Uploaded by Didin Mirandani

Rencana-Strategi-Klinik-Kedokteran

advertisement
RENCANA STRATEGI KLINIK KEDOKTERAN KELUARGA
1. Latar Belakang
Darussalam dengan ibukota kecamatan Lambaro Angan memiliki luas
wilayah 76,42 km2. Secara administratif pada tahun 2008, kecamatan darussalam
memiliki 3 mukim yang terdiri dari 29 desa. Total penduduk kecamatan secara
keseluruhan adalah 20.652 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 9315 jiwa dan
perempuan sebanyak 11337 jiwa.
Kecamatan Darussalam berbatasan dengan kecamatan Baitussalam di
sebelah utara, Kuta baro di sebelah selatan, mesjid raya di sebelah timur dan kota
Banda Aceh dan kecamatan Baitussalam di sebelah barat.
Dengan semakin meningkatnya umur harapan hidup manusia di masa kini,
populasi orang sakit juga semakin tinggi. Demikian halnya permasalahan
kesehatan pun semakin kompleks. Di sisi lain, semakin berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, juga membuat semakin bervariasinya cara orang
mendapatkan pelayanan kesehatan.
Secara umum, rata-rata pelayanan kesehatan dapat dinikmati oleh
masyarakat setempat dengan jarak kurang dari 5 km dari fasilitas kesehatan.
Namun hal ini berbeda di beberapa daerah, terlebih pada daerah-daerah tertinggal,
dimana sulitnya akses pelayanan kesehatan yang diakibatkan oleh kurangnya
sarana prasarana menuju ke sarana kesehatan, tingkat pengetahuan dan
sosioekonomi masyarakatnya yang juga masih rendah. Oleh karena itu pemerintah
mengupayakan kemerataan pelayanan kesehatan dengan menerapkan sistem
kedokteran keluarga sehingga masing-masing dokter melayani sejumlah keluarga
secara keseluruhan. Solusi yang mungkin bisa ditawarkan dalam menghadapi
masalah ini adalah pembentukan klinik kedokteran keluarga didaerah Lambaro
angan ini, sehingga diharapkan program dan kulalitas pelayanan kesehatan
didaerah ini bisa lebih ditingkatkan.
2.
Masalah
a. Manajemen pelayanan kesehatan yang tidak optimal diantara nya disebabkan
oleh :

Distribusi dan efektivitas sumber daya manusia (SDM) yakni petugas
kesehatan (dokter, bidan, perawat, farmasi, teknisi kesehatan) yang masih
belum merata.

Jumlah tenaga kesehatan (epidemiolog, tenaga keuangan, ahli administrasi
kesehatan) yang sedikit.

Kurangnya sarana dan prasarana pada pusat pelayanan kesehatan.

Kurangnya dukungan masyarakat terhadap program kesehatan.

Ketersediaan obat yang kurang memadai.
b. Keterbatasan akses pelayanan kesehatan

Kurangnya informasi dan promosi kesehatan terhadap masyarakat
khususnya mengenai kedokteran keluarga.

Tingkat pengetahuan dan informasi masyarakat yang kurang tentang
kesehatan dan jaminan kesehatan.
3. Tujuan
a. Tujuan umum
Menciptakan pelayanan kesehatan keluarga yang menyeluruh
b. Tujuan khusus
•
Mengupayakan optimalisasi manajemen kesehatan di klinik keluarga
•
Mengupayakan akses pelayanan kesehatan yang lebih mudah bagi
keluarga yang ada di lingkungan.
4. Visi dan Misi
a. Visi
Tercapainya pelayanan kesehatan keluarga yang menyeluruh
b. Misi

Meningkatkan manajemen kesehatan keluarga yang optimal

Meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang lebih mudah bagi keluarga
yang ada di lingkungan sekitar klinik.
5. Strategi
a. Optimalisasi manajemen kesehatan keluarga

Penyusunan/ perencanaan program kerja klinik keluarga yang optimal
serta pemantauannya

Melakukan pelatihan terhadap tenaga kesehatan sesuai bidang terkait

Memberlakukan sistem reward dan punishment terhadap kinerja tenaga
kesehatan

Monitoring dan evaluasi program kerja

Melengkapi fasilitas, sarana, dan prasarana untuk penyelenggaraan
pelayanan kesehatan mulai dari yang primer sampai sentral pelayanan
kesehatan rujukan

Evaluasi kinerja tenaga kesehatan
b. Peningkatan akses pelayanan kesehatan

Meningkatkan promosi melalui penyuluhan kepada setiap keluarga di
lingkungan klinik dengan sistem “door to door”, penyelenggaraan
seminar dan penyebaran brosur sebagai pengenalan bagi masyarakat
mengenai peranan klinik keluarga.

Meningkatkan penemuan kasus dan pemeriksaan kesehatan secara
menyeluruh pada setiap keluarga.
Program Aksi
No
1.
Variabel
Optimalisasi
manajemen
kesehatan
klinik
Bentuk Kegiatan
Waktu
1. Pembuatan SOP dan 1 kali/tahun
algoritma pelayanan
2. Penyusunan
program kerja klinik
kesehatan keluarga
3.
Melakukan
pelatihan terhadap
tenaga kesehatan
Puskesmas sesuai
bidang terkait
4. Memberlakukan
sistem reward dan
punishment terhadap
kinerja
1 kali/tahun
25,000,000.00 Ketua; Nata
Anggota: Wendra
3 kali/tahun
120,000,000.00 Ketua; Nata
Anggota: Wendra
2 kali/tahun
60,000,000.00 Ketua; Nata
Anggota: Wendra
5. Monitoring dan
1 kali
evaluasi program kerja
kesehatan keluarga
2
Peningkatan
akses
pelayanan
kesehatan
Budget (Rp)
PJ
15,000,000.00 Ketua: Nata
Anggota: Wendra
30,000,000.00 Ketua; Nata
Anggota: Fandy
6. Melengkapi alat
kesehatan (alat-alat
IGD, bedah minor,
ruang tindakan
2 kali/tahun
150,000,000.00 Ketua; Nata
Anggota: Fandy
8. Inventaris dan
pemeliharaan alat-alat
kesehatan
9. Melengkapi sarana
dan prasarana
transportasi
(ambulance)
1. Meningkatkan
promosi melalui
penyuluhan kepada
setiap keluarga di
lingkungan klinik
dengan sistem “door
2 kali/ tahun
100,000,000.00 Ketua; Nata
Anggota: Eva
1 kali/tahun
125,000,000.00 Ketua; Nata
Anggota: Eva
1 kali/bulan
36,000,000,00 Ketua; Nata
Anggota: Wirdah
to door”,
penyelenggaraan
seminar dan
penyebaran brosur
2.Meningkatkan
1 kali/tahun
penemuan kasus dan
pemeriksaan
kesehatan
secara
menyeluruh
pada
setiap keluarga.
100,000,000,00 Ketua: Nata
Anggota: Wirdah
Download