Uploaded by User28565

Analisis Evaluasi dan Assesmen P. Bio.

advertisement
ANALISIS EVALUASI DAN ASSESMEN PEMBELAJARAN
BIOLOGI DI SEKOLAH
ANALYSIS OF EVALUATION AND BIOLOGICAL
LEARNING ASSESSMENT IN SCHOOL
1)
Uswatun Hasanah Haraha𝒑𝟏) dan Hasruddi𝒏𝟐)
Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Pascasarjana UNIMED
2)
Dosen Prodi Pendidikan Biologi Pascasarjana UNIMED
Program Studi Pendidikan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate, Medan, Indonesia, 20221
E-mail: [email protected]
ABSTRACT
Biology is one of the fields of Natural Sciences (IPA) which provides various learning experiences
and also provides a role in the effort to create quality human beings. One of the goals of learning
biology is to develop mastery of concepts, principles and interrelationships with other Natural
Sciences (IPA) and develop knowledge, skills and confidence. The achievement of biology
learning goals is proof of students' success in the teaching and learning process. This is known by
conducting evaluations and assessments. This study aims to analyze evaluation and assessment
with qualitative descriptive analysis methods that examine education journals. The results of the
study show the problem of biology learning and solutions emphasized in evaluation and
assessment.
Keywords: Evaluation, Assessment and Learning biology
ABSTRAK
Biologi merupakan salah satu bidang ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang menyediakan berbagai
pengalaman belajar dan juga memberikan peranan dalam usaha menciptakan manusia yang
berkualitas. Salah satu tujuan dari pembelajaran biologi adalah mengembangkan penguasaan
konsep, prinsip dan saling keterkaitan dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) lainnya serta
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri.
Tercapainya tujuan
pembelajaran biologi merupakan bukti keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar. Hal
tersebut diketahui dengan melakukan evaluasi dan assesmen. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis evaluasi dan assesmen dengan metode analisis deskriftif kualitatif yang mengkaji
jurnal-jurnal pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan problematika pembelajaran biologi dan
solusi yang ditekankan pada evaluasi dan assesmen.
Kata kunci: Evaluasi, Assesmen dan Pembelajaran biologi
PENDAHULUAN
Biologi merupakan salah satu bidang ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
menyediakan berbagai pengalaman belajar dan juga memberikan peranan dalam
usaha menciptakan manusia yang berkualitas. Salah satu tujuan dari pembelajaran
biologi adalah mengembangkan penguasaan konsep, prinsip dan saling keterkaitan
dengan
Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA)
lainnya
serta
mengembangkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri. Tercapainya tujuan
pembelajaran biologi sebagai bukti keberhasilan guru dan siswa dalam proses
belajar mengajar. Untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran maka perlu
dilakukan evaluasi dan assesmen.
Menurut Carl H. Witherington
dalam Arifin (2012) bahwa “Evaluasi
adalah pernyataan bahwa sesuatu memiliki atau tidak memiliki nilai”. Pernyataan
tersebut menegaskan bahwa evaluasi berkaiatan dengan nilai dan arti. Lebih
spesifik dengan evaluasi dapat menilai suatu hal yang lebih luas ruang lingkupnya
daripada assesmen. Sedangkan Assesmen fokus utamanya pada aspek tertentu saja
yang merupakan bagian ruang lingkup evaluasi. Jika cakupan penilaiannya adalah
sistem pembelajaran, maka ruang lingkupnya adalah semua komponen
pembelajaran, maka hal yang tepat disebut sebagai evaluasi, bukan assesmen. Jika
cakupannya satu atau beberapa bagian/komponen pembelajaran, misalnya hasil
belajar, maka hal yang tepat disebut sebagai penilaian bukan evaluasi. Evaluasi
dan assesmen dua hal yang berbeda akan tetapi saling berkaitan dan berhubungan
dimana evaluasi tidak dapat dilakukan tanpa adanya assesmen sedangkan
assesmen dapat dilakukan tanpa adanya evaluasi. Karena hasil dari assesmen
dapat digunakan sebagai bahan evaluasi sehingga evaluasi juga diartikan sebagai
proses memberikan suatu keputusan atau penggolongan pada suatu hasil
assesmen.
Menurut Sari dkk. (2015) bahwa, “Penilaian atau assessment adalah proses
pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan
belajar siswa”. Hal tersebut menunjukkan kegiatan pembelajaran yang
mengahasilkan informasi dan data yang bermakna dengan subjek belajar yaitu
siswa yang dinilai dari proses belajar, perkembangan belajar siswa dan juga hasil
belajar siswa yang berkelanjutan. Evaluasi dan assesmen pembelajaran biologi
yang dilakukan diharapkan menjadi solusi dalam masalah pembelajaran di sekolah
khususnya tingkat SMA. Meskipun permasalahan atau problematika pembelajaran
biologi tidak dapat diatasi dengan instan. Akan tetapi secara bertahap dan
perlahan perkembangan siswa meningkat dan mencapai tujuan pembelajaran
dengan solusi-solusi evaluasi dan assesmen yang dilakukan dalam pembelajaran
biologi. Dalam hal pelaksanaan evaluasi dan assesmen pembelajaran biologi di
sekolah yang menjadi permasalahan adalah apa saja yang menjadi permasalahan
bagi guru biologi dan bagaimana solusi yang perlu dilakukan dala, pemecahan
masalah tentang evaluasi dan assesmen pembelajaran biologi di sekolah.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah deskriftif kualitatif yang menggunakan
instrumen pengambilan data dengan teknik menganalisis teori-teori, problematika
dan solusi pembelajaran dari berbagai sumber seperti buku, jurnal hasil penelitian
dan media internet yang berkaitan dengan evaluasi dan assesmen pembelajaran
biologi. Dengan demikian tulisan ini untuk mencari jawaban dari studi literatur.
Untuk menguatkan data maka dilakukan survey di MAN 1 Medan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setiap
permasalahan
selalu
ada
solusinya
begitu
pula
dengan
permasalahan pembelajaran atau problematika pembelajaran di sekolah khususnya
pembelajaran biologi. Beberapa penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan
problematika pembelajaran solusinya ada pada evaluasi dan assesmen. Oleh
karena itu saya menganalisis evaluasi dan assesmen dengan fokus utama pada
problematika dan solusi pembelajaran biologi. Berdasarkan hasil survei ke MAN
1 Medan, dengan mewawancara beberapa guru biologi pada Tabel 1 sebagai
berikut:
Tabel 1. Hasil Wawancara Guru Biologi MAN 1 Medan
No.
Aspek
Hasil Wawancara
1. Penggunaan
Guru menggunakan evaluasi dan assesmen dalam
evaluasi
dan pembelajaran biologi. Baik dalam proses pembelajaran
assesmen
maupun setelah pembelajaran.
2. Assesmen
Guru menggunakan assesmen yang bervariasi seperti
alternatif
assesmen alternatif dengan assesmen kinerja dan assesmen
proyek bukan hanya assesmen tradisional.
3. Kognitif, Afektif Penilaian atau assesmen yang dilakukan guru mencakup tiga
dan Psikomotorik ranah kognitif dan afektif dan psikomotorik
4. Praktikum
Guru melakukan penilaian praktikum baik penilaian kinerja
dan proyek.
5. Kendala
Waktu pembelajaran yang kurang, siswa yang staminanya
kurang/lelah, siswa yang tidak ikut penilaian karena sakit
atau izin harus di beri tugas untuk penambahan nilai karena
tidak adanya sistem remedial.
1. Problematika Evaluasi dan Assesmen Pembelajaran Biologi
Berbagai komponen dalam pembelajaran di sekolah memiliki peluang
untuk bermasalah. Baik itu komponen sistem pembelajarnnya seperti bahan
ajar maupun pelakunya seperti pihak guru dan siswa. Bahan ajar biologi
merupakan salah satu komponen pembelajaran biologi yang saling
berhubungan dengan evaluasi dan assesmen. Apakah bahan ajar tersebut
dipahami dan dikuasai oleh guru dan siswa. Kemudian dinilai dengan evaluasi
dan assesmen baik sebelum pembelajaran, proses pembelajaran dan setelah
pembelajaran. Pada komponen ini ada problematika yang berkaitan dengan
assesmen. Menurut Sasmito dkk. (2017) bahwa, “Assesmen dalam bahan ajar
biologi belum memberdayakan kemampuan berkomunikasi siswa dengan
optimal”. Hal tersebut terjadi karena rendahnya kemampuan komunikasi siswa
yang disebabakan oleh faktor internal dari siswa itu sendiri dan faktor
eksternal dari luar individu siswa seperti kurikulum maupun lingkungan
sekolah. Pada proses pembelajaran guru melakukan penilaian pada aspekaspek tertentu misalnya pada metode role playing. Kesempatan guru untuk
menilai siswa berlangsung singkat yang artinya penilaian yang dilakukan oleh
guru hanya menilai saat bermain peran atau ketrampilannya (psikomotor) dan
kognitif sedangkan untuk sikap spiritual dan sosialnya kurang dimunculkan
dalam penilaian pembelajaran (Rehusisma dkk. 2014).
Faktor internal yang mempengaruhi kemampuan siswa salah satunya
adalah rendahnya motivasi siswa dalam belajar karena kebanyakan siswa
belajar dengan cara hapalan yaitu memahami atau mengingat pengetahuan
biologi. Motivasi siswa yang rendah mempengaruhi habits of mind atau
perilaku berpikir cerdas. Menurut (Costa dan Kallick dalam Sriyanti, 2010b)
mengklaim habits of mind sebagai karakteristik perilaku berpikir cerdas yang
paling tinggi untuk memecahkan masalah dan merupakan indikator
kesuksesan dalam akademik, pekerjaan dan hubungan sosial. Karena itu tidak
cukup memahami pengatahuan Biologi saja tetapi dituntut dapat memecahkan
masalah dalam kehidupan sehar-hari. Mengingat urgensi habits of mind dalam
menentukan kehidupan seseorang, maka dirasa perlu untuk melatihkan
perilaku cerdas ini sebagai bekal dalam mengarungi hidupnya.
Guru memiliki peran penting dalam pembelajaran sebagai human
resources dalam komponen sistem pendidikan karena berinteraksi langsung
dengan siswa. Keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran
dipengaruhi dengan kualitas guru tersebut. Jadi merosotnya mutu pendidikan
salah satunya karena kualitas guru yang kurang mumpuni. Berdasarkan
pengamatan di lapangan yang dilakukan (Pantiwati, 2016), menunjukkan
bahwa sistem penilaian yang digunakan para guru umumnya paper and pencil
test karena mereka menilai cukup praktis dalam arti tidak membutuhkan
tenaga, biaya, dan waktu yang banyak. Respon siswa juga mendukung bentuk
tes tertulis dibanding bentuk asesmen yang lain. Siswa juga tidak menyukai
asesmen melalui analisis kritis artikel yang menuntut siswa berikir tingkat
tinggi. Demikian juga siswa tidak menyukai asesmen bentuk portofolio.
Penilaian lainnya yang sering dijadikan sebagai satu-satunya alat
pengambilan keputusan tentang siswa adalah achievement test (tes prestasi
belajar). Informasi hasil tes sering dijadikan sebagai alat utama untuk
mengetahui
pencapaian
tujuan-tujuan
penting
pembelajaran.
Padahal
penggunaan tes sebagai satu-satunya alat penilaian telah menuai banyak kritik.
Beberapa kelemahan tes telah diajukan para ahli asesmen. Tes objektif kurang
dapat menilai kemampuan berpikir siswa. Tes baku juga hanya dapat menilai
siswa pada dimensi proses dan hasil belajar yang terbatas. Tes yang pada
umumnya berorientasi pada hasil belajar seringkali kurang dapat menampilkan
potensi siswa yang sesungguhnya, (Wulan, 2007). Evaluasi yang dilakukan
hanya terbatas pada penilaian melalui tes pengetahuan dan tidak didukung dengan
hasil pengukuran autentik untuk seluruh aspek kompetensi siswa. Penyebab
timbulnya permasalahan ini adalah belum tersedianya pedoman penyusunan
instrumen evaluasi hasil belajar praktikum yang tepat bagi guru, sesuai dengan
tuntutan kurikulum saat ini. Salah satu buktinya adalah data hasil kegiatan
praktikum biologi di salah satu SMA Kota Yogyakarta didapatkan bahwa
penilaian hasil praktikum hanya diambil dari aspek kognitif saja, sedangkan
aspek afektif dan psikomotorik belum dinilai. Padahal dari kegiatan praktikum
peserta didik mendapatkan pengalaman yang meliputi ranah kognitif, afektif,
dan psikomotorik (Khamidah 2014).
Komponen lainnya dalam sistem pembelajaran terletak pada proses
pembelajaran tersebut. Dengan meningkatnya kualitas proses pembelajaran
maka akan meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena itu perlu dilakukan
evaluasi terhadap implementasi kurikulum biologi, agar kualitas atau
efektivitas implementasinya dapat diketahui. Untuk mewujudkan kegiatan
pembelajaran yang efektif dan efisien, implementasi kurikulum harus
mengacu kepada strandar proses (Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 & No.
22 tahun 2006). Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Isnaeni dan kumaidi
(2015), tentang implementasi proses (PKP) pendekatan keterampilan proses
(PKP) dalam pembelajaran biologi di SMAN Kota Semarang, dan
mengungkap berbagai faktor pendukung dan penghambatnya. Penelitian ini
menggunakan model evaluasi kesenjangan.
Faktor pendukung dan
penghambat utamanya adalah tinggi dan rendahnya komitmen guru untuk
mengimplementasikan PKP dalam pembelajaran biologi. (Isnaeni dan
Kumaidi,
2015).
Kemudian
alasan
lainnya
terletak
pada
program
pembelajaran yang kurang baik. Hal tersebut terjadi karena tidak mampu
menjelaskan berbagai hal yang terjadi di balik suatu gejala/peristiwa, misalnya
alasan yang melatarbelakangi seorang guru dalam memilih strategi
pembelajaran tertentu. Guru juga menggunakan metode pembelajaran yang
kurang inovatif dalam proses pembelajaran.
2. Solusi Problematika Evaluasi dan Assesmen Pembelajaran Biologi
Evaluasi adalah metode penilaian yang tidak hanya tergantung kepada
pengukuran. Evaluasi pembelajaran seharusnya dilakukan lebih komprehensif
dari sekedar pengukuran yang terdiri dari deskripsi kualitatif dan kuantitatif
tingkah laku peserta didik ditambah dengan keputusan penilaian terhadap
tingkah laku tersebut (Gronlund dalam Prastiwi, 2009). Evaluasi juga tidak
hanya dengan tes (testing) yang merupakan bagian pekerjaan untuk
mendapatkan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi (Kaufman dan
Thomas, dalam Prastiwi, 2009). Evaluasi difokuskan pada efektifitas siswa
dalam menerapkan pengetahuan (konsep, prinsip, teori dan sebagainya),
menginterpretasi masalah-masalah dan pemecahan masalah dalam kehidupan
sehari-hari yang kesemuanya itu tidak dapat melepaskan diri dari ciri dan
watak bangsa dan Negara Indonesia (Amin dalam Prastiwi, 2009).
Berhubungan dengan sifatnya yang kompherensif atau menyeluruh
maka evaluasi dan assesmen banyak jenisnya. Khusus untuk ruang lingkup
kelas disebut Penilaian Berbasis Kelas (PBK). Penilaian ini merupakan suatu
proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat
penilaian, dan pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang
menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan
penggunaan informasi. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara,
seperti penilaian kinerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis
(paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui
kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portofolio), dan penilaian diri.
Penilaian dilakukan sebelum pengukuran karena pengukuran (measurement)
merupakan pemberian angka pada objek atau peristiwa menurut aturan yang
memberikan arti kuantitatif (Wiersma dan Jurs dalam Pantiwati, 2016).
Penilaian paper and pencil test adalah assesmen tradisional yang
hanya menggali kemampuan siswa melalaui tes saja. Maka harus digunakan
assesmen berkelanjutan yaitu assemen alternatif. Dalam hal ini asesmen
alternatif diperlukan untuk menilai dimensi proses dan hasil belajar siswa
yang tidak tergali melalui tes. Asesmen alternatif memiliki beberapa
keunggulan antara lain: bersifat real task situations, otentik, berpihak kepada
siswa
serta
memberikan
umpan
balik
yang
lebih
bermakna
bagi
pengembangan potensi siswa secara menyeluruh (Wulan, 2007). Dalam
assesmen alternatif ada assesmen autentik, assesmen kinerja dan assesmen
portofolio serta assesmen lainnya yang jadi alternatif agar bervariasi.
Pembelajaran Biologi mejadi bermakna bila menggunakan asesmen
yang tepat yaitu assesmen autentik. Pendekatan yang digunakan dalam
mempelajari Biologi melalui Pendekatan Keterampilan Proses dapat menuntut
penilaian yang autentik. Misalnya menggunakan assesmen autentik dengan
memakai panduan penyusunan instrumen assesmen autentik dalam penilaian
praktikum yang meliputi; aspek afektif (sikap), aspek kognitif (pengetahuan),
dan aspek psikomotorik (keterampilan). yang meliputi seluruh aspek hasil
belajar siswa. Autentik harus memenuhi kriteria yakni mendukung kegiatan
kelas,
mengumpulkan
bukti
dari
berbagai
aktivitas,
meningkatkan
pembelajaran dan pengajaran seperti partisipan, menggambarkan kompetensi
siswa, standard dan nilai yang dilakukan (Khamidah 2014).
Asesmen kinerja (performance) dirancang untuk menilai selama proses
pembelajaran dan dapat digunakan sebagai bagian dari pembelajaran yaitu
dapat mengukur pengetahuan siswa, penalaran, keterampilan, produk, dan
juga kecerdasan majemuk. Dalam asesmen kinerja ini terdapat kesepakatan
antara guru dan siswa, sehingga siswa dapat mengetahui kriteria apa saja yang
diperlukan dalam membuat sebuah proyek. Asesmen ini digunakan sebagai
penilaian terhadap kemampuan dan sikap siswa yang ditunjukkan melalui
suatu perbuatan. Penilaian ini mengacu pada standar tertentu yang telah
ditentukan sebelumnya (Septiani, 2016).
Penilaian portofolio adalah alat evaluasi yang mampu menunjang
kemampuan siswa, meningkatkan motivasi sekaligus sebagai langkah refleksi
dan integrasi dalam proses pembelajaran biologi. penelitian Guven (2014)
yang menunjukkan bahwa penggunaan portofolio mampu membangun
atmosfir pembelajaran yang baik. Dengan demikian potensi portofolio sebagai
sarana mengaktifkan siswa belajar juga tercapai dengan baik melalui
keterlibatan siswa saat belajar (Elango dkk. dalam Lukitasari, 2017).
Portofolio juga menjadikan siswa mampu mengambil keputusan tentang
berbagai tugas dan melakukan evaluasi sehingga mampu menjadi pembelajar
mandiri
dan
memecahkan
permasalahan
yang
dihadapi.
Kelebihan
penggunaan portofolio sebagai asesmen alternatif menjadi pilihan tepat yang
efisien untuk meningkatkan motivasi mahasiswa sekaligus sebagai feedback
proses pembelajaran bagi guru. (Lukitasari, 2017). Adapun assesmen alternatif
lainnya yang dianalisis dari beberapa penelitian sebelumnya yaitu penerapan
asesmen formatif yang meliputi umpan balik, self assessment dan peer
assessment dapat memberi-kan pengaruh positif terhadap motivasi, self
regulating
learning,
optimisme, rasa percaya
diri,
apresiasi,
dapat
mengembangkan potensi metakognisi dan berani mengambil resiko. Asesmen
formatif yang diharapkan berdampak pada pembentukan habits of mindnya
perilaku berpikir cerdas. (Sriyanti, 2010).
Problematika pada poses pembelajaran biologi dapat diberikan solusi
melalui evaluasi yang dilakukan dengan model CIPP dengan empat penilaian
yaitu; konteks, input, proses dan produk. Melihat dari berbagai sisi baik dari
konteks yaitu rencana penilaian, input yaitu
struktur penilaian, proses
pelaksanaan penilaian dan produk (hasil) dari kegiatan tersebut. Menguji atau
mengetahui apakah tujuan kegiatan sudah terealisasikan dan yang selanjutnya
dapat digunakan untuk menentukan tindak lanjut program pembelajaran yang
dilakukan (Uslimah, 2006). Assesmen alternatif lainnya yang didukung oleh
penelitian Purwaningsih, (2014) dengan pemanfaatan peta konsep sebagai
alternatif strategi pembelajaran sekaligus sebagai alat evaluasi yang
memudahkan dalam proses pembelajaran biologi.
Problematika terhadap evaluasi dan assesmen pada pembelajaran
biologi memiliki celah disetiap komponennya. Berdasarkan analisis evaluasi
dan assesmen dari beberapa penelitian masalah tersebut terjadi karena kurang
mampu berbagai pihak untuk saling melengkapi dan mendukung satu sama
lain baik dari pihak pemerintah, sekolah dan siswa. Dengan adanya
problematika evaluasi dan assesmen pembelajaran biologi ini berbagai pihak
akan
mencoba
menyelesaikan
masalah
yang
diharapkan
dapat
mengembangakan kemampuan dari berbagai pihak tersebut untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Salah satu pemecahan masalahnya adalah dengan
menggunakan evaluasi dan assesmen yang benar sesuai dengan perkembangan
siswa.
KESIMPULAN
Evaluasi dan assesmen merupakan bagian dari pembelajaran biologi.
Dimana evaluasi dan assesmen saling berkaitan dan berhubungan. Evaluasi dan
assesmen dilakukan untuk menilai dan melihat perkembangan siswa dengan
mencakup tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam
pelaksanaan yang dilakukan guru untuk evaluasi dan assesmen memiliki kendala
atau problematika dari berbagai komponen pembelajaran yaitu penggunaan
assesmen tradisional oleh guru, siswa yang kurang motivasi belajar, guru yang
kurang kreatif dalam penilaian, bahan ajar yang kurang dipahami guru dan siswa
serta media yang tidak memadai untuk penilaian dan waktu pembelajaran yang
kurang memadai. Solusi yang dilakukan dengan meningkatkan motivasi dan
kreatifitas guru dan siswa, menggunakan evaluasi dan assesmen yang bervariasi
seperti assesmen alternatif, assesmen portofolio, assesmen kinerja, assesmen
proyek. Guru harus bisa manajemen waktu dalam pembelajaran biologi.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan maka untuk dapat menerapkan evaluasi dan
assesmen autentik dalam pelaksanaan pembelajaran biologi di sekolah. Penelitian
lanjutan dapat dilakukan dengan mengembangkan instrumen evaluasi dan
assesmen pada pembelajaran biologi.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Ibrahim. 2005. Assesmen Berkelanjutan. Unesa Uneversity Press: Surabaya.
Isnaeni, W dan Kumaidi. 2015. Evaluasi Implementasi PKP dalam Pembelajaran
Biologi di SMA N Kota Semarang Menggunakan Pendekatan MixedMethod. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Volume 19, No 1,
Juni 2015 (109-121)
Khamidah, N dan Nani A. 2014. Evaluasi Program Pelaksanaan Praktikum
Biologi Kelas XI SMA Se-Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta
Semester II Tahun Ajaran 2013/2014. JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 1
Tahun 2014, ISSN: 2407-1269 | Halaman 5-8.
Lukitasari, M., Hidayati N. R., dan Susanti J. T. 2017. Pengaruh Penggunaan
Asesmen Portofolio pada Perkuliahan Biologi Sel terhadap Motivasi
BelajarMahasiswa IKIP PGRI Madiun. Jurnal Pendidikan Biologi.
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP
PGRI MADIUN.
Pantiwati, Y. 2016. Hakekat Asesmen Autentik dan Penerapannya dalam
Pembelajaran Biologi. Jurnal Edukasi Matematika dan Sains, Vol. 1
No.1 18.
Prastiwi, M. S. 2009. Implikasi Evaluasi Proses Kuliah Evolusi Manusia pada
Domain Afektif Mahasiswa. Prosiding Seminar Nasional Penelitian,
Pendidikan dan Penerapan MIPA, B-299
Purwianingsih, W., Maesaroh T., dan Surahkusumah W. 2014. Efektivitas
Penggunaan Peta Konsep Sebagai Strategi Pembelajaran dan Alat
Evaluasi untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa SMP pada
Materi Sistem Ekskresi. Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi FKIP
UNS
Sanjaya, M. E., Asyhar R., dan Hariyadi B. 2015. Pengembangan Instrumen
Evaluasi pada Praktikum Uji Enzim Katalase di SMA Negeri Titian
Teras Muaro Jambi. Edu-Sains Volume 4 No. 2.
Septiani, A. 2016. Penerapan Asesmen Kinerja dalam Pendekatan STEM (SAINS
Tekhnologi
Enggineering
Matematika)
untuk
Mengungkap
Keterampilan Proses SAINS. Jurnal Pengajaran MIPA. Publikasi
Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia.
Sriyati, Rustaman dan Zainul ,. 2010a. Kontribusi Assesmen Formatif terhadap
Habits of Mind Mahasiswa Biologi. Jurnal Pengajaran MIPA, Volume
15, No. 2. Hlm. 77-86.
Sriyati, S., Rustaman N Y., dan Zainul A. 2010b. Penerapan Asesmen Formatif
untuk Membentuk Habits Of Mind Mahasiswa Biologi. Seminar
Nasional Biologi. FPMIPA Universitas Negeri Semarang (UNNES).
Susandi, A. 2017. Analisis Assesmen dan Evaluasi Pembelajaran IPA di Sekolah
Dasar. Journal UM Jember, Seminar Nasional Biologi, IPA dan
Pembelajarannya I. Universitas Negeri Surabaya: Surabaya.
Sujiono, Y. N. 2009. Mengajar dengan Portofolio. Indeks: Jakarta.
Uslimah, A. 2006. Evaluasi Program Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
Biologi SMA. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Nomor 1,
Tahun VIII.
Wulan, A. R. 2009. Kemampuan Calon Guru Biologi dalam Menyusun Rubrik
Analitis pada Asesmen Kinerja Pembelajaran. Prosiding Seminar
Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA. Fakultas
MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta.
Wulan, A. R. 2007. Penggunaan Asesmen Alternatif pada Pembelajaran Biologi.
Seminar Nasional Biologi: Perkembangan Biologi dan Pendidikan
Biologi untuk Menunjang Profesionalisme, Jurusan Pendidikan Biologi
FPMIPA UPI, hlm. 381-383
Download