Uploaded by endrahardiwinata

rangkuman hukum bisnis

advertisement
RANGKUMAN BAB 8
MERGER DAN AKUISISI
A. Definisi Merger dan Akuisisi
Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang memerger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang di-merger dengan
begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan yang
di-merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau
saham di perusahaan yang baru (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598). Definisi merger
yang lain yaitu sebagai penyerapan dari suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain. Dalam
hal ini perusahaan yang membeli akan melanjutkan nama dan identitasnya. Perusahaan
pembeli juga akan mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan yang dibeli. Setelah
merger, perusahaan yang dibeli akan kehilangan/berhenti beroperasi (Harianto dan Sudomo,
2001, p.640).
Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan membeli saham atau
aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada.(Brealey, Myers, & Marcus, 1999,
p.598).
Menurut Damodaran suatu perusahaan dapat digabungkan dengan perusahaan lain dengan
beberapa cara yaitu :
1. Merger
Dalam bahasa Indonesia istilah “merger” ini sering disebut dengan penggabungan perusahaan
2. Akuisisi
Dalam bahsa Indonesia istilah akuisisi perusahaan disebut dengan istilah pengambilalihan
perusahaan
3. Konsolidasi
Konsolidasi sering juga disebut dengan peleburan perusahaan. Dengan istilah konsolidasi ini
dimaksudkan adalah suatu proses hukum untuk meleburnya dua buah perusahaan atau lebih
kedalam perusahaan ketiga (perusahaan baru) sehingga akibatnya dua perusahaan atau lebih
tadi menjadi bubar.
4. Take over
Pengambilalihan diantara dua perusahaan baik secara sukarela maupun terpaksa dengan cara
penawaran tender.
5. TENDER OFFER
Perusahaan mengajukan penawaran resmi kepada pemegang saham untuk membeli kembali
sejumlah lembar saham dengan harga tertentu.
6. MANAGEMENT BUYOUTS (MBO)
Suatu tindakan sebagian kecil pemegang saham, biasanya melibatkan manajemen perusahaan
untuk mengambilalih kepemilikan dengan menggunakan dana yang diperoleh dari
menerbitkan obligasi (berhutang)
7. JOINT VENTURE
Suatu program kerjasama dimana sebagian dari dua perusahaan bergabung untuk tujuan
tertentu
8. LBO
LBO (Leverage buyouts) dilakukan dengan membeli suatu perusahaan yang diingikan
kemudian perusahaan tersebut dibenahi sehingga menjadi bagus, setelah itu menjualnya
kembali.Sehingga penjual memperoleh keuntungan finansial.
1
B. Model-model Meger dan Akuisisi
1. Model Merger
a. Horizontal
Merger terjadi ketika dua atau lebih perusahaan yang bergerak di bidang industri yang sama
bergabung yang bertujuan memperluas daerah pemasaran, memperbanyak saluran distribusi,
memperbanyak produksi, dan metode penjualan
Contoh : Trans tv dengan Trans 7 mereka bergerak dalam bidang yang sama yakni dalam
bidang pertelevisian di Indonesia.
b. Vertical
Merger terjadi ketika suatu perusahaan mengakuisisi perusahaan supplier atau customernya
yang bertujuan memperluas daerah pemasaran, memperbanyak saluran distribusi,
memperbanyak produksi, dan metode penjualan.
Contoh : PT. UHT yang memproduksi susu dalam bentuk kalengan serta cair mereka
bergabung dalam suatu nama membentuk suatu perusahaan baru yang lebih kuat dan
memperoleh lebih baik keuntungan, seperi : peternak sapi dengan pabrik penggolahan susu
dan pabrik pengepakan produk.
c. Congeneric
Merger terjadi ketika perusahaan dalam industri yang sama tetapi tidak dalam garis bisnis
yang sama dengan supplier atau customernya. Keuntungannya adalah perusahaan dapat
menggunakan penjualan dan distribusi yang sama.
d. Conglomerate
Merger terjadi ketika perusahaan yang tidak berhubungan bisnis melakukan
merger.Konglomerasi tidak hanya penggabungan yang bersifat horizontal saja atau maupun
vertical saja melainkan keduanya.Sehingga bergabung menjadi sebuah perusahaan yang
kuat.Keuntungannya adalah dapat mengurangi resiko.(Gitman, 2003, p.717).
Contoh : perusahaan bakrie yang bergerak dalam bidang telekomunikasi dengan merek
dagang esia, kemudian dalam pertambangan yakni Perusahaan KTM, dalam bidang kuliner
mereka menyediakan Holland bakrie, dalam industry pertelevisian dengan nama TV One.
2. Model Akuisisi
a. Akuisisi Horizontal
Adalah akuisisi diantara suatu perusahaan atau seseorang dengan satu atau lebih perusahaan
lain dimana kedua perusahaan tersebut mempuyai dua bidang bisnis yang sama.
b. Akuisisi Vertikal
Adalah akuisisi diantara suatu perusahaan atau seseorang dengan satu atau lebih perusahaan
lain dimana antara dua perusahaan tesebut masih dalam satu rantai produksi.
c. Akuisisi kongeneric
Adalah akuisisi diantara suatu perusahaan atau seseorang dengan satu atau lebih perusahaan
lain dimanakedua perusahaan tersebut saling berhubungan, tetapi bukan terhadap produk
yang sama.
d. Akuisisi Konglomerat
Adalah akuisisi diantara dua atau leih perusahaan yang bisnisnya sama sekali tidak terkait.
C. Dasar Hukum Merger dan Akuisisi
1. Dasar Hukum Perseroan, Undang-Undang Perseroan Terbatas dan Peraturan
Pelaksana lainnya
2. Dasar Hukum Kontraktual, Burgerlijk wetboek, tentang perikatan
3. Dasar HUkum status Perusahaan, Undang-undang pasar modal, penanaman modal
2
asing, Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
4. Dasar Hukum tentang Konsekuensi Merger, Undang-undang Anti monopoli,
perburuhan, subrogasi, dan lain sebagainya
5. Dasar Hukum Pembidangan Usaha, Undang-undang Perbankan, perdagangan,
industri dan lain-lain
.
D. Prosedur Pelaksanaan Merger dan Akuisisi
Prosedur hukum tentang pelaksanaan merger dan akuisisi pedomannya didapatkan dalam
berbagai aturan hukum tentang merger dan akuisisi danpenjabarannya didapatkan dalam
praktek hukum sehari-hari tentang merger dan akuisisi. Secara garis besarprosedur hukum
tentang merger dan akuisisi yang umum adalah sebagai berikut
1. Penjajakan bagi kedua perusahaan tentang kemungkinan untuk melakukan merger dan
akuisisi
2. Dilakukan langkah-langkah persiapan oleh kedua perusahaan yang akan melakukan merger
dan akuisisi
3. Para pihak dalam merger atau pihak pengakuisisi mulai menunjuk pihak-pihak yang
terlibat dalam proses pelaksanaan merger dan akuisisi seperti lawyer, akuntan, penilai,
notaris, konsultan pajak, dan lain-lain
4. Direksi dari kedua belah pihak dalam merger atau direksi perusahaan pengakuisisi
membuat proposal untuk merger dan akuisisi
5. Proposal merger dan akuisisi tersebut dituangkan dalam rancangan merger dan akuisisi
6. Pengumuman isi ringkasan rancangan merger atau akuisisi kedalamsurat kabar
7. Memanggil dan membuat Rapat Umum Pemegang Saham bagi masing-masing perusahaan
dengan agenda antara lain menyetujui rancangan merger atau akuisisi
8. Lawyer mulai merancang dan mendiskusikan scheme dan prosedur yang akan ditempuh
9. Lawyer mlai membuat legal audit, untuk perusahaan biasabila diperlukan, dan untuk
perusahaan terbuka atau bank wajib diperlukan
10. Auntan mulai meneliti pembukun dan neraca perusahaan
11. Penilai mulai melakukan penilaian terhdap asset-asset perusahaan merger atau akuisisi
12. Konsultan manajemen mulai menelaah manajemen dari perusahaan-perusahaan yang
akan merger atau akuisisi
13. Mulai ditetapkan langkah-langkah strategis dalam rangka pelaksanaaan merger dan
akuisisi tersebut
14. Lawyer mulai membuat draft kontrak merger atau akuisisi
15. Dibuat rancangan perubahan anggaran dasar, jika ada
16. Pengajuan izin merger dan akuisisi kepada yang berwewenang
17. Kontrak merger dan akuisisi ditandatangani
18. Pendaftaran perubahan anggaran dasar kedalam daftar perusahaan
19. Pengumuman perubahan anggaran dasarkedalam Tambahan Berita Negara
20. Penyelesaian administrasi pelaksanaan merger atau akuisisi
21. Penyelesaian proses likuidasi bagi merger yang memerlukan likuidasi dan pembubaran
perusahaan bagi perusahaan yang tidak memerlukan proses likuidasi.
F. Larangan-larangan dalam Merger dan Akuisisi
Suatu merger dan akuisisi tidak boleh menimbulkan monopoli atau persaingan tidak sehat
dipasar. Karena apabila hal ini terjadi maka akan banyak orang yang dirugikan baik
masyarakat konsumen atau pihak tersaing secara tidak sehat terebut.
3
RANGKUMAN BAB 9
PERKREDITAN DAN PEMBIAYAAN
A. PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM
 Perkreditan adalah suatu penyediaan uang atau yang dipersamakan dengannya, yang
didasari atas perjanjian pinjam-meminjam antara pihak kreditur, yang mewajibkan
pihak debitur untuk melunasi hutangnya dalam jangka waktu tertentu.
 Pembiayaan adalah suatu penyediaan uang atau yang dipersamakan dengannya, yang
didasari atas perjanjian pembiayaan antara pihak pemberi biaya dengan pihak debitur,
yang mewajibkan pihak debitur untuk melunasi hutang yang terbit dari pembiayaan
tersebut dalam jangka waktu tertentu.
Yang menjadi dasar hukum kredit adalah :
1. Kontrak kredit.
2. Undang-undang perbankan dan jaminan hutang.
3. Peraturan perundang-undangan lainnya.
4. Yurisprudensi tentang perkreditan.
5. Kebiasaan perbankan.
Yang menjadi dasar hukum Pembiayaan adalah :
1. Kontrak pembiayaan.
2. Undang-undang tentang Jaminan Hutang.
3. Peraturan perundang-undangan lainnya.
4. Yurisprudensi tentang pembiayaan.
5. Kebiasaan perbankan dan pembiayaan.
B. TEORI HUKUM TENTANG TANGGUNG JAWAB KREDITUR
1. Teori Instrumentalis.
2. Teori Keagenan.
3. Teori Kemitraan De Facto.
4. Teori Perbuatan Melawan Hukum.
5. Teori Itikad Baik.
C. PERJANJIAN KREDIT
1. Perjanjian kredit sebagai perjanjian pinjam pakai habis, maksudnya adalah dimana
benda yang dipinjam oleh debitur yang dikembalikan adalah nilai dari benda yang
dipinjam pakai tersebut.
2. Perjanjian kredit sebagai perjanjian khusus, maksudnya adalah tidak ada perjanjian
bernama dalam KUH perdata yang disebut dengan perjanjian kredit. Karena, yang
berlaku adalah ketentuan umum dari hukum perjanjian.
D. JAMINAN HUTANG
Berbeda dengan jaminan umum atas pasal 1131 KUH perdata, maka terhadap
pemegang jaminan hutang yang khusus oleh hukum diberikan hak preferens, artinya
krediturnya diberikan kedudukan yang lebih tinggi pembayaran hutangnya yang di ambil dari
hasil penjualan benda jaminan hutang, sedangkan jika ada sisa dari penjualan benda jaminan
hutang baru dibagi-bagikan kepada kreditur yang lainnya.
4
E. KREDIT SINDIKASI
Kredit sindikasi adalah kredit yang diberikan oleh beberapa bank kepada 1 debitur,
dimana di antara bank peserta sindikasi tersebut terdapat suatu hubungan lintas reditur yang
dikoordinasi secaraa erat dan kokoh oleh 1 bank sebagai koordinator, yan disebut dengan
Lead Debitur atau Lead Manager.
Model-model kredit sindikasi adalah :
1. Model Direct Participation
Dengan model partisipasi langsung semua kreditur yang tercakup dalam sindikasi
kreditur berhubungan secara kontraktual langsung dengan debitur.
2. Model Indirect Participation
Suatu sindikasi kredit dimana sungguh pun di antara para kreditur ada sindikasi
tertentu, tetapi ada di antara mereka yang berpartisipasi dengan cara tidak menjadi
pihak dalam loan agreement, tetapi menjadi kreditur lewat kreditur lain.
3. Model Club Deal
Suatu model sindikasi yang mana selain kreditur yang memberi pinjaman uang secara
kredit, terdapat juga kreditur yang memberikannya dengan cara pembiayaan.
F. SUBJEK PEMBIAYAAN
Subjek yang memberikan pembiayaan adalah :
a). Pihak Lembaga Pembiayaan.
b). Bank.
c). Perusahaan Swasta.
d). Masyarakat.
G. MODEL-MODEL PEMBIAYAAN
1) Model Pembiayaan Lewat Lembaga Pembiayaan, yaitu :
a. Sewa Guna Usaha (Leasing)
Adalah suatu kegiatan pembiayaan lewat penyediaan barang-barang modal untuk
digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu, berdasarkan
pembayaran secara berkala yang disertai atau tanpa disertai dengan hak pilh dari
perusahaan tersebut.
b. Anjak Piutang (Venture Capital)
Adalah pembiayaan jangka pendek tanpa klateral, pembiayaan mana dilakukan dalam
bentuk pembelian dan/atau pengalihan/ pengambil alihan serta pengurusan piutang atau
tagihan jangka pendek dari suatu perusahaan.
c. Modal Ventura (Venture Capital)
Adalah suatu pembiayaan oleh perusahaan modal ventura (investor) dalam bentuk
penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan
untuk jangka waktu tertentu.
d. Pembiayaan Konsumen (Consumer Finance)
Adalah kegiatan penyediaan dana bagi konsumen oleh perusahaan pembiayaan untuk
membeli barang-barang konsumsi yang pembayarannya dilakukan secara angsuran atau
berkala oleh konsumen.
e. Pembiayaan dengan Kartu kredit
Adalah membebankan kewajiban kepada pihak penerbit kartu kredit untuk melunasi
harga barang atau jasa ketika ditagih oleh pihak penjual barang atau jasa. Kemudian
5
2)
3)
4)
5)
kepada penerbitnya diberikan hak untuk menagih kembali pelunasan harga tersebut dari
pihak pemegang kartu kredit plus biaya lainnya.
Model Pembiayaan Lewat Pasar Modal
Adalah usaha untuk mendapatkan “dana murah”, khususnya jika yang ditawarkan adalah
saham, yang tidak perlu dibayar kembali harganya oleh penerima dana. Hal ini berbeda
dengan hutang misalnya, yang memang harus dibayar kembali pada waktu yang
diperjanjikan.
Model Pembiayaan Lewat Pendanaan Langsung (Private Place-ment)
Adalah proses penjualan efek-efek (surat berharga) baru atau dalam menyelenggarakan
suatu pinjaman berjangka panjang, pengeluaran efek mana dijual secara langsung kepada
investor, tanpa melalui pasar modal, pasar saham, atau pasar uang, dengan mekanisme
tidak melalui suatu penawaran umum.
Model Pembiayaan Lewat Pasar Uang
Adalah suatu pasar finansial di mana instrumen kredit jangka pendek yang umumnya
berkualitas tinggi diperjual belikan, yang dilakukan oleh pelaku pasar uang.
Model Pembiayaan Dagang dan Ekspor-Impor
Adalah pembiayaan yang ditujukan untuk membiayai perdagangan termasuk juga
membiayai perdagangan dengan jalan ekspor-impor.
6
RANGKUMAN BAB 10
JAMINAN HUTANG
A.
Pengertian Jaminan
Menurut Pasal 1131 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, bahwa “segala kebendaan
milik debitur, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada dikemudian hari, akan
menjadi tanggungan untuk segala perikatannya”. Dengan ketentuan tersebut, berarti seluruh
kekayaan milik nasabah debitur dapat menjadi jaminan bagi kreditur dalam hal ini adalah
pihak bank syariah. Dalam hal debitur tidak dapat memenuhi kewajiban kepada kreditur,
maka kebendaan milik debitur yang telah dijadikan sebagai objek jaminan dapat dijual oleh
bank sebagai bentuk pelunasan seluruh pembiayaan yang tidak dilunasi oleh debiturnya
secara baik. Hak kebendaan yang bersifat sebagai pelunasan hutang (hak jaminan) adalah
hak jaminan yang melekat pada kreditor yang memberikan kewenangan untuk melakukan
eksekusi kepada benda yang dijadikan jaminan jika debitur melakukan wansprestasi terhadap
suatu prestasi (perjanjian). Dengan demikian hak jaminan tidak dapat berdiri karena hak
jaminan merupakan perjanjian yang bersifat tambahan (accessoir) dari perjanjian pokoknya,
yakni perjanjian hutang piutang (perjanjian kredit). Perjanjian hutang piutang dalam KUH
Perdata tidak diatur secara terperinci, namun bersirat dalam pasal 1754 KUH Perdata tentang
perjanjian pinjaman pengganti yakni dikatakan bahwa bagi mereka yang meminjam harus
mengembalikan dengan bentuk dan kualitas yang sama.
B.
1.
Macam-Macam Bentuk Jaminan
Jaminan Umum
Pelunasan hutang dengan jaminan umum didasarkan pada pasal 1131 KUH Perdata
dan pasal 1132 KUH Perdata. Dalam pasal 1131 KUH Perdata dinyatakan bahwa segala
kebendaan debitur baik yang ada maupun yang akan ada baik bergerak maupun yang tidak
bergerak merupakan jaminan terhadap pelunasan hutang yang dibuatnya. Sedangkan pasal
1132 KUH Perdata menyebutkan harta kekayaan debitur menjadi jaminan secara bersamasama bagi semua kreditur yang memberikan hutang kepadanya.
2.
Jaminan Khusus
Pelunasan hutang dengan jaminan khusus merupakan hak khusus pada jaminan
tertentu bagi pemegang gadai, hipotik, hak tanggungan, dan fidusia.
1.
Gadai
Dalam pasal 1150 KUH perdata disebutkan bahwa gadai adalah hak yang diperoleh
kreditur atas suatu barang bergerak yang diberikan kepadanya oleh debitur atau orang lain
atas namanya untuk menjamin suatu hutang. Sifat-sifat Gadai yakni :







Gadai adalah untuk benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak
berwujud.
Gadai bersifat accesoir artinya merupakan tambahan dari perjanjian pokok yang
di maksudkan untuk menjaga jangan sampai debitur itu lalai membayar
hutangnya kembali.
Adanya sifat kebendaan.
Syarat inbezitz telling, artinya benda gadai harus keluar dari kekuasaan pemberi
gadai atau benda gadai diserahkan dari pemberi gadai kepada pemegang gadai.
Hak untuk menjual atas kekuasaan sendiri.
Hak preferensi (hak untuk di dahulukan).
Hak gadai tidak dapat di bagi-bagi artinya sebagian hak gadai tidak akan menjadi
hapus dengan di bayarnya sebagaian dari hutang oleh karena itu gadai tetap
melekat atas seluruh bendanya.
7

Obyek gadai adalah semua benda bergerak dan pada dasarnya bisa digadaikan
baik benda bergerak berwujud maupun benda bergerak yang tidak berwujud yang
berupa berbagai hak untuk mendapatkan berbagai hutang yakni berwujud suratsurat piutang kepada pembawa(aan toonder) atas tunjuk (aan order) dan atas
nama (op naam) serta hak paten.
2.
Hipotik
Hipotik berdasarkan pasal 1162 KUH perdata adalah suatu hak kebendaan atas benda
tidak bergerak untuk mengambil pengantian dari padanya bagi pelunasan suatu perhutangan
(verbintenis).
Sifat-sifat hipotik yakni :
a. Bersifat accesori yakni seperti halnya dengan gadai.
b. Mempunyai sifat zaaksgevolg (droit desuite) yaitu hak hipotik senantiasa mengikuti
bendanya dalam tagihan tangan siapa pun benda tersebut berada dalam pasal 1163 ayat 2
KUH perdata .
c. Lebih didahulukan pemenuhanya dari piutang yang lain (droit de preference) berdasarkan
pasal 1133-1134 ayat 2 KUH perdata.
d. Obyeknya benda-benda tetap.
3. Hak Tanggungan
Berdasarkan pasal 1 ayat 1 undang-undang hak tanggungan (UUTH), hak tanggungan
merupakan hak jaminan atas tanah yang dibebankan berikut benda-benda lain yang
merupakan suatu satu kesatuan dengan tanah itu untuk pelunasan hutang dan memberikan
kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur yang lain.
Obyek hak tanggungan yakni :
 Hak milik (HM).
 Hak guna usaha ( HGU).
 Rumah susun berikut tanah hak bersama serta hak milik atas satuan rumah susun (HM
SRS).
 Hak pakai atas tanah negara.
 Obyek hak tanggungan tersebut terdapat dalam pasal 4 undang-undang no 4 tahun 1996.
4. FIDUSIA
Fidusia yang lazim dikenal dengan nama FEO (Fiduciare Eigendoms Overdracht)
yang dasarnya merupakan suatu perjanjian accesor antara debitor dan kreditor yang isinya
penyerahan hak milik secara kepercayaan atau benda bergerak milik debitor kepada kreditur.
Namun, benda tersebut masih dikuasai oleh debitor sebagai peminjam pakai sehingga yang
diserahkan kepada kreditor adalah hak miliknya. Penyerahan demikian di namakan
penyerahan secara constitutum possesorim yang artinya hak milik (bezit) dari barang di mana
barang tersebut tetap pada orang yang mengalihkan (pengalihan pura-pura).
C. Asas-asas Hukum Jaminan
1. Asas Publicitiet
Asas bahwa semua hak baik hak tanggungan hak fidusia dan hipotik harus
didaftarkan.
 Hak tanggungan: Objek benda jaminan adalah tanah berikut atau tidak berikut dengan
apa yang ada diatasnya maka aturan hukum dan yang mengaturnya adalah hak
tanggungan.
8

Hak fidusia: Objek jaminan adalah benda bergerak contoh: mobil, sepeda motor,
perabot rumah tangga. Benda yang akan menjadi jaminan masih tetap dikuasai.
Aturan hukum yang mengaturnya disebut lembaga Fidusia.
2. Asas Specialitiet
Bahwa hak tanggungan, hak fidusia dan hipotik hanya dapat dibebankan atas persil
(satuan tanah) atau atas barang-barang yang sudah terdaftar atas nama orang tertentu. Secara
ringkas, Bahwa sesuatu benda yang akan dijaminkan sudah didaftarkan.
3. Asas Tidak Dapat Dibagi
Yaitu asas dapat dibaginya hutang tidak dapat mengakibatkan dapat dibaginya hak
tanggungan, hak fidusia, hipotik walaupun telah dilakukan pembayaran sebagian. Contoh: A
berhutang ke Bank 100 juta dengan jaminan sebidang tanah, dan sebuah mobil. Tanah nilai
taksirannya 100 juta dan mobil nilai taksirannya 60 juta, apabila hutang ini telah 50 %
diselesaikan maka nilai jaminannya hanya sebatas 1 benda jaminan tapi dengan begitu walau
hutang sudah mengecil tapi jaminan tidak bisa dibagi atau diambil.
D. Sistem Pengaturan Hukum Jaminan
1. Sistem Terbuka
Boleh disimpangi. Orang dapat melakukan hukum perjanjian mengenai apapun juga
baik yang sudah ada pengatur aturannya dalam KUHPerdata (Nominat) maupun yang tidak
diatur dalam KUHPerdata (Innominat).
2. Sistem Tertutup
Tidak Boleh disimpangi tunduk oleh peraturan-peraturan yang telah ditetapkan, tidak
dapat mengadakan hak-hak jaminan baru selain yang telah ditetapkan dalam Undang-undang.
E. Sumber Hukum Jaminan
1. Buku ke II KUHPerdata: Antara lain tentang gadai dan hipotik.
2. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), Terutama yang berkaitan Hipotik
kapal laut
3. Undang-undang No 5 tahun 1960 tentang peraturan dasar Pokok agrarian.
4. Undang-Undang No 4 tahun 1996 tentang hak tanggungan atas tanah beserta bendabenda yang berkaitan dengan tanah.
5. Undang-undang No 42 tahun 1949 tentang Fidusia.
6. Undang-undang no 21 Tahun 1992 tentang pelayaran.
9
RANGKUMAN BAB 11
SURAT BERHARGA
A. Pengertian Dan Dasar Hukum
Surat berharga adalah sebuah dokumen yang di terbitkan oleh penerbitnya sebagai
pemenuhan suatu prestasi berupa pembayaran sejumlah uang sehingga berfungsi sebagai alat
bayar kepada pihak-pihak yang memegang surat tersebut, baik pihak yang di berikan surat
berharga oleh penerbitnya atau pun pihak ketiga kepada siapa surat berharga tersebut di
alihkan.
 Secara yuridis,suatu surat beharga mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Sebagai alat pembayaran
2. Sebagai alat pemindahan hak tagih
3. Sebagai hak legitimasi
 Jika dilihat dari segi fungsinya, dikenal tiga macam surat beharga :
1. Surat yang bersifat hokum kebendaan
2. Surat tandakeanggotaan dari suatu persekutuan
3. Surat tagihan hutang
 Dasar-dasar hukum surat berharga :
1. Kitab undang-undang hukum dagang.
2. Perundang undangan lain untuk surat berharga lainnya.
Surat beharga mempunyai kekuatan mengikat tersimpul dalam empat teori sebagai berikut :
1. Teori kreasi menurut teori ini, sebabnya surat beharga mengikat penerbitnya adalah
karena tindakan penerbit menandatangani surat beharga tersebut.
2. Teori kepatutan ,penerbit surat beharga terikat dan harus membayar surat beharga
kepada siapapun pemegangnya. Akan tetapi, jika pemegangnya surat berharga “ tidak
pantas “ ,maka penerbit surat berharga tidak terikat untuk membayar kepada orang
tersebut.
3. Teori perjanjian ,sebabnya surat berharga mengikat penerbitnya adalah karena
penerbit telah membuat suatu perjanjian dengan pihak pemegang surat beharga
tersebut.
4. Teori penunjukan, sebabnya surat beharga mengikat penerbitnya adalah karena pihak
pemegang surat beharga tersebut menunjukan surat berharga tersebut kepada penerbit
untuk memndapatkan pembayarannya.
10
B. WESEL
Wesel adalah suatu surat berharga bertanggal dan menyebutkan tempat penerbitannya,
yang merupakan perintah tanpa syarat oleh penarik untuk membayar kepada pihak
pemegang atau di tunjuk oleh pemegang tersebut.
a. Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu wesel
1) Penarik / penerbit
2) Tertarik / tersangkut
3) Akseptan
4) Pemegang pertama
5) Pengganti
6) Endosan
b. Syarat-syarat formal surat wesel
1) Kata “surat wesel” yang di muat dalam teks dan di tuliskan dalam bahasa yang dipakai
wesel tersebut.
2) Perintah tanpa bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu.
3) Nama tertarik.
4) Tanggal pembayaran.
5) Penetapan tempat pembayaran.
6) Nama orang kepadanya / kepada orang yang ditunjuknya wesel tersebut harus di bayar.
7) Tanggal dan tempat wesel di tarik / di terbitkan.
8) Tanda tangan penerbit.
c. Macam-macam wesel
1) Wesel biasa adalah surat wesel di mana terdapat semua pihak yang berhubungan dengan
wesel tersebut.
2) Wesel atas pengganti penerbit adalah wesel yang di terbitkan untuk diri penarik sendiri.
3) Wesel atas penerbit sendiri adalah wesel yang diterbitkan oleh penarik, tetapi pihak tertarik
adalah pihak penarik itu sendiri.
4) Wesel untuk penghitungan pihak ketiga adalah wesel yang tidak di terbitkan oleh penarik
sendiri, tetapi diterbitkan oleh pihak ketiga untuk penarik itu sendiri.
5) Wesel Inkasso adalah wesel yang memberikan kuasa kepada pemegangnya untuk menagih
sejumlah uang, sehingga wesel ini tidak dapat di pindah tangankan.
6) Wesel berdomisili adalah surat wesel yang pembayarannya dilakukan oleh orang lain
selain dari tertarik dan pembayarannya di lakukan ditempat pihak ketiga.
d. Kewajiban pokok penarik wesel
11
1) Kewajiban menjamin akseptasi dan pembayaran.
2) Kewjiban menyediakan dana.
C. CEK
Cek adalah suatu surat berharga bertanggal dan menyebutkan tempat penerbitnya, yang
merupakan perintah tanpa syarat oleh penarik untuk membayar kepada pihak pihak
pemegang atau pembawanya.
a. Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu Cek
1) Penarik.
2) Tertarik.
3) Pemegang.
4) Pembawa.
5) Penggang.
6) Endosan .
b. Macam-macam Cek
1) Cek biasa adalah cek yang memenuhi semua kriteria dan ciri-ciri dari suatu Cek, tanpa
suatu ketentuan tambahan terhadap cek tersebut.
2) Cek atas pengganti penerbit adalah cek dimana nama pemegang pertama tidak disebutkan
sehingga pihak penarik sama dengan pemegang pertama.
3) Cek atas nama penerbit sendiri adalah cek dimana nama pihak tertarik juga tertindak
sebagai penarik.
4) Cek untuk perhitungan pihak ketiga adalah cek yang terbitkan untuk diri penarik sendiri.
5) Cek inkasso adalah cek yang didalamnya terdapat kata “Inkasso” atau kata “ dalam
pemberian kuasa” atau kata lain sejenisnya.
6) Cek berdomisili adalah cek yang ditempat pencariannya di tunjukkan di tempat tertentu,
yakni di tempat pihak ketiga atau ditempat pihak tersangkut.
7) Cek silang adalah cek yang dilembarannya diberikan garis silang, dimana cek seperti ini
hanya dapat di bayarkan jika pembawannya adalah bank lain atau nasabah tertarik.
8) Cek untuk perhitungan adalah cek yang dipembayaranya diberikan kata “untuk
diperhitungkan” atau kata lain yang sejenis.
9) Cek perjalanan adalah cek yang diterbitkan oleh seseorang yang akan melakukan
perjalanan ketempat lain. Sehingga ia tidak perlu membawa uang tunai dalam pejalanan.
12
D. SURAT SANGGUP
Surat Sanggup adalah suatu surat berharga, bertanggal dan menyebutkan tempat
penerbitnya yang merupakan kesanggupan tanpa syarat oleh penerbit untuk membayar
kepada pihak pemegang surat anggup.
a. Syarat-syarat formal surat surat sanggup
1) Kata surat “sanggup” yang dimuat dalam teks dan dituliskan dalam bahasa yang dipakai
dalam surat sanggup.
2) Kesanggupan tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu.
3) Tanggal pembayaran.
4) Penetapan tempat pembayaran.
5) Tanggal dan tempat surat sanggup ditarik/ diterbitkan.
6) Nama orang yang kepadanya/ kepada orang lain yang ditunjuk olehnya pembayaran
harus dilakukan.
7) Tanda tangan penerbit surat aksep.
E.BILYET GIRO
Bilyet Giro adalah suatu perintah tanpa syarat dari penerbitnya untuk memindah bukukan
sejumlah uang yang ada pada bank dimana penerbit memiliki rekening giro dan dana dalam
jumlah yang cukup kerekening milik pihak yang namanya tersebut dalam bilyet giro tersebut.
a. Pihak-pihak dalam bilyet giro
1) Penarik.
2) Bank penyimpan dana / tertarik.
3) Bank penerima.
4) Pemegang.
b. Syarat-syarat formal suatu Bilyet Giro
1) Nama dana nomor biliyet giro yang bersangkutan.
2) Nama bank penyimpanan dana / tertarik.
3) Perintah tanpa syarat untuk memindahbukukan.
4) Nama dan nomor rekening pemegang.
5) Nama bank penerima.
6) Tempat dan tanggal penarikan.
7) Tanda tangan penarik dan stempel jika merupakan badan hukum.
8) Penyebutan jumlah uang yang diperintah transfer.
13
F. SURAT BEHARGA LAINNYA
1. Promes Atas Tunjuk adalah surat kesanggupan tanpa syarat untuk membayar sejumlah
uang yang harus di bayar kepada si pembawa surat promes tersebut, pemegang berhak
menagih pembayaran hanya dalam tenggang waktu 6 hari sejak diterbitkan.
2. Kuitansi atas tunjuk adalah surat yang diterbitkan berupa kuitansi dimana orang yang telah
di tunjuk dan kemudian menguasai kuitansi tersebut dianggap telah membayar uang
tersebut kepada pihak yang namanya tercantum dalam kuitansi tersebut.
3. Konsumen adalah suatu surat berharga yang bertanggal dalam mana dinyatakan bahwa
pihak perusahaan pengangkutan telah menerima barang-barang tertentu dengan
penyebutan rincian barang tersebut untuk diangkut ke suatu tempat tertentu dengan
kapalnya dan menyerahkan barang tersebut kepada orang tertentu dengan syarat-syarat
tertentu.
4. Saham adalah suatu bagian dalam perusahaan yang merupakan kepentingan kepemilikan
dalam wujud benda bergerak dalam suatu perusahaan.
5. Obligasi adalah surat hutang jangka panjang (jangka waktu lebih dari satu tahun).
6. Comercial paper adalah suatau surat berharga berupa pengakuan hutang berjangka pendek
(sampai 270 hari).
14
RANGKUMAN BAB 12
PERBURUHAN DAN KETENAGAKERJAAN
A. PENGERTIAN
 Tenaga Kerja adalah setiap laki-laki atau perempuan yang sedang dalam/atau akan
melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan
barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
 Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu
sebelum, selama dan sesudah masa kerja.
 Pekerja adalah tenaga kerja yang bekerja di dalam hubungan kerja pada pengusaha
dengan mendapat upah.
B. HUBUNGAN KERJA
1. Hubungan kerja sektor formal adalah hubungan kerja yang terjalin antara pengusaha
dan pekerja berdasarkan perjanjian kerja, baik untuk waktu tertentu maupun untuk
waktu tidak tertentu yang mengandung adanya unsur kepercayaan upah dan perintah.
2. Hubungan kerja sektor informal adalah hubungan kerja yang terjalin antara pekerja
dan orang perorangan atau beberapa orang yang melakukan usaha bersama yang tidak
terbadan hukum atas dasar saling percaya dan sepakat dengan menerima upah dan atau
imbalan atau bagi hasil.
Perjanjian kerja dibuat berlandaskan prinsip-prinsip sebagai berikut :
 Kemauan bebas dari kedua belah pihak.
 Kemampuan atau kecakapan kedua belah pihak.
 Adanya pekerjaan yang diperjanjikan.
 Pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum.
Perjanjian kerja berakhir manakala :
 Pekerja meninggal dunia.
 Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.
 Adanya putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
 Adanya keadaan atau kejadian yang dicantumkan dalam perjanjian kerja yang dapat
menyebabkan berakhirnya hubungan kerja.
 Keadaan memaksa.
C. HUBUNGAN INDUSTRIAL
Hubungan Industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku
dalam prosess produksi barang atau jasa yang meliputi pengusaha, pekerja dan pemerintah.
Hubungan Industrial meliputi pokok-pokok kerja sama sebagai berikut :
 Kerja sama produksi (partner in production).
 Kerja sama keuntungan (partner in profit).
 Kerja sama dengan tanggungjawab (partner in responsibility).
Hubungan Industrial dilaksanakan dengan menggunakan sarana industrial sebagai berikut :
 Serikat pekerja.
 Organisasi pengusaha.
 Lembaga kerja sama bipartit.
 Lembaga kerja sama tripartit.
 Peraturan perusahaan.
 Kesepakatan Kerja Bersama (KKB).
 Penyelesaian perselisihan industrial.
15
Lembaga Kerja Sama Bipartit adalah forum komunikasi, konsultasi dan musyawarah
tentang masalah hubungan industrial di perusahaan yang anggotanya terdiri dari unsur
pengusaha dan unsur pekerja.
Lembaga Tripartit adalah forum komunikasi, konsultasi dan musyawarah tentang
masalah hubungan industrial di perusahaan yang anggotanya terdiri dari unsur pengusaha,
pekerja dan pemerintah.
D. PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAAN PEKERJA
Ukuran filosofis pengupahan adalah bahwa setiap pekerja tanpa membedakan jenis
kelamin berhak untuk memperoleh penghasilan yang layak bagi kemanusiaan. Pada
prinsipnya, upah dibayar sebagai imbalan dari prestasi kerja dari pihak pekerja.
Selanjutnya, dalam hubungan dengan kesejahteraan pekerja, maka pengusaha
diwajibkan oleh hukum untuk menyediakan fasilitas pekerjaan sesuai dengan kemampuan
perusahaan, kedudukan dan kebutuhan pekerja.
Fasilitas yang diberikan kepada pekerja adalah :
1. Fasilitas perumahan.
2. Fasilitas kendaraan.
3. Pemberian bonus.
4. Tunjangan Lebaran dan Hari Natal, dan lain-lain bagi yang yang beragama lain.
5. Cuti tahunan, hamil, dan lain-lain.
6. Pembentukan koperasi karyawan.
7. Pendidikan dan pelatihan kerja.
8. Jaminan sosial tenaga kerja.
9. Dan lain-lain.
E. MOGOK KERJA
Mogok kerja adalah tindakan pekerja secara besama-sama menghentikan atau
memperlambat pekerjaan sebagai akibat gagalnya perundingan penyelesaian perselisihan
industrial yang dilakukan, agar pengusaha memenuhi tuntutan pekerja.
F. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) DAN LOCK OUT
 Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah pengakhiran hubungan kerja karena sesuatu
hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban pekerja dan pengusaha.
Pemutusan Hubungan Kerja tidak dapat dilakukan dalam hal sebagai berikut :
1. Pekerja berhalangan karena sakit menurut keterangan dokter selama waktu tidak
malampaui 12 bulan secara terus-menerus.
2. Pekerja berhalangan menjalankan pekerjaannya karena memenuhi kewajiban terhadap
negara.
3. Pekerja menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya.
4. Pekerja menikah, hamil, melahirkan, atau gugur kandungan.
5. Pekerja mempunyai pertalian darah dan atau ikatan perkawinan dengan pekerja lainnya
di dalam suatu perusahaan.
6. Pekerja mendirikan, menjadi anggota dan/atau menjadi pengurus serikat pekerja.
 Penutupan perusahaan (Lock Out) adalah tindakan/hak dari pengusaha untuk
mengehntikan sebagian atau seluruh kegiatan perusahaan sebagai akibat penyelesaian
perselisihan industrial yang tidak mencapai kesepakatan.
G. KESELAMATAN DAN PERLINDUNGAN KERJA
16
1. Dilarang mempekerjakan anak yang masih berumur kurang dari 15 tahun.
2. Bagi anak yang dipekerjakan karena terpaksa disebabkan alasan wajib diberikan
perlindungan khusus.
3. Dilarang mempekerjakan orang muda untuk pekerjaa tertentu.
4. Dilarang mempekerjakan orang perempuan untuk pekerjaan tertuntu dengan situasi
tertentu seperti malam hari kecuali dengan izin khusus.
5. Pengusaha wajib mengikuti ketentuan jam kerja dan lembur.
6. Pengusaha berhak mendapat waktu istirahat kerja, cuti tahunan dan cuti hamil.
7. Pekerja wanita tidak diwajibkan bekerja pada hari pertama dan kedua waktu haid.
8. Dilarang mempekerjakan orang pada libur resmi.
H. PERSELISIHAN PERBURUHAN
Perselisihan perburuhan adalah perselisihan mengenai subjek-subjek sebagai berikut :
1. Pelaksanaan syarat-syarat kerja di perusahaan.
2. Pelaksanaan norma kerja di perusahaaan.
3. Hubungan kerja antara pengusaha dengan pekerja.
4. Kondisi kerja di perusahaan.
I. PENYIDIKAN, PEMIDANAAN DAN SANKSI-SANKSI
Hukum menyediakan sanksi atas pelanggaran di bidang ketenagakerjaan. Sanksi
pidana penjara dan denda dapat dijatuhkan kepada pelanggaran ketentuan tertentu, yang
besarnya hukuman bergantung kepada jenis pelangggaran yang dilakukan. Dalam penjatuhan
sanksi pidana, proses penyidikan dilakukan selain oleh penyidik pejabat polisi Republik
Indonesia, juga dapat dilakukan oleh pejabat pegawai negeri sipil di lingkunagn instansi
pemerintah.
Selanjutnya terdapat juga sanksi-sanksi bagi para pelanggar hukum ketenagakerjaan.
Sanksi-sanksi administrasi tersebut adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Teguran.
Peringatan tertulis.
Denda.
Pembatasan kegiatan usaha.
Pembekuan kegiatan usaha.
Pembatalan persetujuan.
Pembatalan pendaftaran.
Penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi.
Pencabutan izin.
17
Download