MAKALAH INCINERATOR & SEWAGE Oleh : Tegar Agung Firmanto NRP 561189898 Teknika III Bravo SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN 2020 Kata Pengantar Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi. Jakarta, Januari 2020 Penyusun i DAFTAR ISI JUDUL ................................................................................................................. KATA PENGANTAR ......................................................................................... i DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah................................................................................... 1 C. Tujuan ...................................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3 A. Fungsi Incinerator ................................................................................... 3 B. Fungsi Sewage ......................................................................................... 4 C. Cara Kerja Incinerator........................................................................... 5 D. Cara Kerja Sewage ................................................................................. 6 E. Komponen Incinerator ........................................................................... 7 F. Komponen Sewage .................................................................................. 8 BAB III PENUTUP ............................................................................................. 10 A. Kesimpulan .............................................................................................. 10 B. Saran ........................................................................................................ 11 ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apakah Anda sudah tahu apa itu incinerator dan bagaimana cara kerja incinerator? Incinerator adalah suatu alat pembakar sampah yang dioperasikan dengan menggunakan teknologi pembakaran pada suhu tertentu, sehingga sampah dapat terbakar habis. Prosesnya disebut insinerasi.Insinerasi dan pengolahan sampah bertemperatur tinggi lainnya didefinisikan sebagai pengolahan termal. Fungsi dari incinerator adalah mengubah sampah menjadi abu, gas sisa hasil pembakaran, partikulat, dan panas. Di dalam kapal ada instalasi air kotor dan air bekas. Air kotor berasal dari buangan kotoran toilet, juga urinal. Sementara air bekas berasal dari air limbah dapur dll. Untuk mengolah limbah air tersebut, dipasanglah STP (Sewage Treatment Plant). Lalu apakah fungsi sewage di kapal itu sendiri? Menurut aturan MARPOL Annex IV, limbah dari kapal dapat dibuang setelah dilakukan pengolahan. Pengolahan ini memastikan bahwa limbah yang dibuang tidak menghasilkan padatan apung yang terlihat atau menyebabkan perubahan warna pada air disekitar kapal. B. Rumusan Masalah 1. Apa fungsi dari incinerator? 2. Apa fungsi dari sewage? 3. Jelaskan cara kerja incinerator! 4. Jelaskan cara kerja sewage! 5. Jelaskan komponen incinerator! 6. Jelaskan komponen sewage! C. Tujuan 1. Menjelaskan fungsi dari incinerator 2. Menjelaskan fungsi dari sewage 3. Mendeskripsikan cara kerja incinerator 1 4. Mendeskripsikan cara kerja sewage 5. Menjelaskan komponen incinerato 6. Menjelaskan komponen sewage 2 BAB II PEMBAHASAN A. Fungsi Incinerator Apakah Anda sudah tahu apa itu incinerator dan bagaimana cara kerja incinerator? Incinerator adalah suatu alat pembakar sampah yang dioperasikan dengan menggunakan teknologi pembakaran pada suhu tertentu, sehingga sampah dapat terbakar habis. Prosesnya disebut insinerasi. Insinerasi dan pengolahan sampah bertemperatur tinggi lainnya didefinisikan sebagai pengolahan termal. Fungsi dari incinerator adalah mengubah sampah menjadi abu, gas sisa hasil pembakaran, partikulat, dan panas. Gas yang dihasilkan harus dibersihkan dari polutan sebelum dilepas ke atmosfer. Panas yang dihasilkan bisa dimanfaatkan sebagai energi pembangkit listrik. Incinerator mengurangi volume sampah hingga 95-96%, tergantung komposisi dan derajat recovery sampah. Ini berarti insinerasi tidak sepenuhnya mengganti penggunaan lahan sebagai area pembuangan akhir, tetapi insinerasi mengurangi volume sampah yang dibuang dalam jumlah yang signifikan. Insinerasi memiliki banyak manfaat untuk mengolah berbagai jenis sampah seperti sampah medis dan beberapa jenis sampah berbahaya di mana patogen dan racun kimia bisa hancur dengan temperatur tinggi. Insinerasi sangat populer di beberapa negara seperti Jepang, di mana lahan merupakan sumber daya yang sangat langka. Denmark dan Swedia telah menjadi pionir dalam menggunakan panas dari insinerasi untuk menghasilkan energi. Di tahun 2005, insinerasi sampah menghasilkan 4,8% energi listrik dan 13,7% panas yang dikonsumsi negara itu. Beberapa negara lain di Eropa yang mengandalkan insinerasi sebagai pengolahan sampah adalah Luksemburg, Belanda, Jerman, dan Perancis Menurut Lampiran V MARPOL 1973/78 konvensi IMO, pedoman mengenai penyimpanan limbah bahan dan pembuangan limbah di laut harus diikuti dengan ketat. Pembakaran berbagai bahan seperti sampah dapur, sisa makanan, limbah akomodasi, linen, papan kartu, lumpur minyak dari minyak pelumas, minyak bakar, lambung kapal 3 dan alat pembersih, dan sludge limbah, incenerator merupakan salah satu cara yang paling efektif penjualan dan kapasitas penyimpanan tabungan dari tank dan containments limbah penyimpanan pada kapal. Selain itu, residu kiri dari insinerasi dapat dengan mudah dibuang karena terutama terdiri dari abu. B. Fungsi Sewage Pembuangan limbah yang tidak ditreatment di perairan teritorial pada umumnya tidak diperbolehkan oleh peraturan perundang-undangan. Peraturan Internasional berlaku untuk pembuangan limbah dalam jarak yang ditetapkan dari daratan. Sebagai hasilnya semua kapal harus mempunyai sistem pembuangan limbah sesuai dengan standar yang ditentukan. Secara alami limbah menyerap oksigen dan bila dalam jumlah yang besar dapat mengurangi ksigen. Kandungan limbah yang dibuang secara langsung dapat menyebabkan ikan dan tumbuhan dilaut mati. Selain itu limbah juga mengandung bakteri yang menghasilakan gas sulfide hydrogen yang berbau busuk. Bakteri yang berasal dari kotoran manusia atau disebut juga dengan E.Coli dihitung dari suatu pengukuran sample air untuk menandai berapa jumlah bakteri yang terkandung dalam limbah. Menurut aturan MARPOL Annex IV, limbah dari kapal dapat dibuang setelah dilakukan pengolahan. Pengolahan ini memastikan bahwa limbah yang dibuang tidak menghasilkan padatan apung yang terlihat atau menyebabkan perubahan warna pada air disekitar kapal. Namun peraturan tersebut dikecualikan jika kapal berada pada posisi jarak 4 mil laut dari daratan terdekat. Ada beberapa metode pengolahannya, tapi paling sering kita jumpai di kapal adalah metode biologis, karena cara ini dapat menghemat ruang pengolahan atau dengan bentuk fisik pengolah limbah yang relative kecil. Alasan lain adalah hasil dari cara biologis paling ramah lingkungan. Sewage dalam kapal harus memenuhi aturan sesuai klasifikasi dan kebutuhan. Jenis instalasi pengolahan limbah yang paling banyak dipakai adalah menggunakan bakteri aerob. Bakteri anaerob mampu membusuk dan menghancurkan lumpur selama 4 proses, dan juga menghasilkan dan melepaskan gas berbahaya seperti H2S dan metana yang beracun dan berbahaya bagi organisme air. C. Cara Kerja Incinerator Perhatikan contoh gambar di atas. Gambar yang kiri itu adalah gambar incinetor dilihat dari luar dan masih utuh, sedangkan gambar di sebelah kanan merupakan gambar mesin incinerator yang sudah kita belah. Pada prinsipnya cara kerja incinerator tak jauh beda dengan tungku di rumah kita, yaitu sama-sama berfungsi sebagai alat pembakaran. Cara Kerja Limbah yang akan dibakar dimasukkan ke dalam primary chamber melalui main door. Didalam main chamber, sampah dibakar menggunakan primary burner. Gas hasil pembakaran dari main chamber kemudian di bakar lagi dengan menggunakan auxiliary burner. Kemudian gas yang dihasilkan dari auxiliary chamber tidak langsung di lepas ke udara bebas, harus diproses dulu dengan alat yang dinamakan wet scrabber, barulah dilepas ke udara bebas. Wet 5 scrabber pada prinsipnya merupakan air yang dipercikkan, dan gas hasil pembakaran tadi dilewatkan di bawahnya. D. Cara Kerja Sewage Prinsip dasar kerja pengolahan limbah biologis adalah dekomposisi limbah mentah. Proses ini dilakukan dengan mengaerasi ruang pembuangan dengan udara segar. Bakteri aerob bertahan hidup di udara segar ini dan membusukkan limbah mentah yang kemudian dapat dibuang di laut. Udara adalah kriteria yang sangat penting dalam fungsi pengolahan limbah biologis karena jika tidak ada udara, itu akan mempengaruhi pertumbuhan bakteri anaerob, yang menghasilkan gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan. Setelah penguraian limbah dengan bakteri anaerob, cairan hitam gelap menyebabkan perubahan warna air yang tidak layakuntuk dibuang. Jadi pada proses pengolahan limbah biologis, tujuan utamanya adalah menjaga aliran udara segar. Pengolahan limbah biologis dibagi menjadi tiga kamar : Ruang Aerasi Ruangan ini menjadi tempat masuk pertama limbah mentah untuk membentuk partikel kecil. Keuntungan memecah limbah dalam partikel kecil adalah meningkatkan area dan sejumlah besar bakteri dapat menguraikan secara cepat. Limbah diuraikan menjadi karbon dioksida, air, dan limbah anorganik. Udara ditekan masuk melalui diffuser ke ruang udara. Tekanan aliran udara juga memainkan peran penting dalam dekomposisi limbah. Jika tekanan dijaga tetap tinggi maka campuran udara dan limbah tidak akan berproses dengan benar dan akan terlepas tanpa ada proses penguraian. Karena alasan ini; Tekanan terkendali penting di dalam proses pengolahan limbah karena ini akan membantu dalam pencampuran dan dekomposisi yang tepat oleh agitasi yang disebabkan oleh gelembung udara. Secara umum, tekanan dijaga sekitar 0.3 – 0,4 BAR. Tangki Pengendapan 6 Campuran cairan dan lumpur dialirkan ke tangki pengendapan dari ruang aerasi. Di tangki pengendapan, lumpur mengendap di bagian bawah dan cairan bening di bagian atas. Lumpur yang ada di bagian bawah tidak diperbolehkan disimpan di dalam tangki pengendapan karena hal ini akan menyebabkan pertumbuhan bakteri anaerob dan menghasilkan gas kotor. Endapan yang terbentuk didaur ulang dengan endapan yang masuk di mana kemudian akan bercampur dengan yang berikutnya dan membantu dalam pemecahan limbah. Klorinasi dan Koleksi Di ruang ini, cairan bening yang dihasilkan dari tangki pengendapan yang meluap dan cairan didesinfeksi dengan bantuan klorin. Ini dilakukan karena keberadaan bakteri eColi yang ada di dalam cairan. Untuk mengurangi bakteri ini ke tingkat klorinasi dapat dilakukan. Selain itu, untuk mengurangi e-Coli, cairan yang diolah disimpan selama setidaknya 60 menit. Pada beberapa plant, desinfeksi juga dilakukan dengan bantuan radiasi ultraviolet. Cairan yang terkumpul dibuang ke laut atau tangki pengendapan tergantung pada posisi geologis kapal. Jika kapal dibatasi atau dekat garis pantai maka air limbah akan dibuang ke tangki penampung; jika tidak, limbah dibuang langsung ke laut ketika kapasitas telah tercapai dan dibuang secara otomatis sampai low level switch aktif. E. Komponen Incinerator 7 Primary Chamber: ruang bakar utama dimana semua limbah atau sampah yang akan dibakar dimasukkan ke dalam primary chamaber ini. Primary burner: Ini merupakan alat pembakar yang ada di dalam ruang bakar utama. Excess air supply: Api tidak akan bisa menyala jika tidak ada udaranya, makanya dengan bantuan excess air supply udara dikirimkan ke dalam ruang bakar. Auxiliary burner: ini berfungsi untuk pembakar pada ruangan yang kedua (atas) Gas vortex: dalam ruangan ke 2 (atas) gas yang dihasilkan dari ruang pembakaran utama tadi di bikin berputar menyerupai cyclone. F. Cara Kerja Sewage Screen filter dipasang pada tangki pertama di dekat pintu masuk saluran pembuangan ke STP. Alat ini digunakan untuk menghilangkan komponen kasar non-limbah seperti; kertas toilet, kertas plastik, padatan lain dll, yang dapat menjadi penyumbat sistem jika masuk ke dalam proses. Biofilter juga merupakan bagian dari ruang aerasi yang mengolah limbah yang lewat dari screen filter. Reaktor biofilter, dengan bantuan gelembung udara halus yang dihasilkan dari blower, akan menyebarkan zat yang terkontaminasi, menyebar dan memecah bahan organik oleh mikroorganisme aerob. Gelembung halus dengan melewati diffuser akan meningkatkan laju transmisi oksigen. Ruang Pengendapan / Sedimentasi: Air limbah yang diolah dari reaktor biofilter selanjutnya akan masuk ke ruang berikutnya yang digunakan untuk tujuan pengendapan. Campuran selanjutnya akan dipisahkan ke air dan sedimen tingkat tinggi setelah didiamkan dalam tangki Sedimentasi. Kompartemen biasanya dari jenis hopper dengan sisi miring yang mencegah penumpukan lumpur dan mengirimkannya ke sisi hisap tabung pengangkat udara. Lumpur akan turun di dasar tangki sedimentasi kembali ke reaktor Biofilter untuk dipecah oleh mikroorganisme lagi. 8 Karbon aktif dipasang pada ruang pengendapan untuk menghilangkan Chemical Oxygen Demand (COD) dengan proses menyaring dan menyerap. Ini juga membantu dalam merawat Biological Oxygen Demand (BOD) dan Suspended Solids . Klorinator dipasang di ruang terakhir untuk mengolah air tahap akhir untuk dibuang ke laut. Klorinator dapat berupa jenis dosis tablet atau jenis injeksi kimia. Di dalam klorinator yang menggunakan tablet, air bersih bercampur dengan tablet klorin, membuat larutan klorin. Klorinator terdiri dari silinder untuk mengisi klorinator dengan tablet. Pada jenis pompa kimia, sejumlah set NaOCl yang diukur diinjeksikan ke tangki sterilisasi / klorinasi menggunakan pompa reciprocating jenis diafragma. Blower Udara biasanya ada 2 blower udara yang dipasang, di mana satu bertindak sebagai siaga, untuk memasok udara (melalui gelembung udara) untuk membantu membentuk mikroorganisme dalam reaktor biofilter. Ini juga membantu dalam memindahkan lumpur dari tangki sedimentasi, memasok udara ke tangki karbon aktif dan untuk kembali menyiram lumpur. Pompa debit dipasang dalam dupleks dan pada kompartemen terakhir dari STP. Pompa ini adalah pompa sentrifugal dari jenis non-clog yang digabungkan ke motor masing-masing. Pompa dijalankan dengan mode otomatis yang dikendalikan oleh level switch yang dipasang di tangki sterilisasi. Pompa biasanya dijalankan pada mode manual ketika mengeluarkan lumpur dari kompartemen setelah pembersihan bagian dalam tangki. Perpipaan Pipa saluran masuk yang membawa air limbah ke instalasi dipasang dengan kemiringan yang tepat untuk mencegah penyumbatan dan kondensasi. Pipa pembuangan diatur sedemikian rupa sehingga lubang di dalam dapat diakses untuk dibersihkan selama perawatan . 9 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Incinerator adalah suatu alat pembakar sampah yang dioperasikan dengan menggunakan teknologi pembakaran pada suhu tertentu, sehingga sampah dapat terbakar habis. Prosesnya disebut insinerasi.Insinerasi dan pengolahan sampah bertemperatur tinggi lainnya didefinisikan sebagai pengolahan termal. Fungsi dari incinerator adalah mengubah sampah menjadi abu, gas sisa hasil pembakaran, partikulat, dan panas. Incinerator mengurangi volume sampah hingga 95-96%, tergantung komposisi dan derajat recovery sampah. Ini berarti insinerasi tidak sepenuhnya mengganti penggunaan lahan sebagai area pembuangan akhir, tetapi insinerasi mengurangi volume sampah yang dibuang dalam jumlah yang signifikan. Insinerasi memiliki banyak manfaat untuk mengolah berbagai jenis sampah seperti sampah medis dan beberapa jenis sampah berbahaya di mana patogen dan racun kimia bisa hancur dengan temperatur tinggi. Menurut aturan MARPOL Annex IV, limbah dari kapal dapat dibuang setelah dilakukan pengolahan. Pengolahan ini memastikan bahwa limbah yang dibuang tidak menghasilkan padatan apung yang terlihat atau menyebabkan perubahan warna pada air disekitar kapal. Pembuangan limbah yang tidak ditreatment di perairan teritorial pada umumnya tidak diperbolehkan oleh peraturan perundang-undangan. Peraturan Internasional berlaku untuk pembuangan limbah dalam jarak yang ditetapkan dari daratan. Sebagai hasilnya semua kapal harus mempunyai sistem pembuangan limbah sesuai dengan standar yang ditentukan. Secara alami limbah menyerap oksigen dan bila dalam jumlah yang besar dapat mengurangi ksigen. Kandungan limbah yang dibuang secara langsung dapat menyebabkan ikan dan tumbuhan dilaut mati. Selain itu limbah juga mengandung bakteri yang menghasilakan gas sulfide hydrogen yang berbau busuk 10 B. Saran Penyusun menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penyusun akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas. 11