Uploaded by Ilham Armada Sandhy

laporan ortho dimas

advertisement
REKAM MEDIK PERAWATAN ORTODONTIK
No. RM
No.Model
0 1 1 4 8 6
: 20150340110/L-22/22042019
Drg/Operator : Dimas Setyanto
Nama
: wasis edwin
Alamat
: kec.gajah.demak,JawaTengah
Telepon/HP
: 081228614971
DATA PASIEN
1. Tempat/tanggal lahir
: demak, 17 nobember 1997
2. Jenis kelamin
: laki-laki
3. Pekerjaan
: mahasiswa
4. Agama
: Islam
5. Suku
: Jawa
6. Nama Ayah
: Suroto
7. Nama Ibu
: nadliroh
Suku : Jawa
53 thn
8. Pekerjaan Orang Tua
: petani
9. Alamat Orang Tua
: kec.gajah. demak, Jawa Tengah
Tanggal Pendaftaran
: 23 april 2019
Tanggal Pencetakan
: 23 april 2019
Suku : Jawa
Usia : 57 thn
Usia :
DATA MEDIK UMUM
1. Golongan darah
:B
2. Penyakit jantung
: tidak ada / ada
3. Diabetes
: tidak ada / ada
4. Haemophilia
: tidak ada / ada
5. Hepatitis
: tidak ada / ada
6. Penyakit lainnya
: tidakada/ ada
7. Alergi terhadap obat
: tidak ada / ada
8. Alergi terhadap makanan :
tidakada/ada
ANAMNESIS

Keluhan Utama :
Pasien merasa tidak percaya diri karena gigi depan atas tidak rapi

Riwayat Perjalanan Penyakit :
pasien mengeluhkan gigi tidak rapi sejak SMP

Riwayat Kesehatan Oral :
Pasien sudah pernah datang ke dokter gigi untuk melakukan penambalan gigi belakang yang
berlubang.Pasien menyikat gigi 2x sehari ketika mandi pagi dan mandi sore.
Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Geligi
a. Gigi Desidui
: Pasien mengaku tidak pernah mengalami permasalahan gigi pada
periode gigi susu.
b. Gigi Bercampur : Pasien mengaku bahwa pada saat periode gigi bercampur, gigi susu
tanggal lebih lama sehingga gigi permanen tumbuh tidak sesuai posisinya.
c. Gigi Permanen : Pasien merasakan susunan gigi depan atasnya tidak rapi. Gigi geraham
belakang rahang atas dan rahang bawah ada yang tidak rapi jugai.
.
Kebiasaan jelek yang berkaitan dengan keluhan pasien :
Jenis Kebiasaan
Durasi
Frekuensi
Intensitas
Keterangan
topang dagu
± 5 menit
1x sehari
jarang
Kebiasaan tersebut
masih sering dilakukan
sampai sekarang

Riwayat Kesehatan Keluarga :
a. Ayah
: Memiliki ukuran rahang besar dan ukuran gigi geligi yang besar, susunan gigi
yang rapi sehingga rahang dan gigi normal.
b. Ibu
: Memiliki ukuran rahang kecil dan ukuran gigi geligi yang kecil, susunan gigi
tidak rapi sehingga rahang dan gigi tidak normal. Dicurigai mempunyai riwayat penyakit
sistemik yaitu gula darah tinggi.
c. kakak 1 : Memiliki ukuran rahang sedang dan ukuran gigi geligi yang kecil, susunan gigi
rapi.
d. kakak 2: Memiliki ukuran rahang sedang dan ukuran gigi geligi yang kecil, susunan gigi
rapi.

Riwayat Kehidupan Pribadi/Sosial :
Pasien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara.Pasien merupakan mahasiswa yang
tinggal di kos.Tidak terbiasa gosok gigi sebelum tidur.Pasien sangat kooperatif dan
komunikatif saat di anamnesa.

Riwayat Kesehatan Umum :
Pasien tidak sedang konsumsi rutin obat-obatan sehingga tidak dicurigai memiliki kelainan
sistemik.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Pasien datang dalam kondisi yang baik, tampak sehat jasmani dan rohani, komunikatif serta
kooperatif.
Vital Sign :
 Tekanan darah
: 118/79
 Nadi
: 84
x/menit.
 Pernafasan
: 17
x/menit.
 Suhu
: Afebris
 Berat badan
: 69.5 kg.
 Tinggi Badan
: 172 cm.
: hipertensi / hipotensi / normal
Pemeriksaan Lokal

Pemeriksaan Ekstra Oral :
(kepala/muka, kulit, mata, hidung, bibir, telinga, muskulus skeletal, sistem pengunyahan,
kelenjar ludah dan limfe).
a. Kepala :
Indeks Kepala =
Lebar Kepala
Panjang Kepala
x 100 = 155.62 mm x 100 = 79.49
195.75mm
Bentuk Kepala :79.49 mesosephali
b. Muka :
Indeks Muka =
Jarak N – Gn
Lebar Bizygomatik
x 100 = 110.09 mm x 100 = 90.08
123.1 mm
Bentuk muka :90.08 leptoprosop
c. Profil Muka
: Cembung
d. Garis Simon (Bidang Orbital) : Posisi rahang terhadap bidang orbital / garis Simon
Maksila
:
Kanan: inter premolar Kiri: 1/3 distal P 1
Mandibula
:
Kanan: 1/3 mesial Premolar2 Kiri: Inter Premolar 1 dan premolar 2
e. Sendi Temporomandibular (TMJ) : Normal
f. Tonus Otot Mastikasi : Normal
g. Tonus Otot Bibir
: Normal
h. Bibir Posisi Istirahat : Normal (menutup)
i. Free Way Space
: 0.6 mm

Sentrik Oklusi : 60.1 mm

Rest Position : 60.7 mm
Fasial
Neuromuscular
K. Ludah
K. Limfe
Tl. Rhg
TMJ
Deformitas
TAK
TAK
TAK
TAK
TAK
TAK
Nyeri
TAK
TAK
TAK
TAK
TAK
TAK
Tumor
TAK
TAK
TAK
TAK
TAK
TAK
Gangguan
TAK
TAK
TAK
TAK
TAK
TAK
Fungsi
Deskripsi lesi / kelainan yang ditemukan :
(Berikan cici-ciri dan letak lesi serta diferensial dignosanya)
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Rongga Mulut (Intra Oral)
PETA MUKOSA DAN JARINGAN LUNAK :
(Mukosa bibir, pipi, dasar mulut, lidah, gingiva, palatum, Orofaring)
Diskripsi lesi / kelainan yang ditemuka :
(Berikan ciri-ciri dan letak lesi serta Diferensial Diagnosisnya)×
2,4
: Terdapat lesi linier bilateral sewarna mukosa berbentuk irregular setinggi dataran oklusal
gigi 37-38 dan 47-48 (M2-M3).
Dx : Cheek Biting
28,29 : Terdapat pembesaran pembuluh darah vena berwarna kebiruan pada ventral lidah
sepanjang ± 2 cm
Dx : Varicositas
ODONTOGRAM :
une
une
une
uneu
ne
Keterangan : X Missing
 Karies
 Tumpatan
Malposisi GigiIndividual :
Rahang Atas 18: -
| Rahang Bawah38: -
17: -
|
16: -
|
15[55]: Mesiopalatotorsiversi
14[54]: 13[53]:
37: 36: Mesiolinguotorsiversi
|
|
35[75]: linguoversi
34[74]: -
Mesiolabiotorsiversi
12[52]: -
|
|
33[73]: -
32[72]:
Distolabiotorsiversi
11[51]: Mesiolabiotorsiversi
|
31[71]: Distolabiotorsiversi
21[61]: Mesiopalatotorsiversi
|
41[81]: Distolabiotorsiversi
22[62]: Mesiopalatotorsiversi
|
42[82]: mesiolinguotorsiversi
23[63]:mesiolabiotorsiversi
|
43[83]: -
24[64]: -
|
44[84]: -
25[65]: distopalatotorsiversi
|
45[85]:
mesiolinguotorsiversi
26: -
|
46: -
27: -
|
47: -
28: distoBukotorsiversi
Torus palatinus
: tidak ada.
|
48: -
Torus mandibula
: tidak ada.
Palatum
: Sedang
Supernumerary Teeth : tidak ada.
Diastema
: ada (antara 11-21 dan 43-44)
Gigi anomali
: tidak ada.
Gigi Tiruan
: tidak ada.
Oral Hygiene
: sedang (1.4)
RELASI GIGI GIGI PADA OKLUSI SENTRIK :
1. Anterior
a. Overjet
: 5.3 mm diukur dari elemen 21 dengan elemen 31
b. Overbite
: 2,8 mm diukur dari tepi incisal rahang atas (11) dengan
permukaan labial incisivus rahang bawah (41)
c. Palatal bite
: tidak ada
d. Deep bite
: tidak ada
e. Open bite
: tidak ada
f. Edge to edge bite : tidak ada
g. Cusp to cusp
: tidak ada
2. Posterior
a. Cross bite
: 24 terhadap 34
b. Open bite
: tidak ada
c. Scissor bite
: 35 terhadap 25
d. Cup to Cup bite : tidak ada
3. Relasi
a. Relasi Molar Pertama Kanan
: Angle Kelas I, Relasi Caninus Kanan : Kelas I
b. Relasi Molar Pertama Kiri
: Angle Kelas II, Relasi Caninus Kiri : Kelas I
4. Garis Tengah Rahang Bawah Terhadap Rahang Atas : miring ke kiri
5. Garis Inter Insisivi Sentral Terhadap Garis Tengah Wajah : Segaris
ANALISIS FOTO MUKA
Tampak Samping
Profil Muka : Cembung
Tampak Depan
Bentuk Muka : Mesoprosop
Tampak Depan Senyum
Tampak Samping Senyum
FOTO RELASI SENTRIK
Tampak Depan
Relasi Molar dan Caninus Kanan
Relasi Molar dan Caninus Kiri
SKEMA GIGI – GIGI DARI OKLUSAL
Rahang Atas
R
Rahang Bawah
R
FOTO MODEL STUDI
Rahang Atas
Rahang Bawah
ANALISIS MODEL STUDI

Bentuk Lengkung Gigi : Rahang Atas
: trapezeus, Simetris
Rahang Bawah

: Parabola, Simetris
Lebar Mesiodistal Gigi-Gigi (mm)
RAHANG ATAS
Gigi
1
Kanan
2
7
3
4
7.9
7.4
5
6
7
RAHANG BAWAH
Kiri
9.1
Normal
7.40 – 9.75
Ket.
N/N
Gigi
1
Kanan
5.4
Kiri
5.7
Normal
4.97 – 6.60
Ket.
N/N
6.05 – 8.10
N/N
2
5.6
5.45 – 6.85
N/N
7.05 – 9.32
N/N
3
5.9
7.2
7.5
6.15 – 8.15
N/N
6.75 – 9.00
N/N
4
7.6
7.2
6.35 – 8.75
N/N
6.9
6.6
8.1
7.1
6.6
6.00 – 8.10
N/N
5
6.3
6.9
6.80 – 9.55
N/N
10
9.9
10.9
9.5
9.95 – 12.10
8.75 – 10.87
N/N
N/N
6
7
11.6
11.9 10.62 – 13.05
10.2 8.90 – 11.37
8.9
9.8
Kesimpulan :
Seluruh ukuran lebar mesiodistal gigi geligi memiliki ukuran yang normal
N/N
N/N
PERHITUNGAN – PERHITUNGAN

Metode Pont
Jumlah Lebar Mesiodistal
2 1 1 2:
30.8 mm
Jarak P1-P1pengukuran : 37.6 mm
Jarak P1-P1perhitungan :∑ I x 100 = 38.5 mm
80
Diskrepansi : - 0.9 mm
Jarak M1-M1 pengukuran : 47.9 mm
Jarak M1-M1 perhitungan : ∑ I x 100 = 48.125mm
64
Diskrepansi : -0.225 mm
Keterangan:
a. perkembangan lengkung gigi inter premolar m3ngalami kontraksi ringan sebesar -0.9
mm.

Metode Korkhaus:
Tabel Korkhaus
: 17.8 mm
Jarak I – (P1-P1) pengukuran
: 15.3 mm
Diskrepansi : - 2,5 mm
Keterangan: Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi inter premolar
retraksi ringan sebesar – 2,5 mm.

Metode Howes:
Jarak lebar mesiodistal M1-M1
: 94.6 mm
Jarak P1-P1 (tonjol)
: 41.1 mm
mengalami
Indeks P
: Jarak P1-P1 x 100% = 43.4%
md M1-M1
Keterangan : Indeks Premolar adalah 43.4%, sehingga lengkung gigi dapat menampung gigi
geligi dalam keadaan lengkung ideal dan stabil, dikarenakan IP 43.4%.
Jarak inter fossa canina
: 44,2 mm
Indeks FC
: Jarak FC x 100% = 46.7%
md M1-M1
Keterangan: Indeks Fossa Caninus adalah 46,7%, sehingga lengkung basal dapat menampung
gigi geligi dalam keadaan lengkung ideal dan stabil, dikarenakan IFC sekurang-kurangnya
adalah 44%.
Kesimpulan : Besarnya indeks fossa canina kurang daripada indeks premolar (IFC > IP)
merupakan indikasi terhadap perawatan ekspansi.
DETERMINASI LENGKUNG GIGI
1. Hasil Penapakan (Lengkung Ideal I)
Keterangan :
Overjet awal = 5.3 mm
Retraksi RA = 2 mm
Protraksi RB = 1 mm
Overjet akhir = 2,1 mm
2. Jika gigi-gigi disusun dalam lengkung ideal, maka :
a. Rahang Atas : (M1-M1)
Kanan (mm)
Kiri (mm)
Total (mm)
Panjang lengkung ideal
46,9
47,7
94,6
Jumlah lebar mesiodistal
46,9
47,7
94,6
Diskrepansi
0
0
0
Kanan (mm)
Kiri (mm)
Total (mm)
Panjang lengkung ideal
44
44,8
88,8
Jumlah lebar mesiodistal
45,6
46,3
91,8
Diskrepansi
1.5
1.5
3
b. Rahang Bawah : (M1-M1)
c. Overjet awal : 5,3 mm (diukur dari permukaan gigi 11 terhadap gigi 41)
d. Overjet akhir : 2,1 mm (diukur dari permukaan gigi 11 terhadap gigi 41)
e. Solusi masalah dari determinasi lengkung yaitu
RA : perawatan ekspansi menyesuaikan rahang bawah dan Pemanfaatan ruang
RB :Pencarian ruang dengan cara ekspansi
PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK/LABORATORIUM.
(Tuliskan rencana dan hasil pemeriksaan, penunjang diagnostik yang akan dilakukan)
Menggunakan foto muka pasien untuk melihat profil muka, dan menggunakan study model
sebagai bagian dari pemeriksaan penunjang.
ANALISA ETIOLOGI MALOKLUSI DAN MALPOSISI
Malposisi rahang atas
15 : mesiobuco torsi versi kemungkinan dikarenakan gigi desidui yang premature
loss sehingga gigi permanen kekurangan ruang untuk erupsi
13 : mesio labio torsi versi kemungkinan dikarenakan gigi desidui yang premature
loss sehingga gigi permanen kekurangan ruang untuk erupsi
11:mesio palato torsi versi dikarenakan gigi desidui yang premature loss sehingga
ggi permanen kekurangan ruang
28 : disto buko torsi versi kemungkinan dikarenakan gigi permanen kekurangan
ruang untuk erupsi
25: disto palato torsi versi dikarenakan gigi desidui yang premature loss sehingga
gigi permanen kekurangan ruang untuk erupsi.
23 : mesio labio torsi versi kemungkinan dikarenakan gigi desidui yang premature
loss sehingga gigi permanen kekurangan ruang untuk erupsi.
22: mesio palato torsi versi dikarenakan gigi desidui yang premature loss sehingga
gigi permanen kekurangan ruang untuk erupsi.
21 : mesio labio torsi versi kemunginan karena pasien pernah mengalami benturan
ada gigi tersebut pada saat SMP sehingga gigi menjadi terdorong.
Malposisi rahang bawah
31: disto labio torsi versi dikarenakan gigi desidui yang premature loss sehingga gigi
permanen kekurangan ruang untuk erupsi.
32 : disto labio torsi versi kemungkinan dikarenakan gigi desidui yang remature loss
sehingga gigi permanen kekurangan ruang untuk erupsi.
35:linguo versi dikarenakan gigi desidui yang premature loss sehingga gigi permanen
kekurangan ruang untuk erupsi.
36: mesio linguo torsi versi dikarenakan gigi desidui yang premature loss sehingga
gigi permanen kekurangan ruang untuk erupsi.
41 : disto labio torsi versi kemungkinan dikarenakan gigi desidui yang remature loss
sehingga gigi permanen kekurangan ruang untuk erupsi.
42: mesio linguo torsi versi dikarenakan gigi desidui yang premature loss sehingga
gigi permanen kekurangan ruang untuk erupsi.
45 : mesio linguo torsi versi kemungkinan dikarenakan gigi desidui yang remature loss
sehingga gigi permanen kekurangan ruang untuk erupsi.
DIAGNOSIS
Maloklusi angle kelas 2 protrusif anterior subdivisi tipe dental disertai malposisi gigi individual
yaitu cross bite gigi 24 terhadap gigi 34, scissor bite gigi 35 terhadap gigi 25 dengan kebiasaan
buruk menopang dagu di bantal
Malposisi gigi individual sebagai berikut:
15 : mesio buco torsi versi
13 : mesio labio torsi versi
11: mesio palato torsi versi
28 : disto buko torsi versi
25: disto palato torsi versi
23 : mesio labio torsi versi
22: mesio palato torsi versi
21 : mesio labio torsi versi
36: mesio linguo torsi versi
35: linguo versi
32 : disto labio torsi versi
31: disto labio torsi versi
41:disto labio torsi versi
42 : mesio linguo torsi versi
45 : mesio linguo torsi versi
PROGNOSIS
Hasil perawatan diharapkan lebih baik karena pasien sangat kooperatif dan motivasi yang sangat
tinggi,keadaan jaringan periodontal bagus, serta keadaan social ekonomi pasien mendukung.
Indikasi perawatan: kuratif
1. Edukasi, Motivasi, dan Instruksi kepada pasien tentang :
-
Menghilangkan kebiasaan buruk topang dagu
-
Pasien diinstruksikan untuk selalu kontrol perawatan untuk melihat perkembangan
pergerakan gigi dan menjaga kebersihan alat lepasan.
2. Analisis Ketersediaan Ruang
Berdasarkan perhitungan- perhitungan yang telah dilakukan :
a. Metode Pont
-
Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah lateral pada regio inter P1
kontraksi ringan sebesar – 0.9mm.
-
Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi kearah lateral pada regio inter M1
kontraksi ringan sebesar – 0.225 mm.
b. Metode Korkhaus
Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi kearah anteroposterior mengalami
retraksi ringan sebesar – 2,5 mm (Pertumbuhan dan perkembangan kearah anterior
kurang).
c. Metode Howes
-
Indeks Premolar adalah 43.4%, sehingga lengkung gigi dapat menampung gigi geligi
dalam keadaan lengkung ideal dan stabil,
-
Indeks Fossa Caninus adalah 46.7%, sehingga lengkung basal dapat menampung gigi
geligi dalam keadaan lengkung ideal dan stabil, dikarenakan IFC sekurang-kurangnya
adalah 44%.
-
Besarnya indeks fossa canina kurang daripada indeks premolar (IFC > IP) merupakan
indikasi terhadap perawatan ekspansi.
d. Metode Determinasi Lengkung
-
Rahang Atas
Berdasarkan determinasi lengkung gigi, jika gigi 11 disusun dalam lengkung yang ideal
mengikuti gigi 21 maka untuk rahang atas bagian kanan dan kiri cukup ruang, serta
mengkoreksi malposisi gigi individual 12 dengan pemanfaatan ruang yang tersedia.
-
Rahang Bawah
Berdasarkan determinasi lengkung lengkung gigi, jika gigi-gigi disusun dalam lengkung
yang ideal mengikuti gigi 42 maka untuk rahang bawah pada sisi kanan dan kiri
kekurangan ruang sebesar 1.5 mm, maka kekurangan ruang tersebut dapat dilakukan
dengan perawatan ekspansi pada ruang yang ada dan susunan gigi diharapkan berada
pada lengkung idealnya.
3. Koreksi Malposisi Gigi Individual
A. Rahang Atas
1) pemasangan plat ekspansi menyesuaikan rahang bawah
a) plat akrilik pada bagian palatal dengan menggunakan skrup ekspansi
b) Labial arch dengan U loop pada bagian 14 dan 24 dengan stainless wire Ф 0,7 mm
c) Adam klamer yang diletakkan pada gigi 16 dan 26 dengan stainless wire Ф 0,7mm
jalannya perawatan
a) pengaktifan skrup ekspansi dilakukan setiap kunjungan sebanyak 2x 1/4 putaran
(0.4 mm).
b) perawatan dilakukan 1x dalam seminggu sebanyak 8x kunjungan untuk mencapai
hasil ekspansi masing-masing sebesar 1.5 mm pada regio kanan dan kiri.
c) Adaptasi alat selama 3 - 7 hari.
2) Komponen Plat Aktif Rahang Atas
a) Plat akrilik pada bagian palatal
b) Simple spring pada gigi 12, 21 dan 23 dengan stainless wire Ф 0,6 mm
c) Labial arch dengan U loop pada bagian 14 dan 24 dengan stainless wire Ф 0,7 mm
d) Adam klamer yang diletakkan pada gigi 16 dan 26 dengan stainless wire Ф
0,7mm
jalannya perawatan
a) Dilakukan pengaktifan simple spring pada gigi 12 untuk mendorong sisi mesial
kearah labial.
b) Dilakukan pengaktifan simple spring pada gigi 21 untuk mendorong sisi mesial
kearah labial.
c) Dilakukan pengaktifan simple spring pada gigi 23 untuk mendorong sisi mesial
kearah labial.
d) Pengaktifan labial arch untuk mendorong gigi anterior ke arah palatal
B. Rahang Bawah
1). pemasangan plat ekspansi untuk mendapatkan lengkung gigi yang ideal
a) plat akrilik pada bagian lingual dengan menggunakan skrup ekspansi
b) Labial arch dengan U loop pada bagian 34 dan 44 dengan stainless wire Ф 0,7 mm
c) Adam klamer yang diletakkan pada gigi 36 dan 46 dengan stainless wire Ф 0,7mm
jalannya perawatan
a) pengaktifan skrup ekspansi dilakukan setiap kunjungan sebanyak 2x 1/4 putaran
(0.4 mm).
b) perawatan dilakukan 1x dalam seminggu sebanyak 8x kunjungan untuk mencapai
hasil ekspansi masing-masing sebesar 1.5 mm pada regio kanan dan kiri.
c) Adaptasi alat selama 3 - 7 hari.
2). Komponen Plat Aktif Rahang Bawah
e) Plat akrilik pada bagian lingual
f) Labial arch dengan loop pada bagian 44 dan 34 dengan stainless wire Ф 0,7 mm
g) Dilakukan pengaktifan simple spring pada gigi 41 untuk mendorong sisi mesial
kearah labial.
h) Adam klamer yang diletakkan pada gigi 46 dan 36 dengan stainless wire Ф
0,7mm
jalannya perawatan
i) Dilakukan pengaktifan simple spring pada gigi 42 untuk mendorong sisi mesial
kearah labial.
j) Dilakukan pengaktifan labial arch untuk mendorong sisi gigi masuk kedalam
lengkung idealnya.
4. Penyesuaian oklusi
Pengaturan malposisi gigi akan mengubah keseimbangan oklusal, sehingga dapat
menyebabkan terjadinya traumatic oklusi. Oleh karena itu, diperlukan penyesuaian oklusi
setelah dilakukan koreksi malposisi individual dengan cara :
a) Pasien menggigit kertas articulator pada posisi sentrik dalam keadaan mengunyah.
b) Cek bagian incisal dan cusp gigi apabila ada warna kertas articulator membekas
maka hal tersebut menunjukkan adanya traumatic oklusi..
5. Pemakaian retainer dengan kontrol rutin
Retainer adalah alat untuk stabilisasi gigi setelah selesai perawatan ortodontik, jadi tidak
berfungsi utk menggerakkan gigi. Pemakaian retainer bertujuan untuk mempertahankan
gigi-gigi dan lengkung gigi yang telah dikoreksi dan menunggu terjadinya proses aposisi
di sekitar gigi, sehingga gigi menjadi kokoh kembali dan perawatan tidak relaps seprti
semula. Untuk mempertahankan posisi gigi-gigi setelah dirawat ortodontik, digunakan
Hawley retainer yang terdiri dari :
Plat dasar setinggi verkeilung pada semua gigi
Klamer adam dengan stainless wire Ф 0,8mm
Labial arch dengan stainless wire Ф 0,8mm dipasang dalam keadaan pasif
Instruksi yang diberikan pada pemakaian retainer adalah :
a. Retainer dipakai siang dan malam (hanya dilepas pada makan dan sikat gigi) selama
3 bulan pertama. Kontrol sebulan sekali untuk mengetahui derajat imobilisasi atau
kegoyahan gigi yang telah terkoreksi.
b. Jika selama 3 bulan pertama masih terdapat kegoyah gigi, maka pemakaian retainer
dengan cara yang sama diperpanjang 3 bulan lagi. Dicek apakah setiap pemakaian
kembali terasa sesak atau pas. Kontrol setiap 1 bulan sekali.
c. Jika setelah 3 bulan kedua alat masih terasa sempit jika dipakai, maka pemakaian
dilanjutkan 3 bulan dengan kontrol setiap bulan sekali. Jika pada pemakaian alat
dirasa sudah pas maka, untuk bulan ketiganya alat dipakai pada malam hari. Kontrol
1 bulan sekali.
d. Jika bulan ketiga sudah pas, maka retainer dihentikan, kontrol 3 bulan berikutnya
untuk pemeriksaan terakhir. Jika masih dicurigai relaps sebaiknya retainer tetap
dipakai pada malam hari selama 3 bulan dengan kontrol setiap bulan sekali.
GAMBAR ALAT
A. Rahang Atas
Keterangan :
1. Labial Arch Ф 0.7 mm
2. Simple spring Ф 0.6 mm
3. Adam’s Clamer Ф 0.7 mm
4. Basis Plat Akrilik
B. Rahang Bawah
Keterangan :
1. Labial Arch Ф 0.7 mm
2. Adam’s Clamer Ф 0.7 mm
3. Basis Plat Akrilik
GAMBAR RETAINER
1. Rahang atas
Keterangan :
Retainer Rahang Atas memiliki :
1. Labial Arch Ф 0.8 mm
2. Adam’s Clamer Ф 0.7 mm
3. Basis Plat Akrilik rahang atas
2. Rahang bawah
Keterangan :
Retainer Rahang bawah memiliki :
1. Labial Arch Ф 0.8 mm
2. Adam’s Clamer Ф 0.7 mm
3. Basis Plat Akrilik
PROGNOSIS
Baik karena pasien sangat kooperatif, komunikatif, dan memiliki motivasi yang tinggi untuk
merapikan gigi geliginya.Kasus yang dialami pasien termasuk dalam kasus sedang.Jaringan
periodontal pasien sehat.Serta keadaan social ekonomi pasien sangat mendukung.
Indikasi Perawatan : Kuratif
Yogyakarta, 8 mei 2019
Menyetujui,
Dokter Gigi Pembimbing
Operator
LAPORAN
RENCANA PERAWATAN ORTHODONTIK
No. Model
: 011486/P23/23012017
Nama Pasien : Wasis Edwin
Operator
: Dimas Setiyanto
Pembimbing : drg. Ressimanuayassa
.
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2019
Download