau kebutuhan organisasi itu.Metode untuk mengelola aktivitas tersebut dinamakan manajemen berdasarkan aktivitas (Activity Based Management-ABM). Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mencoba menerapkan Activity Based Management dalam rangka meningkatkan efisiensi pada Hotel Sahid Kawanua Manado. TINJAUAN PUSTAKA Sistem Akuntansi Manajemen Sistem akuntansi manajemen menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuantujuan manajemen tertentu. Inti dari sistem akuntansi manajemen adalah proses yang dideskripsikan oleh aktivitas-aktivitas seperti pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan, dan pengelolaan informasi. Hansen dan Mowen (2009:4) menyatakan sistem akuntansi manajemen mempunyai 3 tujuan umum sebagai berikut. 1. Menyediakan informasi untuk perhitungan biaya jasa, produk, atau objek lainnya yang ditentukan oleh manajemen. 2. Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan. 3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Manajemen Berbasis Aktivitas (Activity Based Management) Hilton, dkk (2006:180) menyatakan manajemen berdasarkan aktivitas digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi biaya-biaya dan nilai-nilai dari kegiatan proses untuk mengidentifikasi peluang untuk peningkatan efisiensi. Blocher, dkk (2011:239) menyatakan bahwa Activity-Based Management (ABM) yaitu mengelola sumber daya dan aktivitas untuk memperbaiki nilai produk atau jasa bagi pelanggan serta meningkatkan kompetisi dan profitabilitas perusahaan. 1002 Jurnal EMBA Vol.2 No.3 September 2014, Hal. 1001-1009 ISSN 2303-1174 Based… Marcellia H. Sitorus., A.T. Poputra., T. Runtu. Penerapan Activity Aktivitas Hansen dan Mowen (2009:41) mendefenisikan aktivitas sebagai unit dasar kerja yang dilakukan dalam sebuah organisasi dan dapat juga digambarkan sebagai suatu pengumpulan tindakan dalam suatu organisasi yang berguna bagi para manager untuk melakukan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Menurut Blocher, dkk (2011:205) menyatakan definisi aktivitas merupakan tugas atau tindakan spesifik dari pekerjaan yang dilakukan Analisis Aktivitas Analisis aktivitas didefinisikan oleh Hansen dan Mowen (2009:551) sebagai analisis aktivitas adalah proses mengidentifikasi, menggambarkan, dan mengevaluasi kegiatan yang dilakukan organisasi. Sedangkan menurut Horngren, dkk (2008:89), analisis aktivitas adalah analisis aktivitas adalah proses mengidentifikasi biaya yang tepat dan pengaruhnya terhadap biaya pembuatan produk atau penyediaan layanan. Tahap Pelaksanaan Aktivitas Atkinson (2006:53) menyatakan secara spesifik analisis aktivitas dapat dilaksanakan melalui 4 tahap, yaitu sebagai berikut. 1. Identifikasi tujuan proses Tujuan dari proses ini diketahui dari keinginan atau harapan konsumsi dari proses tersebut. 2. Pencatatan aktivitas Mencatat seluruh aktivitas yang digunakan untuk produk atau jasa dari awal sampai akhir. 3. Klasifikasi Mengklasifikasikan seluruh aktivitas sebagai value added maupun non value added. 4. Perbaikan berkelanjutan Meningkatkan efisiensi seluruh aktivitas dan merencanakan aktivitas yang tak bernilai tambah secara berkesinambungan. Biaya Aktivitas Brimson dan Anthos (2008:122-152) menyatakan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menghitung besarnya biaya yang dikeluarkan untuk sebuah aktivitas pada sebuah perusahaan, yaitu sebagai berikut. 1. Memilih dasar biaya 2. Menelusuri sumber daya 3. Menentukan dasar pemicu biaya (cost driver) 4. Menghitung biaya aktivitas Pemicu Biaya Aktivitas yang mempengaruhi biaya disebut pemicu biaya (cost driver). Tugas utama menentukan perilaku biaya adalah mengidentifikasi pemicu biaya, yakni menentukan aktivitas yang menyebabkan suatu biaya dikeluarkan. Analisis Pemicu Biaya Blocher, dkk (2011:107) menyatakan bahwa pemicu biaya (cost drivers) dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu sebagai berikut. 1. Berdasarkan aktivitas (activity based) Penggerak biaya berdasarkan aktivitas ditentukan menggunakan analisis aktivitas, yaitu deskripsi terinci dari aktivitas-aktivitas spesifik yang dilakukan dalam operasi perusahaan. 2. Berdasarkan volume (volume based) Jenis biaya yang berdasarkan volume seperti bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. 3. Berdasarkan struktur (structural based) Penggerak biaya berdasarkan struktur bersifat strategis karena memilih rencana dan keputusan yang mempunyai dampak jangka panjang. 4. Berdasarkan pelaksanaan (Executional based) Jurnal EMBA Vol.2 No.3 September 2014, Hal. 1001-1009 1003 ISSN 2303-1174 Based… Marcellia H. Sitorus., A.T. Poputra., T. Runtu. Penerapan Activity Penggerak biaya berdasarkan pelaksanaan adalah faktor-faktor yang dapat diatur perusahaan dalam pembuatan keputusan oprasional jangka pendek untuk menurunkan biaya. Aktivitas Bernilai Tambah dan Aktivitas Tak Bernilai Tambah Hansen dan Mowen (2009:383) mendefenisikan aktivitas bernilai tambah adalah kegiatan yang bernilai kontribusi terhadap nilai pelanggan atau memuaskan kebutuhan organisasi.Timbullah suatu biaya bernilai tambah yang merupakan biaya untuk melakukan aktivitas bernilai tambah secara efisien dari aktivitas bernilai tambah ini.Miller (2008:7) menyatakan bahwa aktivitas tak bernilai tambah sebagai aktivitas tak bernilai tambah merupakan kegiatan yang dianggap tidak memberikan kontribusi terhadap nilai pelanggan atau kebutuhan organisasi itu. Pengurangan Biaya (Cost Reduction) Cost reduction merupakan rangkaian aktivitas yang didesain untuk merubah metode operasi sehingga dapat mencapai standar biaya yang tidak lebih rendah. Hansen dan Mowen (2009: 385) mengungkapkan bahwa penganalisasian aktivitas untuk mengurangi biaya yang muncul diperusahaan dapat dilakukan dengan empat cara,yaitu sebagai berikut. 1. Acitivity elimination Cara ini berfokus pada aktivitas tidak bernilai tambah agar dapat dicapai pengurangan biaya.Setelah mngidentifikasi aktivitas tidak bernilai tambah tersebut maka langkah selanjutnya yaitu mengeliminasi aktivitas tersebut. 2. Activity selection Melibatkan pemilihan seperangkat aktivitas yang berbeda yang disebabkan adanya strategi bersaing. 3. Actvity Reduction Pengurangan aktivitas dapat mengurangi waktu dan sumber daya yang diperlukan oleh aktivitas. 4. Activity sharing Pembagian aktivitas mampu meningktakan efisiensi aktivitas yang diperlukan dengan cara melakukan skala ekonomi. Pengertian Hotel Hotel merupakan suatu bentuk badan usaha yang bergerak dibidang jasa penginapan yang dikelola secara komersial dan memerlukan pengelolaan secara professional terhadap sumber dana dan sumber daya manusia dalam menghasilkan jasa dengan biaya yang efisien. Perusahaan jasa perhotelan memerlukan informasi akuntansi manajemen yang akurat, relevan, dan tepat waktu. Penerapan activity based management mampu membantu perusahaan perhotelan memperoleh informasi yang relevan dan sistem manajemen biaya yang baru ini juga mampu berperan dalam meningkatkan keakuratan pengendalian biaya. Efisiensi Efisiensi biaya adalah bagaimana sumber-sumber daya (input) digunakan dengan baik dan benar tanpa adanya pemborosan biaya dalam proses produksi dalam menhasilkan output. Efisiensi biaya dapat diartikan sebai bagimana biaya produksi sesungguhnya dipergunakan dengan baik-baiknya yaitu, apakah biaya sesungguhnya telah diterapkan melalui sistem biaya standar yang telah ditetapkan Penelitian Terdahulu Tejo (2007) dalam penelitian: Peranan ABM dalam meningkatkan efisiensi biaya produksi ( Studi Kasus Pada PG. Baru Bululawang). Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana pengaruh ABM terhadap efisiensi biaya produksi.Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Hasil penelitian PG Kebon Agung Malang dalam aktivitas produksinya belum menerapkan ABM sebagai dasar aktivitasnya sehingga masih ada aktivitas yang tidak bernilai tambah yang tidak dihilangkan perusahaan sehingga masih ada penggunaan sumber daya yang tidak memberi valueadded bagi perusahaan. Persamaan dalam penelitian ini yaitu menggunakan ABM dalam membantu manajemen untuk mencapai efisiensi biaya.Perbedaan dalam penelitian ini yaitu penelitian sebelumnya menggunakan perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian.Sedangkan peneliti menggunakan perusahaan jasa khususnya hotel sebagai objek penelitian. Fariyani (2012) dalam penelitian: Efisiensi biaya produksi dengan metode Activity-Based Management. Tujuan penelitian ini adalah ActivityBased Management (ABM) yang diterapkan mampu mendorong efisiensi biaya 1004 Jurnal EMBA Vol.2 No.3 September 2014, Hal. 1001-1009 ISSN 2303-1174 Based… Marcellia H. Sitorus., A.T. Poputra., T. Runtu. Penerapan Activity produksi atau tidak.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif.Hasil penelitian menunjukkan dengan penerapan ABM perusahaan dapat menghemat biaya. Oleh karena itu, pihak manajemen perlu menerapkan ABM untuk mengeleminasi aktivitas-aktivitas yang tak bernilai tambah tersebut,sehingga tercapai efisiensi biaya produksi. Persamaan dengan penelitian ini adalah menggunakan Activity-Based Management dalam membantu manajemen untuk mencapai efisiensi biaya. Perbedaan dengan penelitian ini adalah Peneliti sebelumnya menggunakan perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian, sedangkan peneliti menggunakan perusahaan jasa sebagai objek penelitian METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif. Sugiyono (2009:29) menyatakan bahwa metode penelitian deskriptif adalah suatu metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum . Penelitian ini dilakukan pada Hotel Sahid Kawanua di bagian divisi room yaitu dengan cara mengidentifikasi semua aktivitas yang ada di Divisi Room Hotel lalu mengklasifikasikan aktivitas tersebut menjadi aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai tambah. Aktivitas tidak bernilai tambah ini akan dieliminasi ataupun digabungkan dengan aktivitas yang lain yang sejenis sehingga biaya tidak bernilai tambah yang muncul dari aktivitas ini dapat direduksi jumlahnya. Data yang digunakan pada penelitian kali ini yaitu data kuantitatif berupa laporan biaya Divisi Room Hotel 2013 dan data kualitatif seperti sarana dan prasarana hotel. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 2. Menentukan rumusan masalah Merumuskan masalah penelitian 3. 4. 5. 6. Mencari informasi yang mendukung penelitian Menentukan metode penelitian. Memberikan saran Membuat kesimpulan Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah Pada langkah ini akan dilakukan kunjungan awal ke tempat penelitian yaitu hotel Sahid Kawanua Manado. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada di hotel Sahid Kawanua manado serta memperoleh gambaran umum organisasi. Pemahaman dasar ini sangat penting guna mengembangkan analisa lebih lanjut,dalam survei lapangan. Metode Analisis Metode analisis data yang dipakai pada penelitian ini yaitu menggunakan analisis deskriptif dimana data perusahaan yang telah terkumpul ini nantinya akan disusun, diolah, kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan teori-teori yang telah ada selama ini. Atas hasil perbandingan itu, kemudian akan ditarik suatu kesimpulan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Gambaran Umum Perusahaan Hotel Sahid Kawanua terletak di pusat kotamadya Manado, yang menempati ex lokasi hotel Wihelmina pada zaman pendudukan Belanda. Didirikan pada tanggal 1 Desember 1972 yang peletakkan batu pertamanya dilaksanakan oleh Bapak Sri Sultan Hamengku Buono IX yang pada waktu itu menjabat sebagai Menko Ekuin. Hotel Sahid Kawanua didirikan dengan maksud disamping sebagai Badan Usaha yang bertujuan profit oriented juga merupakan partisipasi pihak swasta dalam Pembangunan Nasional khususnya pembangunan dan pengembangan pariwisata di daerah tingkat 1 Propinsi Sulawesi Utara. Jurnal EMBA Vol.2 No.3 September 2014, Hal. 1001-1009 1005 ISSN 2303-1174 Based… Marcellia H. Sitorus., A.T. Poputra., T. Runtu. Penerapan Activity Sarana dan Prasarana Perusahaan Sarana dan prasarana yang terdapat dalam Hotel Sahid Kawanua Manado, antara lain sebagai berikut. 1. 2. 88 Rooms (Superior,Deluxe,Junior Suite,Kawanua Suite,Sahid Suite) Bunaken Swimming pool 3. 4. 5. 6. Meeting Rooms 24 Hours Room Service Laundry Service Internet-Wifi 7. 8. 9. 10. Live Entertaiment Nusa Utara Lounge Money Changer Barber & Beauty Salon 11. Room Facilities (AC, Multi Channel TV, Hot and Cold Water, IDD Telephone, Mini bar) Penyajian Data Biaya Divisi Room Biaya-biaya divisi room hotel ini timbul dari semua biaya yang berkaitan dengan aktivitas pemberian jasa penginapan yaitu dari departemen front office yang terdiri dari unit aktivitas administrasi, concierge serta departemen housekeeping yang terdiri dari unit aktivitas housekeeping & laundry.Data biaya divisi room ini diperoleh dari Chief Accounting & Finance selama tahun 2013. Tabel 2. Biaya Aktivitas Divisi Room Tahun 2013 Jenis Aktivitas Biaya Aktivitas Unit Aktivitas Administrasi Supervisi Front Office 12,765,642 Administrasi,check-in,check-out,dan Payment 38,949,505 Deposit Reservation 16,808,824 Room Number ing Block 18,570,467 Reservation Call Book & Blocking Reservation Confirmation Arrangement Room Ocupied Unit Aktivitas 9,508,841 17,097,253 8,400,341 Concierge Membukakan pintu mobil hotel 41,147,184 Membawakan tas tamu dan mengantar tamu ke 21,113,301 kamar Melayani tamu dari dank ke bandara atau stasiun 20,485,301 Menangani masalah tamu yang pernah menginap 19,409,511 Unit Housekeeping & Laundry Supervisi Housekeeping 81,426,840 Mempersiapkan dan membersihkan kamar 38,492,471 Membersihkan area yang terletak di sekitar kamar 23,024,504 Melayani pencucian pakaian tamu 33,103,507 Menangani pencucian linen 7,232,181 Inspeksi kamar 6,059,681 Total 413,595,352 Sumber : Data perusahaan yang telah diolah Analisis Aktivitas Setelah perhitungan pembebanan biaya ke produk diketahui maka dilakukan analisis terhadap aktivitas divisi room Hotel Sahid Kawanua Manado. Hal ini dilakukan untuk menentukan aktivitas apa saja yang bernilai 1006 Jurnal EMBA Vol.2 No.3 September 2014, Hal. 1001-1009 ISSN 2303-1174 Based… Marcellia H. Sitorus., A.T. Poputra., T. Runtu. Penerapan Activity tambah dan aktivitas apa saja yang tidak memberikan nilai tambah. Untuk mengklasifikasi aktivitas ini menjadi aktivitas bernilai tambah atau tidak bernilai tambah, maka sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa aktivitas bernilai tambah merupakan aktivitas yang secara simultan memenuhi tiga kondisi berikut ini, yaitu: 1. Aktivitas tersebut menghasilkan suatu perubahan 2. Perubahan tersebut tidak dapat dicapai oleh aktivitas sebelumnya. 3. Aktivitas tersebut memungkinkan aktivitas lain untuk dilakukan Aktivitas Tak Bernilai Tambah (Non Value Added Activity) Informasi yang diperoleh dari indikator analisis aktivitas tersebut dapat digunakan untuk menentukan aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai tambah.Value Added Activities (VA) nantinya akan dipertahankan oleh perusahaan sedangkan Non Value Added Activities (NVA) nantinya dapat digabung dengan aktivitas lain, direduksi volume aktivitasnya, ataupun dapat dieliminasi. Aktivitas yang tergolong non value added activities (NVA) adalah: 1. Room Number Block 2. Reservation Confirmation 3. Arrangement Room Occupied 4. Inspeksi kamar. Jumlah biaya yang telah diklasifikasikan menjadi dua menurut analisis aktivitas yaitu Value Added Activities (VA) dan Non Value Added Activities (NVA). Untuk selanjutnya, dari pengelompokkan biaya ini nantinya akan dilakukan penggabungan, pengeleminasian, atau pereduksian beberapa aktivitas sehingga biaya tidak bernilai tambah yang muncul di divisi room Hotel Sahid Kawanua Manado ini dapat dikurangi. Tabel 3. Biaya Value Added (VA) dan Biaya Non Value Added (NVA) Jenis Aktivitas VA NVA Total Unit Aktivitas Administrasi Supervisi Front Office 12.765.642 12.765.642 Administrasi,check-in,check-out,dan Payment 38.949.505 38.949.505 Deposit Reservation 16.808.824 16.808.824 Room Number ing Block 18.570.467 18.570.467 Reservation Call Book and Blocking 9.508.841 Reservation Confirmation Arrangement Room Ocupied 9.508.841 17.097.253 17.097.253 8.400.341 8.400.341 Unit Aktivitas Concierge Membukakan pintu mobil hotel 41.147.184 41.147.184 Membawakan tas tamu dan mengantar tamu ke 21.113.301 21.113.301 Melayani tamu dari dank ke bandara atau stasiun 20.485.301 20.485.301 Menangani masalah tamu yang pernah menginap 19.409.511 19.409.511 Supervisi Housekeeping 81.426.840 81.426.840 Mempersiapkan dan membersihkan kamar 38.492.471 38.492.471 Membersihkan area yang terletak di sekitar kamar 23.024.504 23.024.504 Melayani pencucian pakaian tamu 33.103.507 33.103.507 7.232.181 7.232.181 kamar Unit Housekeeping and Laundry Menangani pencucian linen Inspeksi kamar Total 6.059.681 363.467.611 50.127.741 6.059.681 413.595.352 Sumber : data perusahaan yang telah diolah Besarnya pengurangan biaya yang terjadi akibat adanya manajemen aktivitas ini adalah: a. Melalui eliminasi aktivitas reservation confirmation juga dieliminasi sebesar 100% dan hal ini berarti biaya yang diserap oleh aktivitas ini juga dapat dikurangi sebesar Rp.19.079.253 Jurnal EMBA Vol.2 No.3 September 2014, Hal. 1001-1009 1007 ISSN 2303-1174 Based… Marcellia H. Sitorus., A.T. Poputra., T. Runtu. Penerapan Activity b. Melalui eliminasi aktivitas Room numbering blocking sebesar Rp.18.570.467 c. Aktivitas arrangement room occupied akan dieliminasi sebesar 100% akibatnya akan terjadi pengurangan biaya untuk aktivitas ini sebesar Rp. 8.400.341 d. Aktivitas Inspeksi kamar dieliminasi sebesar 100% sehingga biaya untuk melakukan aktivitas ini dapat berkurang sebesar Rp.6.059.681 Pengeleminasian aktivitas tidak bernilai tambah tersebut, biaya aktivitas yang timbul di divisi room Hotel Sahid Kawanua Manado ini tentu saja akan berkurang. Total pengurangan biaya ini dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4. Biaya divisi room Hotel Sahid Kawanua Manado Jenis Aktivitas Biaya Aktivitas Unit Aktivitas Administrasi Supervisi Front Office 38.949.505 Administrasi,check-in,check-out,dan Payment 16.808.824 Deposit Reservation 18.570.467 Reservation Call Book and Blocking 17.097.253 Unit Aktivitas Concierge Membukakan pintu mobil hotel 21.113.301 Membawakan tas tamu dan mengantar tamu 20.485.301 Melayani tamu dari dank ke bandara atau stasiun 19.409.511 Menangani masalah tamu yang pernah menginap 41.147.184 Unit Housekeeping and Laundry Supervisi Housekeeping 38.492.471 Mempersiapkan dan membersihkan kamar 23.024.504 Membersihkan area yang terletak di sekitar kamar 33.103.507 Melayani pencucian pakaian tamu 7.232.181 Menangani pencucian linen 6.059.681 Total 301.493.689 Sumber : Data perusahaan yang telah diolah Penggunaan Activity Based Management menyebabkan terjadinya pengurangan biaya pada divisi room yang berasal dari biaya non value added sebesar Rp. 501.127.741 dari total biaya divisi room sebelumnya Rp.413.595.352 menjadi Rp.301.493.689. Pembahasan Hasil penerapan Activity Based Management pada Hotel Sahid Kawanua Manado menyimpulkan bahwa tujuan utama Hotel Sahid Kawanua Manado adalah ingin bertahan dan memenangkan persaingan dalam industri jasa hotel yang semakin ketat.Untuk mencapai tujuan tersebut maka manajemen hotel harus menerapkan metode Activity Based Management.Dengan cara penerapan sistem manajemen biaya yang baru seperti Activity Based Management ke dalam suatu organisasi dibutuhkan beberapa faktor pendukung untuk mendukung keberhasilan penerapan Activity Based Management yaitu budaya organisasi, dukungan dan komitmen manajemen puncak, perubahan proses, dan pelatihan berkelanjutan. Berdasarkan penelitian diatas, dengan menerapkan Activity Based Management Hotel Sahid Kawanua Manado dapat melakukan pengurangan biaya tak bernilai tambah, sehingga hal ini dapat menciptakan efisiensi tanpa harus mengurangi kualitas pelayanan yang diberikan pihak hotel pada pelanggan.Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tejo (2007), menunjukkan penerapan Activity Based Management dapat menciptakan efisiensi.Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Fariyani (2012), dari hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan metode Activity Based Management dapat menciptakan efisiensi. 1008 Jurnal EMBA Vol.2 No.3 September 2014, Hal. 1001-1009 ISSN 2303-1174 Based… Marcellia H. Sitorus., A.T. Poputra., T. Runtu. Penerapan Activity PENUTUP Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: Melalui penggunaan metode Activity-Based Management (ABM) terhadap aktivitas-aktivitas yang ada didivisi room Hotel Sahid Kawanua Manado ini, maka dapat di identifikasi aktivitas-aktivitas apa saja yang tergolong aktivitas bernilai tambah dan aktivitas tak bernilai tambah. Pada divisi room terdapat beberapa aktivitas tidak bernilai tambah yang cukup besar.Setelah dilakukan manajemen aktivitas maka biaya tak bernilai tambah tersebut akhirnya dapat direduksi. Maka disimpulkan bahwa penerapan Activity-Based Management (ABM) sangat layak untuk diterapkan karena dengan penerapan metode tersebut terjadi efisiensi biaya pada Hotel Sahid Kawanua Manado sehingga hal ini akan memberikan keuntungan bagi pihak hotel tanpa mengurangi jasa yang diterima oleh pelanggan. Saran Saran yang dapat diberikan sebagai bahan pertimbangan perusahaan, sebagai berikut: 1. Untuk Menerapkan Activity Based Management, pihak manajemen hotel harus memperhatikan faktor-faktor yang mendukung keberhasilan Activity Based Management. 2. Untuk mencapai efisiensi biaya, maka pihak manajemen Hotel sebaiknya berfokus pada pengelolaan aktivitas melalui penerapan metode Activity-Based Management (ABM). 3. Beberapa tindakan alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen Hotel Sahid Kawanua Manado sebagai upaya untuk menggabungkan aktivitas sejenis, mereduksi atau bahkan mengeliminasi aktivitas tidak bernilai tambah di divisi room agar tercipta efisiensi biaya. DAFTAR PUSTAKA Atkinson, Anthony. 2006. Management Accounting. Fourth Edition.International Edition. PrenticeHall Inc, NewJersey. Blocher, Stout, Cokins. 2011. Manajemen Biaya. Edisi 5.Terjemahan. Salemba Empat, Jakarta. Brimson, James A.,and John Antos. 2008. An Activity Based Costing Approach. John wiley and Sons Inc, New York. Fariyani, Siti Eka. 2012. Efisiensi Harga produksi dengan metode Activity Based Management. Skripsi Universitas Gunadarma Depok. http://library.gunadarma.ac.id/repository/view/3747195 di akses 1 September 2014. Hal,1. Hansen, Don R.and Maryane M. Mowen. 2009. Management Accounting. Edisi 8.Terjemahan. Salemba Empat, Jakarta. Hilton, Ronald W., Maher, and F.H. Selto. 2006. Cost Managerial: A Strategic for Bussiness Decision. ThirdEdition. McGraw-Hill Inc, New York. Horngren, Charles T., G.L. Sunden, and W.O. Stratton. 2005. Introduction to management Accounting.Thirtheenth Edition.International Edition. Prentice-Hall, New York. Miller, Michael. 2008. Implementing Activity Based Management in Daily Operations. John Wiley and Sons. Inc, NewYork. Tejo. H. Andhika. 2007. Peranan Activity Based Management dalam meningkatkan efisiensi Biaya Produksi (Studi Kasus pada PG kebon agung Malang). Skripsi. Universitas Brawijaya Malang. http://elibrary.ub.ac.id/handle/123456789/18714?mode=full. Diakses 1 September 2014. Hal,1. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung DAFTAR PUSTAKA Blocher, Edward J. 2007. Manajemen Biaya. Jakarta: Salemba Empat. Mariantha, H. I. Nyoman. 2018. Akuntansi Biaya (Cost Management). Makasar: Celebes Media Perkasa. Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya, Edisi Lima, Cetakan Kedelapan. Yogyakarta: Aditya Media. Siregar Baldric, Suripto Bambang, & Hapsoro Dody, dkk. 2013. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Selemba Empat. Sani Abubakar Saddiq and Abu Sufian Abu Bakar. 2019. Impact Of Economic and Financial Crimes On Economicgrowth In Emerging And Developing Countries, Journal of Financial Crime. Vol. 26 No. 3, pp. 914. Sitorus Marcellia Helmy, Poputra Agus T, & Runtu Treesje. 2014. Penerapan Activity Based Management untuk Meningkatkan Efisiensi pada Hotel Sahid Kawanua Manado, Jurnal Emba. Vol. 2 No. 3.