BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Pengertian 1. Kala II memanjang Batas yang diberikan pada durasi kala II biasanya berlangsung 2 jam untuk primigravida dan 1 jam untuk multigravida Biasanya ditentukan oleh protokol kamar bersalin lokal bukannya bukti yang ada atau pilihan ibu. Ibu jarang memilih persalinan istrumental. Tampaknya posisi maternal, mengejan non-aktif, dan menghindari batas waktu pada kala kedua. Memperbaiki angka kelahiran spontan tanpa membahayakan ibu maupun janin. Dengan mengakhiri kala dua langsung tetapi lambat dengan persalinan istrumental meningkatkan traumamaternal, dapat menyebabkan trauma janin dan tidak ada maanfaat pada hasil bayi (Chapman, Vicky 2006:99). Sebab-sebab partus lama dibagi 3 golongan, yaitu : a. Kelainan tenaga (power) His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan kerintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat diatasi sehingga persalinan mengalami hambatan atau kemacetan. Banyak upaya untuk mengefektifkan kontraksi (power) antara lain; (nor farmakologi) teknik ambulasi, perubahan posisi, akupresure, support keluarga, stimulasi puting susu, pemberian asupan cairan dan nutrisi, kompres hangat pada fundus, berendam air hangat, serta mengurangi stressor dan kelelahan ibu. (farmakologi) salah satunya yaitu oxytosin. b. Kelainan janin Persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan karena mengalami kelainan dalam letak atau dalam bentuk janin. c. Kelainan jalan lahir Kelaianain dalam ukuran bentuk jalan lahir bisa menghalangi kemajuan persalinan atau menyababkan kemacetan. Bahaya partus lama bagi ibu dan janin adalah ; 1) Bahaya bagi ibu Persalinan lama menimbulkan efek berbahaya bagi ibu maupun bayinya. Terdapat kenaikan pada insiden atonia uteri, laserasi, perdarahan, infeksi, kelelahan dan syok. Angka kelahiran dengan tindakan SC, tinggi semakin memperburuk bagi ibu. 2) Bahaya bagi janin Semakin lama persalinan semakin tinggi morbidilitas serta mortalitas janin dan semakin sering terjadi keadaan berikut ini ; a) Asfiksia. b) Trauma carebri disebabkan oleh penekanan kepala janin. c) Cidera akibat tindakan. d) Pecahnya ketuban lama sebelum persalianan. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan a. Power (Kekuatan) 1) His kontraksi uterus His adalah kontraksi uterus selama atau saat persalinan. His yang sempurna mempunyai kekuatan paling tinggi di fundus uteri pada kala II his menjadi lebih efektif, terkordinasi, simetris dengan fundal dominan, kekuatan dan lebih lama 60-90 detik. Sifat-sifat his yang baik adalah : teratur, makin lama makin sering, didominasi oleh fundus, menghasilkan pembukaan atau penurunan kepala. Menurut faalnya his persalian dapat di bagi dalam : a) His pembukaan adalah his yang menimbulkan pembukaan dar cervix. b) His pengeluaran adalah his yang mendorong bayi keluar. Pengeluaran biasanya disertai dengan keinginan mengejan. c) His pelepapasan plasenta Tiap fase persalinan mempunyai Ciri kontraksi yang khas, dan karakteristik ini dijadikan sebagai salah satu data klinis pada saat melakukan asuhan kepada pasien. 2) Ciri atau karakter his Saat hamil Akibat adanya perubahan keseimbangan hormon estrogen dan progesteron, terjadi kontraksi otot rahim dengan sifat yang tidak teratur dan tidak nyeri. Saat persalinan kala 1 Karakteristik dari kontraksi persalinan kala 1 a) Kontraksi bersifat simetris b) Kekuatan kontraksi paling besar berada pada fundus c) Involunter maksudnya tidak dapat dikendalikan oleh pasien d) Kontraksi bersifat terkoordinasi e) Intervalnya makin lama makin pendek f) Kontraksi rahim menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut, dan dapat menjalar ke paha. Saat persalian kala II Kekuatan His pada akhir kala 1 atau awal kala II mempunyai amplitudo 60 mmHg, yang berarti lebih kuat dari kekuatan sebelumnya. Kekuatan his dan meneran mendorong janin kebawah dan menimbulkan keregangan yang bersifat pasif. Kekuatan his menimbulkan putaran paksi dalam, menurunkan bagian terendah akan menekan serviksdimana terdapat fleksusu frankenhauser yang menyebabkan reflek untuk meneran. Kedua kekuatan ini mampu mendorong janin kebawah sehingga terjadilah pembukaan pintu jalan lahir oleh janin, penipisan perenium, dan dan akhirnya ekspulsi kepala berturut-turut sehingga lahirlah ubun-ubun besar, dahi, muka, dan kepala seluruhnya. Saat kala III Rahim kembali berkontraksi untuk melahirkan plasenta. Saat kala IV Setelah plasenta lahir kontraksi rahim tetat kuat untuk menghentikan pengeluaran darah pascapersalinan. Tenaga meneran dan posisi ibu Tenaga meneran akan semakin menambah kekuatan kontraksi uterus. Pada saat pasien meneran, diagfragma dan otot-otot dinding abdomen akan berkontraksi. Kombinasi antar his dan tenaga meningkatkan tekanan intrauterus sehingga janin akan semakin terdorong keluar. Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan. Posisi tegak memberikan sejumlah keuntungan mengubah posisi rasa letih hilang, memberikan rasa nyaman dan memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak meliputi posisi berdiri, berjalan, duduk, jongkok atau miring ke kiri. b. Passenger ( janin dan plasenta) Passenger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap janin, dan poisi janin. Karena plasenta juga harus melewati jalan lahir, maka ia di anggap juga sebagai bagian daripassenger yang menyertai janin.namun plasenta jarang menghambat proses persalinan pada kehamilan normal. c. Passage ( jalan lahir) Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar panggul, vagina, dan intoitus. Meskipun bagian lunak panggul ikut menunjang lahirnya bayi, tetapi panggul ibu lebih berperan dalam proses persalinan. Oleh karna itu ukuran dan bentuk panggul harus di tentukan sebelum persalinan dimualai. 3. Pengertian Air kelapa Air kelapa khususnya air kelapa muda sudah lebih dari 60 tahun digunakan untuk mengobati mereka yang kehilangan cairan berat, baik di minum secara oral maupun di suntikan secara intavena ke pembulu darah. Dalam American Journal of Medici-ne, 2000 disebutkan penggunaan air kelapa muda secara intravena dengan disuntikan melalui infus untuk penanggulangan darurat dehidrasi pertama kali pada tahun 1942 di Havana, cuba untuk mengobati 12 anak yang mengalami dehidrasi tanpa efek samping yang mengkwatirkan. Disebutkan bahwa caranya harus steril agar bebas kontaminasi silang. Selama perang dunia kedua, terutama di kawasan pasifik, air kelapa yang terisolasi dalam buahnya tanpa terkontaminasi oleh udara luar digunakan atau cairan infus untuk merawat korban perang yang terluka dalam kondisi darurat. Beberapa penelitian menunjukan bahwa kualitas dan efektifitas air kelapa sama dengan cairan infus komersial dan juga tepat untuk digunakan untuk pasien yang kekurangan potasium. Kandungan vitamin dan mineral air kelapa seperti yang di rangkum dari beberapa sumber : Tabel.1 Kandungan air kelapa Kandungan Jumlah dalam 240 ml %DV (2000 diet kalori) Kalori Kalori dan lemak Total karbohidrat Sodium Potasium Gula Protein Vitamin C Magnesium Selenium 46 4 9 252 600 6 2 6 60 2 2,3 6 3 10,5 17 0 4 10 15 3 Sumber : (S Sunaryo Endang. 2015) Ilmu pengobatan india atau ajaran ayuverda kuno juga menyebutkan bahwa air kelapa muda sangat baik untuk kesehatan jantung srta rasa perih yang menyerang penderita jantunglebih lanjut disebutkan bahwa meminum air kelapa muda dapat menurunkan suhu tubuh jika demam, menurunkan denyut jantung pada yang berdebar-debar, serta memperkuat otot jantung. Air kelapa merupakan merupakan minuman segar alami yang dapat menghambat pembentukan antheroklerosis yang menyebabkan serangan serangan jantung. Meminum air kelapa dapat menurunkan peluang terkena serangan jantung ketika seorang mengalami gejala serangan jantung seperti rasa sakit di dada yang muncul tibatiba. Dalam ajaran Ayuverdo kuno, air kelapa juga digunakan sebagai obat rehidrasi pada orang yang terkena diare, disentri, dan dehidrasi penggunaan air kelapa untuk mengobati penyakit kolera yang di dapat di beberapa masnyarakat dinegara-negara berkembang penghasil kelapa seperti Sri langka, Bangladesh, India, Filipina, dan Indonesia. Satu gelas air kelapa dicampur dengan teh jeruk nipis diminumkan pada penderita kolera. Kandungan salerin dan albumin akan mengurangi mual dan muntah pada penderita. Air kelapa mengandung gula, berbagai mineral, vitamin, serta asam amino. Kandungan gula pada air kelapa muda pada usia buah antara 7 sampai 8 bulan berkisar 5% sampai 5.5% dan akan menurun menjadi 2% pada air kelapa tua yang tua yang berumur 11 sampai 13 bulan. Mineral yang terkandung dalam air kelapa antara lain potasium atau kalium (k), natrium (N), fosfor(P), Kalsium(K) yaitu sebesar 2.000 hingga 2.700 mg/liter, serta sodium sebanyak 20 hingga 38 mg/liter. Air kelapa terutama yang muda, mengandung glukosa, sakarosa, fluktosa, sukrosa, mineral, dan asam amino. Ia juga mengandung beberapa enzim yang mampu mengurangi racun. Berikut ini beberapa manfaat air kelapa: a. Mencegah penuan dini, menjaga kelembapan kulit serta mengobati jerawat. b. Menurunkan berat badan. c. Mencegah penyakit kardiovaskuler, mencegah penyakit penyumbatan pembulu darah serta menurunkan tekanan darah. d. Mencegah dan membantu rehidrasi tubuh Air kelapa merupakan minuman energi alami. komposisi elektrolit air kelapa mirip dengan elektrolit tubuh sehingga dapat digunakan untuk rehidrasi pasca sakit seperti diare, tipes, atau kolera. Demikian pula sehabis olahraga berat e. Mencegah dan memecah batu ginjal f. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh g. Menetralisir toksin atau gejala alergi h. Baik untuk kehamilan dan ibu hamil Air kelapa sangat baik bagi wanita hamil karena dapat membantu meningkatkan kekbalan tubuh ibu dan bayi terhadap bakteri. Kandungan vitamin, mineral, nutrisi dan antioksidan pada air kelapa dibutuhkan untuk pertumbuhan janin. 1. Asuhan kala II Pemantuan ibu a. Kontraksi His atau kontraksiharus selalu dipantau selama kala II persalinankarena selain dorongan meneran pasien kontrakasi uterus merupakan kunci dari proses persalinan. Beberapa kreteria dari 3 kali dalam 10 menit a) Frekuensi lebih dari 3 kali dalam 10 menit b) Intensitas kontraksi kuat c) Durasi lebih dari 40 detik b. Tanda-tanda kala II Bidan harus dapat mengindentifiksi keadaan pasien mengenai tanda-tanda yang khas dari kala II sebagai patokan untuk melaksanakan asuhan persalinan kala II yang tepat. Kepastian dari diagnogsis persalinan kala II sangat menentukan proses persalinan kala II itu sendiri. Beberapa kriteria pasien sudah dalam persalninan kala II a) Merasa ingin meneran dan biasanya sudah tidak bisa menahannya. b) Perineum menonjol c) Merasa seperti ingin BAB d) Lubang vagina dan sfingter ani membuka e) Jika ketuban sudah pecah jumlah pengeluaran air ketuban meningkat c. Tanda-tanda vital Tekanan darah diperiksa setiap 15 menit dengan waktu pemeriksaan diantara dua kontraksi. Suhu, nadi, dan pernafasan diperiksa tiap jam d. Kandung kemih Pemantuan kandung kemih selama kala II persalinan merupakan kelanjutan dari pemantuan kala 1 persalinan. e. Hidrasi Pemberian hidrasi pada kala II didasarkan pada perubahan fisiologi pada pasien kala II yang mengalami peningkatan suhu sehingga akan mengeluarkan lebih banyak keringat. Keadaan ini semakin bertambah jika ruangan tidak dilengkapi dengan pendingin ruangaan. Kondisi kekurangan cairan akibat berkeringat semakin meningkat pada primigravida karena lama kala II lebih panjang dari pada muligravida. Hidrasi dalam kondisi ini terjadi sangat vital jika keadaan pasien pada akhir kala 1 lemah, sehingga pasien perlu mendapatkan suplai energi berupa minuman yang manis. f. Kemajuan persalinan dan upaya meneran Kreteria kemajuan persalinan hasil dari upaya mendorong pasien yang efektif adalah sebagai berikut 1) Penonjolan perenium 2) Pembukaan anus 3) Pada tahap semakin terlihatnya bagian terbawah janin dijalan lahir. Tahapan persalinan Proses persalinan terdapat 4 kala, yaitu : 1) Kala 1 (kala pembukaan) Persalinan kala 1 adalah jika sudah terjadi pembukan servik dan kontraksi terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik. Kala 1 adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0-10 cm (pembukaan lengkap). Pada permulaan his kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga ibu masih dapat berjalan- jalan. Lama kala 1 untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan pada multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurve friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm per jam dan pembukaan multigravida 2 cm per jam (Sulistyawanti dan Nugraheny, 2010 ; 7). Menurut (Sumarah, Widyastuti, Wiyati 2010;5) kala 1 dibedakan menjadi 2 fase yaitu : a) Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm. b) Fase aktif : berlangsung selama 7 jam .pembukaan serviks 3 cm sampai pembukaan 10 cm. Dalam fase aktif ini di bagi 3 fase lagi, yaitu : a) Fase akselerasi, dimana selama 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm. b) Fase dilatasi maksimal, yakni dalamwaktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari pembukaan 4 menjadi 9 cm. c) Fase deselaerasi, yakni dalam waktu 2 jam pembukaan 9 menjadi 10 cm 2) Kala II (kala pengeluaran bayi) Menurut (Sumarah, Widyastuti, Wiyati 2010;7) Kala II adalah kala pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi layair. Uterus dengan kekuatan hisnya ditambah kekuatan meneran akan mendorong bayi hingga lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam untuk primigravida dan 1 jam untuk multigravida. Diagnosis kala II di tegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap dan kepala janin sudah tampak di depan vulva dengan diameter 5-6 cm. Tanda dan Gejala kala II adalah sebagi berikut : a) Merasa ingin meneran dan biasanya sudah tidak bisa menahannya b) Perenum menonjol c) Merasa seperti ingin buang air besar d) Lubang vagina dan sfingter ani membuka e) Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah 3) Kala III ( pelepasan plasenta ) Kala III adalah waktu untuk melepaskan dan pengeluaran plasenta. Setelah kala II yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit, kontraksi uterus berhrnti 5-10 menit. Dengan lahirnya bayi dan kontaksi uterus, maka plasenta lepas dari lapisan nitabusch. Lepasnya plasenta sudah dapat di perkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda sebagai berikut : a) Uterus jadi berbentuk bundar b) Uterus terdorong keatas, karena plasenta di lepas ke segmen bawah rahim. c) Tali pusat bertambah panjang d) Terjadi semburan darahan Melahirkan plasenta di lakukan dengan dorongan ringan secara crede pada fundus uteri. 4) Kala IV (Observasi) Kala IV mulai dari lahirnya plasenta selama 1-2 jam. Pada kala IV dilakukan Observassi terhadap perdarahan perdarahan pascapersalinan, paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan adalah sebagai berikut: a) Tingkat kesadaran pasien b) Pemeriksaan TTV c) Kontraksi uterus d) Perdarahan, perdarahan normal bila jumlah tidak lebih 400-500 cc Persalinan lama Persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam digolongkan sebagai persalinan lama. Namun demikian, kalau kemajuan persalinan tidak terjadi secara memadai selama periode itu, situasi tersebut harus segera dinilai. Permasalahannya harus dikenali dan diatasi sebelum batas waktu 24 jam tercapai. Sebagian besar partus lama menunjukan pemanjangan kala 1. Apapun yang terjadi penyebabnya, cervix gagal membuka penuh dalam jangka waktu yang layak (Oxort dan R. Forte 2010:603). Persalinan lama di sebut juga ‘Distosia’, didefinisikan sebagai persalinan yang abnormal/sulit. Sementara itu, WHO secara lebih spesifik mendefinisikan persalinan lama (prolonged labor) sebagai proses persalinan yang berlagsung lebih dari 24 jam. Waktu memanjang proses persalian yang di maksud adalah penambahan anatara kala 1 dan kala II persalinan. Penyelidikan terhadap persalinan lama 1) Analisis grafik persalinan Dengan menggambarkan proses persalinan kedalam gravik, kita dapat memastikan apakah dilatasi servik terjadi dengan kecepatan yang normal ataukah terlalu lambat atau berhenti sama sekali. Tipe abnormal dapat didiagnosis, dan bagian yang harus diselidiki secara terperinci diketahui. 2) Kondisi maternal Keadaan fisik dan mental pasien secara umum dinilai dengan memperhatikan keletihan, semangat, hidrasi dan keadaan gizinya. 3) Kondisi janin Kondisi janin dievaluasi dengan monitoring. Kemacetan sekunder dilatasi 1) Faktor-faktor mekanisme harus disingkirkan terlebih dahulu dengan cermat. Faktorfaktor ini mencakup malpresentasi di samping disproporsi. 2) Beberapa wanita mengalami keletihan dan harus diberi terapi suportif, istirahat, cairan serta elektrolit. 3) Infus oxytosin diberikan kepada sebagian besar pasiean yang tidak memperlihatkan adanya disproporsi dan gawat, dan ketuban dipecahkan secara artifisial (Oxort dan R. Forte 2010:615). B. Hubungan Pemberian Air Kelapa Dengan Lama Persalian Kala II Dimana air kelapa muda banyak mengandung mineral yaitu energi, elektrolit, isotonik, mineral, vitamin. Pemenuhan nutrisi dan hidrasi (cairan) merupakan faktor penting selama proses persalinan untuk ektrolit normal pada ibu dan buah hati ( Yessy, 2012). Ibu bersalin mudah mengalami dehidrasi selama persalinan dan proses kelahiran bayi. Cukup asupan cairan dapat mencegah ibu mengalami dehidrasi. Dehidrasi pada ibu bersalin dapat berpengaruh terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit yang penting artinya dalam menimbulkan kontraksi uterus. Dengan pemberian air kelapa pada ibu intanatal, maka akan menambah kekuatan meneran pada ibu sehingga tidak terjadi persalinan macet atau persalinan lama karena faktor power atau kekuatan ibu. C. Penelitian Terkait 1. Dwy noer ainny (2014) dalam penelitiannya yang berjudul : efektivitas pemberian air kelapa muda terhadap lama persalinan kala II pada ibu intranatal di BPM Ny “M” Punggung Mojokerto. Analisa data menggunakan uji wilcoxon signed rank test diperoleh hasil perhitungan dengan nilai signifikan = 0,046 sedangkan α = 0,05. Oleh karena nilai signifikan lebih kecil dari α = 0,05 maka Hο ditolak Hɪ diterima yang artinya pemberian air kelapa muda efektif dalam mengatasi lama kala II pada ibu intranatal. 2. Dwi lestari dan Dyah puji astuti dalam penelitiannya yang berjudul : penerapan konsumsi air kelapa muda terhadap kemajuan persalinan pada ibu primigravida di Klinik Permata Ibu Tersobo Prembun. Hasil penelitian ini mengobservasi dengan memberikan air kelapa setiap 30 menit sekali sebanyak 100 ml selama kala 1 fase aktif dengan kesimpulan penerapan konsumsi air kelapa muda dapat memberikan kemajuan persalinan dari waktu/lama persalinan kala 1 fase aktif dan pembukaan servik. 3. Dian Nur Hadianti dan Rika Resmana (2018) dalam penelitian yang berjudul : Kemajuan persalinan berhubungan dengan asupan nutrisi. Dengan kesimpulan menunjukkan bahwa secara signifikan terdapat hubungan asupan nutrisi pada ibu bersalin dengan p value 0,049 dan terdapat hubungan antara asupan nutrisi dengan kemajuan persalinan dengan p value 0,001. 4. Nur Saidah (2014) dalam peneliannya yang berjudul efektivitas pemberian air kelapa muda terhadap lama kala II persalinan pada ibu intranatal di BPM ny. “N” dengan kesimpulan pemberian air kelapa muda efektif dalam mengatasi lama kala II pada ibu intranatal. D. Kerangka Teori Faktor-faktor yang mempengaruhi proses persalian Passage Power Passeger (jalan lahir) (kekuatan) (janin dan plasenta) Intervensi untuk meningkatkan kontraksi/his Posisi saat persalinan Dukungan Pemberian asupan cairan dan nutrisi Akupresur Stimulasi puting susu Hidroterapi Kompres hangat pada fundus Oksitosin Gambar 1. Kerangka teori penelitian Sumber : (Chapman, Vicky 2006:99) E. Kerangka konsep Kerangka konsep pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang di lakukan. Kerangka konsep ini dikembangkan atau diacukan pada tujuan penelitian yang telah dirumuskan, serta didasari oleh kerangka teori yang disajikan dalam tinjauan pustakaan sebelumnya (Notoatmodjo, 2018;83). Kerangka konsep penelitian ini adalah : Variabel independen Variabel dependen Pemberian air kelapa muda Lama persalinan Kala II (X) (Y) Gambar.2 Kerangka Konsep Penelitian F. Hipotesis Hipotesis dalam suatu penelitian merupakan jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2018). Hipotesis penelitian ini adalah : Ha: Ada pengaruh pemberian air kelapa muda hijau terhadap lama persalinan kala II pada ibu bersalin.