RANGKUMAN BAB 8 MERGER DAN AKUISISI A. Definisi Merger dan Akuisisi Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang memerger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang di-merger dengan begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang baru (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598). Definisi merger yang lain yaitu sebagai penyerapan dari suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain. Dalam hal ini perusahaan yang membeli akan melanjutkan nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan yang dibeli. Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan kehilangan/berhenti beroperasi (Harianto dan Sudomo, 2001, p.640). Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan membeli saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada.(Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598). Menurut Damodaran suatu perusahaan dapat digabungkan dengan perusahaan lain dengan beberapa cara yaitu : 1. Merger Dalam bahasa Indonesia istilah “merger” ini sering disebut dengan penggabungan perusahaan 2. Akuisisi Dalam bahsa Indonesia istilah akuisisi perusahaan disebut dengan istilah pengambilalihan perusahaan 3. Konsolidasi Konsolidasi sering juga disebut dengan peleburan perusahaan. Dengan istilah konsolidasi ini dimaksudkan adalah suatu proses hukum untuk meleburnya dua buah perusahaan atau lebih kedalam perusahaan ketiga (perusahaan baru) sehingga akibatnya dua perusahaan atau lebih tadi menjadi bubar. 4. Take over Pengambilalihan diantara dua perusahaan baik secara sukarela maupun terpaksa dengan cara penawaran tender. 5. TENDER OFFER Perusahaan mengajukan penawaran resmi kepada pemegang saham untuk membeli kembali sejumlah lembar saham dengan harga tertentu. 6. MANAGEMENT BUYOUTS (MBO) Suatu tindakan sebagian kecil pemegang saham, biasanya melibatkan manajemen perusahaan untuk mengambilalih kepemilikan dengan menggunakan dana yang diperoleh dari menerbitkan obligasi (berhutang) 7. JOINT VENTURE Suatu program kerjasama dimana sebagian dari dua perusahaan bergabung untuk tujuan tertentu 8. LBO LBO (Leverage buyouts) dilakukan dengan membeli suatu perusahaan yang diingikan kemudian perusahaan tersebut dibenahi sehingga menjadi bagus, setelah itu menjualnya kembali.Sehingga penjual memperoleh keuntungan finansial. 1 B. Model-model Meger dan Akuisisi 1. Model Merger a. Horizontal Merger terjadi ketika dua atau lebih perusahaan yang bergerak di bidang industri yang sama bergabung yang bertujuan memperluas daerah pemasaran, memperbanyak saluran distribusi, memperbanyak produksi, dan metode penjualan Contoh : Trans tv dengan Trans 7 mereka bergerak dalam bidang yang sama yakni dalam bidang pertelevisian di Indonesia. b. Vertical Merger terjadi ketika suatu perusahaan mengakuisisi perusahaan supplier atau customernya yang bertujuan memperluas daerah pemasaran, memperbanyak saluran distribusi, memperbanyak produksi, dan metode penjualan. Contoh : PT. UHT yang memproduksi susu dalam bentuk kalengan serta cair mereka bergabung dalam suatu nama membentuk suatu perusahaan baru yang lebih kuat dan memperoleh lebih baik keuntungan, seperi : peternak sapi dengan pabrik penggolahan susu dan pabrik pengepakan produk. c. Congeneric Merger terjadi ketika perusahaan dalam industri yang sama tetapi tidak dalam garis bisnis yang sama dengan supplier atau customernya. Keuntungannya adalah perusahaan dapat menggunakan penjualan dan distribusi yang sama. d. Conglomerate Merger terjadi ketika perusahaan yang tidak berhubungan bisnis melakukan merger.Konglomerasi tidak hanya penggabungan yang bersifat horizontal saja atau maupun vertical saja melainkan keduanya.Sehingga bergabung menjadi sebuah perusahaan yang kuat.Keuntungannya adalah dapat mengurangi resiko.(Gitman, 2003, p.717). Contoh : perusahaan bakrie yang bergerak dalam bidang telekomunikasi dengan merek dagang esia, kemudian dalam pertambangan yakni Perusahaan KTM, dalam bidang kuliner mereka menyediakan Holland bakrie, dalam industry pertelevisian dengan nama TV One. 2. Model Akuisisi a. Akuisisi Horizontal Adalah akuisisi diantara suatu perusahaan atau seseorang dengan satu atau lebih perusahaan lain dimana kedua perusahaan tersebut mempuyai dua bidang bisnis yang sama. b. Akuisisi Vertikal Adalah akuisisi diantara suatu perusahaan atau seseorang dengan satu atau lebih perusahaan lain dimana antara dua perusahaan tesebut masih dalam satu rantai produksi. c. Akuisisi kongeneric Adalah akuisisi diantara suatu perusahaan atau seseorang dengan satu atau lebih perusahaan lain dimanakedua perusahaan tersebut saling berhubungan, tetapi bukan terhadap produk yang sama. d. Akuisisi Konglomerat Adalah akuisisi diantara dua atau leih perusahaan yang bisnisnya sama sekali tidak terkait. C. Dasar Hukum Merger dan Akuisisi 1. Dasar Hukum Perseroan, Undang-Undang Perseroan Terbatas dan Peraturan Pelaksana lainnya 2. Dasar Hukum Kontraktual, Burgerlijk wetboek, tentang perikatan 3. Dasar HUkum status Perusahaan, Undang-undang pasar modal, penanaman modal 2 asing, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 4. Dasar Hukum tentang Konsekuensi Merger, Undang-undang Anti monopoli, perburuhan, subrogasi, dan lain sebagainya 5. Dasar Hukum Pembidangan Usaha, Undang-undang Perbankan, perdagangan, industri dan lain-lain . D. Prosedur Pelaksanaan Merger dan Akuisisi Prosedur hukum tentang pelaksanaan merger dan akuisisi pedomannya didapatkan dalam berbagai aturan hukum tentang merger dan akuisisi danpenjabarannya didapatkan dalam praktek hukum sehari-hari tentang merger dan akuisisi. Secara garis besarprosedur hukum tentang merger dan akuisisi yang umum adalah sebagai berikut 1. Penjajakan bagi kedua perusahaan tentang kemungkinan untuk melakukan merger dan akuisisi 2. Dilakukan langkah-langkah persiapan oleh kedua perusahaan yang akan melakukan merger dan akuisisi 3. Para pihak dalam merger atau pihak pengakuisisi mulai menunjuk pihak-pihak yang terlibat dalam proses pelaksanaan merger dan akuisisi seperti lawyer, akuntan, penilai, notaris, konsultan pajak, dan lain-lain 4. Direksi dari kedua belah pihak dalam merger atau direksi perusahaan pengakuisisi membuat proposal untuk merger dan akuisisi 5. Proposal merger dan akuisisi tersebut dituangkan dalam rancangan merger dan akuisisi 6. Pengumuman isi ringkasan rancangan merger atau akuisisi kedalamsurat kabar 7. Memanggil dan membuat Rapat Umum Pemegang Saham bagi masing-masing perusahaan dengan agenda antara lain menyetujui rancangan merger atau akuisisi 8. Lawyer mulai merancang dan mendiskusikan scheme dan prosedur yang akan ditempuh 9. Lawyer mlai membuat legal audit, untuk perusahaan biasabila diperlukan, dan untuk perusahaan terbuka atau bank wajib diperlukan 10. Auntan mulai meneliti pembukun dan neraca perusahaan 11. Penilai mulai melakukan penilaian terhdap asset-asset perusahaan merger atau akuisisi 12. Konsultan manajemen mulai menelaah manajemen dari perusahaan-perusahaan yang akan merger atau akuisisi 13. Mulai ditetapkan langkah-langkah strategis dalam rangka pelaksanaaan merger dan akuisisi tersebut 14. Lawyer mulai membuat draft kontrak merger atau akuisisi 15. Dibuat rancangan perubahan anggaran dasar, jika ada 16. Pengajuan izin merger dan akuisisi kepada yang berwewenang 17. Kontrak merger dan akuisisi ditandatangani 18. Pendaftaran perubahan anggaran dasar kedalam daftar perusahaan 19. Pengumuman perubahan anggaran dasarkedalam Tambahan Berita Negara 20. Penyelesaian administrasi pelaksanaan merger atau akuisisi 21. Penyelesaian proses likuidasi bagi merger yang memerlukan likuidasi dan pembubaran perusahaan bagi perusahaan yang tidak memerlukan proses likuidasi. F. Larangan-larangan dalam Merger dan Akuisisi Suatu merger dan akuisisi tidak boleh menimbulkan monopoli atau persaingan tidak sehat dipasar. Karena apabila hal ini terjadi maka akan banyak orang yang dirugikan baik masyarakat konsumen atau pihak tersaing secara tidak sehat terebut. 3 RANGKUMAN BAB 9 PERKREDITAN DAN PEMBIAYAAN A. PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM Perkreditan adalah suatu penyediaan uang atau yang dipersamakan dengannya, yang didasari atas perjanjian pinjam-meminjam antara pihak kreditur, yang mewajibkan pihak debitur untuk melunasi hutangnya dalam jangka waktu tertentu. Pembiayaan adalah suatu penyediaan uang atau yang dipersamakan dengannya, yang didasari atas perjanjian pembiayaan antara pihak pemberi biaya dengan pihak debitur, yang mewajibkan pihak debitur untuk melunasi hutang yang terbit dari pembiayaan tersebut dalam jangka waktu tertentu. Yang menjadi dasar hukum kredit adalah : 1. Kontrak kredit. 2. Undang-undang perbankan dan jaminan hutang. 3. Peraturan perundang-undangan lainnya. 4. Yurisprudensi tentang perkreditan. 5. Kebiasaan perbankan. Yang menjadi dasar hukum Pembiayaan adalah : 1. Kontrak pembiayaan. 2. Undang-undang tentang Jaminan Hutang. 3. Peraturan perundang-undangan lainnya. 4. Yurisprudensi tentang pembiayaan. 5. Kebiasaan perbankan dan pembiayaan. B. TEORI HUKUM TENTANG TANGGUNG JAWAB KREDITUR 1. Teori Instrumentalis. 2. Teori Keagenan. 3. Teori Kemitraan De Facto. 4. Teori Perbuatan Melawan Hukum. 5. Teori Itikad Baik. C. PERJANJIAN KREDIT 1. Perjanjian kredit sebagai perjanjian pinjam pakai habis, maksudnya adalah dimana benda yang dipinjam oleh debitur yang dikembalikan adalah nilai dari benda yang dipinjam pakai tersebut. 2. Perjanjian kredit sebagai perjanjian khusus, maksudnya adalah tidak ada perjanjian bernama dalam KUH perdata yang disebut dengan perjanjian kredit. Karena, yang berlaku adalah ketentuan umum dari hukum perjanjian. D. JAMINAN HUTANG Berbeda dengan jaminan umum atas pasal 1131 KUH perdata, maka terhadap pemegang jaminan hutang yang khusus oleh hukum diberikan hak preferens, artinya krediturnya diberikan kedudukan yang lebih tinggi pembayaran hutangnya yang di ambil dari hasil penjualan benda jaminan hutang, sedangkan jika ada sisa dari penjualan benda jaminan hutang baru dibagi-bagikan kepada kreditur yang lainnya. 4 E. KREDIT SINDIKASI Kredit sindikasi adalah kredit yang diberikan oleh beberapa bank kepada 1 debitur, dimana di antara bank peserta sindikasi tersebut terdapat suatu hubungan lintas reditur yang dikoordinasi secaraa erat dan kokoh oleh 1 bank sebagai koordinator, yan disebut dengan Lead Debitur atau Lead Manager. Model-model kredit sindikasi adalah : 1. Model Direct Participation Dengan model partisipasi langsung semua kreditur yang tercakup dalam sindikasi kreditur berhubungan secara kontraktual langsung dengan debitur. 2. Model Indirect Participation Suatu sindikasi kredit dimana sungguh pun di antara para kreditur ada sindikasi tertentu, tetapi ada di antara mereka yang berpartisipasi dengan cara tidak menjadi pihak dalam loan agreement, tetapi menjadi kreditur lewat kreditur lain. 3. Model Club Deal Suatu model sindikasi yang mana selain kreditur yang memberi pinjaman uang secara kredit, terdapat juga kreditur yang memberikannya dengan cara pembiayaan. F. SUBJEK PEMBIAYAAN Subjek yang memberikan pembiayaan adalah : a). Pihak Lembaga Pembiayaan. b). Bank. c). Perusahaan Swasta. d). Masyarakat. G. MODEL-MODEL PEMBIAYAAN 1) Model Pembiayaan Lewat Lembaga Pembiayaan, yaitu : a. Sewa Guna Usaha (Leasing) Adalah suatu kegiatan pembiayaan lewat penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran secara berkala yang disertai atau tanpa disertai dengan hak pilh dari perusahaan tersebut. b. Anjak Piutang (Venture Capital) Adalah pembiayaan jangka pendek tanpa klateral, pembiayaan mana dilakukan dalam bentuk pembelian dan/atau pengalihan/ pengambil alihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek dari suatu perusahaan. c. Modal Ventura (Venture Capital) Adalah suatu pembiayaan oleh perusahaan modal ventura (investor) dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan untuk jangka waktu tertentu. d. Pembiayaan Konsumen (Consumer Finance) Adalah kegiatan penyediaan dana bagi konsumen oleh perusahaan pembiayaan untuk membeli barang-barang konsumsi yang pembayarannya dilakukan secara angsuran atau berkala oleh konsumen. e. Pembiayaan dengan Kartu kredit Adalah membebankan kewajiban kepada pihak penerbit kartu kredit untuk melunasi harga barang atau jasa ketika ditagih oleh pihak penjual barang atau jasa. Kemudian 5 2) 3) 4) 5) kepada penerbitnya diberikan hak untuk menagih kembali pelunasan harga tersebut dari pihak pemegang kartu kredit plus biaya lainnya. Model Pembiayaan Lewat Pasar Modal Adalah usaha untuk mendapatkan “dana murah”, khususnya jika yang ditawarkan adalah saham, yang tidak perlu dibayar kembali harganya oleh penerima dana. Hal ini berbeda dengan hutang misalnya, yang memang harus dibayar kembali pada waktu yang diperjanjikan. Model Pembiayaan Lewat Pendanaan Langsung (Private Place-ment) Adalah proses penjualan efek-efek (surat berharga) baru atau dalam menyelenggarakan suatu pinjaman berjangka panjang, pengeluaran efek mana dijual secara langsung kepada investor, tanpa melalui pasar modal, pasar saham, atau pasar uang, dengan mekanisme tidak melalui suatu penawaran umum. Model Pembiayaan Lewat Pasar Uang Adalah suatu pasar finansial di mana instrumen kredit jangka pendek yang umumnya berkualitas tinggi diperjual belikan, yang dilakukan oleh pelaku pasar uang. Model Pembiayaan Dagang dan Ekspor-Impor Adalah pembiayaan yang ditujukan untuk membiayai perdagangan termasuk juga membiayai perdagangan dengan jalan ekspor-impor. 6 RANGKUMAN BAB 10 JAMINAN HUTANG A. Pengertian Jaminan Menurut Pasal 1131 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, bahwa “segala kebendaan milik debitur, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada dikemudian hari, akan menjadi tanggungan untuk segala perikatannya”. Dengan ketentuan tersebut, berarti seluruh kekayaan milik nasabah debitur dapat menjadi jaminan bagi kreditur dalam hal ini adalah pihak bank syariah. Dalam hal debitur tidak dapat memenuhi kewajiban kepada kreditur, maka kebendaan milik debitur yang telah dijadikan sebagai objek jaminan dapat dijual oleh bank sebagai bentuk pelunasan seluruh pembiayaan yang tidak dilunasi oleh debiturnya secara baik. Hak kebendaan yang bersifat sebagai pelunasan hutang (hak jaminan) adalah hak jaminan yang melekat pada kreditor yang memberikan kewenangan untuk melakukan eksekusi kepada benda yang dijadikan jaminan jika debitur melakukan wansprestasi terhadap suatu prestasi (perjanjian). Dengan demikian hak jaminan tidak dapat berdiri karena hak jaminan merupakan perjanjian yang bersifat tambahan (accessoir) dari perjanjian pokoknya, yakni perjanjian hutang piutang (perjanjian kredit). Perjanjian hutang piutang dalam KUH Perdata tidak diatur secara terperinci, namun bersirat dalam pasal 1754 KUH Perdata tentang perjanjian pinjaman pengganti yakni dikatakan bahwa bagi mereka yang meminjam harus mengembalikan dengan bentuk dan kualitas yang sama. B. 1. Macam-Macam Bentuk Jaminan Jaminan Umum Pelunasan hutang dengan jaminan umum didasarkan pada pasal 1131 KUH Perdata dan pasal 1132 KUH Perdata. Dalam pasal 1131 KUH Perdata dinyatakan bahwa segala kebendaan debitur baik yang ada maupun yang akan ada baik bergerak maupun yang tidak bergerak merupakan jaminan terhadap pelunasan hutang yang dibuatnya. Sedangkan pasal 1132 KUH Perdata menyebutkan harta kekayaan debitur menjadi jaminan secara bersamasama bagi semua kreditur yang memberikan hutang kepadanya. 2. Jaminan Khusus Pelunasan hutang dengan jaminan khusus merupakan hak khusus pada jaminan tertentu bagi pemegang gadai, hipotik, hak tanggungan, dan fidusia. 1. Gadai Dalam pasal 1150 KUH perdata disebutkan bahwa gadai adalah hak yang diperoleh kreditur atas suatu barang bergerak yang diberikan kepadanya oleh debitur atau orang lain atas namanya untuk menjamin suatu hutang. Sifat-sifat Gadai yakni : Gadai adalah untuk benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud. Gadai bersifat accesoir artinya merupakan tambahan dari perjanjian pokok yang di maksudkan untuk menjaga jangan sampai debitur itu lalai membayar hutangnya kembali. Adanya sifat kebendaan. Syarat inbezitz telling, artinya benda gadai harus keluar dari kekuasaan pemberi gadai atau benda gadai diserahkan dari pemberi gadai kepada pemegang gadai. Hak untuk menjual atas kekuasaan sendiri. Hak preferensi (hak untuk di dahulukan). Hak gadai tidak dapat di bagi-bagi artinya sebagian hak gadai tidak akan menjadi hapus dengan di bayarnya sebagaian dari hutang oleh karena itu gadai tetap melekat atas seluruh bendanya. 7 Obyek gadai adalah semua benda bergerak dan pada dasarnya bisa digadaikan baik benda bergerak berwujud maupun benda bergerak yang tidak berwujud yang berupa berbagai hak untuk mendapatkan berbagai hutang yakni berwujud suratsurat piutang kepada pembawa(aan toonder) atas tunjuk (aan order) dan atas nama (op naam) serta hak paten. 2. Hipotik Hipotik berdasarkan pasal 1162 KUH perdata adalah suatu hak kebendaan atas benda tidak bergerak untuk mengambil pengantian dari padanya bagi pelunasan suatu perhutangan (verbintenis). Sifat-sifat hipotik yakni : a. Bersifat accesori yakni seperti halnya dengan gadai. b. Mempunyai sifat zaaksgevolg (droit desuite) yaitu hak hipotik senantiasa mengikuti bendanya dalam tagihan tangan siapa pun benda tersebut berada dalam pasal 1163 ayat 2 KUH perdata . c. Lebih didahulukan pemenuhanya dari piutang yang lain (droit de preference) berdasarkan pasal 1133-1134 ayat 2 KUH perdata. d. Obyeknya benda-benda tetap. 3. Hak Tanggungan Berdasarkan pasal 1 ayat 1 undang-undang hak tanggungan (UUTH), hak tanggungan merupakan hak jaminan atas tanah yang dibebankan berikut benda-benda lain yang merupakan suatu satu kesatuan dengan tanah itu untuk pelunasan hutang dan memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur yang lain. Obyek hak tanggungan yakni : Hak milik (HM). Hak guna usaha ( HGU). Rumah susun berikut tanah hak bersama serta hak milik atas satuan rumah susun (HM SRS). Hak pakai atas tanah negara. Obyek hak tanggungan tersebut terdapat dalam pasal 4 undang-undang no 4 tahun 1996. 4. FIDUSIA Fidusia yang lazim dikenal dengan nama FEO (Fiduciare Eigendoms Overdracht) yang dasarnya merupakan suatu perjanjian accesor antara debitor dan kreditor yang isinya penyerahan hak milik secara kepercayaan atau benda bergerak milik debitor kepada kreditur. Namun, benda tersebut masih dikuasai oleh debitor sebagai peminjam pakai sehingga yang diserahkan kepada kreditor adalah hak miliknya. Penyerahan demikian di namakan penyerahan secara constitutum possesorim yang artinya hak milik (bezit) dari barang di mana barang tersebut tetap pada orang yang mengalihkan (pengalihan pura-pura). C. Asas-asas Hukum Jaminan 1. Asas Publicitiet Asas bahwa semua hak baik hak tanggungan hak fidusia dan hipotik harus didaftarkan. Hak tanggungan: Objek benda jaminan adalah tanah berikut atau tidak berikut dengan apa yang ada diatasnya maka aturan hukum dan yang mengaturnya adalah hak tanggungan. 8 Hak fidusia: Objek jaminan adalah benda bergerak contoh: mobil, sepeda motor, perabot rumah tangga. Benda yang akan menjadi jaminan masih tetap dikuasai. Aturan hukum yang mengaturnya disebut lembaga Fidusia. 2. Asas Specialitiet Bahwa hak tanggungan, hak fidusia dan hipotik hanya dapat dibebankan atas persil (satuan tanah) atau atas barang-barang yang sudah terdaftar atas nama orang tertentu. Secara ringkas, Bahwa sesuatu benda yang akan dijaminkan sudah didaftarkan. 3. Asas Tidak Dapat Dibagi Yaitu asas dapat dibaginya hutang tidak dapat mengakibatkan dapat dibaginya hak tanggungan, hak fidusia, hipotik walaupun telah dilakukan pembayaran sebagian. Contoh: A berhutang ke Bank 100 juta dengan jaminan sebidang tanah, dan sebuah mobil. Tanah nilai taksirannya 100 juta dan mobil nilai taksirannya 60 juta, apabila hutang ini telah 50 % diselesaikan maka nilai jaminannya hanya sebatas 1 benda jaminan tapi dengan begitu walau hutang sudah mengecil tapi jaminan tidak bisa dibagi atau diambil. D. Sistem Pengaturan Hukum Jaminan 1. Sistem Terbuka Boleh disimpangi. Orang dapat melakukan hukum perjanjian mengenai apapun juga baik yang sudah ada pengatur aturannya dalam KUHPerdata (Nominat) maupun yang tidak diatur dalam KUHPerdata (Innominat). 2. Sistem Tertutup Tidak Boleh disimpangi tunduk oleh peraturan-peraturan yang telah ditetapkan, tidak dapat mengadakan hak-hak jaminan baru selain yang telah ditetapkan dalam Undang-undang. E. Sumber Hukum Jaminan 1. Buku ke II KUHPerdata: Antara lain tentang gadai dan hipotik. 2. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), Terutama yang berkaitan Hipotik kapal laut 3. Undang-undang No 5 tahun 1960 tentang peraturan dasar Pokok agrarian. 4. Undang-Undang No 4 tahun 1996 tentang hak tanggungan atas tanah beserta bendabenda yang berkaitan dengan tanah. 5. Undang-undang No 42 tahun 1949 tentang Fidusia. 6. Undang-undang no 21 Tahun 1992 tentang pelayaran. 9 RANGKUMAN BAB 11 SURAT BERHARGA A. Pengertian Dan Dasar Hukum Surat berharga adalah sebuah dokumen yang di terbitkan oleh penerbitnya sebagai pemenuhan suatu prestasi berupa pembayaran sejumlah uang sehingga berfungsi sebagai alat bayar kepada pihak-pihak yang memegang surat tersebut, baik pihak yang di berikan surat berharga oleh penerbitnya atau pun pihak ketiga kepada siapa surat berharga tersebut di alihkan. Secara yuridis,suatu surat beharga mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Sebagai alat pembayaran 2. Sebagai alat pemindahan hak tagih 3. Sebagai hak legitimasi Jika dilihat dari segi fungsinya, dikenal tiga macam surat beharga : 1. Surat yang bersifat hokum kebendaan 2. Surat tandakeanggotaan dari suatu persekutuan 3. Surat tagihan hutang Dasar-dasar hukum surat berharga : 1. Kitab undang-undang hukum dagang. 2. Perundang undangan lain untuk surat berharga lainnya. Surat beharga mempunyai kekuatan mengikat tersimpul dalam empat teori sebagai berikut : 1. Teori kreasi menurut teori ini, sebabnya surat beharga mengikat penerbitnya adalah karena tindakan penerbit menandatangani surat beharga tersebut. 2. Teori kepatutan ,penerbit surat beharga terikat dan harus membayar surat beharga kepada siapapun pemegangnya. Akan tetapi, jika pemegangnya surat berharga “ tidak pantas “ ,maka penerbit surat berharga tidak terikat untuk membayar kepada orang tersebut. 3. Teori perjanjian ,sebabnya surat berharga mengikat penerbitnya adalah karena penerbit telah membuat suatu perjanjian dengan pihak pemegang surat beharga tersebut. 4. Teori penunjukan, sebabnya surat beharga mengikat penerbitnya adalah karena pihak pemegang surat beharga tersebut menunjukan surat berharga tersebut kepada penerbit untuk memndapatkan pembayarannya. 10 B. WESEL Wesel adalah suatu surat berharga bertanggal dan menyebutkan tempat penerbitannya, yang merupakan perintah tanpa syarat oleh penarik untuk membayar kepada pihak pemegang atau di tunjuk oleh pemegang tersebut. a. Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu wesel 1) Penarik / penerbit 2) Tertarik / tersangkut 3) Akseptan 4) Pemegang pertama 5) Pengganti 6) Endosan b. Syarat-syarat formal surat wesel 1) Kata “surat wesel” yang di muat dalam teks dan di tuliskan dalam bahasa yang dipakai wesel tersebut. 2) Perintah tanpa bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu. 3) Nama tertarik. 4) Tanggal pembayaran. 5) Penetapan tempat pembayaran. 6) Nama orang kepadanya / kepada orang yang ditunjuknya wesel tersebut harus di bayar. 7) Tanggal dan tempat wesel di tarik / di terbitkan. 8) Tanda tangan penerbit. c. Macam-macam wesel 1) Wesel biasa adalah surat wesel di mana terdapat semua pihak yang berhubungan dengan wesel tersebut. 2) Wesel atas pengganti penerbit adalah wesel yang di terbitkan untuk diri penarik sendiri. 3) Wesel atas penerbit sendiri adalah wesel yang diterbitkan oleh penarik, tetapi pihak tertarik adalah pihak penarik itu sendiri. 4) Wesel untuk penghitungan pihak ketiga adalah wesel yang tidak di terbitkan oleh penarik sendiri, tetapi diterbitkan oleh pihak ketiga untuk penarik itu sendiri. 5) Wesel Inkasso adalah wesel yang memberikan kuasa kepada pemegangnya untuk menagih sejumlah uang, sehingga wesel ini tidak dapat di pindah tangankan. 6) Wesel berdomisili adalah surat wesel yang pembayarannya dilakukan oleh orang lain selain dari tertarik dan pembayarannya di lakukan ditempat pihak ketiga. d. Kewajiban pokok penarik wesel 11 1) Kewajiban menjamin akseptasi dan pembayaran. 2) Kewjiban menyediakan dana. C. CEK Cek adalah suatu surat berharga bertanggal dan menyebutkan tempat penerbitnya, yang merupakan perintah tanpa syarat oleh penarik untuk membayar kepada pihak pihak pemegang atau pembawanya. a. Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu Cek 1) Penarik. 2) Tertarik. 3) Pemegang. 4) Pembawa. 5) Penggang. 6) Endosan . b. Macam-macam Cek 1) Cek biasa adalah cek yang memenuhi semua kriteria dan ciri-ciri dari suatu Cek, tanpa suatu ketentuan tambahan terhadap cek tersebut. 2) Cek atas pengganti penerbit adalah cek dimana nama pemegang pertama tidak disebutkan sehingga pihak penarik sama dengan pemegang pertama. 3) Cek atas nama penerbit sendiri adalah cek dimana nama pihak tertarik juga tertindak sebagai penarik. 4) Cek untuk perhitungan pihak ketiga adalah cek yang terbitkan untuk diri penarik sendiri. 5) Cek inkasso adalah cek yang didalamnya terdapat kata “Inkasso” atau kata “ dalam pemberian kuasa” atau kata lain sejenisnya. 6) Cek berdomisili adalah cek yang ditempat pencariannya di tunjukkan di tempat tertentu, yakni di tempat pihak ketiga atau ditempat pihak tersangkut. 7) Cek silang adalah cek yang dilembarannya diberikan garis silang, dimana cek seperti ini hanya dapat di bayarkan jika pembawannya adalah bank lain atau nasabah tertarik. 8) Cek untuk perhitungan adalah cek yang dipembayaranya diberikan kata “untuk diperhitungkan” atau kata lain yang sejenis. 9) Cek perjalanan adalah cek yang diterbitkan oleh seseorang yang akan melakukan perjalanan ketempat lain. Sehingga ia tidak perlu membawa uang tunai dalam pejalanan. 12 D. SURAT SANGGUP Surat Sanggup adalah suatu surat berharga, bertanggal dan menyebutkan tempat penerbitnya yang merupakan kesanggupan tanpa syarat oleh penerbit untuk membayar kepada pihak pemegang surat anggup. a. Syarat-syarat formal surat surat sanggup 1) Kata surat “sanggup” yang dimuat dalam teks dan dituliskan dalam bahasa yang dipakai dalam surat sanggup. 2) Kesanggupan tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu. 3) Tanggal pembayaran. 4) Penetapan tempat pembayaran. 5) Tanggal dan tempat surat sanggup ditarik/ diterbitkan. 6) Nama orang yang kepadanya/ kepada orang lain yang ditunjuk olehnya pembayaran harus dilakukan. 7) Tanda tangan penerbit surat aksep. E.BILYET GIRO Bilyet Giro adalah suatu perintah tanpa syarat dari penerbitnya untuk memindah bukukan sejumlah uang yang ada pada bank dimana penerbit memiliki rekening giro dan dana dalam jumlah yang cukup kerekening milik pihak yang namanya tersebut dalam bilyet giro tersebut. a. Pihak-pihak dalam bilyet giro 1) Penarik. 2) Bank penyimpan dana / tertarik. 3) Bank penerima. 4) Pemegang. b. Syarat-syarat formal suatu Bilyet Giro 1) Nama dana nomor biliyet giro yang bersangkutan. 2) Nama bank penyimpanan dana / tertarik. 3) Perintah tanpa syarat untuk memindahbukukan. 4) Nama dan nomor rekening pemegang. 5) Nama bank penerima. 6) Tempat dan tanggal penarikan. 7) Tanda tangan penarik dan stempel jika merupakan badan hukum. 8) Penyebutan jumlah uang yang diperintah transfer. 13 F. SURAT BEHARGA LAINNYA 1. Promes Atas Tunjuk adalah surat kesanggupan tanpa syarat untuk membayar sejumlah uang yang harus di bayar kepada si pembawa surat promes tersebut, pemegang berhak menagih pembayaran hanya dalam tenggang waktu 6 hari sejak diterbitkan. 2. Kuitansi atas tunjuk adalah surat yang diterbitkan berupa kuitansi dimana orang yang telah di tunjuk dan kemudian menguasai kuitansi tersebut dianggap telah membayar uang tersebut kepada pihak yang namanya tercantum dalam kuitansi tersebut. 3. Konsumen adalah suatu surat berharga yang bertanggal dalam mana dinyatakan bahwa pihak perusahaan pengangkutan telah menerima barang-barang tertentu dengan penyebutan rincian barang tersebut untuk diangkut ke suatu tempat tertentu dengan kapalnya dan menyerahkan barang tersebut kepada orang tertentu dengan syarat-syarat tertentu. 4. Saham adalah suatu bagian dalam perusahaan yang merupakan kepentingan kepemilikan dalam wujud benda bergerak dalam suatu perusahaan. 5. Obligasi adalah surat hutang jangka panjang (jangka waktu lebih dari satu tahun). 6. Comercial paper adalah suatau surat berharga berupa pengakuan hutang berjangka pendek (sampai 270 hari). 14 RANGKUMAN BAB 12 PERBURUHAN DAN KETENAGAKERJAAN A. PENGERTIAN Tenaga Kerja adalah setiap laki-laki atau perempuan yang sedang dalam/atau akan melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja. Pekerja adalah tenaga kerja yang bekerja di dalam hubungan kerja pada pengusaha dengan mendapat upah. B. HUBUNGAN KERJA 1. Hubungan kerja sektor formal adalah hubungan kerja yang terjalin antara pengusaha dan pekerja berdasarkan perjanjian kerja, baik untuk waktu tertentu maupun untuk waktu tidak tertentu yang mengandung adanya unsur kepercayaan upah dan perintah. 2. Hubungan kerja sektor informal adalah hubungan kerja yang terjalin antara pekerja dan orang perorangan atau beberapa orang yang melakukan usaha bersama yang tidak terbadan hukum atas dasar saling percaya dan sepakat dengan menerima upah dan atau imbalan atau bagi hasil. Perjanjian kerja dibuat berlandaskan prinsip-prinsip sebagai berikut : Kemauan bebas dari kedua belah pihak. Kemampuan atau kecakapan kedua belah pihak. Adanya pekerjaan yang diperjanjikan. Pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum. Perjanjian kerja berakhir manakala : Pekerja meninggal dunia. Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja. Adanya putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Adanya keadaan atau kejadian yang dicantumkan dalam perjanjian kerja yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja. Keadaan memaksa. C. HUBUNGAN INDUSTRIAL Hubungan Industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam prosess produksi barang atau jasa yang meliputi pengusaha, pekerja dan pemerintah. Hubungan Industrial meliputi pokok-pokok kerja sama sebagai berikut : Kerja sama produksi (partner in production). Kerja sama keuntungan (partner in profit). Kerja sama dengan tanggungjawab (partner in responsibility). Hubungan Industrial dilaksanakan dengan menggunakan sarana industrial sebagai berikut : Serikat pekerja. Organisasi pengusaha. Lembaga kerja sama bipartit. Lembaga kerja sama tripartit. Peraturan perusahaan. Kesepakatan Kerja Bersama (KKB). Penyelesaian perselisihan industrial. 15 Lembaga Kerja Sama Bipartit adalah forum komunikasi, konsultasi dan musyawarah tentang masalah hubungan industrial di perusahaan yang anggotanya terdiri dari unsur pengusaha dan unsur pekerja. Lembaga Tripartit adalah forum komunikasi, konsultasi dan musyawarah tentang masalah hubungan industrial di perusahaan yang anggotanya terdiri dari unsur pengusaha, pekerja dan pemerintah. D. PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAAN PEKERJA Ukuran filosofis pengupahan adalah bahwa setiap pekerja tanpa membedakan jenis kelamin berhak untuk memperoleh penghasilan yang layak bagi kemanusiaan. Pada prinsipnya, upah dibayar sebagai imbalan dari prestasi kerja dari pihak pekerja. Selanjutnya, dalam hubungan dengan kesejahteraan pekerja, maka pengusaha diwajibkan oleh hukum untuk menyediakan fasilitas pekerjaan sesuai dengan kemampuan perusahaan, kedudukan dan kebutuhan pekerja. Fasilitas yang diberikan kepada pekerja adalah : 1. Fasilitas perumahan. 2. Fasilitas kendaraan. 3. Pemberian bonus. 4. Tunjangan Lebaran dan Hari Natal, dan lain-lain bagi yang yang beragama lain. 5. Cuti tahunan, hamil, dan lain-lain. 6. Pembentukan koperasi karyawan. 7. Pendidikan dan pelatihan kerja. 8. Jaminan sosial tenaga kerja. 9. Dan lain-lain. E. MOGOK KERJA Mogok kerja adalah tindakan pekerja secara besama-sama menghentikan atau memperlambat pekerjaan sebagai akibat gagalnya perundingan penyelesaian perselisihan industrial yang dilakukan, agar pengusaha memenuhi tuntutan pekerja. F. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) DAN LOCK OUT Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah pengakhiran hubungan kerja karena sesuatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban pekerja dan pengusaha. Pemutusan Hubungan Kerja tidak dapat dilakukan dalam hal sebagai berikut : 1. Pekerja berhalangan karena sakit menurut keterangan dokter selama waktu tidak malampaui 12 bulan secara terus-menerus. 2. Pekerja berhalangan menjalankan pekerjaannya karena memenuhi kewajiban terhadap negara. 3. Pekerja menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya. 4. Pekerja menikah, hamil, melahirkan, atau gugur kandungan. 5. Pekerja mempunyai pertalian darah dan atau ikatan perkawinan dengan pekerja lainnya di dalam suatu perusahaan. 6. Pekerja mendirikan, menjadi anggota dan/atau menjadi pengurus serikat pekerja. Penutupan perusahaan (Lock Out) adalah tindakan/hak dari pengusaha untuk mengehntikan sebagian atau seluruh kegiatan perusahaan sebagai akibat penyelesaian perselisihan industrial yang tidak mencapai kesepakatan. G. KESELAMATAN DAN PERLINDUNGAN KERJA 16 1. Dilarang mempekerjakan anak yang masih berumur kurang dari 15 tahun. 2. Bagi anak yang dipekerjakan karena terpaksa disebabkan alasan wajib diberikan perlindungan khusus. 3. Dilarang mempekerjakan orang muda untuk pekerjaa tertentu. 4. Dilarang mempekerjakan orang perempuan untuk pekerjaan tertuntu dengan situasi tertentu seperti malam hari kecuali dengan izin khusus. 5. Pengusaha wajib mengikuti ketentuan jam kerja dan lembur. 6. Pengusaha berhak mendapat waktu istirahat kerja, cuti tahunan dan cuti hamil. 7. Pekerja wanita tidak diwajibkan bekerja pada hari pertama dan kedua waktu haid. 8. Dilarang mempekerjakan orang pada libur resmi. H. PERSELISIHAN PERBURUHAN Perselisihan perburuhan adalah perselisihan mengenai subjek-subjek sebagai berikut : 1. Pelaksanaan syarat-syarat kerja di perusahaan. 2. Pelaksanaan norma kerja di perusahaaan. 3. Hubungan kerja antara pengusaha dengan pekerja. 4. Kondisi kerja di perusahaan. I. PENYIDIKAN, PEMIDANAAN DAN SANKSI-SANKSI Hukum menyediakan sanksi atas pelanggaran di bidang ketenagakerjaan. Sanksi pidana penjara dan denda dapat dijatuhkan kepada pelanggaran ketentuan tertentu, yang besarnya hukuman bergantung kepada jenis pelangggaran yang dilakukan. Dalam penjatuhan sanksi pidana, proses penyidikan dilakukan selain oleh penyidik pejabat polisi Republik Indonesia, juga dapat dilakukan oleh pejabat pegawai negeri sipil di lingkunagn instansi pemerintah. Selanjutnya terdapat juga sanksi-sanksi bagi para pelanggar hukum ketenagakerjaan. Sanksi-sanksi administrasi tersebut adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Teguran. Peringatan tertulis. Denda. Pembatasan kegiatan usaha. Pembekuan kegiatan usaha. Pembatalan persetujuan. Pembatalan pendaftaran. Penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi. Pencabutan izin. 17