ARTIKEL PENGARUH AIR BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEAGAI PENGGANTI ASAM ASETAT GLASIAL TERHADAP KUALITAS NATA DE PAPAYA UNTUK PEMBUATAN POSTER EDUKATIF PUJAAN TIKA 14320070 Metro, Juli 2018 Pembimbing I, Dr. Hj. Hening widowati,M.Si. NIP. 19630524 199203 2 001 Metro, Juli 2018 Pembimbing II, Suharno Zen, M.Sc. NIDN. 022 302 820 4 Mengetahui, FKIP UM Metro A.n Dekan Wakil Dekan I, Bobi Hidayat, S.Pd., M. Pd. NIDN.021 909 850 2 THE INFLUENCE OF AVERRHOA BILIMBI AS A SUBTITUTANT OF GLACIAL ACETID ACID TOWARDS THE QUALITY OF NATA DE PAPAYA TO ARRANGE EDUCATIONAL POSTER. Pujaan Tika Hening Widowati Suharno Zen Math and Science Department/Biology Education E-mail: [email protected] Abstrack The aim of this research is to know: 1) the influence of Averrhoa bilimbi toward the quality of Nata de Papaya. 2) to know the exactly levels of averrhoa bilimbi which used in the made the best quality of Nata de Papaya. 3) to arrange educational poster that possible used for teaching and learning in the class topic of Biotechnology. The kind of this research is experimental research with CRD (Completely Randomized Design) which used 3 treatment ( the used of 2 ml, 5 ml, and 8 ml Averrhoa bilimbi) and 1 control (the use of 5ml acetid acid). The data was collected by observed the sample using vernier caliper and balance. Also using panelis to mark the organoleptik data. Data were analyzed with normality test and continue by using kruskal wallis. Based on the result of research, can be concluded that there is no difference between each treatment by using Averrhoa bilimbi as the subtitutan of glacial acetid acid towards the quality of Nata de Papaya, that can be seen in the result of its weight and height. The result of this experiment could be used as a sources of study in form of educational poster. Keyword : glacial acetid acid, Averrhoa bilimbi, quality of Nata de Papaya 3 PENGARUH AIR BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI PENGGANTI ASAM ASETAT GLASIAL TERHADAP KUALITAS NATA DE PAPAYA UNTUK PEMBUATAN POSTER EDUKATIF Pujaan Tika Hening Widowati Suharno Zen Math and Science Department/Biology Education E-mail: [email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) pengaruh penambahan air belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) terhadap kualitas Nata de Papaya, 2) kadar yang tepat dari penambahan air belimbing wuluh yang ditambahkan terhadap kualitas Nata de Papaya, dan 3) menyusun poster edukatif yang layak digunakan dalam pembelajaran materi Bioteknologi SMA dari hasil penelitian yang dilaksanakan. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dimana percobaan menggunakan 3 perlakuan (penambahan air belimbing wuluh 2 mL, 5 mL, dan 8 mL) dan 1 kontrol (asam asetat glasial 5 mL) .Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengamati sampel menggunakan alat ukur berupa timbangan dan jangka sorong. Pengumpulan data juga dilakukan secara organoleptik dengan menghadirkan 10 orang panelis. Analisis data yang digunakan menggunakan uji normalitas kemudian dilanjutkan dengan uji Analisis Kruskal Wallis. Berdasarkan hasil penelitian, mengenai pengaruh penambahan air belimbing wuluh sebagai pengganti asam asetat glasial terhadap kualitas Nata de Papaya untuk pembuatan poster edukatif, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan hasil perlakuan penambahan air belimbing wuluh terhadap kualitas Nata de Papaya. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber belajar biologi dalam bentuk media belajar berupa poster edukatif dalam materi Bioteknologi kelas 12 SMA. Kunci: asam asetat glasial, belimbing wuluh, kualitas Nata de Papaya 4 Buah pepaya merupakan buah yang mudah busuk. Di daerah peneliti, buha pepaya yang sudah rusak, tidak laku dijual dan dibuang di pembuangan sampah. Padahal pepaya yang rusak masih dapat diolah menjadi Nata karena mengandung karbohidrat sebagai sumber utama dari pembuatan nata. Ratnawati (2007:257) menyatakan bahwa “selain dari air kelapa, nata juga dibuat dari berbagai buahbuahan seperti nenas (Nata de Pina), tomat (Nata de Tomato) dan buahbuahan lain yang cukup banyak mengandung gula, ataupun dari kedelai (Nata de Soja)”. Dalam pembuatan nata, biasanya menggunakan bahan bahan seperti gula, ZA, dan asam asetat glasial yang digunakan untuk menurunkan pH medium. Penggunaan asam asetat glasial secara bebas, membuat pelaku industri menggunakan asam asetat glasial tanpa memikirkan keselamatan kerja, padahal asam asetat memiliki sifat korosif. Penggunaan bahan kimia seperti asam asetat glasial dapat digantikan dengan bahan dari alam seperti asam yang didapat dari buah-buahan. Salah satunya adalah buah belimbing wuluh yang memiliki pH sebesar 2,1. Kualitas dari Nata dapat dilihat dari ketebalan dan bobot yang dihasilkan. Selain itu, bisa diamati dari organoleptiknya. Saragih (2004, dalam Tamimi,2015) menyatakan bahwa “ciri-ciri nata yang baik adalah nata yang berwarna putih bersih, tampak mengkilap dan licin, semakin putih nata, semakin baik juga kualitasnya”. Nata yang baik memiliki warna putih bersih, jika nata terlihat kusam dan berjamur, maka nata memiliki kualitas yang rendah. Penggunaan air belimbing wuluh dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah air belimbing wuluh mampu menggantikan peranan dari asam asetat glasial dalam menurunkan pH dari medium fermentasi sehingga mampu menghasilkan Nata de Papaya dengan kualitas yang baik dengan melihat pada ketebalan, bobot, dan organoleptik dari nata yang dihasilkan. Selain itu, untuk menentukan kadar terbaik dari penambahan air belimbing wuluh yang memberikan pegaruh yang paling baik untuk kualitas Nata de Papaya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan oleh masyarakat luas untuk mengurangi penggunaan bahan kimia dalam pembuatan nata yang bisa digantikan dengan penggunaan asam dari belimbing wuluh. Selain itu, dalam dunia pendidikan, dapat dijadikan sebagai panduan dalam praktik pembuatan nata yang lebih ramah lingkungan bagi siswa dalam materi Bioteknologi SMA. Hasil penelitian disusun dalam bentuk poster edukatif, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber belajar bagi siswa di kelas. Metode Penelitian ini adalah eksperimen dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dimana percobaan menggunakan 3 perlakuan (penambahan air belimbing wuluh 2 mL, 5 mL, dan 8 mL) dan 1 kontrol (asam asetat glasial 5 mL) dengan masing-masing 6 kali ulangan. Pengambilan data dilakukan dengan mengambil sampel masing masing nampan fermentasi kemudian menimbang untuk 3 normal. Uji dilanjutkan dengan Uji Anava Non Parametrik Kruskal Wallis, dari hasil perhitungan didapat 2 2 𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 3,698 < 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 11,7 dalam taraf nyata α=0,05, dengan demikian H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh atau perbedaan yang signifikan dari penambahan air belimbing wuluh terhadap ketebalan Nata de Papaya. Bobot Nata (gram) mengukur bobot yang dihasilkan, dan mengukur menggunakan jangka sorong untuk menukur ketebalan dari nata yang dihasilkan. Pengambilan data organileptik dengan menghadirkan 10 panelis yang diberikan angket untuk menilai organoleptik dari Nata de Papaya. Data yang dikumpulkan diolah dengan menganalisis data. Teknik analisis data dengan menggunakan uji prasyarat terlebih dahulu menggunakan uji normalitas. Jika data yang diperoleh normal maka dilanjutkan ke uji homogenitas dan analisis varians. Jika data yang diperoleh berdistribusi tidak normal, maka data dilanjutkan ke analisis varians Kruskal Wallis. Hasil Perlakuan Ketebalan Nata (cm) Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka didapatkan hasil sebagai berikut: A. Ketebalan dan Bobot 0,18 0,16 0,14 0,12 0,1 0,08 0,06 0,04 0,02 0 Air Belimbing Wuluh 2 mL/L Air Belimbing Wuluh 5 mL/L Air Belimbing Wuluh 8 mL/L Asam Asetat 5mL/L Gambar 2. Diagram Bobot Nata de Papaya Berdasarkan analisis data bobot nata menggunakan uji normalitas, untuk perlakuan ketiga perlakuan maupun kontrol menunjukkan data berdistribusi tidak normal. Uji dilanjutkan dengan Uji Anava Non Parametrik Kruskal Wallis, dari hasil perhitungan didapat 2 2 𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 10,025 < 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 11,7 dalam taraf nyata α=0,05, dengan demikian H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh atau perbedaan yang signifikan dari penambahan air belimbing wuluh terhadap bobot Nata de Papaya. 0,16 0,13 0,11 0,06 A B C 140 120,83 121,67 119,17 120 100 84,17 80 60 40 20 0 A B C D D Perlakuan Air Belimbing Wuluh 2 mL/L Air Belimbing Wuluh 5 mL/L Air Belimbing Wuluh 8 mL/L Asam Asetat 5mL/L Gambar 1. Diagram Ketebalan Nata de Papaya Berdasarkan analisis data ketebalan nata menggunakan uji normalitas, untuk perlakuan ketiga perlakuan maupun kontrol menunjukkan data berdistribusi tidak 4 2,25 2,2 2,15 2,1 2,05 2 1,95 1,9 Nilai Organoleptik Tekstur Nilai Organoleptik Warna B. Organoleptik 2,2 2,1 2 2 A B C C D B Nilai Tekstur : Alot = 1 Agak Alot = 2 Kenyal = 3 Nilai Organoleptik Rasa Nilai Organoleptik Bau B 1,8 Gambar 5. Diagram Organoleptik Tekstur 2,5 1,8 1,8 Air Belimbing Wuluh 2 mL/L Air Belimbing Wuluh 5 mL/L Air Belimbing Wuluh 8 mL/L Asam Asetat 5mL/L Gambar 3. Diagram Organoleptik Warna Nilai Warna : 1. Putih kecoklatan = 1 2. Putih Kekuningan = 2 3. Putih bersih = 3 A A 2,5 Perlakuan Air Belimbing Wuluh 2 mL/L Air Belimbing Wuluh 5 mL/L Air Belimbing Wuluh 8 mL/L Asam Asetat 5mL/L 2,7 2,7 D Perlakuan 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 1,8 C D 2,75 2,7 2,65 2,6 2,55 2,5 2,45 2,4 2,7 2,6 2,5 A 2,5 B Perlakuan Perlakuan Air Belimbing Wuluh 2 mL/L Air Belimbing Wuluh 5 mL/L Air Belimbing Wuluh 8 mL/L Air Belimbing Wuluh 2 mL/L Asam Asetat 5mL/L Asam Asetat 5mL/L Air Belimbing Wuluh 5 mL/L Air Belimbing Wuluh 8 mL/L Gambar 4. Diagram Organoleptik Bau Gambar 6. Diagram Organoleptik Rasa Nilai bau : a. Asam = 1 b. Agak Asam = 2 c. Tidak Asam = 3 Nilai Rasa : 1. Tidak Enak = 1 2. Kurang Enak = 2 3.Enak = 3 5 C D Nilai Organoleptik Daya Terima 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 2,3 A. Tidak Ada Perbedaan yang Signifikan dari Penambahan Air Belimbing Wuluh terhadap Ketebalan dan Bobot Nata de Papaya. 2,4 2,3 1,9 A B C Penambahan air belimbing wuluh ke dalam medium fermentasi nata dari bahan pepaya tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap ketebalan maupun bobot dari Nata de Papaya. Artinya adanya variasi penambahan air belimbing wuluh tidak memberikan hasil yang berbeda antara satu perlakuan dengan perlakuan lain. Dalam hal ini, penggunaan dalam kadar tertentu hanya memberikan sedikit perbedaan. Dengan kata lain, penggunaan asam asetat dalam pembuatan nata dapat digantikan dengan penggunaan air belimbing wuluh karena setelah diuji statistik hasilnya tidak ada perbedaan yang nyata. Sehingga tanpa menggunakan asam asetat glasial, pembuatan nata dapat menggunakan air belimbing wuluh. Buah belimbing wuluh merupakan buah dengan kandungan asam yang bermacam-macam dan memiliki pH yang cukup tinggi yaitu 2,1. Sedangkan asam asetat glasial memiliki pH 2,5. Penggunaan asam dalam pembuatan nata adalah untuk memberikan suasana asam untuk fermentasi bakteri Acetoacter xylinum. Bakteri Acetobacter xylinum dapat tumbuh pada kisaran pH 3,5- 7,5, namun sangat cocok pada media asam dengan pH 4,3 (Sutanto, 2016). Kerja bakteri Acetobacter xylinum dalam membentuk nata dibantu oleh enzim yang bekerja di dalamnya untuk membantu mengubah glukosa menjadi selulosa. D Perlakuan Air Belimbing Wuluh 2 mL/L Air Belimbing Wuluh 5 mL/L Air Belimbing Wuluh 8 mL/L Asam Asetat 5mL/L Gambar 7. Diagram Organoleptik Daya Terima Nilai daya terima : 1. Tidak Suka = 1 2. Kurang Suka = 2 3. Suka = 3 Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penambahan air belimbing wuluh terhadap kualitas Nata de Papaya yang dapat diamati dari kualitas fisik dan organoleptik. Kualitas fisik dilihat dari ketebalan dan bobot yang dihasilkan oleh nata setelah fermentasi selama 7 hari. Organoleptik adalah pengamatan dengan panca indra. Hasil dari penelitian ini divisualisasikan dalam bentuk poster edukatif yang digunakan dalam proses pembelajaran sebagai media pembelajaran untuk membantu proses pembelajaran dalam materi Bioteknologi SMA. Poster edukatif yang dibuat divalidasi oleh ahli desain dan ahli materi untuk menilai kelayakan dari poster edukatif. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa: 6 Kerja enzim sangat dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah pH. Selama proses fermentasi, sebagian gula terdekomposisi dan terbentuk senyawa-senyawa asam seperti asam asetat, asam laktat yang dapat menurunkan pH medium (Sutanto, 2016). Sehingga peningkat asam ini dapat disebabkan juga oleh aktivitas bakteri yang menyebabkan media menjadi semakin asam. Jika media semakin asam, maka kerja enzim akan terganggu dan akan menghambat pembentukan nata. Campbell (2014:155) menyatakan bahwa “Temperature and pH are environmental factors important in the activity of an enzyme”. dibuat ke dalam bentuk poster eduktif untuk membantu proses pembelajaran materi Bioteknologi. Poster edukatif yang dibuat divalidasi oleh ahli desain dan ahli materi. Hasil validasi oleh ahli desain menunjukkan nilai 82% dengan kriteria sangat layak. Sedangkan untuk ahli materi menunjukkan nilai 86% dengan kriteria sangat layak. Sehingga poster edukatif hasil penelitian dapat dijadikan sebagai media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Tidak terdapat pengaruh penambahan air belimbing wuluh terhadap kualitas Nata de Papaya yang dilihat secara statistik yang menunjukkan hasilnya sama, baik untuk perbandingan hasil ketebalan maupun bobot yang dihasilkan. 2) Ada kecenderungan kadar air belimbing wuluh pada kondisi optimum yaitu 5 mL per liter medium yang menghasilkan Nata de Papaya yang baik. 3) Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sumber belajar biologi berupa poster edukatif dalam materi Bioteknologi SMA kelas XII yang layak digunakan dalam pembelajaran. B. Saran Saran oleh penulis dari hasil penelitian ini adalah: 1) Air belimbing wuluh dapat menggantikan peran asam asetat glasial dalam pembuatan nata, meski dalam pembuatan Nata de Papaya hasilnya tidak optimal. Namun bisa dijadikan pengganti asam dalam pembuatan nata dari bahan lainnya. Dibuktikan hasilnya sama dengan penggunaan asam asetat glasial B. Hasil Uji Organoleptik Nata de Papaya Uji organoleptik adalah pengujian dengan menggunakan panca indera manusia. Uji organoleptik dilakukan dengan menghadirkan panelis untuk mengamati rasa, bau, tekstur, warna, dan daya terima dari Nata de Papaya. Hasil organoleptik menunjukkan warna dari Nata de Papaya adalah putih kekuningan, untuk ke 4 perlakuan nata. organoleptik bau dari Nata de Papaya adalah berbau agak asam untuk semua perlakuan. Hasil organoleptik tekstur adalah cenderung kenyal untuk perlakuan A dan B dan agak alot untuk perlakuan C dan D. Hasil organoleptik rasa untuk semua perlakuan. Dan organoleptik daya terima menunjukkan Nata de Papaya daya terimanya kurang disukai. C. Pemanfaatan Hasil Penelitian sebagai Poster Edukatif Hasil penelitian pengaruh penambahan air belimbing wuluh 7 dalam pembuatan nata. 2) Perlu diperhatikan kesterilan alat dan bahan dalam proses pembuatan Nata de Papaya agar menghasilkan nata yang optimal. 3) Perlu diperhatikan lingkungan dan komposisi bahan dalam pembuatan nata. 4) Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk meneliti pengaruh air belimbing wuluh untuk nata dari bahan lainnya. Daftar Pustaka Campbell, Neil A; Jane B. Reece; Lisa A. Urry; Michael L. Cain; Steven A. Wasserman; Peter V. Minorsky, dan Robert B. Jackson. 2014. Biology Eight Edition. San Fransisco : Benjamin Cumming. Ratnawati, Devi. 2007. Kajian Variasi Kadar Glukosa dan Derajat Keasaman (pH) pada Pembuatan Nata de Citrus dari Jeruk Asam (Citrus limon L). Jurnal Gradien Vol. 3 No. 2. ISSN 0216-2393. Hal.257-261. Sutanto, Agus. 2012. Pinaple Liquid Waste as Nata de Pina Raw Material. Makara, Teknologi Vol. 16 No.1. Hal. 63-67. Tamimi, Andra; Sumardi HS, dan Yusuf Hendrawan. 2015. Pengaruh Penambahan Sukrosa dan Urea terhadap Karakteristik Nata de Soya Asam Jeruk Nipis-In Press. Jurnal Bioproses Komoditas Tropis Vol.3 No.1. Hal 1-10. 8