tetapi di GPI kurasa gak adalah yang seperti itu, Sebenarnya pernyataan itu suatu yang tidak perlu di pertanyakan, karena: 1. Forum ini adalah forum GPI, pastinya semua anggota GPI sudah mengerti jawaban itu. 2. Pak. Ragidup, pasti sudah tau jawabannya tetapi mengapa dipertanyakan lagi. pertanyaan seperti ini kan, meskipun di akhiri dengan kata "tanpa menyinggung" sebenarnya secara tidak langsung sudah mempengaruhi para pembacanya berasumsi negatif dengan orang yang sudah mendapat S.Th, M.Th, Dr. sementara saat ini gereja kita memang Sebagai GPI kita harus: 1. Membuktikan bahwa generasi GPI bukan anti-intelektualisme, tidak alergi terhadap ilmu pengetahuan. 2. Kita harus bisa menghadapi atau mematahkan paham seperti aliran-aliran sesat seperti Mormon, Saksi Yehova, termasuk penganut paham Liberalisme. 3. Bisa mempertanggungjawabkan iman kita di hadapan orang lain secara logis dan intelektual. Jadi tidak hanya menghindar aja. pembentukan spiritualitas, daripada pengembangan akademis tetapi kalau bisa jujur secara umum jemaat GPI kalau dibandingkan antara orang yang menyombongkan diri karena sudah mendapat gelar Doktor, dengan orang GPI yang masih memiliki pemahaman yang menyiratkan alergi sekolah teologi, masih lebih banyak yang masih alergi, karena masih berpikir bahwa semua yang rasional tidak boleh masuk wilayah keyakinan, semua yang rasional tidak boleh masuk wilayah komitmen pribadi dengan Tuhan. Ada yang berpendapat semakin belajar teologi semakin sesat. Dan banyak juga yang menganggap sekolah teologi itu untuk menjadi seorang pendeta. Saya pernah baca setidaknya ada 5 hal yang harus diperhatikan dalam belajar teologi yakni: 1. Sikap hati yang bergantung pada bimbingan Roh Kudus 2. Menguasai prinsip-prinsip hermeneutika 3. Meluruskan presuposisi kita (suatu asumsi yang menjadi dasar bagi suatu tindakan atau suatu argumen.) 4. Menggunakan alat-alat bantu penafsiran Alkitab 5. Pengakuan iman dan Katekismus 6. Bagaimana kita bisa menghadapi atau mematahkan paham seperti aliran-aliran sesat seperti Mormon, Saksi Yehova, termasuk penganut paham Liberalisme, dan bagaimana kita bisa mempertanggungjawabkan iman kita di hadapan orang lain secara logis dan intelektual. Jadi tidak hanya menghindar aja. Apakah itu hanya tugas para Pendeta tidak kan? Jadi sebaiknya sih klo kita mau menganggap GPI itu perlu belajar teologi, sebaiknya kita jangan membangun secara tidak langsung yang dapat mengundang pembaca berasumsi negatif dengan orang yang sudah mendapat S.Th, M.Th, Dr. sementara saat ini gereja kita memang membutuhkan orangorang yang mau belajar, bukan hanya percaya tetapi tidak mengerti percaya itu apa.