bab i pendahuluan - Repository Maranatha

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan dunia termasuk Indonesia.
Hal ini terjadi karena adanya perubahan gaya hidup dan pola makan yang tidak
sehat dari sekelompok masyarakat. Menurut WHO tahun 2015 39% orang dewasa
≥ 18 tahun mempunyai berat badan berlebih dan 13% di antaranya obesitas
(WHO, 2015). Menurut Depkes RI prevalensi obesitas pada remaja usia 13-15
tahun yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 2,9% dan perempuan 2.0 %
sedangkan untuk usia 16-18 tahun masing-masing sebesar 1,3% dan 1,5%
(DEPKES RI, 2013).
Obesitas merupakan penimbunan lemak berlebihan pada tubuh seseorang.
Obesitas ditentukan dengan menggunakan BMI (Body Mass Index) yaitu
perbandingan Berat Badan (kg) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter).
Obesitas dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, penyakit tulang,
hipertensi dll (WHO, 2015).
Penanganan obesitas sering dilakukan dengan diet, olahraga atau kombinasi
keduanya. Penderita yang tidak mendapatkan hasil yang optimal dengan
kombinasi keduanya maka dapat ditambah dengan terapi farmakologi yaitu
golongan non adrenergik, serotonergik, campuran noradrenergik dan serotonergik
dan gastrointestinal lipase inhibitor (Wallace, 2011), tetapi penggunaan obat dapat
memiliki efek samping. Selain menggunakan terapi farmakologi salah satu bahan
pangan yang menguntungkan bagi kesehatan adalah herbal.
Salah satu herbal yang sudah digunakan secara empiris adalah belimbing
wuluh (Averhhoa bilimbi L) yang dapat menurunkan berat badan, contohnya di
India buah ini sudah banyak dipakai untuk menurunkan berat badan (Roy et al.
2011). Manfaat lain belimbing wuluh juga dapat digunakan untuk menurunkan
kolesterol dan tekanan darah.
1
Universitas Kristen Maranatha
Penelitian yang pernah dilakukan mengenai jus belimbing wuluh terhadap
penurunan berat badan mencit yang diinduksi pakan tinggi lemak dapat
menurunkan berat badan mencit dengan dosis I (16,80 g/KgBB/hari), dosis II
(33,60 g/KgBB/hari), dosis III (67,10 g/KgBB/hari) dan mendapatkan persentase
penurunan BB antar kelompok yang sangat bermakna (p<0,01) setelah perlakuan
(Dewi, 2012). Untuk penelitian terhadap ekstrak air belimbing wuluh terhadap
penurunan berat badan mencit belum dilakukan, hal ini menginspirasi peneliti
untuk
melakukan penelitian ekstrak air buah belimbing wuluh terhadap
penurunan berat badan mencit yang diinduksi pakan tinggi lemak.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan dapat diidentifikasikan
masalah yang timbul dan patut diteliti:

Apakah ekstrak air buah Belimbing Wuluh mempunyai efek
menurunkan berat badan mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi
pakan tinggi lemak
1.3 Maksud dan Tujuan
1.3.1
Maksud
Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui efek ekstrak air dari belimbing
wuluh (Averrhoa bilimbi L) sebagai salah satu obat herbal yang bermanfaat untuk
obesitas
1.3.2
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah menilai efek ekstrak air buah belimbing
wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap penurunan berat badan mencit Swiss
Webster jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak.
2
Universitas Kristen Maranatha
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1
Manfaat Akademik
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan farmakologi
tanaman obat untuk menurunkan berat badan terutama pada buah belimbing
wuluh (Averrhoa bilimbi L).
1.4.2
Manfaat Praktis
Memberikan informasi pada masyarakat bahwa buah belimbing wuluh
(Averrhoa bilimbi L) dapat digunakan sebagai terapi suportif penurunan berat
badan.
1.5 Kerangka Pemikiran
Obesitas adalah kelebihan kandungan lemak di jaringan adiposa, batas untuk
obesitas umumnya adalah kelebihan berat lebih daripada 20% standar normal
dimana lebih banyak kilokalori yang masuk melalui makanan daripada yang
digunakan untuk menunjang kebutuhan energi tubuh. (Sherwood, 2012).
Salah satu pendekatan terapi dalam menurunkan kejadian obesitas adalah
menghambat absorpsi asam lemak dengan cara menginhibisi enzim lipase
pankreas dalam saluran pencernaan (Ballinger & Peikin, 2002). Lipase pankreas
menghidrolisis trigliserida makanan menjadi monogliserida dan asam lemak bebas
(Sherwood, 2012).
Buah belimbing wuluh memiliki kandungan flavonoid, saponin, tanin, dan
vitamin C dimana kandungan tersebut yang dapat menurunkan berat badan
(Parikesit, 2011).
Flavonoid adalah senyawa polifenol yang dapat menghambat enzim lipase
pancreas (Zhang et al., 2008) sama seperti juga saponin (Han, et al., 2006).
Mekanisme kerjanya yaitu mengikat kovalen bagian aktif dari lipase pankreas dan
3
Universitas Kristen Maranatha
membentuk kompleks yang stabil. Kompleks tersebut menginduksi perubahan
pada lipase sehingga menjadi inaktif. Lipase inaktif ini tidak mampu
menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan monogliserid, sehingga akhirnya
terbuang melalui feses (K. Al-Suwailem, 2006). Hal ini menyebabkan absorpsi
lemak berkurang sehingga menurunkan berat badan.
Tanin diketahui mampu mengurangi penyerapan makanan dengan cara
mengendapkan mukosa protein yang ada dalam permukaan usus. Tanin di dalam
tubuh akan berikatan dengan protein tubuh dan akan melapisi dinding usus,
sehingga penyerapan lemak dihambat (Islamiyah, 2010). Selain itu juga, tanin
melindungi usus terhadap asam lemak tak jenuh. Proses perlindungan yang
dilakukan yaitu pemadatan lapisan lendir saluran pencernaan sehingga
menghambat penyerapan zat - zat makanan (termasuk lemak dan kolesterol) oleh
saluran pencernaan (Kurnia, 2010).
Vitamin C secara tidak langsung berefek memperlancar oksidasi asam lemak.
Hal ini dikarenakan vitamin C dibutuhkan untuk biosintesis karnitin. Karnitin
adalah molekul yang dibutuhkan untuk oksidasi asam lemak. Dengan status
vitamin C yang baik, biosintesis karnitin akan lancar sehingga oksidasi asam
lemak berjalan baik dan berat badan dapat turun (Johnston, Corte, & Swan, 2006).
1.6 Hipotesis Penelitian
Ekstrak Air Buah Belimbing Wuluh menurunkan berat badan pada mencit
Swiss Webster jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak.
4
Universitas Kristen Maranatha
Download