Untuk apa directional drilling dilakukan? Secara konvensional sumur dibor berbentuk lurus mendekati arah vertikal. Directional drilling (pemboran berarah) adalah pemboran sumur dimana lubang sumur tidak lurus vertikal, melainkan terarah untuk mencapai target yang diinginkan. Tujuannya dapat bermacam-macam: 1. Sidetracking: jika ada rintangan di depan lubang sumur yang akan dibor, maka lubang sumur dapat dielakan atau dibelokan untuk menghindari rintangan tersebut. 2. Jikalau reservoir yang diinginkan terletak tepat di bawah suatu daerah yang tidak mungkin dilakukan pemboran, misalnya kota, pemukiman penduduk, suaka alam atau suatu tempat yang lingkungannya sangat sensitif. Sumur dapat mulai digali dari tempat lain dan diarahkan menuju reservoir yang bersangkutan. 3. Untuk menghindari salt-dome (formasi garam yang secara kontinyu terus bergerak) yang dapat merusak lubang sumur. Sering hidrokarbon ditemui dibawah atau di sekitar saltdome. Pemboran berarah dilakukan untuk dapat mencapai reservoir tersebut dan menghindari salt-dome. 4. Untuk menghindari fault (patahan geologis). 5. Untuk membuat cabang beberapa sumur dari satu lubung sumur saja di permukaan. 6. Untuk mengakses reservoir yang terletak di bawah laut tetapi rignya terletak didarat sehingga dapat lebih murah 7. Umumnya di offshore, beberapa sumur dapat dibor dari satu platform yang sama sehingga lebih mudah, cepat dan lebih murah 8. Untuk relief well ke sumur yang sedang tak terkontrol (blow-out) 9. Untuk membuat sumur horizontal dengan tujuan menaikkan produksi hidrokarbon. 10. Extended reach: sumur yg mempunyai bagian horizontal yang panjangnya lebih dari 5000m 11. Sumur multilateral: satu lubang sumur di permukaan tetapi mempunyai beberapa cabang secara lateral di bawah, untuk dapat mengakses beberapa formasi hidrokarbon yang terpisah Pemboran berarah dapat dikerjakan dengan peralatan membor konvensional, dimana pipa bor diputar dari permukaan untuk memutar mata bor di bawah. Kelemahannya, sudut yang dapat dibentuk sangat terbatas. Pemboran berarah sekarang lebih umum dilakukan dengan memakai motor berpenggerak lumpur (mud motor) yang akan memutar mata bor dan dipasang di ujung pipa pemboran. Seluruh pipa pemboran dari permukaan tidak perlu diputar, pipa pemboran lebih dapat “dilengkungkan” sehingga lubang sumur dapat lebih fleksibel untuk diarahkan. Directional drilling dikenal juga dengan istilah Pemboran Berarah atau Pemboran Miring. Lubang dibuat vertical dari permukaan sampai kedalaman tertentu, kemudian lubang diarahkan atau dibelokkan dengan sudut kemiringan tertentu sampai ke target. Gambaran suatu pemboran berarah dapat dilihat pada gambar 1.1. Gb.1.1 Gambaran Vertical Suatu Directional Drilling Kedalaman atau titik dimana lubang mulai dibelokkan disebut dengan titik belok, yang disebut dengan kick off point (KOP). Untuk membelokkan lubang digunakan peralatan pembelok, atau deflecting tools. Pada gambar 1.1 ditunjukkan oleh titik B. Sudut antara lubang dengan sumbu vertical disebut dengan sudut kemiringan lubang, yang dikenal dengan drift angel atau inclination. Pada gambar 1.1 ditunjukkan oleh sudut α Kedalaman lubang yang diukur berdasarkan panjang lubang disebut dengan kedalaman ukur, atau measure depth (MD). Pada gambar 1.1 ditunjukkan oleh garis AC. Sedangkan kedalaman vertikal disebut dengan kedalaman tegak, atau True Vertical Depth (TVD). Pada gambar 1.1 ditunjukkan oleh garis AD. Lubang yang sudah dibuat harus dikontrol agar tidak meleset dari yang direncanakan. Untuk itu dilakukan survey untuk melihat sudut kemiringan lubang dan arah dari lubang. Dari survey di dapat data : - Kedalaman survey - Sudut kemiringan lubang - Arah lubang Hasil survey dianalisa untuk menentukan posisi dari suatu titik yang disurvey. Analisa hasil survey adalah dengan : - Tangential method ( Backward method) - Average method - Radius of curvature Directional drilling lebih rumit dan lebih mahal dari pada straight hole drilling. Penyebabnya adalah sebagai berikut : - Menggunakan alat pembelok - Melakukan survey - Lubang yang dibuat lebih panjang Directional drilling lebih rumit dari straight hole drilling karena perencanaan, penganalisaan menggunakan prinsip matematik. Goneometri merupakan ilmu yang sangat diperlukan untuk mempelajari directional drilling