Uploaded by User46217

Artikel MOdal Ventura Syariah

advertisement
REVITALISASI PERAN MODAL VENTURA SYARIAH DAN
PENGEMBANGAN TEKHNOPARK DI INDONESIA
Oleh:
Sri Maryati
(Mahasiswa Prog S3 Ilmu Ekonomi FEUA/Staf Pengajar Jurs IE-FEUA,
[email protected]; mobile: 08126735758)
ABSTRAK
Abstrak dan kata kunci
1. Pendahuluan
1. 1. Latar Belakang
Perusahaan modal ventura (venture capital company) di Indonesia mulai beroperasi dengan
didirikannya PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) pada tahun 1973, perusahaan
ini merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sahamnya 82.2% dimiliki oleh
Kementerian Keuangan dan 17,8% oleh Bank Indonesia. PT Bahana Pembinaan Usaha
Indonesia ini dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1973 tentang
Penyertaan Modal Negara. Selanjutnya, pada tahun 1993, melalui salah satu anak
perusahaannya, PT Bahana Artha Ventura (BAV), BUMN ini memperluas usahanya dengan
mendirikan Perusahaan Modal Ventura Daerah di seluruh provinsi yang tujuannya untuk
membiayai Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam upaya mendorong
peningkatan
perekonomian masyarakat dan perekonomian national.
Perusahaan Modal Ventura sebagai sarana pembiayaan memiliki peluang besar untuk
mengembangkan UMKM karena perusahan pembiyaan ini mempunyai karakteristik yang
tidak dimiliki oleh perusaah lainnya. Seperti misalnya kedudukan Perusahaan Modal
Ventura bukan hanya akan terlibat dengan menginvestasikan modalnya, melainkan sekaligus
juga ikut berperan aktif dalam manajemen perusahaan yang di bantunya. Perusahaan Modal
Ventura dikelola secara professional, maka hal ini akan memberikan dampak kepada
pengusaha kecil yang pada umumnya dikelola secara tradisional, secara bertahap akan
dibina untuk menjadi usaha yang dikelola secara professional.
Modal ventura merupakan alternatif dan paling cocok bagi pengembangan usaha
UMKM dan kewirausahaan di Indonesia sebagai sumber pendanaan bagi sektor produktif.
Hal ini dikarenakan model investasi modal ventura dengan penyertaan modal atau dalam
bentuk pembiayaan lainnya ke dalam suatu perusahaan sebagai pasangan usaha (investee
company) dalam jangka waktu tertentu yang dinilai memiliki prospek cerah, akan
mendorong munculnya usaha baru dan penciptaan lapangan usaha.
Investasi modal ventura dipandang lebih tepat dalam pembiayaan UMKM karena
dapat membangun dari tahap awal perusahaan yang belum jelas bagaimana masa depannya
dan belum memiliki standar sebagai perusahaan terbuka ataupun memiliki riwayat
operasional yang dapat menjadi acuan seperti jika memperoleh dana pinjaman dari
perbankan. Dengan dukungan pendampingan manajemen investasi modal ventura akan
mendorong pengelolaan UMKM yang professional.
Akan tetapi perkembangan investasi modal ventura beberapa tahun terakhir
cenderung stagnan jika dibandingkan dengan industri lainnya di Lembaga Pembiayaan
maupun Industri Keuangan Non Bank. Market share investasi modal ventura dibandingkan
industri jasa keuangan lainnya seperti industri perusahaan pembiayaan sangat kecil. Data
OJK (2015) menyebutkan bahwa aset Perusahaan Pembiayaan tumbuh 4,33 kali dalam 10
tahun terakhir, dengan total aset pada tahun 2014 sebesar Rp 420,4 Trilyun sedangkan aset
Modal Ventura tumbuh 2,17 kali dalam 10 tahun terakhir, dengan total aset pada tahun 2014
sebesar Rp 8,99 Trilyun, total besar aset Modal Ventura hanya sebesar 1,99% dari aset
Perusahaan Pembiayaan. (Buchari, 2015)
Lesunya pertumbuhan investasi modal ventura ini berdampak pada penurunan jumlah
Perusahaan Modal Ventura (PMV), berdasarkan data OJK (2014) jumlah PMV yang
beroperasi di Indonesia mengalami penurunan sebanyak 16 PMV yakni dari 89 PMV pada
tahun 2012 menjadi 73 PMV di tahun 2013. Penurunan jumlah PMV yang cukup besar
(18%) memberikan indikasi adanya masalah tertentu dalam investasi modal ventura di
Indonesia. Kondisi ini masih terus berlanjt pada tahun 2014, dimana OJK terpaksa menutup
9 PMV karena tidak lagi aktif menjalankan usahanya dan tahun 2015 kembali menutup 3
PMV karena melakukan perubahan kegiatan usaha sehingga tidak lagi menjadi PMV.
Kondisi investasi modal ventura di Indonesia sangat berbeda dengan di Negara maju,
seperti Amerika, dimana modal ventura mampu menjadi motor penggerak kewirausahaan,
pencipta lapangan kerja baru dan penyumbang devisa negara. Di negeri paman Sam ini
PMV sangat besar jasanya dalam membangun enterpreneurship dan sukses membina
perusahaan multinasional pada stage awal pembentukan (early stage-company) dengan
skema equity participation seperti : Ford, Apple Computer, Microsoft, Kentucky Fried
Chicken, Sock Shop, Wang Computer, Haagen Daz Ice Cream, IBM, HP, Facebook,
Youtube, Google, Ebay, dan IBM.
Di Negara tetangga terdekat, yaitu Malaysia, industri modal ventura terus digenjot
pertumbuhannya agar lebih maju. Selain concern pada regulasi, pemerintah Malaysia
bahkan telah mendirikan perusahaan modal ventura syariah sejak tahun 2001. Pada bulan
Mei 2008, Securities Commission Malaysia mengeluarkan Guidelines and Best Practice on
Islamic Venture Capital yang mengatur bagaimana mekanisme dan tata cara praktek usaha
PMV yang berlandaskan syariah. Dan yang terakhir pada 18 April 2014, Securities
Commission Malaysia kembali mengeluarkan aturan baru mengenai modal ventura yakni
tentang pedoman insentif pajak bagi modal ventura (Venture Capital Tax Incentive
Guidelines). Aturan ini bertujuan memperkuat regulasi yang ada sekaligus untuk mendorong
pertumbuhan usaha modal ventura di Malaysia dan mendorong perekonomian
masyarakatnya.
Untuk itu, dalam upaya pengembangan UMKM yang merupakan mayoritas pelaku
usaha di Indonesia, peran Perusahaan Modal Ventura perlu direvitalisasi, hal ini menjadi
salah satu paket kebijakan dalam paket kebijakan ekonomi jilid III pemerintah Jokowi.
Paket kebijakan ini merupakan respon atas perlambatan ekonomi dalam negeri dan
kelanjutan dari dua paket kebijakan sebelumnya. Masuknya IMV dalam paket kebijakan
ekonomi jilid III menjadi peluang sekaligus tantangan dan harapan baru bagi para pelaku
IMV dalam pengembangan usahanya dan peningkatan perannya dalam perekonomian
nasional .
1. 2. Rumusan Masalah
Dalam pendirian modal ventura terdapat dua aspek penting dari maksud dan tujuannya.
Pertama, modal ventura adalah modal yang disediakan dengan risiko tinggi untuk pemilik
gagasan baru (innovator) tanpa jaminan pengembalian modal atau keberhasilan pada masa
mendatang. Pada investasi modal ventura yang ada hanya sistem bagi hasil berupa dividen.
Sehingga aspek keberanian pemilik modal menjadi hal penting dalam pengambilan
keputusan penanaman modal. Itu sebabnya dasar utama semangat modal ventura terletak
pada keyakinan terhadap pasangan usahanya. Kedua, sesuai dengan prinsip dasar yang
terkandung dalam jiwa modal ventura, dibuat semacam kesepakatan bahwa penyertaan
modal harus bersifat sementara. Adapun jangka waktu investasi antara 5–10 Tahun, sampai
mitra usahanya mampu berdiri sendiri barulah sahamnya dijual kembali atau dilakukan
divestasi.
Investasi Modal Ventura (IMC) adalah bentuk pembiayaan yang paling mirip dengan
pembiayaan syariah. Modifikasi yang diperlukan untuk inline dengan syariah sangat mudah
tanpa harus meninggalkan prinsip-prinsip utamanya. Penyesuaian IMC kepada bentuk
mudharabah atau musyarakah tidak akan mengubah bentuk transaksi legal dari Perusahaan
Modal Ventura (PMV). Pembentukan Modal Ventura Syariah pada PMV bukan berarti
perusahaan harus pindah dari suatu segmen pasar kepada segmen pasar lain. Melainkan akan
dapat memperbesar pangsa pasar dan segmentasinya. Penambahan pangsa tersebut berasal
dari investor modal ventura dan calon investee yang hanya mau berpartisipasi jika PMV telah
inline dengan syariah.
Dengan memperhatikan tujuan pendirian PMV di Indonesia maka tampak bahwa
potensi pasar PMV masih sangat besar karena UMKM merupakan mayoritas pelaku usaha di
Indonesia. Untuk itu perlu dikembangkan suatu pola pengembangan UMKM dimana PMV
berperan aktiv di dalamnya. Secara konseptual, pola yang paling memungkinkan adalah
dengan pengembangan Tekhnopark sebagai wadah pengembangan kapasistas dan krativitas
pelaku usaha berbasis iptek. Studi ini akan mencoba mengkaji “ Bagaimana pengembangan
Tekhnopark dapat menjadi wadah bagi revitalisasi Modal Ventura Syariah di Indonesia”
1. 3. Tujuan Studi
Berdasarkan pemaparan di atas, maka diperlukan adanya perhatian khusus dari berbagai
pihak untuk pemberdayaan dan pengembangan PMV di Indonesia. Studi ini bertujuan untuk
melakukan kajian terhadap potensi pengembangan Techno Park dalam pengembangan
UMKM berbasis Iptek dengan menerapkan konsep “Triple Helix”
Sistem “Triple helix” menjadi payung yang menghubungkan antara Cendekiawan
(Intellectuals), Pelaku Usaha (Business), dan Pemerintah (Government) dalam kerangka
bangunan ekonomi kreatif. Di mana ketiga helix tersebut merupakan aktor utama penggerak
lahirnya kreativitas, ide, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang vital bagi tumbuhnya
industri kreatif di suatu kawasan. Hubungan yang erat, saling menunjang, dan bersimbiosis
mutualisme antara ketiga aktor tersebut akan dapat mendorong pengembangan UMKM
menjadi penggerak ekonomi kreatif yang kokoh dan berkesinambungan. Melalui sinergi
Triple Helix tersebut diharapkan keberadaan PMV syariah akan semakin bermanfaat bagi
pengembangan UMKM di negeri ini.
2. Metode Kajian
Kajian ini merupakan studi literature yang menggunakan metode analisa deskriptif-kualitatif
berbasis kajian kepustakaan (library research). Analisa deskriptif kualitatif merupakan
analisis yang didasarkan pada pemetaan permasalahan yang terdapat dalam variable atau kasus
yang sedang dikaji dan kemudian dicari titik korelasinya. Korelasi tersebut bisa menjadi
mengkonfirmasi, menolak, dan seimbang berdasarkan pada data dan informasi yang berhasil
dilakukan oleh peneliti. Sedangkan studi kepustakaan merupakan instrument penelitian dengan
mengumpulkan berbagai macam literatur baik dalam bentuk jurnal, buku, prosiding, working
paper, maupun sumber data lainnya yang memiliki keterkaitan dengan permasalahan dalam
kajian ini.
Adapun tahapan kegiatan dalam menganalisis data dan dokumen dalam kajian ini adalah:
1) Melakukan studi pendahuluan dengan meneliti kajian-kajian penelitian terdahulu yang
membahas mengenai konsep, fungsi dan perekembangan modal ventura
2) Melakukan studi pendahuluan dengan meneliti kajian-kajian penelitian terdahulu yang
membahas mengenai konsep, fungsi dan perekembangan techno park.
3) Melakukan studi pendahuluan dengan meneliti kajian-kajian penelitian terdahulu yang
membahas mengenai konsep dan peran “Triple Helix” dalam pengembangan ekonomi
suatu kawaasan (daerah)
4) Mengumpulkan literatur relavan sesuai dengan fokus permasalahan yang diangkat
sebagai tema utama dalam kajian ini, yakni upaya merevitalisasi perusahaan modal
ventura di Indonesia
5) Menganalisis secara kritis berbagai sumber literatur tersebut untuk mendapatkan
pemahaman mendasar mengenai korelasi antar studi dan variable yang diteliti
6) Menulis hasil kajian berdasarkan argumentasi analisis dari berbagai data dan kajian
literatur.
7) Menimpulkan dan merumuskan rekomendasi berdasarkan argumentasi analisis dari
berbagai data dan kajian literature yang telah dilakukan.
3. Hasil dan Pembahasan
3.1. Modal Ventura Syariah dan perkembangannya di Indonesia
Modal Ventura Syariah adalah penanaman modal yang dilakukan oleh lembaga keuangan
Syariah untuk jangka waktu tertentu, dan setelah jangka waktu yang disepakati maka
lembaga keuangan tersebut melakukan penjualan bagian sahamnya kepada pemegang saham
perusahaan (divestasi). Tujuan penanaman modal ini adalah untuk memberikan penambahan
nilai (adding value) sehingga Perusahaan Modal Ventura (PMV) dapat menjual partisipasinya
dengan return positif.
PMV syariah pertama di dunia adalah “Injazat” .perusahaan ini memiliki kator pusat
di Uni Emirat Arab (UEA). Perusahaan ini beroperasi dengan modal awal US$ 50 juta.
“Injazat” didirikan bersama-sama oleh the Islamic Corporation for the Development of the
Private Sector(ICD), lembaga afiliasi dari the Islamic Development Bank (IDB), dengan Gulf
Finance House, Dubai Islamic Bank, Saudi Economic and Development Company dan Iran
Foreign Investment Corporation. Fokus usaha dari perusahaan ini adalah pembiayaan investee
pada sektor telekomunikasi, media dan teknologi informasi, namun hanya investee yang
secara prinsip syariah memenuhi persyaratan yang dapat dijadikan mitra usaha.
Di Indonesia, perusahaan pembiayaan syariah sudah berkembang dengan pesat
semenjak diberlakukannya system keuangan syariah di Indonesai pada tahun 1998. Tidak
seperti perusahaan pembiayan syariah lainnya, perusahaan modal ventura syariah masih relatif
kecil jumlahnya, dimana semenjak dikembangkan pada tahun 2012 sampai 2015 baru 4
perusahaan modal ventura syariah yang berdiri. Dan jika dilihat dari perkembangan jumlah
aset, industri modal ventura syariah mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 31,01 per
tahun. Dimana aset industri modal ventura syariah dibandingkan dengan total aset industri
modal ventura adalah sebesar 4%. (Roadmap IKNB Syariah 2015-2019).
Melihat perkembangan industri keuangan syariah secara global, perusahaan modal
ventura syariah mempunyai peluang untuk lebih berkembang di masa mendatang. Untuk itu,
dukungan pemerintah sangat diperlukan, terutama dari penambahan modal perusahaan modal
ventura syariah yang dinilai masih sangat terbatas. Di samping itu, perlunya sosialisasi dan
edukasi secara intensif kepada masyarakat tentang urgensi pengembangan perusahaan modal
ventura syariah untuk mendorong lahirnya pengusaha dan perusahaan baru yang menjalankan
kegiatannya berdasarkan kepada prinsip syariah.
Gambar 1
Perkembangan Pembiayaan Bagi Hasil Perusahaan Modal Ventura Tahun 2015
3.2.
3.3.
3.4.
Tekhnopark dan perkembangannya di Indonesia
Peran Modal Ventura Syariah dalam Pengembangan Tekhnopark
Masalah dan Tantangan Revitalisasi Modal Ventura Syariah dalam Pengembangan
Tekhnopark
4. Kesimpulan dan Rekomendasi Kebijakan
4. 1.
4. 2.
Kesimpulan
Rekomendasi Kebijakan
5. Daftar pustaka
Download