Arogansi Dalam Beragama atau Golongan Kampungmuslim.org – Dalam sejarah kehidupan ada seseorang/ golongan yang telah memperkenalkan dirinya/ mengaku sebagai orang yang terpilih oleh Allah. Yaitu bani Israel (orang-orang yahudi ) dan mereka mengesahkan/ menganggap bahwa surga memang disediakan khusus untuk mereka, dan itu sebenarnya tidaklah benar, mereka mengatakan “Kami adalah orang pilihan Allah Yang Maha Tinggi.” Allah telah menjawab perkara itu didalam Al-Qur’an Surah AlBaqarah ayat 94-95. ( 94 ) Katakanlah: “Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka mintalah kematian(mu) sekarang juga, jika kamu memang benar. ( 95 ) Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri), dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang aniaya. FirmanNya, “Jika kamu mempercayai (perkara yang rumit/ aneh ini), Yaitu bahwa kamu adalah orang-orang pilihan Allah (yang lebih daripada seluruh umat manusia lainnya dan surga adalah khusus untuk kamu), jadi kenapa kamu tidak meminta kematianmu? Jika kamu benar-benar mempercayai apa yang kamu katakan itu?”. Tapi mereka tidak akan meminta akan kematian mereka sebab mereka tahu dengan jelas sekali, letak kesalahan dari kepercayaan mereka itu. Hal yang serupa yang sangat mengejutkan pada hari ini adalah kita telah menemukan hal tersebut bukan hanya terjadi di kaum bani israel yang merasa sebagai kaum terpilih, tapi dikalangan orang-orang Islam sendiri ada banyak sekali orang-orang yang merasa terpilih seperti itu. Ada banyak kumpulan/ golongan di dalam dunia Islam yang memiliki pandangan yang sama yaitu “kami adalah orang-orang yang terpilih.” Sikap sombong dan angkuh ini sudah menyerap masuk ke dalam umat kita. Dan golongan ini mempercayai bahwa kami adalah golongan yang benar dan orang lain adalah tersesat. Dan kepercayaan mereka amat kuat sekali sehingga kamu bisa menasehati/ berbicara dengan mereka selama 10 tahun, 20 tahun, 30 tahun tapi kamu tetap tidak dapat merubah pegangan mereka. Mereka sudah tidak dapat berubah lagi dan mereka tidak akan sekali-kali berubah. Perasaan sombong dan angkuh adalah perkara yang amat berbahaya. Kepercayaan bahwa yang kamilah orang yang benar-benar terbimbing dan orang-orang lain yang tidak bersama kita telah tersesat adalah sikap yang merupakan satu perkara yang amat berbahaya. Untuk mengangkat diri kamu sebagai golongan yang elite (khusus), di atas orang Islam yang lain dan memandang rendah kepada orang lain, dengan penghinaan adalah satu perkara yang amat berbahaya. Semoga Allah membimbing kita semua dan menghantarkan pesanpesan ini kepada: Ikhwanul Muslimin yang di Mesir, Gerakan sufi yang menyokong kerajaan diTurki. Gerakan Islam dan partai Islam di Malaysia juga di Indonesia, Jemaah Tabligh, Muslim salafi, Hizbut Tahrir, Syiah, Sunni, Aswaja, NU, Muhammadiyah, dan lain-lain Membawa pesan-pesan kami ini kepada semua yang golongan dalam agama Islam yang dengan keyakinan penuh bahwa mereka sedang berada di jalan yang paling benar dan orang-orang yang lain adalah rendah tarafnya berbanding dengan mereka dan yang lain tersesat (kafir). Akhir zaman adalah sebuah masa dimana Allah akan melepaskan di dunia ini Ya’juj dan Ma’juj dan juga Dajjal. Tapi hampir seluruh jenis gerakan Islam yang terkenal di seluruh dunia ini, bahkan tidak pernah terbersit sedikitpun atau bahkan sepatah katapun mengkaji atau membahas secara mendalam mengenai Dajjal, Ya’juj dan Ma’juj dimana kita semua selaku umat Islam sedang berhadapan dengan ketiga makhluk ini, tapi mereka tetap mengklaim bahwa “merekalah orang-orang yang mengaku berada di jalan yang benar.” Rasulullah s. a. w bersabda mengenai akhir zaman, “…dan bagi mereka yang masih memiliki mata, mereka tidak buta dan mereka dapat melihat dan mengenali tanda-tandanya (tanda-tanda akhir zaman).” Beliau bersabda yang bahwa di akhir zaman manusia akan berlomba-lomba membina gedung-gedung yang tinggi. Kini gedunggedung tinggi (pencakar langit) itu telah terpampang dengan jelas di mata kita semua. Manusia sedang bersaing sesama mereka dalam pembangunan gedung-gedung yang tinggi tersebut. Ini adalah salah satu contoh dari sekian banyak tanda-tanda akhir zaman yang jelas-jelas nyata telah hadir di depan mata kita semua sesuai dengan yang telah dinubuahkan oleh Rasulullah s. a. w. Namun sifat kesombongan/ arogansi dalam beragama (golongan agama) telah membuat mereka lupa dan semakin lupa diri. Kecuali bagi mereka yang rendah hati pasti akan memahami dan mampu untuk melihat bahwa saat ini kita telah berada di Akhir Zaman. Rasulullah s.a.w bersabda bahwa Ya’juj dan Ma’juj ketika dilepaskan akan melewati sungai dan meminumnya sehingga kering. Salah satu tanda dari budaya kehidupan Ya’juj dan Ma’juj adalah penggunaan air dalam kehidupan manusia secara berlebihan (mubazir). Contoh: Seorang lelaki yang sedang mengambil air wudhu dan melaksanakan wudhu, dan Nabi Muhammad s.a.w sedang lewat kemudian melihat laki laki itu dan beliau meihat orang tersebut kemudian beliau bertanya kepada lelaki itu, apakah yang menyebabkan kamu memubazirkan air dalam melakukan wudhu (israf)? Laki laki itu bertanya kepada Rasulullah s.a.w apakah ada juga pemubaziran dalam penggunaan air dalam berwudhu ya Rasulullah ?” “Ya” kata Nabi Muhammad s.a.w Jangan melebihi had/ batasan walaupun kamu berwudhu di depan sungai yang sedang mengalir dan tiada mungkin kekurangan air (walaupun airnya melimpah ruah). Apakah hadnya/ batasannya? Inilah hadnya, Songkok/ kupyah ini dapat di isi air, dan jumlah air 1 songkok ini lebih dari cukup, yaitu air yang sepatutnya kita gunakan untuk mengambil wudhu. Inilah jumlah air yang sepatutnya kalian gunakan untuk berwudhu. Jika kita tidak tahu kaidah menggunakan air dalam berwudhu yang diajarkan oleh Rasulullah s.a.w, bagaimana mungkin kita akan mengerti dan memahami teori politik Islam? Bagaimana mungkin kita akan memahami dan melaksanakan shalat yang benar? Dalam berwudhu Rasulullah s.a.w akan mengangkat tempat air (had) itu dengan tangan kirinya dan menuangkan air ke tangan kanannya. Kenapa? Sebab beliau harus menggunakan tangan kanannya sebagai penyendok untuk mengambil air dari dalam tempat air (had) itu dan ini adalah jumlah air yang telah diperintahkan (yaitu 1 sendokan tangan tangan satu = 1 raupan ) untuk digunakan dalam setiap aksi dalam tahapan wudhu. Dan bila Rasulullah s.a.w telah selesai dengan wudhunya, jika masih ada sisa air berbaki dalam tempat air tersebut, beliau akan meminumnya. Adakah mereka (yang merasa paling benar ) mengetahui akan perkara ini? Mereka yang memiliki perasaan sombong, mereka yang mengatakan kamilah yang berada di jalan yang benar? Setelah lepasnya Ya’juj dan Ma’juj, maka Ya’juj dan Ma’juj ini pun berusaha untuk merusak kaidah wudhu mereka dan orang-orang yang sombong ini tidak menyadari bahwasanya mereka telah kehilangan wudhu mereka. Mereka tidak lagi perlu mengambil air dengan tangan kanan dan membasuh dalam berwudhu dengan tangan (manual), karena mereka (orang orang sombong itu) menganggap air sudah keluar dari pipa/ kran. Tapi jika kamu menggunakan pipa/ kran, kamu harus menggunakan satu tangan untuk membuka dan menutup pipa/ kran itu lalu tangan satunya kamu gunakan untuk di isi air yang sebanyak 1 sendokan telapak tangan (1 raupan). Pernahkah kamu dalam hidup kamu melihat orang melakukan perkara/ hal tersebut? Pernahkah kamu dalam hidup kamu melihat orang sombong ini yang telah menggelar diri mereka sebagai jagoan paling alim dalam Islam, pernahkan kamu melihat bagaimana mereka mengambil wudhu? Tapi mereka datang dan memberitahu kepada kita yang bahwa kedudukan kita adalah lebih rendah dibandingkan mereka. Mereka langsung tidak mau berada dikalangan kita jika kita berikan masukan atau saran. Sejurus/ sesaat selepas shalat berakhir, mereka bangun dan pergi meninggalkan kita. Mereka tak akan berada dikalangan kita. Mereka adalah golongan yang elit (tinggi). Mereka tinggal di dalam satu zona yang nyaman dan mereka tidak mau kenyamanan mereka terganggu oleh opini ataupun analisa dari kami. Wahai kamu (orang orang sombong) yang mengambil wudhu dan kemudian membasuh anggota tubuhnya saat berwudhu dan membiarkan pipa/ kran air tetap terbuka dan mengalir begitu saja lalu kamu membasuh muka kamu, dan hal itu sangatlah memalukan. Air pipa/ kran tetap mengalir keluar dari mulut kran secara terus menerus (mubazir) tapi kamu masih mau datang kepada kami dan mengajarkan kepada kami teori politik dan teori berdagang kamu? Sedang kamu sendiri masih belum bisa berwudhu dengan cara yang benar yang sesuai dicontohkan oleh Rasulullah s.a.w? Perkara aneh macam apakah ini? Belajarlah cara untuk mengambil wudhu dulu sebelum kamu memberikan panduan (ceramah) dalam berpolitik, berekonomi dan keuangan kepada orang-orang Islam. Begitu juga dengan panduan hidup bermasyarakat.(*) Oleh Sheikh Maulana Imran Nazar Hosein