Uploaded by kasmancatirah

Makalah Empirisme

advertisement
FILSAFAT BARAT MODERN BARAT AWAL
Riwayat hidup Rene
Descartes
Aliran Rasionalisme
Tokoh filsafat Rasionalisme
Ajaran
dan
kefilsafatan
Descarts
karya
Rene
Riwayat hidup
Baruch Spinoza
Riwayat
Gottfried
Wilhelm
Rasionalisme
pengembangan kurikulum
-
karya
John
Barat
Riwayat hidup
George Barerkeley
Ajaran
dan
kefilsafatan
karya
George
Berkeley
hidup
Filsafat
terhadap
Ajaran dan
kefilsafatan
Locke
karya
Baruch
Ajaran
dan
karya
kefilsafatan Gottfried
Sumbangan
Keunggulan
Tujuan pembelajaran
Kurikulum yang
dikembangkan
Proses pembelajaran
Hasil belajar
David Hume
Riwayat hidup David Hume
Ajaran dan karya
kefilsafatan David Hume
Sumbangan Filsafat Empirisme
terhadap
dan
kekurangan Filsafat
Tokoh filsafat
Empirisme
George
Berkeley
Baruch Spinoza
Gottfried
Leibniz
Aliran Empirisme
John Locke
Rene Descartes
Ajaran
dan
kefilsafatan
Sponoza
Riwayat
hidup John
Locke
pengembangan
-
kurikulum
-
Tujuan pembelajaran
Kurikulum yang
dikembangkan
1
Proses pembelajaran
Hasil belajar
BAB VIII
FILSAFAT BARAT MODERN BARAT AWAL
A. Rasionalisme
Secara bahasa (etimologis) rasionalisme berasal dari bahasa Inggris
rationalism. Kata ini berasal dari bahasa Latin ratio yang berarti “akal”. Dan
secara istilah (terminologis) rasionalisme adalah aliran yang dipandang sebagai
aliran yang berpegang pada prinsip bahwa akal harus diberi peranan utama dalam
ilmu pengetahuan, (Solihin, 2007).
Rasionalisme adalah faham atau aliran yang berdasar rasio, ide-ide yang
masuk akal.Selain itu, tidak ada sumber kebenaran yang hakiki. Zaman
rasionalisme berlangsung dari pertengahan abad XVII sampai akhir XVIII.Pada
zaman ini hal yang khas bagi ilmu pengetahuan adalah penggunaan yang eksklusif
daya akal budi (ratio) untuk menemukan kebenaran, (Solihin, 2007).
Rasionalisme adalah faham filsafat yang menyatakan bahwa akal (reason)
adalah alat terpenting untuk memperoleh pengetahuan dan menetes pengetahuan.
Jika empirisme mengatakan bahwa pengetahuan diperoleh dengan alam mengalami
objek empiris, maka rasionalisme mengajarkan bahwa pengetahuan diperoleh
dengan dengan cara berpikir. Alat dalam berpikir itu adalah kaidah-kaidah logis
atau aturan-aturan logika, (Rouf, 2014).
Rasionalisme tidak mengingkari kegunaan indera dalam memperoleh
pengetahuan. Pengalaman indera diperlukan untuk merangsang akal dan
memberikan bahan-bahan yang menyebabkan akal dapat bekerja. Akan tetapi,
untuk sampainya manusia kepada kebenaran, adalah semata-mata dengan akal.
Laporan indera menurut rasionalisme merupakan bahan yang belum jelas dan
kacau. Bahan ini kemudian dipertimbangkan oleh akal dalam pengalaman berpikir.
Akal mengatur bahan itu sehingga dapatlah terbentuk pengetahuan yang benar.
Akal dapat bekerja dengan bantuan indera, tetapi akal juga dapat menghasilkan
pengetahuan yang tidak berdasarkan bahan inderawi sama sekali. Jadi, akal dapat
menghasilkan pengetahuan tentang objek yang betul-betul abstrak, (Rouf, 2014).
2
Beberapa filosof Modern Barat awal diantaranya adalah Rene Descartes
(1595-1650), Baruch Spinoza (1632-1677) dan Gottfried Wilhelm Leibniz (16461716).
1. Rene Descartes (1596-1650).
a. Riwayat Hidup Filosof
Rene
Descartes
lahir
tahun
1596
dan
meninggal pada tahun 1650. Descartes dianggap
sebagai bapak filsafat modern. Menurut Bertrand
Russel, kata “Bapak” pantas diberikan kepada
Descartes karena dialah orang pertama pada
Gambar.Rene Descartes
http://www.wordpress.com
zaman modern itu yang membangun filsafat
berdasarkan atas keyakinan diri sendiri yang
dihasilkan oleh pengetahuan akliah. Rene Descartes ahli dalam ilmu alam,
ilmu hukum, dan ilmu kedokteran.Ia menyatakan bahwa ilmu pengetahuan
harus satu, tanpa bandingannya, harus disusun oleh satu orang, sebagai
bangunan yang berdiri sendiri menurut satu metode yang umum. Yang
harus dipandang sebagai hal yang benar adalah apa yang jelas dan terpilihpilih. Ilmu pengetahuan harus mengikuti langkah ilmu pasti karena ilmu
pasti dapat dijadikan model mengenal secara dinamis, (Solihin, 2007).
Ahmad Syadali mengemukakan bahwa zaman modern dalam filsafat
biasanya dimulai oleh filsafat Descartes.Kata modern disini hanya
mempunyai corak yang amat berbeda, bahkan berlawanan, dengan corak
filsafat pada abad pertengahan Kristen, (Syadali, 1997).
b. Ajaran dan Karya Kefilsafatannya
1) Ajaran Kefilsafatannya
Reene Descartes memulai filsafatnya dengan badai skeptisismenya.Ia
berfikir bahwa, karena gagasan saling berlawanan, maka gagasan-gagasan
itu merupakan ajang dari kesalahan. Sementara itu perspektif indrawi pun
sering menipu, ia pun tidak boleh diperhitungkan.
Dengan dua
pertimbangan tersebut badai skeptisisme pun muncul dan menumbangkan
dunia material dan spiritual sekaligus.Karena jalan kearah kedua dunia
3
itupun adalah melalui gagasan dan persepsi inderawi, (Baqir, M, 1995:6768).
Descartes menegaskan keniscayaan skeptisisme yang mutlak dan
menunjukkan logikanya dengan fakta bahwa manusia mungkin saja berada
dalam cengkraman kekuatan yang menguasai eksistensi dan pikirannya
yang berusaha menipu dan menyesatkan. Hal tersebut yang tidak realistis
dan memiliki persepsi-persepsi yang salah. Bagaimanapun jelasnya gagasan
dan persepsi itu, kita tidak dapat menghindari asumsi tersebut yang
mengharuskan kita mengambil skeptisisme sebagai doktrin yang abadi. Tapi
Descartes mengecualikan suatu kebenaran yang tidak dapat diguncangkan
badai skeptisisme yaitu pikirannya yang realitas aktual yang tidak diragukan
lagi. Keraguan tidak mempengaruhinya kecuali dengan memperkuat
stabilitas dan kejelasannya. Berpikir adalah suatu kebenaran yang pasti.Hal
tersebut merupakan asas filsafat Descartes dan titik tolak keyakinan
filosofis. Dari sanalah Descartes berusaha keluar dari konsepsi menuju
eksistensi, dari subjektivitas ke objektivitas. Ia membuktikan subjek dan
objek sekaligus. Memulainya dengan diri sendiri dan membuktikan
eksistensinya dengan realitas tersebut dan mengatakan “Aku berfikir, maka
aku ada”, (Baqir, M, 1995:67-68).
Sesuatu yang ada itu benar-benar ada, bukan hanya khayalan dan
impian, untuk memastikannya maka segala sesuatu harus disangsikan
dahulu. Demikian dengan segala tuntutan tentang kebenaran yang selama itu
telah diterima sebagai kebenaran harus diragukan kebenarannya. Apabila
lewat kesangsian yang begitu radikal ada suatu kebenaran yang sanggup
bertahan sehingga tidak mungkin lagi diragukan kebenarannya, maka
kebenaran itu adalah kebenaran yang pasti yang harus menjadi kebenaran
filsafat yang pertama dan terutama (Primum philosophycum), (Baqir, M,
1995:67-68).
Manusia harus menjadi titik berangkat dari pemikiran yang rasional
demi mencapai kebenaran yang pasti. Karena pada hakikatnya metode
Descartes
ini
diidentifikasikan
sangat
lebih
rasionalistis
dahulu
dengan
elemen-elemen
analisis
konseptual
sederhana
kemudian
4
disintesisasikan suatu pemahaman strutur realitas dengan memahami
hubungan-hubungan yang perlu yang didalamnya elemen-elemen tersebut
harus berdiri satu dengan lainnya, (Baqir, M, 1995:67-68).
Aplikasi metode ini adalah mendesak ketidakpastian hingga kebatas
paling akhir dengan membuat keterangan atau fakta yang menopang
keyakinan-keyakinan yang telah diterima selama itu menjadi sasaran kritik
yang tidak kenal kompromi dan menangguhkan setiap pendapat kendati
sangat masuk akal namun sedikit banyaknya mengandung sesuatu yang
secara rasional meragukan. Visi dan filsafat Descartes banyak dipengaruhi
oleh ilmu alam dan matematika yang berasas pada kepastian dan kejelasan
perbedaan antara yang benar dan salah.Sehingga dia menerima suatu
kebenaran sebagai suatu hal yang pasti dan jelas atau disebut Descartes
sebagai kebenaran yang Clear and Distinct. Descartes bukan penganut
skeptisisme yang menyangsikan segala-galanya dan mengatakan bahwa
sesungguhnya apa yang dinamakan pengetahuan itu tidak ada. Kesangsian
Descartes hanya kesangsian metodis belaka, (Rapar, 1996:112).
Descartes mengingatkan pada Al-Gazali yang dalam menuntut
pengetahuan tertentu, memulai dengan meragukan segala sesuatu. Karena
ragu merupakan suatu bentuk berfikir, dan berfikir berarti eksis.“Aku
berfikir karena itu aku eksis” adalah merupakan proporsi pertama yang
pasti. Lalu ia memcapai pengetahuan bahwa Tuhan ada karena kepastian
pengetahuan tentang dirinya. Menurut definisi, Tuhan itu baik, dan tak
mungkin menipu.Pandangan terkenal Descartes adalah pandangan tentang
dualitas jiwa dan raga. Sebab jiwa itu tak bergantung pada raga, ia dapat
survive tanpa raga setelah terpisah dari raga, (Baqir, M. 995:28).
2) Karya Kefilsafatannya
Karya-karya pentingnya ialah Disourse on method (1637), The
meditation, (1642) Principle of Philosophy, kedua buku ini saling
melengkapi satu sama lain. Didalam buku inilah ia menuangkan metodenya
yang terkenal itu, metode keraguan Descartes (cartesian doubt)metode ini
sering juga disebut Cogito Descartes. Kemudian The Passion of the Soul
dan Rules for the Direction of the mind, (Ash-shadr.1995:28).
5
2. Baruch Spinoza (1632-1677)
a. Riwayat Hidup Filosof
Spinoza lahir pada tanggal 24 November 1632
dan meninggal dunia tanggal 21 Februari 1677 M.
Setelah ia mengucilkan diri dari agama Yahudi, ia
mengubah
namanya
menjadi
Benedictus
de
Spinoza. Ia hidup di pinggiran kota Amsterdam
(Solomon, 1981:71). Spinoza dilahirkan oleh orang
tua Yahudi yang melarikan diri dari pengejaran di
Gambar. Baruch Spinoza
http://www.wordpress.com
Spanyol, ia hidup di Amsterdam sampai dipaksa
keluar oleh mereka yang membenci pikiran
bebasnya, bahkan sampai ada yang berusaha untuk membunuhnya. Orangorang dari Kristen ortodoks tidak menyukainya karena apa yang dilihatnya
sebagai ateisme. Menurutnya, banyak terdapat keraguan dalam agama
yang dianutnya, sehingga Ia ingin melepaskan diri dari agamanya yaitu
yahudi dan ia juga mengasingkan diri dan jauh dari masyarakat. Spinoza
adalah pengikut Rasionalisme Descartes, Ia memandang sesuatu itu benar
melalui akal. Seperti halnya Descartes yang menomor satukan akal dan
menepikan indera yang di anggapnya menyesatkan, (Anonim, 2011).
b. Ajaran dan Karya Kefilsafatannya
1) Ajaran Kefilsafatannya
Ajaran etika yang ditulis oleh Spinoza merupakan realitas kebenaran
yang ada pada diri manusia saat ini. Bagaimanakah orang bijaksana bisa
hidup dengan tenang dan mantap, hal tersebut yang mendasari Spinoza
untuk mencari jawaban disekitar lingkungannya. Pertanyaannya dijawab
dengan menggunakan prinsip geometri. Setiap makhluk hidup pasti
berusaha dengan sekuat tenaga untuk mempertahankan keberadaannya
ataupun memprtahankan hidupnya, (Nurcelina, 2012).
Usaha tersebut pasti didasari dengan dorongan secara intelektual.
Sebaliknya jika keinginan tersebut padam maka yang terjadi adalah rasa
sakit yang berkepanjangan. Spinoza dapat menentukan mana yang baik
6
dan mana yang buruk bagi manusia. Yang baik adalah yang mendukung
dan memenuhi keinginan kita untuk mendapatkan sebuah kenikmatan.
Sebaliknya yang buruk adalah yang menghambat kita dalam mendapatkan
kenikmatan tersebut dan membuat kita sedih. Kebahagian akan terwujud
ketika kita tidak merasa sedih, tetapi nikmat, (Nurcelina, 2012).
Spinoza membuat marah komunitas Yahudi karena dia meragukan
Kitab Suci sebagai Wahyu Allah, mengkritik posisi imam Yahudi,
mempertanyakan kedudukan bangsa Yahudi sebagai umat pilihan Yahweh
dan keterlibatan Allah secara personal dalam sejarah manusia.
Dia
mengatakan bahwa Taurat tidak mungkin ditulis oleh Musa dan mukjizat
hanyalah kesalahan dalam menafsirkan hukum-hukum alam.Para tokoh
Yahudi sangat merasa gelisah dengan ajaran-ajaran Spinoza. Mereka
berusaha dengan berbagai cara untuk membawa Spinoza kembali ke
ortodoksi agama tetapi hasilnya nihil. Seorang Yahudi berusaha
menikamnya untuk menyenangkan hati Yahweh, (Hardiman, 2007:43).
Spinoza memiliki pandangan panteisme dan monisme.Spinoza
berusaha mengatasi dualisme Cartesian. Dia berpendapat bahwa jiwa dan
badan adalah kenyataan tunggal yang sama yang bisa dipahami dalam
atribut pikiran atau keluasan. Aku adalah bagian dari suatu keseluruhan
yang terdiri dari modifikasi keluasan dan pikiran. Modifikasi pikiran
adalah jiwa, sedang modifikasi keluasan adalah badan.Jiwa dan badan ini
satu sehingga setiap modifikasi pada jiwa adalah modifikasi pada badan
juga. Berdasarkan anggapan ini Spinoza memandang setiap peristiwa
lahiriah sebagai
peristiwa mental sekaligus material dan ini disebut
panpsikisme. Spinoza membedakan dua macam idea yakni idea yang
memiliki kebenaran secara intrinsik dan idea yang memiliki kebenaran
secara ekstrinsik, (Hardiman, 2007:44).
Ide yang memiliki intrinsik disebut mempunyai sifat memadai
sedang
yang
ekstrinsiknya
disebut
kurang
memadai.
Pandangan
determinisme Spinoza yang ketat yakni sebuah pandangan bahwa tidak
ada kebebasan baik dunia fisik maupun dunia mental. Setiap tindakan
manusia disebabkan oleh rangkaian hubungan sebab akibat persis seperti
7
peredaran planet dan benda yang berjatuhan. Keputusan pikiran kita
bersesuaian dengan penentuan nafsu badaniah kita, sebab jiwa dan badan
itu satu.Spinoza lebih berpikiran jernih dan tenang jauh meninggalkan
luapan emosi dalam setiap analisisnya, (Nurcelina, 2012).
Kesimpulan kebebasan menurut Spinoza, kebebasan bukanlah lahir
dari belenggu sebab akibat melainkan sebagai kesadaran akan hubungan
sebab akibat itu. Orang yang bebas adalah orang yang menaklukakan
emosi-emosinya, mengubah kesadaran akan dunia dan orang bebas itu
adalah orang yang bahagia.
Pendiriannya lebih beraliran rasionalisme
yang dapat dijelaskan sebagai berikut. Sebuah ide berhubungan dengan
idea berhubungan dengan ideatum atau objek dan kesesuaian idea dan
ideatum inilah yang disebut kebenaran. Karena monismenya menyarankan
bahwa segala ide adanya pasti sesuai dengan ideatum-ideatumnya tak ada
idea yang salah, (Nurcelina, 2012).
2) Karya Kefilsafatannya
Buku Ethica Ordine Geometrico Demonstrat yang merupakan karya
utamanya,
ditulis
dengan
maksud
untuk
membantu
mengurangi
penderitaan orang-orang yang menganut suatu keyakinan. Karya ini bukan
semata-mata karya filosofi melainkan memiliki tujuan praktis yakni untuk
mengajari pembacanya bahwa Tuhan merupakan bagian dari Penciptaan,
bahwa semua hal yang eksis merupakan manifestasi dari Tuhan termasuk
umat manusia. Agar seseorang mampu memahami hal ini sangat penting
untuk bersikap mandiri dan bebas dari seluruh fanatisme yang
membelenggu.
Spinoza
membuktikan
keyakinan
tersebut
dalam
kehidupannya, argumen-argumennya selalu disampaikan dengan tenang,
dipertimbangkan dengan matang dan masuk akal. Beliau bahkan tidak
membiarkan dirinya terprovokasi.Tractactus de intellectus emendation
(Traktat tentang perbaikan pemahaman,1677) dan Tractatus-politicus
beliau menulis tentang demokrasi dan pentingnya kebebasan berpendapat,
(Hardiman, 2007:45).
8
3. Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716)
a. Riwayat Hidup Filosof
Gottfried Wilhelm Leibniz lahir tahun1646
dan meninggal tahun 1716. Ia Seorang filosof
Jerman, matematikawan, fisikawan, dah sejarawan.
Lama menjadi pegawai pemerintah, menjadi atase,
pembantu pejabat tinggi Negara. Lahir di Leipzig,
Gambar. Leibniz
http://www.wordpress.com
jerman. Sekolah di Nicolai di lepzig, ia menguasai
banyak bahasa dan banyak bidang pengetahuan.
Pusat metafisikanya adalah idea tentang substansi yang dikembangkan
dalam konsep monad, (Tafsir, A, 2004 : 138).
Ayahnya Friedrich Leibniz sudah sejak awal membangkitkan rasa
ketertarikannya terhadap masalah-masalah yuridis dan falsafi.Ayahnya
seorang ahli hukum dan profesor dalam bidang etika dan ibunya adalah
putri seorang ahli hukum pula. Gottfried Leibniz telah belajar bahasa
Yunani dan bahasa Latin pada usia 8 tahun berkat kumpulan buku-buku
ayahnya yang luas. Pada usia 12 tahun ia telah mengembangkan beberapa
hipotesa logika yang menjadi bahasa simbol matematika.
Pada usia 15
tahun ia sudah menjadi mahasiswa di Universitas Leizig, mempelajari
hukum, tetapi ia juga mengikuti kuliah matematika dan filsafat. Tahun
1666, belum berumur 21 ia menerima ijazah doctor dari Universitas
Altdorf, dekat Nuremberg, dengan disertasi berjudul De casibus perplexis
(On Complex Cases Law). Universitasnya sendiri menolak mengakui gelar
doktornya karena umurnya terlalu muda, makanya ia meninggalkan
Leipzig pindah ke Nuremberg.
Januari-Maret 1673 Leibniz pergi ke
London menjadi atase politik.Iabertemu dengan ilmuwan seperti Robert
Boyle. Tahun 1675 ia menetap di Hannover, ia berjalan ke London dan
Amsterdam hingga bertemu dengan Spinoza, (Anonim, 2011).
b. Ajaran dan Karya Kefilsafatannya
1) Ajaran Kefilsafatannya
Leibniz memusatkan perhatian pada substansi adalah hidup, dan setiap
sesuatu terjadi untuk suatu tujuan. Penuntun prinsip filsafat Leibniz ialah
9
“prinsip akal yang mencukupi, yang secara sederhana dapat dirumuskan
“sesuatu harus mempunyai alasan”. Bahkan Tuhan harus juga mempunyai
alasan untuk setiap yang diciptakan-Nya. Leibniz dan Spinoza, keduanya
berbeda dalam merumuskan substansi. ”Prinsip akal yang mencukupi”
merupakan penuntun yang sangat berpengaruh dalam filsafat Leibniz,
sehingga pemikiran filsafatnya pun berkembang, (Tafsir, 2004: 140).
Leibniz menuliskan karya-karyanya dalam bahasa Latin dan Perancis,
seorang
ensiklopedis
(Orang
yang
mengetahui
segala
lapangan
pengetahuan pada masanya). Menurut Leibniz, substansi itu jumlahnya
banyak atau tiada terhingga yang kemudian ia namakan sebagai monad.
Dalam suatu kalimat yang kemudian terkenal Lebniz mengatakan ”monadmonad tidak mempunyai jendela, tempat sesuatu bisa masuk atau keluar”.
Pernyataan ini berarti bahwa semuanya monad harus dianggap tertutup
seperti cogito Descartes. Setiap monad berbeda satu dengan yang lain, dan
Tuhan (sesuatu yang supermonad dan satu-satunya monad yang tidak
dicipta) adalah sang pencipta monad-monad itu. Maka karya Leibniz
tentang ini diberi judul Monadology (studi tentang monad) yang ditulisnya
1714, (Anonim, 2011).
Terdapat dua titik fokus Leibniz yaitu monadelogi dan konsep Tuhan,
Leibniz mencoba memberikan penjelasan tentang Tuhan dengan
membuktikan Tuhan dengan 4 argumen yaitu: a) manusia memiliki ide
kesempurnaan, makanya ada Allah terbukti. ini disebut bukti ontologis, b)
adanya alam semesta dan ketidaksempurnaannya membuktikan adanya
sesuatu yang melebihi alam semesta ini, dan yang transeden ini disebut
Allah, c) kita selalu mencari kebenaran yang abadi, tetapi tidak tercapai
menunjukan adanya pikiran yang abadi,yaitu Allah, d) adanya keselarasan
di antara monad-monad membuktikan bahwa pada awal mula ada yang
mencocokan meraka satu sama lain, yang mencocokannya itu Allah,
(Anonim, 2011).
Leibniz banyak membahas keberadaan alam dengan mengkhususkan
bahasannya tentang relasi antara tuhan dengan ciptaannya terutama
manusia.
Tentang
pengetahuan
yang
didapat
manusia,
Leibniz
10
mengemukakan argumennya bahwa kesemuanya, kecuali pemahaman
berawal dari persepsi indera, menurutnya pemahaman datangnya dari
rasionalitas, yang mana rasionalitas tersebut didapatkan dari proses
berfikir serta anugerah Tuhan. Pendapat tersebut agak memiliki kemiripan
dengan Rene Descates dalam cogito ergo sum-nya. Persamaannya yakni
pada anugerah Tuhan yang memberikan kita kesempatan untuk berfikir,
atau
dapat
dikatakan
Tuhan
sebagai
Fasilitator
kita
untuk
berfikir/memotensikan rasionalitas, (Russell,2002 : 765).
Sama seperti pendahulunya, Descartes dan Spinoza, maka Leibniz
juga memfokuskan teori-teorinya kepada aspek ontologis,
yakni
permasalahan substansi. Kalau seorang Descartes menyebutkan bahwa di
alam ini substansi mewakili tiga hal, yakni tuhan, jiwa dan materi. Spinoza
mengemukakan bahwa berkembangnya suatu eksistensi serta substansi
jiwa adalah sesuatu yang berasal dari Tuhan. Maka Leibniz terkesan
mempunyai pendapat lebih sempurna ketimbang Spinoza, ia menyatakan
bahwa suatu substansi yang membentuk daya hidup alam ini tidak berasal
dari pondasi satu substansi saja, akan tetapi pondasinya berasal dari
eksistensi yang plural yang menjadikannya hidup. Seperti sebuah mobil
yang terangkai dari macam-macam benda yakni busi, dinamo, chasis, ban,
aki dan lain-lain, yang sebagaimana benda-benda penyusun mobil tersebut
juga tersusun dari macam-macam benda lain, maka berkat adanya
rangkaian benda-benda tersebut mobil dapat hidup dan beroperasi, jika
masing-masing benda yang merangkai mobil itu dilepas satu-persatu,
maka mobil tersebut dipastikan nir-fungsi.
Seperti itulah pandangan
Leibniz tentang substansi yang bergantung pada partikel-partikel yang
membentuknya, partikel-partikel tersebut diistilahkan oleh Leibniz dengan
nama monad yang kesemuanya memiliki daya, baik itu daya untuk hidup
atau daya untuk mati, (Russell,2002 : 765).
Monad yang memiliki daya hidup akan menjadi makhluk hidup.
Sedangkan monad yang tidak memiliki daya hidup/hanya memiliki daya
untuk mati akan menjadi benda mati. Keberadaan semua monad tersebut
mempunyai tugas untuk bekerja sama membentuk suatu struktur dunia
11
yang harmonis. Lantas apa sebenarnya peran Tuhan dalam monad-monad
ini? Jawab Leibniz bahwa sesungguhnya monad-monad ini mencerminkan
alam semesta, akan tetapi pencerminan tersebut bukan berasal dari alam
itu sendiri yang memberikan, akan tetapi Tuhan-lah yang memberikannya
sebuah sifat spontan yang menyebabkan refleksisme, (Russell, 2002 :
765).
2) Karya Kefilsafatannya
Leibniz menuliskan karya-karyanya dalam bahasa Latin dan
Perancis, seorang ensiklopedis (Orang yang mengetahui segala lapangan
pengetahuan pada masanya). Karya kefilsafatan dari Leibniz berupa ilmuilmu pengetahuan sains yang sampai sekarang terus berkembang.
4. Sumbangan
Filsafat
Rasionalisme
terhadap
Ilmu
Pengetahuan
dan
Pengembangan Kurikulum
a. Ilmu pengetahuan
Sumbangan filsafat rasionalisme yang dihasilkan oleh beberapa
tokoh seperti Rene Decrates memberikan sumbangsi pada ilmu
pengetahuan dalam bidang matematika yaitu bidang ilmu pengetahuan
geometri analitis (analitycal geometry). Decrates sejak zaman Yunani
membagi matematika menjadi dua yaitu aritmatika yang mempelajari
kuantitas yang berbeda serta dinyatakan dengan angka-angka, dan
geometri yang mempelajari kuantitas berkesinambungan yang dinyatakan
lewat garis-garis dan bilangan, lalu
keduanya dipadukan dengan
menggunakan rumus-rumus aljabar yang dikenal koordinat kartesian.
Sumbangan karya yang dihasilkan Baruch Spinoza adalah ilmu
pengetahuan bidang Matematika yaitu geometri. Sedangkan sumbangsi
yang diberikan oleh Leibniz adalah ilmu pengetahuan dalam bidang
Matematika yaitu ilmu Kalkulus, geologi dan karyanya yaitu mesin hitung
penyempurnaan dari Blaise Pascal.
12
b. Pengembangan Kurikulum
1) Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dari filsafat rasionalisme yaitu untuk
mengembangkan intelektual, akal, dan rasio siswa sehingga siswa
dapat berpikir secara kritis dan aktif. Hal tersebut karena berkaitan
dengan ilmu pengetahuan yang berbasis eksak atau yang memerlukan
proses berpikir rasional.
2) Kurikulum
Kurikulum yang dikembangkan pada filsafat rasionalisme
mengacu pada ilmu-ilmu eksak, seperti ilmu matematika diantaranya
geometri dan kalkulus. Pengembangan kurikulum ini menekankan
pada keaktifan siswa sehingga siswa dapat menemukan hal-hal baru
dari penggunaan kurikulum tersebut.
3) Proses Belajar
Proses belajar yang dikembangkan pada filsafat rasionalisme
berkaitan dengan ilmu-ilmu eksak dengan menggunakan pendekatan
saintific sehingga siswa dapat berfikir secara intelektual, rasionalis
dan kritis.
4) Hasil Belajar
Hasil belajar yang didapat oleh siswa dengan menggunakan
pengembangan kurikulum tersebut, maka siswa dapat berpikir secara
kritis, intelektual, rasionalis, dan membentuk pola pikir yang beragam
dan matematis. Sehingga siswa dapat menjadi seorang pemikir hebat
bahkan bisa menjadi seorang ilmuwan.
5. Rangkuman dan Tugas
a. Rangkuman
1) Rasionalisme adalah faham atau aliran yang berdasar rasio, ide-ide
yang masuk akal. Selain itu, tidak ada sumber kebenaran yang hakiki.
Zaman rasionalisme berlangsung dari pertengahan abad XVII sampai
akhir XVIII.
13
2) Rasionalisme tidak mengingkari kegunaan indera dalam memperoleh
pengetahuan. Pengalaman indera diperlukan untuk merangsang akal
dan memberikan bahan-bahan yang menyebabkan akal dapat bekerja.
3) Filsuf Ajaran Rasionalisme pada zaman filsafat modern, tokoh
pertama rasionalisme adalah Rene Descartes (1595-1650). Tokoh
rasionalisme lainnya adalah Baruch Spinoza (1632-1677) dan
Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716).
4) Reene
Descartes
memulai
filsafatnya
dengan
badai
skeptisismenya.Reene Descartes begitu terkenal karena berhasil
terjun dalam bidang matematika. Sampai saat ini ilmu yang bisa
diwariskan dan masih tetap digunakan atau sebagai sumbangan pada
pendidikan masa kini dalam bidang ilmu pengetahuan yaitu geometri
analitis (Analitycal geometry) yang telah berhasil dikembangkan oleh
Descartes.
5) Spinoza memiliki pandangan panteisme dan monisme. Spinoza
berusaha mengatasi dualisme Cartesian. Dia berpendapat bahwa jiwa
dan badan adalah kenyataan tunggal yang sama yang bisa dipahami
dalam atribut pikiran atau keluasan.
6) Kalau seorang Descartes menyebutkan bahwa di alam ini substansi
mewakili tiga hal, yakni tuhan, jiwa dan materi. Spinoza
mengemukakan bahwa berkembangnya suatu eksistensi serta
substansi jiwa adalah sesuatu yang berasal dari Tuhan. Maka Leibniz
terkesan mempunyai pendapat lebih sempurna ketimbang Spinoza,
iamenyatakan bahwa suatu substansi yang membentuk daya hidup
alam ini tidak berasal dari pondasi satu substansi saja, akan tetapi
pondasinya berasal dari eksistensi yang plural yang menjadikannya
hidup.
7) Kurikulum yang dikembangkan dalam filsafat rasionalisme adalah
komprehensif mencakup semua pengetahuan yang berguna berisi
pentahuan umum dan pengetahuan praktis.
8) Rasionalisme berpusat pada pengetahuan yang ada dan pengetahuan
sebelumnya.Rasionalisme tidak mengingkari nilai pengalaman,
14
melainkan pengalaman hanya dipandang sebagai sejenis perangsang
bagi pikiran.
9) Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran khusus,
guru perlu mengadakan tes formatif pada setiap menyajikan suatu
bahasan kepada siswa.
b. Tugas
Diskusikan bersama temanmu :
1) Jelaskan apa yang dimaksud Rasonialisme baik secara etimologis
maupun terminologis?
2) Dalam ajaran rasionalisme, apakah yang menjadi alat dalam
berpikir?
3) Sebutkan tokoh-tokohdalam ajaran rasionalisme!
4) Jelaskan perbedaan pandangan dari ajaran rasionalisme dari masingmasing tokoh!
5) Jelaskan apa saja penjelasan yang diberikan leibniz untuk
membuktikan tentang Tuhan dengan 4 argumen!
6) Sebutkan karya-karya penting apa saja yang dibuat oleh Reene
Descartes?
7) Apakah tujuan dari pembelajaran filsafat realisme?
8) Metode apakah yang digunakan dalam pembelajaran rasionalisme?
9) Berdasarkan proses belajarnya, aliran rasionalisme sangat cocok
untuk zaman pengetahuan modern. Mengapa demikian?
10) Bagaimana
sumbangsih
filsafat
rasionalisme
terhadap
pengembangan kurikulum?
B. Empirisme
Empirisme berasal dari kata Yunani empirikos yang berasal dari kata empeiria,
artinya pengalaman. Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui
pengalamnnya.Bila dikembalikan kepada kata Yunaninya pengalaman yang
dimaksud adalah pengalaman inderawi. Manusia tahu es dingin karena ia
menyentuhnya, gula manis karena ia mencicipinya,(Tafsir, 2003 : 21).
15
Empirisme adalah faham filsafat yang mengajarkan bahwa benar adalah yang
logis dan ada bukti empiris. Empirisme dalam bahasa Inggris, empiricism; dari
Yunani empeiria, empiris (berpengalaman dalam, berkenalan dengan, terampil
untuk) latinexperienta (pengalaman). Empirisme adalah doktrin bahwa sumber
seluruh pengetahuan harus dicari dalam pengalaman. Salah satu teori mengenai asal
pengetahuan.Secara etimologi, istilah empirisme berasal dari kata Yunani empeiria
yang berarti pengalaman, (Muslim, 2005 : 53).
Jadi, dapat dikatakan bahwa empirisme merupakan salah satu aliran dalam
filasuf yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan
serta pengetahuan itu sendiri, dan
mengecilkah peranan akal. Kemajuan ilmu
pengetahuan dapat dirasakan manfaatnya, pandangan orang terhadap filsafat mulai
merosot. Hal ini terjadi karena filsafat dianggap tidak berguna lagi bagi kehidupan
.pada sisi lain, ilmu pengetahuan besar sekali manfaatnya bagi kehidupan.
Kemudian beranggapan bahwa pengetahuan yang bermanfaat, pasti dan benar
hanya diperoleh lewat indera, dan inderalah satu-satunya sumber pengetahuan.
Filosof yang memiliki ajaran empirisme diantaranya adalah John Locke (16321704), George Berekeley (1665-1753) dan David Hume (1711-1776) .
1. John Locke (1632-1704)
a. Riwayat Hidup Filosof
John Locke dilahirkan di Wrington, dekat
Bristol-Inggris. Meskipun ahlifilsafat dan pendidik
Inggris ini hidup pada abad ke-17, tetapi ajaran dan
cita-cita seluruhnya termasuk ke dalam alam cita-cita
abad ke-18.
Beberapa tahun lamanya ia pernah
bekerja sebagai seorang gubernur (seorang pendidik
Gambar.John Locke
http://www.wordpress.com
atau
pengajar
yang
memberikan
pendidikan
kepadaanak didik dan tinggal bersama-sama di
rumah si terdidik. Ia telah mempelajari ilmu ketabiban dan teologi di
Universitas Oxford dan tahun 1652 ia memasuki universitas tersebut dan
mempelajari agama Kristen. Sementara ia mempelajari vaknya, ia juga
mempelajari pengetahuan diluar tugas pokoknya.
Beberapa tahun
tinggal di Negara Perancis, namun karena kesehatannya terganggu ia
16
pun meninggalkan perancis dan pernah juga menetap di Nederland dan
menjadi penasehat Williem III, (Anonim, 2011).
b. Ajaran dan Karya Kefilsafatannya
1) Ajaran Kefilsafatannya
Filsafat John Locke dapat dikatakan antimetafisika.Ia menerima
keraguan sementara yang diajarkan Descartes, namun ia menolak intuisi
Descartes, ia juga menolak metode deduktif Descartes dan menggantinya
dengan generalisasi berdasarkan pengalaman. Bahkan Locke hanya
menerima pemikiran matematis yang pasti dan cara penarikan dengan
metode induksi.
Pendapat Locke yang menolak Innate ide dan
menyerangnya dengan cara induksi, mendapat perlawanan dari kaum
rasionalis, misalnya Leibniz yang menurutnya Locke lupa akan menarik
ide dari pengalaman-pengalaman itu memerlukan prinsip. Yang bukan
diambil dari pengalaman.
Leibniz mengatakan prinsip itu ada dalam
pikiran,bukan dari pengalaman. Prinsip itu adalah innate ide, (Solihin,
2008).
Pendapat Locke dalam teori pengetahuan adalah, bahwa pengetahuan
itu dibagi sebagai berikut :
1) Pengetahuan intuitif (al-ma’rifah al-wijdaniyyah),yaitu pengetahuan
yang dapat dicapai pikiran tanpa perlu mengakui sesuatu yang lain,
seperti pengetahuan kita bahwa satu adalah separuh dari dua.
2) Pengetahuan
reflektif
(al-ma’rifah
al-ta’ammuliyyah),
yaitu
pengetahuan yang tidak mungkin didapat tanpa bantuan informasi
sebelumnya seperti yang kita tahu bahwa jumlah sudut-sudut sebuah
segitiga adalah sama dengan dua sudut siku-siku.
3) Pengetahuan yang merupakan hasil dari pengetahuan empirikal atas
suatuobjek yang sudah diketahui, (Ash-Shadr, 1995:71).
Locke yakin tentang pengetahuan intuitif adalah pengetahuan hakiki
yang memiliki nilai filosofis yang sempurna. Demikian dengan
pengetahuan reflektif yang dapat dijelaskan dengan penalaran yang valid.
Sedangkan pengetahuan empirikal tidak memiliki nilai filosofis meskipun
bernilai dalam kriteria-kriteria kehidupan praktis. Karena itu Locke tidak
17
percaya dengan objektifitas semua kualitas materi yang dikenal indera.
Tapi ia menganggap sebagiannya sebagai hakiki dan objektif seperti
bentuk, perentangan dan gerak, sementara sebagian yang lain dianggap
sebagai reaksi-reaksi subjektif sperti warna, rasa, bau, dan sifat lainnya,
(Ash-Shadr, 1995:71).
Locke menekan bahwa satu-satunya yang dapat ditangkap adalah
indera sederhana. Ketika makan apel, kita tidak merasakan seluruh apel itu
didalam satu indera saja.
Sesungguhnya aku menerima penginderaan
sederhana seperti bahwa apel itu hijau, baunya segar, dan rasanya sedap
dan kadang asam. Setelah aku memakan berkali-kali, barulah berfikir ‘aku
sedang memakan apel’. Locke mengatakan, kita telah membentuk suatu
gagasan yang rumit mengenai sebuah apel.Tidak seperti ketika kita kecil
yang memakan apel dengan pemikiran yang serumit itu. Kita melihat
warna, rasa, kemudian mengumpulkan banyak serupa bersama-sama
menyusun konsep-konsep. Tapi, dalam analisis akhir, semua bahan dari
pengetahuan kita tentang dunia kita dapatkan melalui penginderaan.Oleh
karena itu pengetahuan yang tidak dapat dilacak kembali pada
penginderaan sederhana adalah pengetahuan yang keliru sehingga harus
kita tolak. Demikianlah kita tahu darimana kita mendapat gagasan-gagasan
dan apakah sesungguhnya dunia itu seperti kita memandangnya, (Solihin,
2008: 75).
Teori Locke tentang pengetahuan ini dan bobot filosofisnya tidak
sesuai dengan pendapatnya sendiri tentang analisis pengetahuan.
Pengetahuan intuitif seperti prinsip non kontradiksi dan prinsip-prinsip
pokok serupa lainnya dalam fikiran manusia tidak mungkin terdapat pada
manusia kecuali dengan cara penginderaan dan pengalaman inderawi.
Indera adalah sumber pokok pengetahuan, tidak mempunyai nilai filosofis
yang pasti dalam teori pengetahuan Locke. Kesimpulannya adalah skeptic
mutlak terhadap nilai setiap pengetahuan manusia, sebab pada esensi dan
realitas dasarnya pengetahuan hanyalah persepsi inderawi yang didapat
dengan pengalaman lahir atau batin. Dengan demikian jelaslah bahwa
dibagi-baginya pengetahuan menjadi tiga bagian oleh Locke dan
18
pembedaannya secara filosofis bertentangan dengan asas-asas yang
dibangunnya sendiri, (Ash-Shadr, 1995:72).
Pandangan tabula rasa merupakan konsep epistemologi yang terkenal,
inilah teori pengetahuan empirisme yang digambarkan sebagai keadaan
jiwa adalah pandangan epistemologi yang terkenal menurut Locke.Hanya
tinggal satu pandangan lagi yaitu hubungan antar idea seperti dalam
matematika, logika, dan konsep-konsep kebenaran trivial seperti “kuda
adalah hewan” semua idea itu datang dari pengalaman. Dasar teori Locke
adalah Common sense (anggapan umum) tentang perbedaan antara objek
fisik di dunia nyata serta inderawi dan objek fisik itu didalam jiwa kita.
Jadi kita dapat mengatakan bahwa sifat objek (qualities) itu terdapat
didalam objek itu di dunia nyata, seperti bentuk, ukuran, dan lain-lain.
Tetapi qualities itu tidak bebas dari pengaruh dari organ pengindera kita.
Menyebut sifat (qualities) yang asli yang dimiliki objek itu sifat pertama
(Primary qualities) dan sifat objek sebagaimana ditangkap oleh indera
disebutnya secondary qualities (Sifat kedua) dan sifat yag tidak dapat
dihilangkan atau disebut sifat asli (primary qualities), (Tafsir, 2004:178).
2) Karya Kefilsafatannya
Karya – karya Locke yang terpenting adalah essay tentang
pemahaman manusia (essay concerning human understanding) buku ini
menceritakan semua pengalaman datang dari pengalaman. Tulisan Locke
yang lain adalah toleransi (Laters of toleration) yang isinya tentang perlu
pemisahan tegas antara urusan agama dan urusan Negara sebab tujuan
masing-masing sudah berbeda. Dan dua tulisan tentang pemerintahan (two
treatises of goferment) yang berisi tentang pandangan terhadap tahap-tahap
perkembangan masyarakat.
19
2. George Berkeley (1665-1753)
a. Riwayat Hidup Filosof
George Berkeley lahir pada tanggal 12 Maret
1685 di Dysert Castle Irlandia dan meninggal
tanggal 14 Januari 1753 di Oxford. Berkeley lahir
di rumah keluarganya, Dysart Castle, dekat
Thomastown, County Kilkenny, Irlandia, putra
sulung William Berkeley, seorang kadet dari
keluarga bangsawan Inggris dari Berkeley. Ia
Gambar. George Berkeley
http://www.wordpress.com
menjalani pendidikan di Kilkenny College dan
menghadiri
Trinity
College,
Dublin,
menyelesaikan gelar Master pada tahun 1707. Dia tetap di Trinity College
setelah menyelesaikan gelar sebagai guru dan dosen Yunani. George
Barceley, juga dikenal sebagai Uskup Berkeley (Uskup Cloyne), adalah
seorang filsuf Anglo-Irlandia yang utama adalah pencapaian kemajuan suatu
teori yang disebutnya "imaterialisme" (kemudian disebut sebagai "idealisme
subjektif" oleh orang lain).George Berkeley meninggal di Oxford, Inggris
pada 14 Januari 1753 (umur 67 tahun), (Anonim, 2013).
b. Ajarandan Karya Kefilsafatannya
1) Ajaran Kefilsafatannya
George Berkeley sebagai penganut empirisme mencanangkan teori yang
dinamakan “immaterialisme” atas dasar prinsip-prinsip empirisme. Ia
bertolak belakang dengan pendapat John Locke yang masih menerima
substansi dari luar. Berkeley berpendapat sama sekali tidak ada substansisubstansi material dan yang ada hanya pengalaman ruh saja karena dalam
dunia material sama dengan ide-ide ,(Ghulsyani, 1989:89).
Berkeley mengilustrasikan dengan gambar film yang ada dalam layar
putih sebagai benda yang riil dan hidup.Pengakuannya bahwa “aku”
merupakan suatu substansi rohani. Tuhan adalah asal-usul ide itu ada yang
menunjukkan ide-ide pada kita dan Tuhanlah yang memutarkan film pada
20
batin kita.Sepintas kita pahami bahwa konsep pemikirannya ada kemiripan
dengan paham fatalism dari Inggris, perbuatan-perbuatan manusia telah
ditentukan dari semula oleh Tuhan. Juga hampir sama dengan paham
Jabariyah yang menyatakan bahwa manusia tidak memiliki kemerdekaan
dalam menentukan kehendak dan perbuatan, (Juhaya, 2010 : 112).
2) Karya Kefilsafatannya
Pada 1709, Berkeley menerbitkan karya pertamanya yakni, "An Essay
towards a New Theory of Vision", dalam karyanya tersebut ia membahas
keterbatasan penglihatan manusia dan mengajukan teori bahwa benda yang
terlihat bukanlah benda material, tapi cahaya dan warna. hal tersebut
membayangi karya filosofisnya Treatise mengenai Prinsip Pengetahuan
Manusia tahun 1710 yang, setelah penerimaan yang buruk, ia menulis ulang
dalam bentuk dialog dan diterbitkan dengan judul Tiga Dialog antara Hylas
dan Philonous pada tahun 1713. Dalam buku ini, pandangan Berkeley
diwakili oleh Philonous (Yunani: 'kekasih pikiran'), sementara Hylas
(Yunani: 'materi') mewujudkan lawan pemikir Irlandia, khususnya John
Locke.Berkeley menentang doktrin Sir Isaac Newton tentang ruang mutlak,
waktu dan gerak di De Motu (Pada Motion), yang diterbitkan tahun 1721
tentang argumen pendahulunya Mach dan Einstein., (Anonim, 2013).
3. David Hume (1711-1776)
a. Riwayat Hidup Filosof
David
Hume
lahir
pada
26
April
1711 dan meninggal pada tanggal 25 Agustus
1776 pada umur 65 tahun.
Ia seorang
filsufSkotlandia, ekonom, dan sejarawan dan
dimasukan sebagai salah satu figur paling penting
dalam filosofi barat dan Pencerahan Skotlandia.
Walaupun kebanyakan ketertarikan karya Hume
Gambar. David Hume
http://www.wordpress.com
berpusat pada tulisan filosofi, sebagai sejarawan
ia mendapat pengakuan dan penghormatan. Ia
lahir di Edinburgh, Skotlandia, pada tahun 1711. Ayahnya adalah tokoh
21
negeri yang meninggal dunia saat Hume masih anak-anak, sehingga Hume
dibesarkan oleh ibunya. Tetapi ayahnya mewariskan banyak uang kepada
keluarganya. Karena itu Hume dapat memperoleh pendidikan yang sangat
baik, terutama melalui pengajar pribadi di rumahnya. Kemudian ia
mendaftar di Universitas Edinburgh untuk belajar sastra klasik. Tetapi
Hume tidak puas dengan pendidikan yang diterimanya dan ia memutuskan
untuk keluar dari Universitas dan pergi ke Perancis dan menjadi filsuf besar,
(Tafsir, 2004:180).
b. Ajarandan Karya Kefilsafatannya
1) Ajaran Kefilsafatannya
David Hume adalah seorang yang skeptic.Solomon menyebut Hume
sebagai ultimate skeptic, skeptic tingkat tinggi. Hume menentang terhadap
tiga pemikiran sebelumnya dan melawan ajaran-ajaran rasionalitas tentang
ide-ide bawaan. Selanjutnya menyerang pemikiran religius, entah dari
katolik, Anglikan, maupun Penganut Deisme. Terakhir serangan pada
empirisme sendiri yang masih percaya pada substansi, (Hardiman, 2004:
87).
Teori Hume ini meruntuhkan teori rasionalisme yang mengatakan
bahwa sumber pengetahuan adalah melalui rasio atau akal. Menurut Hume,
pengetahuan itu bersumber dari pengalaman yang diterima oleh kesan
indrawi. Hal demikian mendorong bagi kita, bahwa untuk menemukan
sebuah pengetahuan kita memerlukan pengalaman kita. Dengan demikian,
bahwa untuk membuktikan sebuah kebenaran akan pengetahuan itu
memerlukan penelitian dilapangan, observasi, percobaan yang mana dengan
cara-cara seperti itulah merupakan titik tolak dari pengetahuan manusia.
Ketika Hume menerapkan teori empirismenya dalam mengkaji eksistensi
Tuhan, dia mengungkapkan bahwa Tuhan yang menurut orang rasionalisme
memang sudah ada dalam alam bawaan sebenarnya tidak nyata. Menurut
Hume, pengetahuan akan Tuhan merupakan sebuah hal yang tidak dapat
dibuktikan karena tidak adanya kesan pengalaman yang kita rasakan akan
Tuhan. Persoalan Tuhan merupakan persoalan yang berkaitan dengan
metafisika. Pembahasan dalam metafisika tidak bisa didekati dengan
22
pembuktian menuntut adanya suatu yang empiris dan nyata. Jauh dari kritik
destruktif terhadap metafisika dan teologi, (Anonim, 2011).
Prinsip dasar yang telah ditetapkan Hume adalah “Segala gagasan
sederhana kita awalnya dihasilkan dari kesan sederhana yang berkaitan
dengan gagasan itu dan benar-benar mewakili keberadaannya” Cara Hume
mengungkapkan penjelasan tersebut dengan benar-benar mengkritik untuk
menganalisis dan menjatuhkan berbagai gagasan. Hume membuat tiga ciri
sebagi basis dari tiga hukum penggabungan gagasan. Hukum pertama
adalah gagasan tergabung atau terkait oleh kemiripan antar-gagasan. Hume
memberi contoh “sebuah lukisan dengan mudah membawa pikiran kita ke
obyek aslinya”. Hukum kedua adalah kedekatan satu gagasan dengan
gagasan yang lainnya dalam hal ruang dan waktu. Pikiran kita cenderung
menggabungkan satu gagasan dengan gagasan yang lain secara fisik atau
jasmaniah tergabung. Hume mencotohkan “menyebutkan satu apartemen
dalam sebuah gedung umunya akan membawa pikiran kita mengenai
apartemen lainya. Hukum ketiga adalah sebab-akibat, pikiran kita
tampaknya dipaksa untuk mengaitkan suatu sebab dengan akibat yang
dibawanya. Ketiga hukum ini mencirikan kerja mental kita, termasuk
penalaran kita, dan mengkarakteristikkan gagasan ilmiah kita.Diantara
ketiga hukum tersebut yang merupakan penghubung yang paling kuat
diantara gagasan. Hume pun tertarik pada analisis sebab akibat ,(Lavine,
1984: 145).
2) Karya Kefilsafatannya
Karyanya Treatise of Human Nature (1739) ditulisnya tatlkala ia masih
muda. Buku itu tidak menarik banyak perhatian orang, untuk itu Hume
pindah ke subjek lain lalu ia menjadi seorang sejarawan yang terkenal.
Kemudian pada tahun 1748 ia menulis buku yang terkenal “An Enquiry
concerning Human Understanding”. Baik buku Treatise maupun Enquiry
keduanya menggunakan metode empirisme, (Tafsir, 2004:180).
23
4. Sumbangan
Filsafat
Rasionalisme
terhadap
Ilmu
Pengetahuan
dan
Pengembangan Kurikulum
a. Ilmu Pengetahuan
Sumbangan filsafat empirisme yang dihasilkan oleh beberapa tokoh
seperti John Locke memberikan sumbangsih pada ilmu pengetahuan dalam
bidang ilmu pengetahuan sosial dan penerapan metode ilmiah yang
membangun pengetahuan. Sumbangan karya yang ditorehkan oleh George
Berkeley adalah ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu Fisika, Matematika,
dan ilmu Teologi. Sedangkan sumbangan karya yang dihasilkan oleh David
Hume adalah ilmu pengetahuan ilmu sejarah dan ilmu sains.
b. Pengembangan kurikulum
1) Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dari filsafat empirisme yaitu untuk
mengembangkan pengetahuan peserta didik melalui pengalamannya
secara
indrawi.
Sehingga
siswa
mampu
mengembangkan
dan
menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari pengalamannya dalam
kehidupan sehari-hari.
2) Kurikulum
Kurikulum yang dikembangkan pada filsafat empirisme mengacu
pada ilmu empiris yang diperoleh dari pengalaman dengan adanya
indrawi. Ilmu empiris ini seperti ilmu biologi, ilmu fisika, dan ilmu
kimia. Pengembangan kurikulum ini menekankan pada pembelajaran
berdasar scientific (mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan), pembelajaran ini menekankan pada keaktifan
siswasehingga siswa dapat menemukan hal-hal baru dari penggunaan
kurikulum tersebut.
3) Proses Belajar
Proses belajar yang dikembangkan pada filsafat empirisme
menggunakan model pembelajaran berbasis inquiry, discovery, dan
observasi.
Model
pembelajarn
inquiry
merupakan
rangkaian
pemnbelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
24
dipertanyakan. Model pembelajaran berbasis discovery merupakan
pembelajaran yang menekankan pada penemuan konsep atau prinsip
yang sebelumnya tidak diketahui. Model pembelajaran observasi
merupakan pembelajaran yang menekankan pada pengamatan langsung
dilapangan sehingga siswa dapat membenarkan dari teori yang telah
dipelajari. Pengamatan langsung ini melibatkan indrawi dalam
memperoleh pengetahuannya, sehingga dapat dikatan siswa dalam
belajar prosesnya berdasarkan pengalaman pada pengamatan langsung.
4) Hasil Belajar
Hasil belajar yang diharapkan pada pengembangan kurikulum
filsafat empirisme yaitu peserta didik bisa mampu mengembangkan cara
berpikir ilmiahdengan pembelajaran berdasar metode ilmiah dan dengan
pengalaman belajarnya secara pengamatan langsung (observasi), selain
itu juga siswa bisa menjadi seorang poitikus, ilmuwan, dan berperan
dalam lembaga kemasyrakatan.
.
5. Rangkuman dan Tugas
a. Rangkuman
1) Empirisme merupakan salah satu aliran dalam filasuf yang menekankan
peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan serta pengetahuan
itu sendiri, dan mengecilkah peranan akal.
2) Filsuf ajaran empirisme adalah John Locke (1632-1704), David Hume
(1711-1776) dan Herbert Spencer (1820-1903).
3) Filsafat Locke dapat dikatakan antimetafisika, sedangkan George
Berkeley sebagai penganut empirisme mencanangkan teori yang
dinamakan “immaterialisme” atas dasar prinsip-prinsip empirisme dan
David Hume adalah seorang yang skeptic.
4) Teori empirisme berpendapat bahwa semua anak lahir dalam keadaan
sama. Perkembangan anak merupakan hasil belajar dan pengalaman.
5) Menurut hukum empirisme, pengetahuan dan keterampilan manusia
dibentuk oleh pengalaman inderawi dan perlakuan yang diterima oleh
25
anak. Anak laksana biji besi yang mencair, sehingga bisa dibentuk
seperti apa saja.
6) Kurikulum 2013 yang sekarang ini sedang digalakan di dunia
pendidikan menggunakan prinsip aliran empirisme diamana kajian
dalam kurikulum tersebut terdapat pendekatan saintifik (mengamati,
menanya, mencoba, mengolah informasi, mengkomunikasikan).
7) Aliran Empirisme dipandang sebagai aliran yang sangat optimis
terhadap pendidikan. Aliran ini percaya, bahwa manusia sebagai
makhluk pasif, yang mudah dibentuk atau direkayasa, sehingga
lingkungan pendidikan dapat menentukan segalanya.
b. Tugas
Diskusikan bersama temanmu :
1) Jelaskan apa yang dimaksud dengan empirisme?
2) Siapa sajakah tokoh filsuf ajaran empirisme?
3) Mengapa Filsafat Locke dapat dikatakan antimetafisika?
4) Siapakah
tokoh
yang
mencanangkan
teori
yang
dinamakan
“immaterialisme” atas dasar prinsip-prinsip empirisme?
5) Tuliskan beberapa pendapat Locke dalam teori pengetahuan!
6) Jelaskan perbedaan teori dari setiap tokoh empirisme!
7) Mengapa kurikulum 2013 dapat dikatakan menggunakan prinsip aliran
empirisme ? jelaskan!
8) Apa yang anda ketahui mengenai hukum empirisme?
9) Bagaimana jika aliran empirisme tidak sesuai dengan keadaan dalam
sehari-hari?
10) Mengapa aliran empirisme dipandang sebagai aliran yang mengecilkan
rasio atau akal?
C. Keunggulan Dan Kekurangan Filsafat Barat
1. Keunggulan filsafat modern barat awal
Keunggulan pada Filsafat barat modern ini berlandaskan pada humanistis
murni, yang mengandalkan rasionalisasi dan mengandalkan pemikiran atau
imajinasi seorang filsuf tanpa dibatasi oleh suatu aturan agama atau adat.
Selain itu, menghasilkan manusia yang monodimention dan orang-orang yang
26
paham filsafat barat modern ini mengembnagkan rasionya dengan baik,
(Hanafi, 1981: 97).
2. Kekurangan filsafat barat modern awal
Adapun kekurangan dari filsafat modern Barat awal ialah diantaranya:
1) Hakikat kebenarannya sifatnya parsial yang membuatnya sering terjadi
pertarungan antar ide oleh ahlinya.
2) Prinsip
perkembangannya
mengembangkan
aspek
profane
saja.
Menghasilkan manusia yang mono dimention (ahli dalam satu bidang).
3) Pandangan kepribadian manusia hanya memperhatikan fungsi akal saja
dalam menyelesaikan masalah.
4) Dalam mengembangkan idenya sulit ditransformasikan dalam tingkah laku
dalam kehidupan nyata.
5) Al-Ghazali mengkhawatirkan perkembangan filsafat ini, karena dianggap
akan melahirkan prinsip-prinsip ateisme, (Hanafi, 1981: 97).
27
Daftar Pustaka
Ash-shadr, M. (1995).Falsafatuna. Bandung : Penerbit Mizan.
Ghulsyani, M. (1989).Filsafat Sains Menurut Al Qur’an, Bandung : Mizan.
Hardiman, F. (2004).Filsafat Modern dari Machiavelli sampai Nietzsche. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
I.G.K. Wardani. (2008). Teori Perkembangan, dalam Kapita Selekta Kependidikan SD.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Lavine, (1984).Filsafat Pengantar .Bandung: CV. Ilmu.
Muslim, M. (2005).Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Belukar.
Robert, C. (2002). Sejarah Filsafat. Yogyakarta : Bentang Budaya.
Saidli, J. (2010). Aliran-Aliran Filsafat dan Etika. Jakarta: Kencana
Solihin. (2007). Filsafat Umum.Bandung : Pustaka Setia.
Sudarwan, D. (2010). Pengantar Kependidikan,Bandung, Alfabeta
Sukardjo, U. (2012). Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali
Pers
Syadali, A.(1997). Filsafat Modern. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Tafsir, A. (2004). Filsafat Umum (Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Copra) Cetakan
ke-13. Bandung: Rosda Karya.
Tafsir, A. (2004). Filsafat Umum. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Tafsir, A. (2003). Filsafat Umum Akal dan Hati sejak Thales sampai James, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Anonim.
(2013).
Filsafat
Empirisme.http://hamizanabqari.blogspot.co.id.Diakses
Tanggal 25 Februari 2016, Pukul 15.00 Wib.
Anonim.
(2014).
Rasionalisme.http://edysusantoo.blogspot.co.id.Diakses
Tanggal
25
Februari 2016, Pukul 15.00 Wib.
Apipudin. (2015).Filsafat Rasionalisme.http://apiepudin.blogspot.co.id.Diakses Tanggal 25
Februari 2016, Pukul 15.00 Wib.
Norwita. (2011). Aliran Empirisme.http://norwitaariany.blogspot.in. Diakses Tanggal
25 Februari 2016, Pukul 15.10 Wib
28
Download