KESOMBONGAN Memang sulit untuk melawan rasa sombong yang berada dalam diri kita. Sikap sombong yang seringkali kita lihat adalah ketika seseorang merasa lebih unggul dari orang lain, lebih kaya dari orang lain, lebih pintar dari orang lain atau memiliki kelebihan lain-nya maka sifat sombong itu akan muncul entah disadari atau tidak, karena memang hakikat manusia adalah selalu memiliki rasa melebihi dari orang lain. Tapi ada sikap sombong yang lain, yaitu memandang dirinya berada di atas kebenaran dan merasa dirinya lebih bijak dari orang lain, sehingga perbuatan baik orang lain dianggap tidak memiliki arti. Jika kita melihat orang lain sedang berbuat baik, berkegiatan sosial membantu masyarakat atau sedang berbagi sembako kepada rakyat, janganlah memandang dengan sinis lalu mengkritisi seolah-olah kita jauh lebih baik dari orang yang sedang berbagi tersebut, padahal sebenarnya kita tidak berbuat apa-apa. Orang yang sombong merasa dirinya sempurna dan memandang dirinya berada di atas orang lain. Allah Ta’ala berfirman, ال ل سفي لترمسش ل ل الل إسدن لملرحا ض لو ل سللدناسس لخددلك صعرر لو ل {18} لفتجرولر تمرخلتالل تكدل تيسحبب ل ت ل ل لرر س “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman:18) Jadi, mari kita lawan kesombongan diri sendiri, buang jauh anggapan bahwa kita adalah yang paling unggul, paling hebat, dan hargai kebaikan orang lain karena kesempurnaan dan keunggulan hanya milik Allah SWT semata. ارلتمرسلتركسبسريلن تيسحبب لل إسدنته “Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. An Nahl: 23) Semoga 30 hari puasa yang kita jalani bukan puasa yang hanya sekedar menahan haus dan lapar karena kesombongan, melainkan ibadah yang diganjar pahala oleh Allah SWT. Aamiin YRA. Fb : 5 Juli 2016