ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RT 04 / RW 01 DESA TERANGMASKECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS Tanggal 25 April– 04 Juni 2016 Disusun untuk memenuhi tugas praktik StaseKeperawatan Komunitas Disusun Oleh: Kelompok 4 1. Tri Harmoko 2. Annas Ma’ruf D.H. 3. Muhammad Nur Asyiq 4. Lasmini 5. Rizki Aristania 6. Niftaul Zanah PRODI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS TAHUN AKADEMIK 2016 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh hasil kerja keras sektor kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi oleh hasil kerja keras serta konstribusi positif berbagai sektor pembangunan lainnya.Untuk optimalisasi hasil serta kontribusi positif tersebut, harus dapat diupayakan masuknya wawasan kesehatan sebagai asas pokok program pembangunan nasional. Dengan perkataan lain untuk dapat terwujudnya INDONESIA SEHAT 2010, para penanggungjawab program pembangunan harus memasukkan pertimbangan–pertimbangan kesehatan dalam semua kebijakan pembangunannya. Program pembangunan yang tidak berkontribusi positif terhadap kesehatan, apalagi yang berdampak negatif terhadap kesehatan, seyogyanya tidak diselenggarakan.Untuk dapat terlaksananya pembangunan nasional yang berkontribusi positif terhadap kesehatan seperti dimaksud diatas, maka seluruh elemen dari Sistem Kesehatan Nasional harus berperan sebagai penggerak utama pembangunan nasional berwawasan kesehatan. Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama untuk hidup, karena setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan. Kenyataannya tidak semua orang memperoleh atau memiliki derajat kesehatan yang optimal, karena berbagai masalah secara global diantaranya adalah kesehatan lingkungan yang buruk, sosial ekonomi yang rendah yang menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi, pemeliharaan kesehatan pendidikan dan kebutuhan lainnya. Oleh karena itu pelayanan kesehatan utama merupakan salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan bagi semua pada tahun 2010 sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam rangka mencapai derajad kesehatan yang optimal. Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dan mampu mendorong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.Berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yaitu melalui Puskesmas dan Rumah Sakit sebagai rujukannya. Hal ini merupakan Sistem Pelayanan Kesehatan yang dianut dan dikembangkan dalam Sistem Kesehatan Nasional dengan melibatkan peran serta masyarakat. Upaya untuk mengoptimalkan kesehatan masyarakat yang memerlukan dukungan dan peran serta aktif masyarakat antara lain adalah : Pelayanan Kesehatan dasar Puskesmas khususnya Kesehatan Ibu dan Anak, Perbaikan Gizi, Keluarga Berencana, Pemberantasan Penyakit Menular, Penyuluhan Kesehatan, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Perawatan Usia Lanjut, dan sebagainya. Oleh karena itu layanan kesehatan utama merupakan salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan bagi semua pada 2010 sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal yang telah dicanangkan oleh pemerintah pada pembukaan Rakernas Departemen Kesehatan RI pada tahun 1999. Desa TerangmasCakupan Desa kelolaan STIKES Muhammadiyah Kudus terdiri dari RT 4, dan RW 1 dengan 32 Kepala Keluarga. Dengan jumlah penduduk 94 jiwa (laki-laki 50 jiwa dan perempuan 44 jiwa. Dengan kondisi lingkungan padat penduduk. Dengan permasalahan sistem pembuangan sampah sungai sebanyak 37,5% dengan sistem pembuangan sampah terbuka 34,375%. Distribusi dengan ventilasi baik 37,5 % dan distribusi ventilasi kurang baik 62,5%dari cakupan 32 KK. Serta dengan penyakit yang diderita 3 bulan terakhir adalah ISPA sebanyak 46,875% dengan angka kejadian merokok 84,375% dalam 32 cakupan KK. Adanya permasalahan yang telah ditemukan oleh mahasiswa profesi ners, kami menerapkan ilmu kami dalam “Aplikasi Keperawatan Komunitas dan Keluarga ditatanan Pelayanan Kesehatan Utama untuk memanfaatkan potensi alam”. B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Membantu memfasilitasi masyarakat Desa Terangmas RT 04 / RW 01 untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal serta mampu mengenal dirinya sendiri terhadap permasalahan kesehatan di RT 04 / RW 01, desa Terang Mas, Undaan, Kudus. 2. Tujuan Khusus Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan Aplikasi Keperawatan Komunitas dan Keluarga ditatanan Pelayanan Kesehatan Utama untuk memanfaatkan potensi alam ini antara lain : a. Melakukan pengumpulan data komunitas yang berhubungan dengan kesehatan bersama masyarakat dengan menggunakan format survey kesehatan masyarakat. b. Memanfaatkan potensi alam untuk status kesehatan yang lebih optimal c. Menganalisa data kesehatan yang didapatkan di masyarakat d. Merumuskan diagnosa atau masalah kesehatan Melakukan tindakan keperawatan : 1) Menggerakkan masyarakat melakukan kegiatan yang telah direncakana 2) Mengubah perilaku kesehatan masyarakat 3) Melakukan pengembangan dan pengorganisasian masyarakat 4) Bersama-sama instansi terkait melakukan pembinanaan masyarakat 5) Melakukan koordinasi atau kerjasama dengan lintas program e. Melakukan evaluasi keperawatan. C. MANFAAT Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Masyarakat RT 04 / RW 01, Desa Terang Mas Undaan Kudus.Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi penduduk, kesehatan lingkungan perumahan, pendidikan, keselamatan dan permasalahan kesehatan yang ada serta pelayanan sosial yang ada / kegiatan sosial kemasyarakatan. 2. Puskesmas Memberikan gambaran tentang status kesehatan dan kegiatan-kegiatan kesehatan serta sosial kemasyarakatan yang ada di masyarakat RT 04 / RW 01 Desa Terang Mas Undaan Kudus. 3. Mahasiswa / Penyusun Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam memberikan asuhan keparawatan individu, keluarga, kelompok dan komunitas khususnya di RT 04 / RW 01, Desa Terang Mas Undaan Kudus. BAB II TINJAUAN TEORI 1. KONSEP DASAR KEPERWATAN KOMUNITAS A. Definisi keperawatan kesehatan komunitas Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya.Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak, 2006). Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006). Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010). B. Tujuan keperawatan kesehatan komunitas Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut. 1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas. 2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok. C. Sasaran keperawatan kesehatan komunitas Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah kesehatan/perawatan. 1. Individu Individu adalah bagian dati anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial. 2. Keluarga Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang aada di sekitarnya. 3. Kelompok Khusus Kelompok hkusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah: a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan pertumbuhannya, seperti: 1. Ibu hamil 2. Bayi baru lahir 3. Balita 4. Anak usia sekolah 5. Usia lanjut b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah: 1. Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin lainnya. 2. Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya. c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya: 1) Wanita tuna susila 2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba 3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain. d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah: 1) Panti wredha 2) Panti asuhan 3) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial) 4) Penitipan balita D. Strategi keperawatan kesehatan komunitas Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut: 1. Proses Kelompok (Group Process) Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu, media masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya.Begitu juga dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok. 2. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion) Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial. 3. Kerjasama (Partnership) Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat. E. Falsafah keperawatan kesehatan komunitas Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat dikembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan komunitas.Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural-spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan membrikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. 2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya. 3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan. 4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. 5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara berkesinambungan. 6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai consumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat. 7. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara berkesinambungan dan terus-menerus. 8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri. 2. PROSES ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS 2.1. Definisi proses keperawatan kesehatan komunitas Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatan seoptimal mungkin.Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan secara berurutan, terus menerus, saling berkaitan dan dinamis. Selanjutnya menetapakan langkah proses keperawatan sebagai proses pengumpulan data, pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan (Wolf, Weitzel dan Fuerst, 1979). Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010). 2.2.Tujuan dan fungsi proses keperawatan kesehatan komunitas a. Tujuan keperawatan komunitas Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut: 1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas. 2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok. Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk: a) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami; b) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut; c) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan; d) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi; e) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi, yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care). b. Fungsi Keperawatan Komunitas 1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan. 2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya dibidang kesehatan. 3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat. 4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006). 2.3.Langkah-langkah proses keperawatan kesehatan komunitas Asuhan keperawatan yang diberikan kepada komunitas atau kelompok adalah (Mubarak, 2005): a. Pengkajian Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap mesyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalah pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapan ditentukan. a. Pengumpulan Data Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain : 1) Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas usia yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas. 2) Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain: a) Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana kepadatannya karena dapat menjadi stresor bagi penduduk b) Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat c) Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak, apakag sering mengalami stres akibat keamanan dan keselamatan yang tidak terjamin d) Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup menunjang, sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan e) Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau memantau gangguan yang terjadi f) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan merawat atau memantau gangguan yang terjadi g) Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan yang terkait dengan gangguan penyakit h) Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara keseluruhan, apakah pendapatan yang terima sesuai dengan Upah Minimum Registrasi (UMR) atau sebaliknya i) Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah biayanya dapat dijangkau masyarakat b. Jenis Data Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan data objektif (Mubarak, 2005): 1) Data Subjektif Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas, yang diungkapkan secara langsung melalui lisan. 2) Data Objektif Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran c. Sumber Data 1) Data primer Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu,keluarga, kelompok, masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian. 2) Data sekunder Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya: kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record. 3) Cara Pengumpulan Data a) Wawancara yaitu: kegiatan timbale balik berupa Tanya jawab b) Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca indra c) Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh individu 4) Pengelolaan Data a) Klasifikasi data atau kategorisasi data b) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly c) Tabulasi data d) Interpretasi data 5) Analisa Data Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan. 6) Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat sehingga dapat dirumuskan masalah kesehatan. 7) Prioritas Masalah Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan Abraham H Maslow: a) Keadaan yang mengancam kehidupan b) Keadaan yang mengancam kesehatan c) Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan 2. Diagnosa Keperawatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah kesehatan baik yang actual maupun potensial. Diagnose keperawatan komunitas akan memeberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap stresor yang ada.Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan symptom atau manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2005). a. Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya terjadi. b. Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat memeberikan arah terhadap intervensi keperawatan. c. Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah yang terjadi. 3. Perencanaan/ Intervensi Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keprawatan yang sudah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan komunitas yang muncul diatas adalah (Mubarak, 2005): a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit b. Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang tepat e. Lakukan olahraga secara rutin f. Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk memperbaiki lingkungan komunitas g. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan 4. Pelaksanaan/Implementasi Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhen keperawatan harus bekerjasama dengan angoota tim kesehatan lain dalam hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005). Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang bersifat (Efendi, 2009), yaitu: a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit b. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan penyakit d. Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan komunitas 5. Penilaian/Evaluasi Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah ditentukan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005). Adapun tindakan dalam melakukan evaluasi adalah: a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervensi b. Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi keperawatan c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA MASYARAKAT RT 04 / RW 01, DESA TERANG MAS, UNDAAN, KUDUS Asuhan keperawatan komunitas yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa profesi NERS STIKES Muhammadiyah Kudus Angkatan 2016 dalam praktik di masyarakat berlangsung mulai tanggal 25 April – 04 Juni 2016 di RT 04 / RW 01, desa Terang Mas, Undaan, Kudus A. PENGKAJIAN 1. Data Demografi Jenis Kelamin Frequency Valid Percent laki-laki 51 49.5 perempuan 52 50.5 103 100.0 Total Pendidikan Frequency Valid Percent Belum sekolah 8 7.8 Tidak sekolah 9 8.7 SD 46 44.7 SMP 23 22.3 SMA 14 13.6 3 2.9 103 100.0 PT Total Pekerjaan Frequency Valid Percent belum bekerja 17 16.5 pelajar 14 13.6 petani 10 9.7 buruh 33 32.0 4 3.9 19 18.4 2 1.9 karyawan swasta wiraswsta pns tidak kerja Total 4 3.9 103 100.0 Kategori Frequency Valid Percent bayi 1 1.0 balita 9 8.7 anak sekolah 11 10.7 remaja 10 9.7 dewasa 60 58.3 lansia 12 11.7 Total 103 100.0 2. Data Diare Diare Frequency Percent 2 5.3 1 2.6 tidak 35 92.1 Total 38 100.0 ya Valid Cuci tangan Frequency Percent 2 5.3 ya 20 52.6 tidak 16 42.1 Total 38 100.0 Valid Jajan Frequency Percent 2 5.3 ya 21 55.3 tidak 15 39.5 Total 38 100.0 Valid Penyajian Frequency Percent 2 5.3 18 47.4 Valid ditutup terbuka 10 26.3 kadang 8 21.1 38 100.0 Total Bab Frequency Valid Percent 2 5.3 di wc 36 94.7 Total 38 100.0 Kelola air Frequency Valid Percent 2 5.3 dimasak 36 94.7 Total 38 100.0 Mencret Frequency Percent 2 5.3 oralit 17 44.7 ke dokte 19 50.0 Total 38 100.0 Valid 3. Data Lingkungan Fisik Jenis rumah Frequency Percent 1 2.7 1 2.7 petak 35 94.6 Total 37 100.0 tersendiri Valid Bangunan Frequency Valid Percent 1 2.7 non permanen 2 5.4 semi permanen 4 10.8 permanen 30 81.1 Total 37 100.0 Ventilasi Frequency Valid Percent 1 2.7 kurang 3 8.1 cukup 19 51.4 baik 14 37.8 Total 37 100.0 Cahaya Frequency 1 2.7 28 75.7 cukup 6 16.2 kurang 2 5.4 37 100.0 baik Valid Percent Total Lantai Frequency Valid Percent 1 2.7 tanah 3 8.1 plester 23 62.2 ubin 10 27.0 Total 37 100.0 Pembuangan sampah Frequency Valid Percent 1 2.7 ya tertutup 9 24.3 ya terbuka 25 67.6 tidak 2 5.4 Total 37 100.0 Sumber air Frequency 1 2.7 33 89.2 tidak 2 5.4 3 1 2.7 37 100.0 ya Valid Percent Total Jenis jamban Frequency leher angsa Percent 1 2.7 30 81.1 6 16.2 37 100.0 Valid cemplung Total Pembuangan air kotor Frequency Percent 1 2.7 32 86.5 tidak 4 10.8 Total 37 100.0 ya Valid Halaman Frequency Valid Percent 1 2.7 tidak ada 8 21.6 kotor 4 10.8 bersih 24 64.9 Total 37 100.0 Kamar mandi Frequency Valid Percent 1 2.7 tidak ada 1 2.7 kootor 5 13.5 bersih 30 81.1 Total 37 100.0 4. Data Ispa Batuk Frequency ya Valid Sesak Percent 6 16.7 tidak ada 30 83.3 Total 36 100.0 Frequency ya Valid Percent 4 11.1 tidak 32 88.9 Total 36 100.0 Angg.batuk Frequency ya Valid Percent 6 16.7 tidak 30 83.3 Total 36 100.0 Batuk nyeri Frequency ya Valid Percent 3 8.3 tidak 33 91.7 Total 36 100.0 Batuk dahak Frequency ya Valid Percent 4 11.1 tidak 32 88.9 Total 36 100.0 Dilakukan Frequency Valid Percent beli obat 21 58.3 ke yankes 15 41.7 Total 36 100.0 Buang dahak Frequency Valid Percent yya 15 41.7 tidak 21 58.3 Total 36 100.0 Upaya Frequency Valid Percent knjungan rutin 4 11.1 kebersihan diri 32 88.9 Total 36 100.0 5. Data Kebutuhan Dasar Hidup Sehari-hari Makanan Frequency Percent 1 2.7 8 21.6 masak sendiri 28 75.7 Total 37 100.0 membeli Valid Makanan pokok Frequency 1 2.7 2 5.4 31 83.8 selalu 3 8.1 Total 37 100.0 tidakpernah Valid Percent kadang Lauk pauk Frequency 1 2.7 1 2.7 kadang 18 48.6 selalu 17 45.9 Total 37 100.0 tidakpernah Valid Percent Sayuran Frequency 1 2.7 6 16.2 kadang 10 27.0 selalu 20 54.1 Total 37 100.0 tidakpernah Valid Percent Susu Frequency Percent 1 2.7 tidakpernah 18 48.6 kadang 18 48.6 Total 37 100.0 Valid Buah Frequency Percent 1 2.7 tidakpernah 11 29.7 kadang 25 67.6 Total 37 100.0 Valid Penyajian Frequency Valid Percent 1 2.7 terbuka 1 2.7 kadang 16 43.2 tertutup 19 51.4 Total 37 100.0 Frequency Percent Olah makanan 1 2.7 dipotong 25 67.6 dicuci 11 29.7 Total 37 100.0 Valid Merugikan Frequency Percent 1 2.7 tidak ada 12 32.4 merokok 24 64.9 Total 37 100.0 Valid Olahraga Frequency Percent 1 2.7 kadang 22 59.5 tidak 14 37.8 Total 37 100.0 Valid Jenis KB Frequency Valid 1 Percent 2.7 tidak ada 1 2.7 pil 9 24.3 suntik 1 2.7 spiral 24 64.9 IUD 1 2.7 Total 37 100.0 Imunisasi TT Frequency Valid Percent 1 2.7 tidak ada 36 97.3 Total 37 100.0 Kehamilan Frequency Valid Percent 1 2.7 tidak ada 36 97.3 Total 37 100.0 Pemeriksaan Payudara Frequency Valid Percent 1 2.7 ya 36 97.3 Total 37 100.0 Usia lanjut Frequency Percent 1 2.7 7 18.9 tidak 29 78.4 Total 37 100.0 ya Valid 6. Data Penghasilan Pendapatan Frequency Percent kurang dari 100.000 5 13.9 100-150.000 7 19.4 lebih dr 150.000 24 66.7 Total 36 100.0 Valid 7. Data Agama Agama Frequency Valid Muslim 36 Percent 100.0 B. ANALISIS DATA No. 1. Data Subjektif 1. Warga mengatakan pembuagan sampah dengan cara dibakar. 2. Warga mengatakan banyak Data Objektif 1. Penyakit yang diderita 3 bulan terakhir adalah ISPA, batuk 16.7% sesak 11.1% batuk nyeri 8.3% batuk dahak 11.1%. 2. Sistem pembuangan sampah terbuka 67.6% tertutup 24.3% 3. Distribusi ventilasi kurang baik 8.1% 4. Angka kejadian merokok 64,9 % Masalah kesehatan Resiko timbulnya penyakit ISPAberhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang mengeluh batuk pilek. 2. 1. Warga 1. Pembuangan sampah secara terbuka mengatakan 67.6% membuang 2. Air minum warga diambil dari sampah sumber air PAM sebanyak 89.2% sembarang 3. Jenis jamban warga yang tempat, dibuang menggunakan jamban leher angsa disungai 81.1% dan dilahan terbuka. 2. Warga 4. Warga tidak memiliki pembuangan air limbah sebanyak 10.8% mngatakan 5. Kebiasaan warga yang belum belum memahami cara mencuci tangan mengetahui sebelum dan sesudah makan mengenai sebanyak 42.1% perilaku hidup bersih dan sehat. Resiko terjadinya dire berhubungan dengan lingkungan yang buruk dimanifstasikan oleh banyaknya sampah yang berserakan, mandi dan pembuangan BAB. C. DIAGNOSA a. Resiko timbulnya penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas(ISPA) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) b. Resiko terjadinya dire berhubungan dengan lingkungan yang buruk dimanifstasikan oleh banyaknya sampah yang berserakan, mandi dan pembuangan BAB. D. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS a. Resiko timbulnya penyakit ISPAberhubungan dengan kurangnya pengetahuan Resiko timbulnya penyakit ISPA berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam PHBS 3 3 4 2 9 1 0 1 1 1 2 1 3 6 1 3 2 3 3 4 Total Nilai petugas Tempat kemungkinan diatasi Fasilitas 5 Fasilitas 4 Sesuai program pemerintah Minat Masy potensial untuk pendkes 3 Waktu 2 TERSEDIANYA SUMBER Dana 1 Resiko terjadi dx keperawatan sesuai peran CHN masyarakat dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 1 4 35 b. Resiko terjadinya dire berhubungan dengan lingkungan yang buruk dimanifstasikan Resiko terjadinya diare berhubungan dengan lingkungan yang buruk dimanifstasikan oleh banyaknya sampah yang berserakan, mandi dan pembuangan BAB. 3 3 4 2 9 1 0 1 1 1 2 1 3 6 1 3 2 3 3 4 Total Nilai petugas Tempat kemungkinan diatasi Fasilitas 5 Fasilitas 4 Sesuai program pemerintah Minat Masy potensial untuk pendkes 3 Waktu 2 TERSEDIANYA SUMBER Dana 1 Resiko terjadi dx keperawatan sesuai peran CHN oleh banyaknya sampah yang berserakan, mandi dan pembuangan BAB. 1 4 35 E. INTERVENSI KEPERAWATAN NO DX HARI/TGL/JAM TUJUAN K.H INTERVENSI 1. Resiko timbulnya penyakit ISPA berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam PHBS Rabu, 29 2016 10.00 wib April Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 minggu diharapkan masyarakat Desa Terangmas Kecamatan Undaan Kabupaten Kudusterhindar dari penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat(ISPA) Setelah dilakukan tindakan keperawatan komunitas selama 1 x pertemuan masyarakat di masyarakat Desa Terangmas Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus diharapkan : Masyarakat memahami akan pentingnya kebersihan lingkungan dan mengetahui cara – cara untuk meningkatkan atau menjaga kesehatan lingkungan 1. Bina hubungan saling percaya antara mahasiswa dengan masyarakat setempat 2. Berikan pendidikan kesehatan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS) 3. Motivasi dan Ajarkan masyarakat cara Etika Batuk yang baik dan benar 4. Motivasi dan Ajarkan masyarakat cara Cuci tangan yang baik dan benar 5. Lakukan penyebaran leafleat tentang PHBS 2. Resiko Rabu, 29 2016 10.00 wib April Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 minggu diharapkan masyarakat Desa Setelah dilakukan tindakan keperawatan komunitas selama 1 x pertemuan masyarakat di masyarakat Desa Terangmas 1. Bina hubungan saling percaya antara mahasiswa dengan masyarakat setempat 2. Berikan pendidikan kesehatan tentang diare. 3. Motivasi dan Ajarkan terjadinya diare berhubungan TTD dengan lingkungan yang buruk dimanifstasik an oleh banyaknya sampah yang berserakan, mandi dan pembuangan BAB. Terangmas Kecamatan Undaan Kabupaten Kudusterhindar dari penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat(DIARE) Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus diharapkan : Masyarakat memahami akan pentingnya kebersihan lingkungan dan mengetahui cara – cara untuk meningkatkan atau menjaga kesehatan lingkungan masyarakat cara pngobatan tradisional misalnya oralit.\ 4. Motivasi dan Ajarkan masyarakat hidup bersih dan sehat. 5. Lakukan penyebaran leafleat tentang diare. F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN NO 1. HARI/TGL/JAM Kamis, 05Mei 2016 19.00 wib DIAGNOSA PELAKSANAAN EVALUASI RESPON Resiko timbulnya penyakit ISPA berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam PHBS 1. Membina hubungan saling percaya antara mahasiswa dengan masyarakat setempat Ds : Warga desa Terangmas RT 04 / RW 01 Undaan Kudus, mengatakan bersedia berkumpul pada pengajian rutinibu ibu yang bersama diadakan antar rt di rt5, tentang penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Do : Warga tampak antusias mengikuti penyuluhan kesehatan lingkungan di pengajian rutin Warga yang hadir dalam penyuluhan 20 orang Ds : Warga desa TeranmMas RT 04 / RW 01 Undaan Kudus, mengatakan sudah mengetahui tentang penyuluhan kesehatan lingkungan 2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) TTD 3. Lakukan penyebaran leafleat tentang PHBS 2. Kamis, 05Mei 2016 19.00 wib Resiko terjadinya diare berhubungan dengan lingkungan yang buruk Do : Warga tampak antusias untuk bertanya tentang kesehatan lingkungan Warga terlihat mengerti tentang upaya kesehatan lingkungan Ds : Do : Warga tampak menerima dan membaca leaflet yang diberikan oleh mahasiswa nersStikes Muhammadiyah Kudus 1. Membina hubungan saling percaya antara mahasiswa dengan masyarakat setempat Ds : Warga desa Terangmas RT 04 / RW 01 Undaan Kudus, mengatakan bersedia berkumpul pada pengajian rutinibu ibu yang bersama diadakan antar rt di rt5, tentang penyuluhan diare. Do : Warga tampak antusias mengikuti penyuluhan diare di pengajian rutin Warga yang hadir dalam penyuluhan 20 orang 2. Memberikan pendidikan Ds : dimanifstasikan oleh banyaknya sampah yang berserakan, mandi dan pembuangan BAB. kesehatan tentang diare 3. Lakukan penyebaran leafleat tentang diare. Warga desa TeranmMas RT 04 / RW 01 Undaan Kudus, mengatakan sudah mengetahui tentang diare Do : Warga tampak antusias untuk bertanya tentang diare Warga terlihat mengerti tentang diare Ds : Do : Warga tampak menerima dan membaca leaflet yang diberikan oleh mahasiswa nersStikes Muhammadiyah Kudus G. EVALUASI KEPERAWATAN NO 1. HARI/TGL/JAM DX Jumat, 06 Mei 2016 Resiko timbulnya penyakit ISPA berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat EVALUASI S: Warga desa Terangmas RT 04 / RW 01 Undaan Kudus, mengatakan bersedia berkumpul dipengajian rutin, tentang penyuluhan PHBS Warga desa Terangmas RT 04 / RW 01 Undaan Kudus, mengatakan sudah mengetahui tentangPHBS O: Warga tampak antusias mengikuti penyuluhan kesehatan lingkungan rumah rt 5 pengajian rutin bersama antar rt Warga yang hadir dalam penyuluhan 20 orang Warga tampak antusias untuk bertanya tentang kesehatan lingkungan Warga terlihat mengerti tentang upaya kesehatan lingkungan Warga tampak menerima dan membaca leaflet yang diberikan oleh mahasiswa ners Stikes Muhammadiyah Kudus A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan Intervensi 2. Jumat, 06 Mei 2016 Resiko terjadinya S: Warga desa TTD Terangmas RT 04 / RW 01 Undaan Kudus, mengatakan bersedia berkumpul dipengajian rutin, tentang penyuluhan diare Warga desa Terangmas RT 04 / RW 01 Undaan Kudus, mengatakan sudah mengetahui tentang diare diare berhubungan dengan lingkungan yang buruk dimanifstasikan oleh banyaknya sampah yang berserakan, mandi dan pembuangan BAB. O: Warga tampak antusias mengikuti penyuluhan kesehatan lingkungan rumah rt 5 pengajian rutin bersama antar rt Warga yang hadir dalam penyuluhan 20 orang Warga tampak antusias untuk bertanya tentang kesehatan lingkungan Warga terlihat mengerti tentang upaya kesehatan lingkungan Warga tampak menerima dan membaca leaflet yang diberikan oleh mahasiswa ners Stikes Muhammadiyah Kudus A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan Intervensi H. DOKUMENTASI