Uploaded by dwifaudzan

MAKALAH matematika

advertisement
MAKALAH
LOGIKA MATEMATIKA
Disusun Oleh :
IID AHMAD FAIZHIN
FIRMAN NAINUL IHSAN
IMAM ABU YUSUF
STKIP MUHAMADIYAH KUNINGAN
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Subkhanallahuwata’ala. Sholawat serta salam kita
kirimkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad Sholallahu’alaihi Wassalam, karena atas hidayahNyalah paper ini dapat diselesaikan. Paper ini penulis sampaikan kepada pembina Mata Kuliah
Pembelajaran Matematika SMA bapak Ariyanto, sebagai tugas pendalaman pembelajaran Matematika.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada bapak/ibu dosen Matematika yang telah
mencurahkan ilmunya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan lancar dalam
menulis paper ini.
Selanjutnya kami mohon kepada bapak dosen khususnya dan pembaca pada umumnya, bila ada
kesalahan atau kekurangan dalam paper ini, baik dari segi bahasa maupun kontennya, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada semua pembaca demi lebih baiknya
karya-karya tulis yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………................................................i
DAFTAR ISI……………………………...............................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………...…...................................
B.
Rumusan Masalah ……………………………........... ....................................
C.
Tujuan ……………………………...........................................……………...
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Logika Matematika ……………………………............................
B.
Pernyataan ……………………………............................................................
C.
Kata Hubung Kalimat……………………………..........................................
D. Negasi dari Pernyataan Majemuk…………………………………………..…
E.
Kontradiksi, Tautologi, dan Ekuivalensi Pernyataan-Pernyataan
Majemuk……………………………………………………………………..
F.
Hukum-Hukum Logika ……………………………...................................
G. Pernyataan Berkuantor............................................................................
H. Ingkaran Pernyataan Berkuantor..............................................................
I.
Validitas Pembuktian..............................................................................
J.
Bukti dalam Matematika................................................................................
K. Latihan Soal……………………………........................................................
L.
Kunci Jawaban……………………………....................................................
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah bahwa logika, penalaran dan argumentasi sangat sering
digunakan dalam kehidupan nyata sehari-hari, didalam mata pelajaran matematika maupun mata
pelajaran lainnya. Dalam arti luas, logika adalah suatu cabang ilmu yang mengkaji penurunan-penurunan
kesimpulan yang shahih dan yang tidak shahih. Karenanya logika sangat berguna bagi siswa, disamping
dapat meningkatkan daya nalar atau proses berfikir yang terjadi di saat menurunkan dan menarik
kesimpulan dari pernyataan yang diketahui benar atau dianggap benar, namun dapat diaplikasikan di
dalam kehidupan nyata mereka sehari-hari. Tujuan pembelajaran logika matematika pada dasarnya
adalah agar para siswa dapat menggunakan aturan-aturan dasar logika matematika untuk penarikan
kesimpulan.
Oleh karena itu, kompetensi yang hendak dicapai adalah agar para siswa memiliki kemampuan dan
keterampilan dalam hal mengembangkan dan memanfaatkan logika yang dimiliki serta menambah
pengetahuan tentang mata pelajaran ini.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari logika matematika ?
2.
Apa saja kata hubung kalimat pernyataan majemuk ?
3.
Bagaimana ingkaran dari pernyataan majemuk ?
4.
Apa saja hukum-hukum logika ?
5.
Apa saja yang digunakan untuk penarikan kesimpulan ?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari logika matematika.
2.
Untuk mengetahui kata hubung kalimat penyataan majemuk.
3.
Untuk mengetahui ingkaran dari pernyataan majemuk.
4.
Untuk mengetahui hukum-hukum logika.
5.
Untuk mengetahui penarikan kesimpulan.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Logika Matematika
Logika Matematika atau Logika Simbol ialah logika yang menggunakan bahasa Matematika, yaitu
dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol- simbol.
Keuntungan atau kekuatan bahasa simbol adalah: ringkas, univalent/bermakna tunggal, dan
universal/dapat dipakai dimana-mana.
B.
Pernyataan
Kalimat adalah rangkaian kata yang disusun menurut aturan bahasa yang mengandung arti.
Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus benar dan
salah (pernyataan disebut juga preposisi, kalimat deklaratif). Benar diartikan ada kesesuaian antara apa
yang dinyatakan dengan keadaan yang sebenarnya. Perhatikan beberapa contoh berikut!
1. Al-Quran adalah sumber hukum pertama umat Islam
2. 4 + 3 = 8
3. Rapikan tempat tidurmu!
Contoh nomor 1 bernilai benar, sedangkan contoh nomor 2 bernilai salah, dan keduanya adalah
pernyataan. Kalimat 3 di atas tidak mempunyai nilai benar atau salah, sehingga bukan pernyataan.
a)
Kalimat Terbuka
Adalah kalimat yang belum tentu bernilai benar atau salah. Kalimat terbuka biasanya ditandai dengan
adanya variabel (peubah). Jika variabelnya diganti dengan konstanta dalam semesta yang sesuai maka
kalimat itu akan menjadi sebuah pernyataan.
Variabel (Peubah) adalah lambang yang menunjukkan anggota yang belum tentu dalam semesta
pembicaraan, sedangkan konstanta adalah lambang yang menunjukkan anggota tertentu dalam semesta
pembicaraan. Pengganti variabel yang menyebabkan kalimat terbuka menjadi pernyataan yang bernilai
benar, disebut selesaian atau penyelesaian.
Contoh kalimat terbuka :
1. yang duduk di bawah pohon itu cantik rupanya
2. x + 2 = 8
b)
Pernyataan Majemuk
Logika merupakan sistem matematika artinya memuat unsur-unsur yaitu pernyataan-pernyataan dan
operasi-operasi yang didefinisikan. Operasi-operasi yang akan kita temui berupa kata sambung logika :
1) Merupakan lambang operasi untuk negasi
2) Merupakan lambang operasi untuk konjungsi
3) Merupakan lambang operasi untuk disjungsi
4) Merupakan lambang operasi untuk implikasi
5) Merupakan lambang operasi untuk biimplikasi
C. Kata Hubung Kalimat
1. Ingkaran atau Negasi
Ingkaran/Negasi dari suatu pernyataan adalah pernyataan lain yang diperoleh dengan menambahkan
kata ”tidak” atau menyisipkan kata ”bukan” pada pernyataan semula. Ingkaran dari suatu pernyataan p
disajikan dengan lambang atau –p atau ~p, dan dibaca: ”tidak p”. Bila peryataan p bernilai benar, maka
ingkarannya bernilai salah dan sebaliknya.
Contoh Soal :
Misalkan pernyataan
p : Tembakau yang mengandung nikotin.
Ingkaran penyataan p
~ p : Tidak benar bahwa tembakau mengandung nikotin.
2. Konjungsi
Pernyataan p dengan q dapat digabung dengan kata hubung logika “dan” sehingga membentuk
pernyataan majemuk “p dan q” yang disebut konjungsi. Konjungsi “p dan q” dilambangkan dengan
“p Ù q”. Konjungsi dua pernyataan p dan q bernilai benar hanya jika kedua pernyataan komponennya
bernilai benar. Dan jika salah satu atau kedua pernyataan komponennya salah, maka konjungsi itu salah.
Contoh Soal :
Jika, p : Ima anak pandai
q : Ima anak cekatan
maka p ∧ q : Ima anak pandai dan cekatan
Pernyataan p ∧ q bernilai benar jika Ima benar-benar anak pandai dan benar-benar anak cekatan.
3. Disjungsi/ Alternasi
Pernyataan p dengan q dapat digabung dengan kata hubung logika “atau” sehinggamembentuk
pernyataan majemuk “p atau q” yang disebut disjungsi. Disjungsi p atau q dilambangkan dengan “p Ú q”.
Dalam kehidupan sehari-hari, kata “atau” dapat berarti salah satu atau kedua-duanya, dapat pula berarti
salah satu tetapi tidak kedua-duanya.
Berdasarkan pengertian di atas, dua buah pernyataan yang dihubungkan dengan ”atau” merupakan
disjungsi dari kedua pernyataan semula. Dari pengertian kata “atau” di atas maka muncul dua macam
disjungsi yaitu sebagai berikut.
a) Disjungsi inklusif, yaitu dua pernyataan yang bernilai benar apabila paling sedikit satu dari
keduanya bernilai benar yang diberi simbol “∨". Untuk disjungsi inklusif dua pernyataan p atau q
ditulis p ∨ q. sebagai contoh sekarang perhatikan pernyataan berikut ini, “Andi seorang siswa yang
pintar atau seorang atlit berbakat”. Pernyataan itu akan menimbulkan penafsiran “Andi seorang
siswa yang pintar, atau seorang atlit yang berbakat, mungkin kedua-duanya”. Pernyataan dengan
tafsiran seperti itu merupakan contoh disjungsi inklusif. Untuk contoh yang lain perhatian contoh
berikut ini.
1)
Persegi memiliki empat sisi atau empat sudut.
2)
Adi membawa pensil atau bolpoin.
Tabel
b)
kebenaran
disjungsi
inklusif
di
berikan
sebagai
berikut.
Disjungsi eksklusif
Disjungsi eksklusif, yaitu dua pernyataan bernilai benar apabila hanya satu dari dua pernyataan
bernilai benar yang diberi simbol “⊻”. Disjungsi eksklusif dua pernyataan p dan q ditulis p ⊻ q. Sekarang
perhatikan pernyataan sebelumnya lagi, “Andi seorang siswa yang pintar atau seorang atlit berbakat”.
Pernyataan itu akan menimbulkan penafsiran “Andi seorang siswa yang pintar, atau seorang atlit yang
berbakat, tetapi tidak kedua-duanya (dipilih salah satu)”. Pernyataan dengan tafsiran seperti itu
merupakan contoh disjungsi eksklusif. Untuk contoh yang lain perhatikan contoh berikut ini.
1)
Adika lahir di Bali atau di Surabaya
2)
Dua garis pada satu bidang sejajar atau berpotongan.
Tabel
kebenaran
disjungsi
ekslusif
di
berikan
sebagai
berikut.
Catatan : Jika dalam suatu soal tidak diberikan keterangan, maka disjungsi yang dimaksud adalah
disjungsi inklusif.
4. Implikasi
Implikasi “jika p maka q” dilambangkan dengan “p Þ q”. Dalam implikasi p ⇒ q, p disebut hipotesa
(anteseden) dan q disebut konklusi (konsekuen). Bernilai benar jika anteseden salah atau konsekuen
benar, anteseden dan konsekuen sama-sama benar, dan anteseden dan konsekuen salah, dan bernilai
salah jika antesedennya bernilai benar, sedangkan konsekuennya salah.
Dengan
tabel
kebenaran
Contoh soal:
Jika, p : Matahari bersinar
q : udara terasa hangat
Jadi, p Þ q : “Jika matahari bersinar maka udara terasa hangat”,
Jadi, bila kita tahu bahwa matahari bersinar, kita juga tahu bahwa udara terasa hangat. Berdasarkan
pernyataan diatas, maka untuk menunjukkan bahwa udara tersebut hangat adalah cukup dengan
menunjukkan bahwa matahari bersinar atau matahari bersinar merupakan syarat cukup untuk udara
terasa hangat. Sedangkan untuk menunjukkan bahwa matahari bersinar adalah perlu dengan
menunjukkan udara menjadi hangat atau udara terasa hangat merupakan syarat perlu bagi matahari
bersinar. Karena udara dapat menjadi hangat hanya bila matahari bersinar.
Dari suatu Implikasi p Þ q dapat dibentuk pernyataan majemuk :
Konvers, Invers, dan Kontraposisi
Dari pernyataan berbentuk implikasi dapat kita turunkan pernyataan-pernyataan baru yang disebut
invers, konvers, dan kontraposisi.
Ingkaran dari Implikasi Konvers, Invers dan Kontraposisi (Husein: 3013)
a)
Ingkaran Konvers: ~ (p Þ q) º (q Ù ~ p)
b)
Ingkaran Invers : ~(~ p Þ~ q) º ~p Ù q
c)
Ingkaran Kontraposisi: ~(~ q Þ~ p) º ~q Ù p
5. Biimplikasi atau Bikondisional
Biimplikasi “p jika dan hanya jika q” dilambangkan dengan “p Û q”. Biimplikasi bernilai benar apabila
anteseden dan konsekuen kedua-duanya bernilai benar atau kedua-duanya bernilai salah. Jika tidak
demikian maka biimplikasi bernilai salah.
Dengan
tabel
kebenaran
Contoh Soal :
p : Saya memakai mantel
q : saya merasa dingin
maka, p Û q = “Saya memakai mantel jika dan hanya jika saya merasa dingin”.
Pengertian kita adalah “Jika saya memakai mantel maka saya merasa dingin” dan juga “Jika saya
merasa dingin maka saya memakai mantel”. Terlihat bahwa jika saya memakai mantel merupakan syarat
perlu dan cukup bagi saya merasa dingin, dan saya merasa dingin merupakan syarat perlu dan cukup
bagi saya memakai mantel. Terlihat bahwa kedua peristiwa itu terjadi serentak.
D. Negasi dari Pernyataan Majemuk
Berikut ini adalah pembahasan tentang negasi pernyataan majemuk, yaitu negasi suatu konjungsi,
disjungsi, implikasi, dan biimplikasi
1.
Negasi Suatu Konjungsi
Karena suatu konjungsi p ∧ q akan bernilai benar hanya jika kedua komponennya bernilai benar.
Maka negasi suatu konjungsi p ∧ q adalah ~p ∨ ~q; sebagaimana ditunjukkan tabel kebenaran berikut:
Contoh Soal :
Jika, p : Ima anak pandai, dan
q : Ima anak cekatan.
maka p ∧ q : Ima anak pandai dan cekatan
Pernyataan p ∧ q bernilai benar jika Ima benar-benar anak pandai dan benar-benar anak cekatan.
Apabila p ∧ q jika di negasikan menjadi ~p ∨ ~q
Maka ~p ∨ ~q : Ima bukan anak pandai atau bukan cekatan
2.
Negasi Suatu Disjungsi
Negasi suatu disjungsi p ∨ q adalah ~p ∧ ~q sebagaimana ditunjukkan tabel kebenaran berikut:
Contoh soal :
Jika p : Persegi memiliki empat sisi
q : empat sudut
maka, p ∨ q : Persegi memiliki empat sisi atau empat sudut
Apabila p ∨ q dinegasikan menjadi ~p ∧ ~q
Maka ~p ∧ ~q : Persegi tidak memiliki empat sisi dan empat sudut
3.
Negasi Suatu Implikasi
Negasi suatu implikasi p ⇒ q adalah p∧~q seperti ditunjukkan tabel kebenaran berikut ini:
Dengan demikian, p ⇒ q ≡ ~[~ (p ⇒ q)] ≡ ~( p ∧ ~q) ≡ ~p ∨ q
Contoh soal:
Jika, p : Matahari bersinar
q : udara terasa hangat
Jadi, p Þ q : “Jika matahari bersinar maka udara terasa hangat”
Apablia p ⇒ q dinegasikan menjadi p∧~q
Maka, p∧~q : matahari bersinar dan udara tidak terasa hangat
4.
Negasi Suatu Biimplikasi
Karena biimplikasi atau bikondisional p ⇔ q ekuivalen dengan
(p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p);
sehingga:
~ (p ⇔ q) ≡ ~[(p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p)]
≡ ~[(~p ∨ q) ∧ (~q ∨ p)]
≡ ~(~p ∨ q) ∨ ~(~q ∨ p)]
≡ (p ∧ ~q) ∨ (q ∧ ~p)
Contoh Soal :
p : Saya memakai mantel
q : saya merasa dingin
maka, p Û q = “Saya memakai mantel jika dan hanya jika saya merasa dingin”.
Apabila p Û q dinegasikan menjadi (p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p)
Maka, (p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p) : Jika saya memakai mantel maka maka saya merasa dingin dan jika saya
merasa dingin maka saya memakai mantel.
E.
Kontradiksi, Tautologi, Ekuivalensi Pernyataan-Pernyataan Majemuk
1.
Pengertian Kontradiksi
Kontradiksi adalah sebuah pernyataan majemuk yang selalu salah untuk semua kemungkinan nilai
kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponennya.
Contoh pernyataan: “Junus masih bujang atau Junus bukan bujang” akan selalu bernilai benar tidak
bergantung pada apakah junus benar-benar masih bujang atau bukan bujang.
Jika p : junus masih bujang, dan ~p : junus bukan bujang, maka pernyataan diatas berbentuk p ∨ ~p.
(coba periksa nilai kebenarannya dengan menggunakan tabel kebenaran). Setiap pernyataan yang
bernilai benar, untuk setiap nilai kebenaran komponen-komponennya, disebut tautologi.
2.
Pengertian Tautologi
Tautologi adalah sebuah pernyataan majemuk yang selalu benar untuk semua kemungkinan nilai
kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponennya.
Contoh pernyataan: “Pratiwi seorang mahasiswa dan bukan mahasiswa”. Pernyataan ini selalu
bernilai salah, tidak tergantung pada nilai kebenaran dari “Pratiwi seorang mahasiswa” maupun “Pratiwi
bukan mahasiswa”.
Jika r : Pratiwi mahasiswa maka ~ r : Pratiwi bukan mahasiswa maka pernyataan di atas berbentuk
r ∧ ~ r (Coba periksa nilai kebenarannya dengan menggunakan tabel kebenaran).
Setiap pernyataan yang selalu bernilai salah, untuk setiap nilai kebenaran dari komponen-komponen
disebut kontradiksi. Karena kontradiksi selalu bernilai salah,
maka kontradiksi merupakan ingkaran dari tautologi dan sebaliknya.
3.
Ekuivalensi
Pernyataan
–
Pernyataan
Majemuk
a)
implikasi
º kontraposisi : p Þ q º ~ q Þ ~ p
b)
konvers
º invers
c)
~(p Ù q)
º~pÚ~q
: ingkaran dari konjungsi
d)
~(p Ú q)
º~pÙ~q
: ingkaran dari disjungsi
e)
~(p Þ q)
ºpÙ~q
: ingkaran dari implikasi
f)
pÞq º~pÚq
g)
~(p Û q)
F.
Hukum-Hukum Logika
1.
Sifat-Sifat Aljaba rProposisi
2.
Hukum-hukumlogika
:qÞpº~pÞ~q
º (p Ù ~ q) Ú (q Ù ~ p) : ingkaran dari biimplikasi
:
G. Pernyataan Berkuantor
Pernyataan berkuantor artinya pernyataan yang mengandung ukuran kuantitas atau jumlah.
Pernyataan berkuantor mengandung kata semua, setiap, tiap-tiap, ada, terdapat, beberapa dan
sebagainya.
Terdapat dua macam kuantor, yaitu :
1. Kuantor Universal.
Disebut juga kuantor umum, ditandai dengan kata : “semua, setiap, tiap-tiap” atau ditulis
("x). Kuantor universal dilambangkan (x),p(x).
Contoh Soal :
a)
Semua siswa memakai seragam.
b)
Tiap-tiap kelas selalu menjaga kebersihan.
c)
Setiap manusia punya kesalahan.
d)
Setiap bilangan asli adalah bilangan cacah.
2.
Kuantor Eksistensial.
Disebut juga Kuantor Khusus, ditandai dengan kata : “ Ada, terdapat, beberapa “ atau
ditulis ($x). Kuantor eksistensial dilambangkan (x), p(x)
Contoh Soal:
a)
Ada siswa yang tidak mengerjakan PR.
b)
Terdapat bilangan prima yang genap.
c)
Beberapa kelas sedang tidak belajar.
H. Ingkaran Pernyataan Berkuantor
1.
Ingkaran Kuantor Universal
Ingkaran dari pernyataan majemuk “untuk semua x, sehingga berlaku p(x)” adalah “ada x, sehingga
berlaku bukan p(x)”,ditulis ~[("x), p(x)] º ($x), ~p(x)
Contoh Soal :
p : Semua kucing berwarna putih.
-p : Tidak benar bahwa semua kucing berwarna putih.
-p : Ada kucing yang tidak berwarna putih.
Secara umum ingkaran dari semua adalah ada/beberapa, dan dilambangkan :
– ( (x),p(x)) (x), -p(x)
2.
Ingkaran Kuantor Eksistensial.
Ingkaran dari pernyataan “ada x, sehingga berlaku p(x)” adalah “untuk semua x, sehingga berlaku
bukan p(x)”, ditulis ~[($x), p(x)] º ("x), ~p(x)
Contoh Soal:
p : Adaperempuan yang menjadi presiden.
-p : Tidak ada perempuan yang menjadi presiden.
-p : Semua perempuan tidak menjadi presiden.
Secara umum ingkaran dari Ada/beberapa adalah semua, dan dilambangkan :
– ((x), p(x) ) (x),-p(x)
I.
Validitas Pembuktian
1.
Premis dan Argumen
Premis adalah pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan, sehingga
suatu premis dapat berupa aksioma, hipotesa, definisi atau pernyataan yang sudah dibuktikan
sebelumnya.
Sedang yang dimaksud dengan argumen adalah kumpulan kalimat yang terdiri atas satu atau lebih
premis yang mengandung bukti-bukti (evidence) dan suatu (satu) konklusi. Konklusi ini selayaknya
(supposed to) diturunkan dari premis-premis.
2.
Validitas Pembuktian (I)
a)
Modus Ponen
Contoh Soal :
Premis 1
:pÞq
Premis 2
:p
Konklusi
:q
Premis 1
: Jika saya belajar, maka saya lulus ujian (benar)
Premis 2
: Saya belajar (benar)
Konklusi
: Saya lulus ujian (benar)
Baris pertama dari tabel kebenaran kondisional (implikasi) menunjukkan validitas dari bentuk
argumen modus ponen.
b)
Modus Tolen :
Premis 1
:pÞq
Premis 2
:~q
Konklusi
:~p
Contoh Soal :
Premis 1
: Jika hari hujan maka saya memakai jas hujan (benar)
Premis 2
: Saya tidak memakai jas hujan (benar)
Konklusi
: Hari tidak hujan (benar)
Perhatikan bahwa jika p terjadi maka q terjadi, sehingga jika q tidak terjadi maka p tidak terjadi.
c)
Silogisma :
Premis 1
:pÞq
Premis 2
:qÞr
Konklusi
:pÞr
Contoh :
Premis 1
: Jika kamu benar, saya bersalah (B)
Premis 2
: Jika saya bersalah, saya minta maaf (B)
Konklusi
: Jika kamu benar, saya minta maaf (B)
d)
Silogisma Disjungtif
Premis 1
:pÚq
Premis 2
:~q
Konklusi
:p
Jika ada kemungkinan bahwa kedua pernyataan p dan q dapat sekaligus bernilai benar, maka
argumen di bawah ini tidak valid.
Premis 1
:p∨q
Premis 2
:q
Konklusi
:~p
Tetapi jika ada kemungkinan kedua pernyataan p dan q tidak sekaligus bernilai benar (disjungsi
eksklusif), maka sillogisma disjungtif di atas adalah valid.
Contoh Soal :
1)
Premis 1 : Pengalaman ini berbahaya atau membosankan (B)
Premis 2 : Pengalaman ini tidak berbahaya (B)
Konklusi : Pengalaman ini membosankan (B)
2)
Premis 1 : Air ini panas atau dingin (B)
Premis 2 : Air ini panas (B)
Konklusi : Air ini tidak dingin (B)
3)
Premis 1 : Obyeknya berwarna merah atau sepatu
Premis 2 : Obyek ini berwarna merah
Konklusi : Obyeknya bukan sepatu (tidak valid)
e)
Konjungsi
Premis 1
:p
Premis 2
:q
Konklusi
:pÙq
Artinya : p benar, q benar. Maka p Ù q benar.
f)
Tambahan (Addition)
Premis 1
:p
Konklusi
:pÚq
Artinya : p benar, maka p Ú q benar (tidak peduli nilai benar atau nilai salah yang
dimiliki q).
g)
Dilema Konstruktif :
Premis 1
: (p Þ q) Ù (r Þ s)
Premis 2
:~qÚ~s
Konklusi
:~pÚ~r
J.
Bukti dalam Matematika
1.
Pembuktian Tidak Langsung
Pembuktian-pembuktian yang telah kita bicarakan di atas, merupakan pembuktian yang langsung.
Suatu argumen adalah valid secara logis jika premis-premisnya bernilai benar dan konklusinya juga
bernilai benar. Berdasarkan pemikiran ini, jika premis-premis dalam suatu argumen yang valid
membawa ke konklusi yang bernilai salah, maka paling sedikit ada satu premis yang bernilai salah. Cara
pembuktian ini disebut pembuktian tidak langsung atau pembuktian dengan kontradiksi atau reductio
ad absurdum.
Contoh Soal :
Premis 1 : Semua manusia tidak hidup kekal (Benar)
Premis 2 : Chairil Anwar adalah manusia (Benar)
Buktikan bahwa “Chairil Anwar tidak hidup kekal” (premis 3) dengan melakukan
langsung.
pembuktian tidak
Bukti :
Kita misalkan bahwa : Chairil Anwar hidup kekal (premis 4) (dan kita anggap bernilai benar).
Maka berarti : Ada manusia hidup kekal (premis 5).
Tetapi premis 5 ini merupakan negasi dari premis 1. Yang sudah kita terima kebenarannya.
Oleh karena itu premis 5 ini pasti bernilai salah.
Karena premis 5 bernilai salah maka premis 4 juga bernilai salah. Sebab itu premis 3 bernilai benar.
Jadi terbukti bahwa “Chairil Anwar tidak hidup kekal”.
Ringkasannya, kita dapat membuktikan bahwa suatu pernyataan bernilai benar, dengan
menunjukkan bahwa negasi dari pernyataan itu salah. Ini dilakukan dengan menurunkan konklusi yang
salah dari argumen yang terdiri dari negasi pernyataan itu dan pernyataan atau pernyataan-pernyataan
lain yang telah diterima kebenarannya.
Download