NEWSLETTER EDISI KHUSUS TENTANG PROGRAM INISIATIF BWI JUNI 2013 INISIATIF MEDIA SOSIAL BWI: BERUSAHA KERAS UNTUK MENJANGKAU PEMBACA YANG LEBIH LUAS DALAM RANTAI PASOKAN GLOBAL Interaksi dalam dunia modern itu semudah menekan tombol. Semakin banyaknya orang yang terhubung, menyimak, dan mencari informasi ke luar, jejaring sosial menjadi suatu pertimbangan yang wajib dalam sektor pembangunan. Satu dari tujuh orang di bumi ini memiliki profil Facebook; ½ miliar orang memiliki akun Twitter; dan 6 miliar orang memiliki akses ke telepon selular. Indonesia adalah bangsa dengan pertumbuhan jejaring sosial tercepat; nomor empat di dunia dalam hal pengguna Facebook. Better Work Indonesia (BWI) memanfaatkan modernitas yang berkembang dengan cepat ini untuk menjangkau para pemangku kekuasaannya. Di seluruh 71 pabrik yang menjadi mitranya, hampir semua pekerja memiliki telepon selular, mayoritas memiliki profil Facebook dan sisanya memiliki akun Twitter. Dalam rangka untuk mengikuti perubahan tren dalam komunikasi serta dinamika yang terjadi di masyarakat serta memfasilitasi pembelajaran tentang praktek-praktek terbaik di tempat kerja, BWI telah mengembangkan cara-cara yang efektif untuk memperluas jangkauan, meningkatkan partisipasi dan kesadaran bagi para pekerja dalam industri garmen di Indonesia. Saat ini, halaman Facebook dan Twitter digunakan untuk mengkomunikasikan pesanpesan tentang praktek-praktek terbaik kepada para pekerja pabrik, adapun pesan-pesan tersebut berkisar dari cara-cara untuk menghindari pelecehan di tempat kerja, perlindungan dari bahaya kebakaran, keselamatan dan kesehatan kerja hingga pada pembuatan pesanpesan yang sensitif jender. Kedua pendekatan yang disebutkan di atas bertujuan untuk memfasilitasi komunikasi dua arah antara para pekerja dan BWI untuk mendukung kebutuhan-kebutuhan para pekerja secara lebih baik, dengan cara penyampaian pesan yang efektif serta hemat sumberdaya. Dengan jumlah penggemar di halaman Facebook yang melebihi 20.000 dan jumlah pengikut di Twitter yang mencapai 1.173, BWI selalu berusaha untuk menambah dan mendekati para pengguna baru. Usaha-usaha tersebut dilakukan melalui kompetisi online yang direncanakan dengan matang dan kuis-kuis yang berhubungan dengan topik-topik utama dari program ini. Sebagai contoh, kompetisi fotografi dengan tema “Wanita-Wanita yang Memberi Inspirasi” yang diadakan pada bulan Maret 2013 terkait dengan Hari Perempuan Internasional. Para pengguna dan pengikut Facebook diharapkan untuk membuat photo tentang wanita yang memberikan inspirasi dalam kehidupan mereka dan menyerahkan photo tersebut kepada BWI untuk kemudian diusulkan sebagai pemenang oleh rekan-rekan mereka. Usahausaha ini bertujuan untuk membantu partisipasi dari para pengguna untuk berbagi pengalaman menggunakan media yang berbeda, disamping berkontribusi terhadap kesuksesan rekan mereka serta terlibat dalam topik pembahasan BWI. Di samping itu, BWI berusaha untuk membuat semua penggemar dan pengikutnya mendapatkan informasi terkini dari acara-acara yang diselenggarakan di ruang nyata dengan menyebarkan pesan undangan, foto-foto, di samping juga laporan langsung dari lokasi. Selain media sosial, BWI juga telah memperkenalkan Program Penyebarluasan Pesan Melalui SMS. Program ini disusun sebagai sistem komunikasi satu arah baik dari BWI atau manajemen pabrik atau serikat pekerja langsung kepada para pekerja. Hingga saat ini, ada 7.200 pekerja yang telah bergabung dengan Sistem SMS. Dua kali seminggu, para pelanggan sistem SMS menerima pesan-pesan sejalan dengan pesan-pesan di Facebook dan Twitter (berdasarkan tema). Pesan-pesan tersebut dikirim langsung ke kotak masuk pengguna dengan opsi untuk berhenti berlangganan setiap waktu. Pesan-pesan SMS juga diperkuat melalui Twitter dan Facebook. Sistem SMS adalah inisiatif percontohan yang terbukti sebagai perangkat unggul apabila digunakan untuk advokasi, komunikasi dan berbagi informasi yang menjangkau sasaran yang diinginkan secara langsung. BWI telah memperkenalkan sistem ini secara luas, dan sistem ini memiliki potensi besar untuk diadopsi oleh pabrik, serikat pekerja ataupun asosiasi. BWI menawarkan satu bulan masa percobaan gratis bagi mitra kerjanya untuk mencoba sistem ini. Apabila mereka berkeinginan untuk melanjutkan program ini, BWI kan memberikan dukungan selanjutnya untuk memastikan agar sistem ini dapat berfungsi sesuai dengan apa yang dikehendaki. Sebagai platform komunikasi baru dan kerap mengalami perubahan dalam perkembangannya, maka akan ada periode adaptasi dan pembelajaran. Oleh karena itu, BWI bertujuan untuk secara terus menerus meningkatkan alat-alat yang telah berhasil meningkatkan komunikasi dengan para pekerja garmen di Indonesia. DAFTAR PEDOMAN BETTER WORK INDONESIA 1.Lingkungan Kerja Ramah Laktasi/Pedoman untuk Perusahaan Better Work Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) akan membantu pabrik-pabrik yang berada dalam lingkup industri gamen Indonesia untuk mengimplementasikan kebijakan-kebijakan tempat kerja yang ramah terhadap ibu menyusui. Memperkenalkan kebijakankebijakan yang sedemikian akan memastikan bahwa para pengusaha mematuhi Undang-Undang Ketenagakerjaan Indonesia, melindungi kesehatan anak-anak karyawan, dan menjamin loyalitas dan produktivitas dari ibu-ibu yang bekerja. Untuk mengunduh pedoman ini, silakan kunjungi: http://www.betterwork.org/indonesia/?page_ id=2077. a Better Work Indonesia Betterworkindo www.betterwork.org/indonesia LINGKUNGAN KERJA RAMAH LAKTASI Pedoman Untuk Perusahaan Better Work Indonesia funded by : 1 Pedoman ini tersedia dalam tiga bahasa: Inggris, Indonesia, dan Korea. 2. Undang-Undang dan Peraturan yang Menyangkut Aktivitas Ibu Menyusui Untuk melengkapi pedoman Linkungan Kerja Ramah Laktasi, Better Work Indonesia juga telah menyusun sebuah buku pegangan tentang Undang-Undang dan Peraturan yang Menyangkut Aktivitas Ibu Menyusui. Untuk mengunduh undang-undang dan peraturan ini silakan kunjungi: http://www.betterwork.org/indonesia/?page_ id=2077. Buku pegangan ini tersedia dalam tiga bahasa: Inggris, Indonesia, dan Korea. a Better Work Indonesia Betterworkindo www.betterwork.org/indonesia UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN TENTANG MENYUSUI Better Work Indonesia funded by : www.betterwork.org/indonesia Better Work Indonesia Betterworkindo PEDOMAN PENCEGAHAN PELECEHAN DI TEMPAT KERJA Pedoman Untuk Perusahaan Better Work Indonesia funded by : 22 3.Pedoman Pencegahan Pelecehan di Tempat Kerja/Pedoman untuk Perusahaan Pelecehan di tempat kerja menjadi salah satu perhatian utama bagi sebagian besar mitra kerja Better Work Indonesia; demikian pula bagi manajemen pabrik dan para pekerja. Untuk alasan inilah Better Work Indonesia mengembangkan Pedoman Pencegahan Pelecehan Seksual di Tempat Kerja. Pedoman ini tidak mengikat secara hukum, namun demikian, buku pedoman ini menyediakan panduan penting dan bisa menjadi rujukan bagi para pengusaha, pekerja, dan perusahaan yang sedang berusaha untuk mencegah dan menyikapi secara efektif pelecehan di tempat kerja. Untuk mengunduh pedoman ini, silakan kunjungi: http://www.betterwork.org/indonesia/?page_id=2504. Buku pedoman ini tersedia dalam tiga bahasa: Inggris, Indonesia, dan Korea. Selain buku pedoman, Better Work Indonesia juga menciptakan serial video tentang pencegahan pelecehan di tempat kerja. Serial video tersebut dapat di ungguh melalui saluran Youtube dengan mengetik kata kunci berikut: • BWI: Menangani Pelecehan di Tempat Kerja • BWI: Pencegahan Penindasan di Tempat Kerja • BWI: Pencegahan Pelecehan Seksual di Tempat Kerja • BWI: Pencegahan Pelecehan di Tempat Kerja Serial video tentang pencegahan pelecehan di tempat kerja tersedia dalam tiga bahasa: Inggris, Indonesia and Korea. www.betterwork.org/indonesia Better Work Indonesia Betterworkindo MEMPEKERJAKAN PENYANDANG DISABILITAS Pedoman Untuk Perusahaan Better Work Indonesia funded by : 1 a Better Work Indonesia Betterworkindo www.betterwork.org/indonesia PENANGANAN HIV & AIDS DI TEMPAT KERJA Pedoman Untuk Perusahaan 4. Mempekerjakan Penyandang Disabilitas/ Pedoman Untuk Perusahaan Orang yang memiliki keterbatasan fisik menghadapi berbagai kesulitan yang lebih besar di tempat kerja dibandingkan rata-rata orang pada umumnya. Better Work Indonesia bekerja bersama-sama dengan pabrik mitranya untuk meningkatkan kesempatan dan pelayanan bagi para pekerja dengan disabilitas. Oleh karena itu, untuk memastikan kesiapan perusahaan dalam mempekerjakan orang-orang dengan disabilitas, Better Work Indonesia telah mempersiapkan sebuah pedoman yang memberikan bimbingan praktis dan informasi untuk para pengusaha dalam mengelola masalah disabilitas di tempat kerja. Untuk mengunduh pedoman ini, silakan kunjungi: http://www.betterwork.org/indonesia/?page_id=134. Buku pedoman ini tersedia dalam tiga bahasa: Inggris, Indonesia, dan Korea. 5.Menangani HIV dan AIDS di Tempat Kerja/ Pedoman Untuk Perusahaan HIV dan AIDS telah lama dianggap tidak sekedar permasalahan kesehatan publik; permasalahan ini juga telah menjadi tantangan dalam pembangunan, permasalahan di tempat kerja dan sumber kekhawatiran yang tersebar luas. Dalam konteks sektor garmen di Indonesia, pekerja dengan HIV atau AIDS membutuhkan perhatian khusus dan para pengusaha dapat memperbaiki kondisi kerja bagi para pekerja tersebut. Better Work Indonesia telah menciptakan pedoman yang memberikan petunjuk praktis bagi pengusaha untuk dapat memberika pelayanan yang memadai dan mencukupi bagi kelompak masyarakat yang terkena dampak. Untuk mengunduh pedoman ini, silakan kunjungi website kami. Buku pedoman ini tersedia dalam tiga bahasa: Inggris, Indonesia, dan Korea. SISTEM SMS UNTUK MENYAMPAIKAN KELUH KESAH Better Work Indonesia terus berusaha untuk menciptakan innovative-ways untuk dapat berkomunikasi dengan pekerja dalam rangka meningkatkan kepatuhan rantai pasokan global terhadap peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan. Salah satu cara yang dilakukan oleh BWI adalah menciptakan sistem SMS yang menangani keluh kesah bagi para pekerja di pabrik garmen di Indonesia. Hal ini dilakukan karena kebanyakan keluhan dari para pekerja tidak terhubung dengan sistem dan tidak tercatat sebagaimana mestinya, dan hal ini menyebabkan keluhan-keluhan yang masuk tidak dapat di tindak lanjuti tepat waktu. Dengan adanya sistem SMS ini, maka para pekerja dapat menyampaikan keluhan mereka secara rahasial. Keluhan pekerja disampaikan dalam bentuk SMS melalui telephone genggam yang mereka miliki ke nomor telephone yang telah ditentukan dan dikelola secara sistematis oleh komputer. Sistem ini kemudian menyaring keluhan para pekerja sesuai dengan kategori yang telah ditentukan. Secara otomatis, sistem SMS ini akan memberikan ringkasan laporan analitis secara berkala (mingguan/bulanan) kepada pihak manajemen serta pelacakan untuk memastikan tindak lanjut atas laporan tersebut. Selanjutnya, sistem SMS yang diciptakan oleh BWI ini dapat menciptakan pesan automatis untuk memberitahukan bahwa keluhan para pekerja telah diterima dan akan ditindak lanjuti oleh pihak yang berwenang. Salah satu mitra pabrik yang telah mengimplementasikan sistem SMS keluh kesah ini adalah PT Citra Abadi sejati. Ibu Rini Widyaningsih dari unit compliance menyatakan bahwa PT Citra Abadi sejati merasakan manfaat dari pelaksanaan sistem SMS keluh kesah ini. “Sistem SMS yang diciptakan oleh Better Work Indonesia memampukan manajemen untuk melakukan tindak lanjut yang lebih cepat atas permasalahan yang disampaikan oleh pekerja,” tambah Widyaningsih. Sistem SMS keluh kesah ini juga diadopsi oleh salah satu pembeli internasional, Adidas. Dalam Sustainability Progress Report: Performance Account (2012: 13) dinyatakan bahwa Adidas terinspirasi oleh salah proyek ILO, Better Work di Indonesia, perusahaan tersebut memutuskan untuk melakukan tes komunikasi menggunakan telephone genggam sebagai salah satu cara alternatif untuk meningkatkan komunikasi dengan pekerja. Penelitian yang dilakukan oleh Better Work baru baru ini mengungkapkan bahwa, hampir, keseluruhan pekerja pabrik di Indonesia saat ini memiliki telephone genggam dan mereka adalah pengguna aktif. Adidas percaya bahwa teknologi telephone genggam tidak hanya digunakan oleh pekerja untuk menyampaikan keluhan, tapi juga dapat digunakan untuk meningkatkan komunikasi dengan pekerja. Adidas telah melakukan beberapa proyek percontohan di beberapa pabrik yang berada di Indonesia dan mendapatkan respon positif dari pekerja dan manajemen. Di tahun 2013 ini , Adidas berencana untuk mereplikasi sistem ini di beberapa pabrik di Indonesia dan akan memulai proyek percontohan serupa di Vietnam. Melihat keberhasilan yang dialami oleh mitra kerjanya, BWI berharap melalui sistem SMS ini, akan tercipta kesadaran diantara para pekerja bahwa mereka memiliki hak untuk bersuara dan menyampaikan keluhan, serta meningkatkan kepercayaan antara pekerja dan manajemen yang berdampak pada peningkatan produktifitas dalam rantai pasokan global. Keuntungan dari Sistem SMS Keluh Kesah: • Para pekerja dapat mengirimkan keluhan melalui sebuah sistem yang dapat dijamin kerahasiannya. • Sistem dapat men-filter sehingga dapat mengkategorikan keluhan berdasarkan frekuensi pelaporan serta tingkat keseriusan suatu permasalahan. • Para pekerja dapat mengirimkan keluhan mereka dengan biaya yang murah. • Pabrik dapat secara proaktif menginformasikan keputusan-keputusan yang diambil oleh manajemen karena memiliki data yang akurat. MENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL DAN SMS UNTUK MENJANGKAU ANGGOTA SERIKAT PEKERJA. Serikat pekerja mampu memberikan kontribusi positif terhadap dialog yang terkait dengan hubungan industrial dalam rangka meningkatkan kondisi kerja. Oleh karena itu, Better Work Indonesia (BWI) memiliki komitmen untuk selalu memberikan kesempatan bagi para serikat pekerja untuk meningkatkan kapasitas kemampuan mereka. Salah satu area yang membutuhkan peningkatan tersebut adalah komunikasi. Dengan kian bertambahnya anggota serikat pekerja di tanah air, maka komunikasi serikat pekerja yang selama ini menggunakan media tradisional dapat ditingkatkan seiring dengan perkembangan teknologi. BWI yang telah sukses menggunakan media sosial dan program SMSnya dapat membantu serikat pekerja untuk menjangkau anggota mereka dengan penggunaan sistem dan biaya yang efektif. Oleh karena itu, BWI kini telah bekerja sama dengan konfederasi serikat pekerja nasional. Tiap organisasi tersebut telah memberikan sinyal komitmen mereka untuk melakukan proyek percontohan media sosial dan SMS dalam rangka meningkat jangkauan mereka kepada khalayak yang lebih luas lagi, sehingga pada saat yang bersamaan juga dapat meningkatkan jumlah anggota mereka. Dalam rangka menjalankan inisiatif ini, setiap federasi telah menunjuk seorang koordinator media sosial untuk bekerja sama dengan BWI. Selanjutnya, BWI akan bersama-sama dengan para koordinator sosial media mengimplementasikan inisiatif ini agar dapat melakukan pengembangan pesanpesan, kualitas kontrol, serta melihat permasalahan yang ada. Isi dari pesan-pesan program ini dan cara menghantarkannya menjadi sangat penting dalam rangka mencapai kesuksesan bagi proyek percontohan ini. BWI telah melakukan uji coba beberapa kampanye di tahun 2013 dengan topik-topik seperti pelecehan di tempat kerja, kesehatan dan keselamatan kerja dan pekerja anak. Pesan-pesan dari kampanye ini menjadi lebih berarti dengan adanya bantuan dari media sosial yang mampu menjadi insipirasi dan contoh bagi para serikat pekerja. Informasi-informasi tersebut ditampilkan melalui cara lebih menarik seperti video, photo, cerita pandek, dan bahkan pesan di twitter dan beraneka postingan lainnya. Serikat pekerja dan federasinya dapat memuat pesan penting mereka dengan menggunakan Facebook, Twitter atau Youtube; yang merupakan media yang digunakan BWI untuk lebih melibatkan para mitra kerjanya. “Halaman facebook tiap federasi sedang mengalami perubahan dari informasi statis menjadi informasi dinamis yang berfungsi sebagai sumber informasi dan potongan berita bagi para anggota kami,” kata Jimmy, koordinator sosial media Federasi Garmen Kerajinan Tekstil Kulit & Sepatu (F-SB Garteks). Ia juga mengungkapkan bahwa F-SB Garteks berkomitmen untuk menggunakan sosial media sebagai bentuk lain dari majalah online bagi para anggotanya. “Walaupun bentuknya berbeda dari majalah pada umumnya, tetapi isinya adalah informasi yang singkat padat yang menjadi perhatian para anggota, “ucap Fritzonda. Sampai saat ini Facebook F-SB Garteks telah disukai oleh 1,212 jumlah tersebut sangat mencengangkan karena Facebook mereka baru. Selain Facebook, F-SB Garteks juga tengah mempersiapkan pusat informasi on-line yang dapat diakses oleh anggota mereka pada umumnya. pengunjung dan masih tergolong website sebagai atau masyarakat “Perkembangan teknologi terkini telah memungkinkan orang untuk mengakses informasi di mana saja dan kapan saja. Melihat hal tersebut, kami harus dapat mempersiapkan anggota F-SB Garteks untuk dapat memiliki akses serupa terutama terkait dengan pergerakan buruh di Indonesia dan pengetahuan tentang perundanganundangan ketenagakerjaan, dan hal terkait lainnya.“ kata Elly Rosita, Ketua Umum F-SB Garteks. Menurut Rosita, media sosial dan website merupakan salah satu cara yang paling mungkin dilakukan dalam rangka penyebaran informasi yang cepat dan tanpa batas. Sementara itu serikat pekerja lainnya juga telah berhasil mengadopsi sistem ini, namun perbaikan dan bantuan masih diperlukan. Pelatihan dan dukungan teknis masih sangat dibutuhkan oleh serikat pekerja untuk memampukan mereka beradaptasi serta mahir dalam menggunakan sistem komunikasi yang baru ini. Selain itu dibutuhkan dukungan dan perhatian dari para pemangku kepentingan lainnya agar supaya para pekerja mendapatkan akses terhadap informasi yang dapat dipercaya dan diandalkan. PENINGKATAN KAPASITAS SERIKAT PEKERJA Better Work Indonesia (BWI) berusaha keras meningkatkan kepatuhan agar sesuai dengan standar inti ketenagakerjaan internasional dan memfasilitasi daya saing dalam rantai pasokan global. Satu aspek dari mandat ini adalah untuk membina pengembangan serikat pekerja sehingga mereka dapat berkontribusi secara positif pada dialog hubungan industri dan mendapat pembekalan yang lebih baik dalam berinteraksi dengan pihak manajemen dan pemerintah dalam berbagai persoalan tenaga kerja. Oleh karena itu, BWI melaksanakan beberapa survei dan konsultasi dengan serikatserikat pekerja untuk mengetahui ragam kebutuhan mereka dalam peningkatan kapasitas. Temuan utama dari riset menunjukkan bahwa serikat pekerja pada tingkat pabrik memerlukan dukungan peningkatan kapasitas berkenaan dengan ketrampilan dan pengetahuan mereka untuk mendorong sepenuhnya hak-hak mereka dan mereka memerlukan bantuan agar dapat menjalankan mandat yang dibebankan kepada mereka secara efektif. Serikat-serikat pekerja di tingkat pabrik pada umumnya memerlukan keahlian teknis yang lebih besar guna dapat mendukung hak-hak pekerja secara lebih efektif ketika menegosiasikan Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau memperdebatkan berbagai persoalan di tempat kerja dalam forum Lembaga Kerja Sama Bipartit (LKSB). Sebenarnya, kadang-kadang serikat pekerja di tingkat pabrik tidak menyadari bahwa pengusaha melanggar undang-undang yang berlaku sejak awal. Tanpa kesadaran semacam itu dan pengetahuan fundamental, kesulitan yang dihadapi oleh pekerja pabrik garmen jarang mengalami perbaikan. Oleh karena itu program perintis telah dilaksanakan; sejauh ini BWI telah melakukan seri pelatihan yang berkaitan dengan negosiasi KKB di tahun 2012. Adapun tujuan dari pelatihan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam bernegosiasi untuk dapat memfasilitasi KKB. Di masa yang akan datang, BWI akan terus membantu para anggota serikat pekerja untuk dapat mengembangkan kapasitas mereka. Dibawah ini adalah pelatihan yang rencananya akan terus dilakukan pada tahun 2013. JENIS PELATIHAN TUJUAN Peran dan Fungsi Serikat Pekerja Untuk mengedukasi perwakilan serikat pekerja di tingkat pabrik tentang mandat mereka sepenuhnya Kesadaran Serikat Pekerja Untuk mengedukasi para pekerja tidak hanya hak mereka untuk bergabung dengan serikat pekerja, tetapi juga cara untuk dapat memanfaatkan serikat pekerja bagi kepentingan mereka. Kerjasama Serikat Pekerja Untuk membina kerjasama antar serikat pekerja di mana ada lebih dari satu serikat pekerja. Prosedur KKB Untuk mengedukasi perwakilan serikat pekerja di tingkat pabrik tentang prosedur yang benar ketika bernegosiasi KKB yang baru atau yang telah kadarluarsa. Negosiasi KKB Untuk mengedukasi perwakilan serikat pekerja di tingkat pabrik terkait dengan strategi dan taktik khusus yang dapat digunakan untuk memfasilitasi negosiasi KKB yang menguntungkan. Undang-Undang Ketenagakerjaan Untuk meningkatkan pengetahuan perwakilan serikat pekerja sehubungan dengan undang-undang ketenagakerjaan sehingga serikat pekerja mampu mempertahankan kepentingan pekerja secara efektif. Manajemen Keuangan Untuk memahami proses dasar penganggaran dan pengendalian internal manajemen keuangan. JENIS PELATIHAN TUJUAN Pelatihan Serah Terima Membantu serikat pekerja untuk menyusun prosedur serah terima yang layak sehingga susunan pengurus serikat pekerja yang baru mengetahui informasi terkini secara pasti dan berbagai persoalan yang perlu ditindaklanjuti. Penilaian Perusahaan Untuk mengedukasi serikat pekerja di tingkat pabrik agar dapat melakukan penilaian tentang perusahaan. Memperkuat ikatan antara Pabrik Untuk menciptakan kerangka dan prosedur kerja serta memudahkan bantuan dan akses informasi. Selain itu, untuk mengedukasi serikat pekerja di tingkat pabrik berkenaan dengan peraturan LKSB dan memastikan bahwa peraturan tersebut diimplementasikan dengan baik. LKS Bipartit Untuk mengedukasi serikat pekerja di tingkat pabrik sehubungan dengan peraturan LKSB dan memastikan bahwa peraturan tersebut dapat dijalankan dengan baik. BWI melatih para pengurus serikat pekerja sehingga mereka dapat menularkan pengetahuan kepada para anggota serikat pekerja yang berada di tingkat pabrik. Penting bagi serikat pekerja untuk senantiasa mendapatkan pengembangan kapasitas yang bersifat komprehensif guna menciptakan struktur dan berbagai pendekatan yang lebih kuat pada pekerjaan mereka; sehingga mereka dapat membangun keanggotaan mereka dan bertindak lebih efektif sebagai wakil para pekerja guna meraih masa depan yang lebih baik dan kondisi kerja yang lebih baik. Newsletter ini diterbitkan oleh: ILO melalui Better Work Indonesia program. Opini yang terdapat didalam terbitan ini tidak mencerminkan pandangan resmi dari Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), maupun Korporasi Keuangan Internasional (IFC). Apabila ada pertanyaan lainnya, mohon menghubungi Petugas Manajemen Pengetahuan [email protected].