Uploaded by D'rose End'r

TUGASSS

advertisement
1. Manfaat Fototerapi Untuk Bayi Kuning
Fototerapi atau terapi sinar, termasuk pilihan penanganan yang paling umum
digunakan untuk merawat bayi yang kuning akibat kadar bilirubin yang tinggi dalam
tubuh bayi baru lahir. Perawatan ini memanfaatkan sinar ultraviolet buatan untuk
mengurangi kadar bilirubin bayi. Bayi kuning atau dalam bahasa medis dikenal
dengan jaundice adalah keadaan di mana bayi lahir terlihat kuning pada kulit dan bagian
putih mata (sklera). Biasanya, kuning pada bayi dapat muncul sekitar hari ketiga setelah
kelahiran
dan
menghilang
pada
saat
bayi
berusia
dua
minggu. Bayi
lahir
prematur umumnya lebih rentan mengalami kondisi ini. Perawatan paling efektif dan
umum digunakan untuk menangani bayi kuning adalah fototerapi dan transfusi darah.
Gambar 1. Contoh Penggunaan Fototerapi pada Bayi
2. Penyebab Bayi Kuning Yang Membutuhkan Fototerapi
Bayi kuning kebanyakan disebabkan karena organ bayi belum bisa menyingkirkan
kelebihan bilirubin dengan baik. Bilirubin adalah pigmen kuning yang ada dalam darah
dan tinja pada setiap orang.
Bayi kuning tidak bisa dianggap sepele, karena jika tidak segera diobati,
kemungkinan bisa mengancam jiwa bayi Anda. Beberapa hal yang menjadi penyebab
bayi kuning, yakni adanya masalah pada fungsi hati bayi, bayi yang diberi ASI maupun
yang tidak mendapat cukup ASI, gangguan sel darah, adanya ketidakcocokkan jenis darah
antara ibu dan bayi, serta adanya infeksi.
Perubahan warna kulit bisa menjadi lebih sulit dikenali jika bayi Anda memiliki
warna kulit yang lebih gelap. Namun, warna kuning akan lebih jelas pada beberapa
bagian pada tubuh bayi, misalnya di bagian putih mata, di dalam mulut, juga di telapak
tangan dan telapak kaki bayi Anda.
Tanda-tanda lainnya meliputi, bayi yang kerap mengantuk, sering menangis,
lemas, urine berwarna kuning gelap padahal seharusnya bening hingga kuning muda, dan
tinja yang berwarna pucat (seharusnya berwarna kekuningan).
3. Tata Pelaksanaan Fototerapi untuk Bayi Kuning
Umumnya, bayi yang kuning atau jaundice memerlukan perawatan fototerapi
menggunakan bantuan sinar ultraviolet. Fototerapi ini tergolong perawatan yang aman
dan tidak merusak kulit bayi. Adapun dua jenis fototerapi, di antaranya:

Fototerapi Konvensional
Yakni perawatan fototerapi di mana bayi Anda diletakkan di bawah lampu
halogen atau lampu neon ultraviolet, agar sinar dapat diserap tubuh melalui kulit.
Mata bayi ditutup untuk melindungi lapisan saraf mata dari paparan sinar ultraviolet.

Fototerapi Serat Optik
Yakni perawatan fototerapi di mana terdapat kabel serat optik pada selimut yang
digunakan bayi untuk berbaring. Paparan sinar disalurkan melalui kabel tersebut ke
bagian punggung bayi. Perawatan ini umumnya lebih sering digunakan jika bayi Anda
lahir secara prematur.
Kedua jenis fototerapi tersebut memiliki tujuan yang sama, yakni membuat kulit
bayi mendapat paparan sinar sebanyak mungkin. Kedua jenis fototerapi ini biasanya akan
dihentikan selama 30 menit setiap 3-4 jam sekali, sehingga Anda bisa menyusui bayi,
mengganti popoknya, atau sekadar memeluknya.
Sebelum melakukan fototerapi, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan. Di
antaranya:

Seluruh pakaian bayi perlu ditanggalkan, agar kulit bayi terkena sinar ultraviolet
buatan sebanyak mungkin.

Mata bayi harus tertutup guna melindungi lapisan saraf mata (retina) dari paparan
sinar.

Kadar bilirubin diperiksa paling sedikit sekali dalam sehari. Setidaknya setiap 4-6 jam
setelah proses fototerapi dimulai. Begitu kadar bilirubin sudah menurun, maka bayi
Anda akan diperiksa setiap 6-12 jam sekali.

Bayi Anda tetap diberikan ASI atau susu selama terapi ini berlangsung.

Selama perawatan, suhu bayi Anda akan dipantau untuk memastikan tidak terlalu
panas dan akan diperiksa tanda-tanda dehidrasi. Jika mengalami dehidrasi, maka Si
Kecil mungkin akan memerlukan cairan intravena (infus).
Penanganan menggunakan fototerapi akan dihentikan setelah kadar bilirubin turun
ke tingkat yang aman, dan biasanya fototerapi ini memakan waktu 1-2 hari. Kendati
fototerapi sangat dianjurkan untuk mengobati bayi kuning, namun pada keadaan tertentu,
fototerapi ini mungkin menimbulkan efek samping pada bayi Anda. Efek samping
tersebut meliputi dehidrasi, diare, dan timbulnya ruam kulit yang akan hilang begitu
terapi atau perawatan dihentikan.
Fototerapi tidak harus dilakukan di rumah sakit, karena Anda bisa melakukannya
di rumah. Namun, Anda harus memahami secara benar bagaimana menggunakan semua
peralatan terkait perawatan tersebut sesuai dengan anjuran dokter.
Penting untuk memerhatikan kondisi bayi baru lahir, termasuk warna kulitnya,
jika tampak menguning dalam beberapa hari sejak lahir, jangan ragu untuk segera
membawanya berobat ke dokter.
4. Transfusi Tukar, Pilihan Lain Pengobatan Bayi "Kuning"
Transfusi tukar merupakan pilihan lain untuk mengatasi bayi kuning (ikterus
neonatorum). Transfusi tukar hanya dilakukan bila:

Kadar bilirubin di dalam darah bayi anda sangat tinggi dan fototerapi tidak berhasil
menurunkan kadar bilirubin

Kadar bilirubin di dalam darah bayi anda meningkat dengan cepat sehingga harus
segera ditangani (diturunkan)
5. Apa Itu Transfusi Tukar?
Pada transfusi tukar, sejumlah darah bayi anda akan dikeluarkan dan digantikan
dengan darah segar (dari donor). Transfusi tukar merupakan cara tercepat untuk
menurunkan kadar bilirubin. Bayi anda mungkin harus melakukan beberapa kali transfusi
tukar, tergantung pada berapa kadar bilirubin yang masih tersisa di dalam tubuh anda.
Transfusi tukar ini telah lama digunakan untuk mengatasi kadar bilirubin yang sangat
tinggi pada bayi. Para dokter sependapat bahwa terapi ini cukup efektif, walaupun tidak
banyak penelitian yang dapat dilakukan karena faktor etika (untuk penelitian ini, harus
dilakukan suatu perbandingan antara bayi dengan kadar bilirubin yang tinggi yang
menerima terapi transfusi tukar dengan yang tidak menerima transfusi tukar).
6. Efek Samping Transfusi Tukar
Walaupun cukup efektif, transfuse tukar dapat menyebabkan beberapa efek
samping yang cukup berat, yaitu:

1 dari 10 bayi yang menerima transfusi tukar dapat mengalami reaksi yang buruk,
misalnya perdarahan organ dalam

Sekitar 3-4 dari 1.000 bayi yang menerima transfusi tukar meninggal
Sebagian besar bayi yang mengalami reaksi buruk atau meninggal memang telah
berada dalam kondisi yang cukup buruk sebelum transfusi tukar dilakukan.
Sebuah penelitian lainnya yang mengamati bagaimana keadaan bayi sehat setelah
menerima transfusi tukar menemukan bahwa dari 106 bayi sehat yang menerima transfusi
tukar akibat kadar bilirubin yang sangat tinggi, tidak satu pun bayi yang meninggal dan
hanya satu bayi yang mengalami reaksi buruk.
Kenali Tingkat Bilirubin Normal pada Bayi Baru Lahir
Bilirubin merupakan pigmen kuning dalam darah dan tinja. Bilirubin dibuat
oleh tubuh ketika sel darah merah hancur secara alami. Pada bayi baru lahir, salah
satu pertanda kadar bilirubin yang tinggi yaitu kondisi bayi kuning.
Bayi akan kuning jika bilirubin tidak diproses sebagaimana mestinya oleh hati. Hal ini bisa
terjadi karena jumlah bilirubin yang dihasilkan dari penghancuran sel darah terlalu banyak,
sehingga hati tidak sempat memprosesnya, atau memang karena ada gangguan pada organ
hati. Ketika hal ini terjadi, maka permukaan kulit dan bagian putih pada mata menjadi
berwarna kuning. Kondisi ini disebut jaundice.
Memastikan Kadar Bilirubin Normal Melalui Pemeriksaan Darah
Untuk memastikan kadar bilirubin, perlu dilakukan pemeriksaan darah. Pemeriksaan tersebut
dilakukan beberapa hari pertama sejak bayi lahir. Hal ini untuk mencegah kemungkinan
terjadinya dampak yang berbahaya dan mengancam keselamatan bayi.
Pada bayi baru lahir, kadar bilirubin normal seharusnya di bawah 5 mg/dL. Namun, tidak
sedikit bayi baru lahir yang memiliki kadar bilirubin melebihi kadar tersebut. Untuk sebagian
kasus jaundice ringan pada bayi baru lahir, tidak dibutuhkan terapi khusus atau tindakan
medis. Kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2-3 minggu. Namun untuk
kondisi yang lebih berat, perlu mendapat penanganan intensif oleh dokter di rumah sakit.
Penanganan yang diberikan oleh dokter bertujuan untuk mencegah kondisi berbahaya,
yaitu kernikterus, akibat jaundice yang dibiarkan terlalu lama. Kondisi ini merupakan salah
satu jenis kerusakan otak yang disebabkan oleh tingginya kadar bilirubin dalam darah bayi.
Penanganan Bilirubin Tinggi
Bayi kuning akibat bilirubin tinggi dengan kadar sedang hingga berat, harus segera mendapat
penanganan agar dapat kembali normal. Berikut kadar bilirubin tinggi sesuai usia bayi:

Lebih dari 10 mg/dL pada bayi usia kurang dari 1 hari

Lebih dari 15 mg/dL pada bayi usia 1-2 hari

Lebih dari 18 mg/dL pada bayi usia 2-3 hari

Lebih dari 20 mg/dL pada bayi usia lebih dari 3 hari.
Ada beberapa penanganan yang dapat dilakukan sebagai upaya menurunkan tingkat bilirubin
hingga normal pada bayi yang baru lahir, di antaranya:

Terapi sinar (fototerapi)
Pada fototerapi, bayi akan ditempatkan di bawah sinar khusus yang tampak biru
kehijauan. Sinar tersebut diharapkan akan membantu mengubah molekul bilirubin
sehingga dapat dikeluarkan melalui urine dan tinja. Selama proses tersebut, bayi
hanya diperbolehkan menggunakan popok dan pelindung mata.

Transfusi imunoglobulin
Merupakan langkah lanjutan untuk penanganan bayi kuning, terutama yang
disebabkan perbedaan rhesus golongan darah bayi dan ibu (inkompatibilitas rhesus).
Kondisi ini membuat bayi mendapatkan banyak antibodi dari tubuh ibu, yang akan
menyerang sel darah bayi, sehingga terjadi pemecahan sel darah yang banyak.
Pemberian infus imunoglobulin (IVIg), dapat membantu mengurangi jumlah antibodi
tersebut, sehingga jaundice dapat teratasi.

Transfusi pergantian darah
Penanganan dengan cara ini hanya dilakukan jika bayi yang mengalami jaundice berat
yang tidak menunjukkan respons terhadap terapi lain. Transfusi penggantian darah
dilakukan dengan mengambil sebagian kecil darah dari tubuh bayi, kemudian
menggantinya dengan darah donor, dan dilakukan secara berulang. Tujuannya adalah
agar darah dalam tubuh bayi bebas dari kadar bilirubin yang tinggi dan antibodi ibu.
Tingkat bilirubin normal merupakan salah satu tanda kondisi bayi sehat. Apabila bayi tampak
kuning dan dicurigai mengalami bilirubin yang terlalu tinggi, sebaiknya segera diperiks
Download