PELESAPAN DAN PERUBAHAN FONEM BAHASA INDONESIA PADA BALITA USIA 3 TAHUN Disusun Oleh: Siti Rohmah Devya Erfitri Rahmadhani Kamissatur Rohmah M. Yahya Ina Izatur Rohma Riska Ainun Khoiria Sulistiani Azizah LATAR BELAKANG Sebagai salah satu sarana komunikasi, bahasa memegang peranan sangat penting. Bahasa dapat digolongkan menjadi dua bagian, yakni bahasa verbal dan nonverbal. Salah satu ciri atau sifat yang hakiki dari bahasa yaitu bahasa itu adalah sebuah sistem. Sebagai sebuah sistem, bahasa itu sekaligus bersifat sistematis dan sistemis (Chaer, 2012: 35). Bahasa merupakan alat komunikasi yang diperoleh manusia sejak lahir. Pada awal bayi dilahirkan belum memiliki kemampuan dalam berbicara dengan orang lain. Perkembangan bahasa anak dimulai sejak lahir sampai usia 5 tahun secara khusus telah memperoleh beribu-ribu kosakata, sistem fonologi dan gramatikal serta aturan kompleks yang sama untuk menggunakan bahasa mereka dengan sewajarnya dalam banyak latar sosial. Selama usia dini ini, anak tidak pernah belajar bahasa, apalagi mempelajari kosa kata secara khusus, bayi memeroleh bahasa sejak beberapa bulan pertama, jauh sebelum mereka dapat mengatakan kata pertama. Ada beberapa indikasi bahwa bayi dapat merespon suara (Child-direct speech). Hal ini sering disebut sebagai bahasa ibu dan ayah yang dikarakteristikkan dengan intonasi dan irama yang unik. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa anak-anak merasakan bahasa ayah dan ibu melalui beberapa hal. Diantaranya adalah dengan pertanyaan yang sering diajukan, respon verbal dan nonverbal yang diikuti dengan diterima, dan interaksi. Hal ini mengindikasikan bahwa anak-anak akan mengembangkan bahasa lebih cepat daripada yang lain (Suryadi, 2010: 96). Perkembangan selanjutnya anak mampu menambah kosakata secara mandiri dalam bentuk komunikasi yang baik. Ketika anak mempelajari sebuah bahasa dari ujaran orang tuanya, otomatis anak tersebut tidak hanya belajar kata dan kalimatnya saja, melainkan struktur kalimat yang diucapkan orang tuanya. Jika srtuktur kalimat yang diucapkan orang tuanya salah maka secara otomatis anak juga merekam struktur kalimat yang salah. Ketika orang tua memberikan kesempatan bergaul dengan sekelilingnya, bertanya, berdialog pada anak secara otomatis orang tua memberikan penambahan kosakata pada anak, dan anak bisa merangkai kalimat dengan benar. Pada tahap ini sangat baik bagi anak pada tahap prasekolah untuk meningkatkan kemampuan berbahasanya (Sudarja, 1988: 80). Bahasa pertama bagi anak sangat baik untuk berpikir, memecahkan masalah dan mendiskusikan ide. Maka dari itu kemampuan bahasa pada anak sangat baik jika dimulai dari lingkungan keluarga (Warner, 2005: 217). Objek penelitian yang dipakai adalah ujaran balita. Peneliti menganalisis beberapa pelesapan dan perubahan fonem dalam bahasa anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelesapan dan perubahan fonem bahasa Indonesia pada ujaran balita usia 3 tahun. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan acuan untuk memperoleh pengetahuan yang berhubungan dengan tataran sintaksis dan linguistik umumnya. KAJIAN TEORI Fonem merupakan satuan bunyi terkecil suatu bahasa yang berfungsi membedakan makna. Sebagai bentuk linguistik terkecil yang membedakan makna, wujud fonem tidak hanya berupa bunyi-bunyi segmental (baik vokal maupun konsonan), tetapi bisa juga berupa unsur-unsur suprasegmental (baik tekanan, nada, durasi maupun jeda). Walaupun kehadiran unsur suprasegmental ini tidak bisa dipisahkan dengan bunyi-bunyi segmental, selama ia bisa dibuktikan secara empiris sebagai unsur yang membedakan makna. Pelesapan fonem sendiri merupakan hilangnya salah satu atau beberapa fonem dalam satuan bahasa yang diujarkan oleh manusia. Contoh dari pelesapan yang dimaksud misalnya [sejarah + wan] = sejarawan (fonem /h/ telah hilang). Sedangkan perubahan fonem merupakan perubahan yang terjadi pada satu atau beberapa fonem dalam satuan bahasa yang diujarkan oleh alat wicara manusia. Contoh dari perubahan fonem yang dimaksud misalnya perubahan fonem pada [ber- + ajar] = belajar (fonem /r/ berubah menjadi /l/). Jenis-jenis perubahan fonem menurut Muslich (2010: 118-127) diantaranya yaitu asimilasi, disimilasi, modifikasi vokal, netralisasi, dan zeroisasi (kontraksi). Salah satu kemampuan anak yang sedang berkembang adalah kemampuan berbahasa, perkembangan bahasa anak usia dini memang belum sempurna. Hal ini disebabkan karena kemampuan sistem tuturan yang belum sempurna. Kegagalan anak membunyikan perkataan dengan betul merupakan hal yang wajar karena ini berkaitan dengan kemampuan sistem tuturan. Sistem tuturan ini akan lebih mudah dilakukan setelah seorang anak bertambah umurnya dan lebih dewasa (Jakobson dalam Dardjowidjojo, 2010: 238). Pelafalan tuturan anak yang tidak sempurna, misalnya dalam pelafalan terdapat pelesapan fonem dan perubahan fonem. Pelesapan dan perubahan fonem terjadi karena anak-anak belum dapat melafalkan fonem-fonem tertentu. Selain itu, pelesapan dan perubahan fonem terjadi karena orang sekeliling anak menggunakan pengucapan dengan menirukan ucapan anak tersebut sebagai tanda sayang. Misalnya, “susu” diucapkan “cucu”, kebiasaan seperti ini akan mempengaruhi penerimaan anak dan berakhir pada pemerolehan ujaran yang tidak sempurna dan dapat mengubah fonem dan mempunyai makna yang berbeda. METODE PENELITIAN Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi. Peneliti melakukan pengamatan terhadap ujaran balita usia 3 tahun. Kemudian peneliti mentranskripsi fonetiskan ujaran tersebut untuk selanjutnya dianalisis. Untuk analisis data, peneliti menggunakan metode perbandingan. Peneliti membandingkan antara kebahasaan yang satu dengan yang lainnya, antara ujaran balita dengan bunyi ungkapan anak yang sebenarnya. Untuk penyajian data, peneliti menggunakan metode deskriptif. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki (Nazir, 1988: 63). Peneliti membuat deskripsi mengenai beberapa pelesapan dan perubahan fonem bahasa Indonesia pada balita usia 3 tahun. HASIL DAN PEMBAHASAN Beberapa pelesapan dan perubahan fonem bahasa Indonesia pada balita usia 3 tahun sebagai berikut: 1. [aku] [maw ] [poto] [cəndili] Bunyi ungkapan anak sebenarnya:‘aku mau foto sendiri’. Pada kalimat di atas terdapat perubahan pada bunyi bahasa. Ada satuan fonem yang berubah seperti /f/ berubah menjadi /p/ yang terletak di posisi onset pada [po+to] yang seharusnya [fo+to], /s/ berubah menjadi /c/ dan /r/ berubah menjadi /l/ yang terletak di posisi onset pada [cən+di+li] yang seharusnya [sən+di+ri]. Pemerolehan bahasa yang kali pertama yaitu pemerolehan fonem. Di usia 3 tahun, anak menguasai seluruh vokal dan belum menguasai seluruh konsonan sehingga dapat terjadi perubahan fonem terutama pada konsonan seperti ujaran di atas. 2. [kila-kila] [hadiya] [apa] [ya] Bunyi ungkapan anak sebenarnya: ‘kira-kira hadiah apa ya’. Pada kalimat di atas terdapat perubahan pada bunyi bahasa. Ada satuan fonem yang berubah seperti /r/ berubah menjadi /l/ yang terletak di posisi onset pada [ki+la-ki+la] yang seharusnya [ki+ra-ki+ra]. Ada juga satuan fonem yang dilesapkan seperti /h/ yang terletak di posisi koda dilesapkan pada [ha+di+ya] yang seharusnya [ha+di+yah], sehingga hanya terdengar [ha+di+ya]. Pemerolehan bahasa yang kali pertama yaitu pemerolehan fonem. Di usia 3 tahun, anak menguasai seluruh vokal dan belum menguasai seluruh konsonan sehingga dapat terjadi pelesapan dan perubahan fonem terutama pada konsonan seperti ujaran di atas. 3. [kaci?] [taw ] [mba?] [Lala?] Bunyi ungkapan anak sebenarnya: ‘kasih tau mbak Lalak’. Pada kalimat di atas terdapat perubahan pada bunyi bahasa. Ada satuan fonem yang berubah seperti /s/ berubah menjadi /c/ yang terletak di posisi onset dan /h/ berubah menjadi /?/ yang terletak di posisi koda pada [ka+ci?] yang seharusnya [ka+sih]. Pemerolehan bahasa yang kali pertama yaitu pemerolehan fonem. Di usia 3 tahun, anak menguasai seluruh vokal dan belum menguasai seluruh konsonan sehingga dapat terjadi perubahan fonem terutama pada konsonan seperti ujaran di atas. 4. [dihabicin] [cama] [mama] Bunyi ungkapan anak sebenarnya: ‘dihabisin sama mama’. Pada kalimat di atas terdapat perubahan pada bunyi bahasa. Ada satuan fonem yang berubah seperti /s/ berubah menjadi /c/ yang terletak di posisi onset pada [di+ha+bi+cin] yang seharusnya [di+ha+bi+sin], /s/ berubah menjadi /c/ yang terletak di posisi onset pada [ca+ma] yang seharusnya [sa+ma]. Pemerolehan bahasa yang kali pertama yaitu pemerolehan fonem. Di usia 3 tahun, anak menguasai seluruh vokal dan belum menguasai seluruh konsonan sehingga dapat terjadi perubahan fonem terutama pada konsonan seperti ujaran di atas. 5. [mba?] [Lala?] [cabun] [maņa] Bunyi ungkapan anak sebenarnya: ‘mbak Lalak sabun mana’. Pada kalimat di atas terdapat perubahan pada bunyi bahasa. Ada satuan fonem yang berubah seperti /s/ berubah menjadi /c/ yang terletak di posisi onset pada [ca+bun] yang seharusnya [sa+bun]. Pemerolehan bahasa yang kali pertama yaitu pemerolehan fonem. Di usia 3 tahun, anak menguasai seluruh vokal dan belum menguasai seluruh konsonan sehingga dapat terjadi perubahan fonem terutama pada konsonan seperti ujaran di atas. 6. [cakit’] [pəyut’] Bunyi ungkapan anak sebenarnya: ‘sakit perut’. Pada kalimat di atas terdapat perubahan pada bunyi bahasa. Ada satuan fonem yang berubah seperti /s/ berubah menjadi /c/ yang teletak di posisi onset pada [ca+kit’] yang seharusnya [sa+kit], /r/ berubah menjadi /y/ yang terletak di posisi onset pada [pə+yut’] yang seharusnya [pə+rut]. Pemerolehan bahasa yang kali pertama yaitu pemerolehan fonem. Di usia 3 tahun, anak menguasai seluruh vokal dan belum menguasai seluruh konsonan sehingga dapat terjadi perubahan fonem terutama pada konsonan seperti ujaran di atas. 7. [meñompat’] [papa] Bunyi ungkapan anak sebenarnya: ‘melompat papa’. Pada kalimat di atas terdapat perubahan pada bunyi bahasa. Ada satuan fonem yang berubah seperti /l/ berubah menjadi /ñ/ yang terletak di posisi onset pada [me+ñom+pat’] yang seharusnya [me+lom+pat]. Pemerolehan bahasa yang kali pertama yaitu pemerolehan fonem. Di usia 3 tahun, anak menguasai seluruh vokal dan belum menguasai seluruh konsonan sehingga dapat terjadi perubahan fonem terutama pada konsonan seperti ujaran di atas. 8. [cali] [papa] [lagi] [ahmat’] Bunyi ungkapan anak sebenarnya: ‘cari papa lagi ahmad’. Pada kalimat di atas terdapat perubahan pada bunyi bahasa. Ada satuan fonem yang berubah seperti /r/ berubah menjadi /l/ yang terletak di posisi onset pada [ca+li] yang seharusnya [ca+ri]. Pemerolehan bahasa yang kali pertama yaitu pemerolehan fonem. Di usia 3 tahun, anak menguasai seluruh vokal dan belum menguasai seluruh konsonan sehingga dapat terjadi perubahan fonem terutama pada konsonan seperti ujaran di atas. 9. [maw] [bəyi] [bus] [aja] Bunyi ungkapan anak sebenarnya: ‘mau beli buzz saja’. Pada kalimat di atas terdapat perubahan pada bunyi bahasa. Ada satuan fonem yang berubah seperti /l/ berubah menjadi /y/ yang terletak di posisi onset pada [bə+yi] yang seharusnya [bə+li]. Ada juga satuan fonem yang dilesapkan seperti /s/ yang terletak di posisi onset dilesapkan pada [a+ja] yang seharusnya [sa+ja] sehingga hanya [a+ja] yang terdengar. Ada juga perubahan sekaligus pelesapan fonem, /s/ berubah menjadi /z/ yang terletak di posisi koda dan terjadi pelesapan /z/ yang terletak di posisi koda pada [bus] yang seharusnya [buzz] sehingga hanya terdengar [bus]. Pemerolehan bahasa yang kali pertama yaitu pemerolehan fonem. Di usia 3 tahun, anak menguasai seluruh vokal dan belum menguasai seluruh konsonan sehingga dapat terjadi perubahan fonem dan pelesapan fonem terutama pada konsonan seperti ujaran di atas. 10. [bəlapa] [halgaña] [mba?] Bunyi ungkapan anak sebenarnya: ‘berapa harganya mbak’. Pada kalimat di atas terdapat perubahan pada bunyi bahasa. Ada satuan fonem yang berubah seperti /r/ berubah menjadi /l/ yang terletak di posisi onset pada [bə+la+pa] yang seharusnya [bə+ra+pa], /r/ berubah menjadi /l/ yang terletak di posisi koda pada [hal+ga+ña] yang seharusnya [har+ga+ña]. Pemerolehan bahasa yang kali pertama yaitu pemerolehan fonem. Di usia 3 tahun, anak menguasai seluruh vokal dan belum menguasai seluruh konsonan sehingga dapat terjadi perubahan fonem terutama pada konsonan seperti ujaran di atas. 11. [liyat’] [ini] [buku] [aa?] Bunyi ungkapan anak sebenarnya: ‘lihat ini buku aak’. Pada kalimat di atas terdapat perubahan pada bunyi bahasa. Ada satuan fonem yang berubah seperti /h/ berubah menjadi /y/ yang terletak di posisi onset pada [li+yat’] yang seharusnya [li+hat’]. Pemerolehan bahasa yang kali pertama yaitu pemerolehan fonem. Di usia 3 tahun, anak menguasai seluruh vokal dan belum menguasai seluruh konsonan sehingga dapat terjadi perubahan fonem dan pelesapan fonem terutama pada konsonan seperti ujaran di atas. 12. [mama] [jiji] [ke] [pasal] Bunyi ungkapan anak sebenarnya: ‘mama gigi ke pasar’. Pada kalimat di atas terdapat perubahan pada bunyi bahasa. Ada satuan fonem yang berubah seperti /g/ berubah menjadi /j/ yang terletak di posisi onset pada [ji+ji] yang seharusnya [gi+gi], /r/ berubah menjadi /l/ yang terletak di posisi koda pada [pa+sal] yang seharusnya [pa+sar]. Pemerolehan bahasa yang kali pertama yaitu pemerolehan fonem. Di usia 3 tahun, anak menguasai seluruh vokal dan belum menguasai seluruh konsonan sehingga dapat terjadi perubahan fonem terutama pada konsonan seperti ujaran di atas. 13. [ini] [bica] [təlbaƞ] [ga?] Bunyi ungkapan anak sebenarnya: ‘ini bisa terbang gak’ Pada kalimat di atas terdapat perubahan pada bunyi bahasa. Ada satuan fonem yang berubah seperti /s/ berubah menjadi /c/ yang terletak di posisi onset pada [bi+ca] yang seharusnya [bi+sa], /r/ berubah menjadi /l/ yang terletak di posisi koda pada [təl+baƞ] yang seharusnya [tər+baƞ]. Pemerolehan bahasa yang kali pertama yaitu pemerolehan fonem. Di usia 3 tahun, anak menguasai seluruh vokal dan belum menguasai seluruh konsonan sehingga dapat terjadi perubahan fonem terutama pada konsonan seperti ujaran di atas. 14. [aa?] [potoin] [di] [cini] Bunyi ungkapan anak sebenarnya: ‘aak fotoin di sini’. Pada kalimat di atas terdapat perubahan pada bunyi bahasa. Ada satuan fonem yang berubah seperti /f/ berubah menjadi /p/ yang terletak di posisi onset pada [po+to+in] yang seharusnya [fo+to+in], /s/ berubah menjadi /c/ yang terletak di posisi onset pada [ci+ni] yang seharusnya [si+ni]. Pemerolehan bahasa yang kali pertama yaitu pemerolehan fonem. Di usia 3 tahun, anak menguasai seluruh vokal dan belum menguasai seluruh konsonan sehingga dapat terjadi perubahan fonem terutama pada konsonan seperti ujaran di atas. 15. [hah] [ada] [golila] [tidul] Bunyi ungkapan anak sebenarnya: ‘hah ada gorila tidur’. Pada kalimat di atas terdapat perubahan pada bunyi bahasa. Ada satuan fonem yang berubah seperti /r/ berubah menjadi /l/ yang terletak di posisi onset pada [go+li+la] yang seharusnya [go+ri+la], /r/ berubah menjadi /l/ yang terletak di posisi koda pada [ti+dul] yang seharusnya [ti+dur]. Pemerolehan bahasa yang kali pertama yaitu pemerolehan fonem. Di usia 3 tahun, anak menguasai seluruh vokal dan belum menguasai seluruh konsonan sehingga dapat terjadi perubahan fonem terutama pada konsonan seperti ujaran di atas. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa beberapa fonem yang mengalami pelesapan yaitu /h/ yang terletak di posisi koda, /s/ yang terletak di posisi onset, dan /z/ yang terletak di posisi koda. Beberapa fonem yang mengalami perubahan yaitu /f/ berubah menjadi /p/ yang terletak di posisi onset, /s/ berubah menjadi /c/ yang terletak di posisi onset, /r/ berubah menjadi /l/ yang terletak di posisi onset, /r/ berubah menjadi /l/ yang terletak di posisi koda, /h/ berubah menjadi /?/ yang terletak di posisi koda, /r/ berubah menjadi /y/ yang terletak di posisi onset, /l/ berubah menjadi /ñ/ yang terletak di posisi onset, /l/ berubah menjadi /y/ yang terletak di posisi onset, /s/ berubah menjadi /z/ yang terletak di posisi koda, /h/ berubah menjadi /y/ yang terletak di posisi onset, dan /g/ berubah menjadi /j/ yang terletak di posisi onset. Perubahan fonem yang terjadi pada ujaran anak terjadi pada fonem konsonan. Hal ini dikarenakan anak menguasai seluruh vokal pada usia 3 tahun, tetapi anak masih belum menguasai seluruh konsonan sehingga bisa saja terjadi pelesapan dan perubahan fonem. DAFTAR PUSTAKA Ace Suryadi (2010). “Permasalahan dan Alternatif Kebijakan Peningkatan Relevansi Pendidikan (Studi Relevansi Pendidikan Kerjasama UPI dengan balitbang Kemendiknas)”, (http://file.upi.edu/Direktori/PROCEEDING/Seminar_Internas.NFE, diakses tanggal 18 Mei 2018 pukul 21.30). Adiwikarta, Sudardja (1988). Sosiologi Pendidikan: Isyu dan Hipotesis Tentang Hubungan Pendidikan dengan Masyarakat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Chaer, Abdul (2012). Linguistik Umum. Yogyakarta: Rineka Cipta. Dardjowidjojo, Soenjono (2010). Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Laverne Warner and Jadith Sower (2005). Education Young Children: From Preschool through Primary Grades. Boston: Pearsen Education. Muslich, Mansur (2011). Fonologi Bahasa Indonesia: Tinjauan Dekriptif Sistim Bunyi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara. Nazir, Mohammad (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.