FILSAFAT BARAT MODERN BARAT AWAL Riwayat hidup Rene Descartes Aliran Rasionalisme Tokoh filsafat Rasionalisme Ajaran dan kefilsafatan Descarts karya Rene Riwayat hidup Baruch Spinoza Riwayat Gottfried Wilhelm Rasionalisme pengembangan kurikulum - karya John Barat Riwayat hidup George Barerkeley Ajaran dan kefilsafatan karya George Berkeley hidup Filsafat terhadap Ajaran dan kefilsafatan Locke karya Baruch Ajaran dan karya kefilsafatan Gottfried Sumbangan Keunggulan Tujuan pembelajaran Kurikulum yang dikembangkan Proses pembelajaran Hasil belajar David Hume Riwayat hidup David Hume Ajaran dan karya kefilsafatan David Hume Sumbangan Filsafat Empirisme terhadap dan kekurangan Filsafat Tokoh filsafat Empirisme George Berkeley Baruch Spinoza Gottfried Leibniz Aliran Empirisme John Locke Rene Descartes Ajaran dan kefilsafatan Sponoza Riwayat hidup John Locke pengembangan - kurikulum - Tujuan pembelajaran Kurikulum yang dikembangkan 1 Proses pembelajaran Hasil belajar BAB VIII FILSAFAT BARAT MODERN BARAT AWAL A. Rasionalisme Secara bahasa (etimologis) rasionalisme berasal dari bahasa Inggris rationalism. Kata ini berasal dari bahasa Latin ratio yang berarti “akal”. Dan secara istilah (terminologis) rasionalisme adalah aliran yang dipandang sebagai aliran yang berpegang pada prinsip bahwa akal harus diberi peranan utama dalam ilmu pengetahuan, (Solihin, 2007). Rasionalisme adalah faham atau aliran yang berdasar rasio, ide-ide yang masuk akal.Selain itu, tidak ada sumber kebenaran yang hakiki. Zaman rasionalisme berlangsung dari pertengahan abad XVII sampai akhir XVIII.Pada zaman ini hal yang khas bagi ilmu pengetahuan adalah penggunaan yang eksklusif daya akal budi (ratio) untuk menemukan kebenaran, (Solihin, 2007). Rasionalisme adalah faham filsafat yang menyatakan bahwa akal (reason) adalah alat terpenting untuk memperoleh pengetahuan dan menetes pengetahuan. Jika empirisme mengatakan bahwa pengetahuan diperoleh dengan alam mengalami objek empiris, maka rasionalisme mengajarkan bahwa pengetahuan diperoleh dengan dengan cara berpikir. Alat dalam berpikir itu adalah kaidah-kaidah logis atau aturan-aturan logika, (Rouf, 2014). Rasionalisme tidak mengingkari kegunaan indera dalam memperoleh pengetahuan. Pengalaman indera diperlukan untuk merangsang akal dan memberikan bahan-bahan yang menyebabkan akal dapat bekerja. Akan tetapi, untuk sampainya manusia kepada kebenaran, adalah semata-mata dengan akal. Laporan indera menurut rasionalisme merupakan bahan yang belum jelas dan kacau. Bahan ini kemudian dipertimbangkan oleh akal dalam pengalaman berpikir. Akal mengatur bahan itu sehingga dapatlah terbentuk pengetahuan yang benar. Akal dapat bekerja dengan bantuan indera, tetapi akal juga dapat menghasilkan pengetahuan yang tidak berdasarkan bahan inderawi sama sekali. Jadi, akal dapat menghasilkan pengetahuan tentang objek yang betul-betul abstrak, (Rouf, 2014). 2 Beberapa filosof Modern Barat awal diantaranya adalah Rene Descartes (1595-1650), Baruch Spinoza (1632-1677) dan Gottfried Wilhelm Leibniz (16461716). 1. Rene Descartes (1596-1650). a. Riwayat Hidup Filosof Rene Descartes lahir tahun 1596 dan meninggal pada tahun 1650. Descartes dianggap sebagai bapak filsafat modern. Menurut Bertrand Russel, kata “Bapak” pantas diberikan kepada Descartes karena dialah orang pertama pada Gambar.Rene Descartes http://www.wordpress.com zaman modern itu yang membangun filsafat berdasarkan atas keyakinan diri sendiri yang dihasilkan oleh pengetahuan akliah. Rene Descartes ahli dalam ilmu alam, ilmu hukum, dan ilmu kedokteran.Ia menyatakan bahwa ilmu pengetahuan harus satu, tanpa bandingannya, harus disusun oleh satu orang, sebagai bangunan yang berdiri sendiri menurut satu metode yang umum. Yang harus dipandang sebagai hal yang benar adalah apa yang jelas dan terpilihpilih. Ilmu pengetahuan harus mengikuti langkah ilmu pasti karena ilmu pasti dapat dijadikan model mengenal secara dinamis, (Solihin, 2007). Ahmad Syadali mengemukakan bahwa zaman modern dalam filsafat biasanya dimulai oleh filsafat Descartes.Kata modern disini hanya mempunyai corak yang amat berbeda, bahkan berlawanan, dengan corak filsafat pada abad pertengahan Kristen, (Syadali, 1997). b. Ajaran dan Karya Kefilsafatannya 1) Ajaran Kefilsafatannya Reene Descartes memulai filsafatnya dengan badai skeptisismenya.Ia berfikir bahwa, karena gagasan saling berlawanan, maka gagasan-gagasan itu merupakan ajang dari kesalahan. Sementara itu perspektif indrawi pun sering menipu, ia pun tidak boleh diperhitungkan. Dengan dua pertimbangan tersebut badai skeptisisme pun muncul dan menumbangkan dunia material dan spiritual sekaligus.Karena jalan kearah kedua dunia 3 itupun adalah melalui gagasan dan persepsi inderawi, (Baqir, M, 1995:6768). Descartes menegaskan keniscayaan skeptisisme yang mutlak dan menunjukkan logikanya dengan fakta bahwa manusia mungkin saja berada dalam cengkraman kekuatan yang menguasai eksistensi dan pikirannya yang berusaha menipu dan menyesatkan. Hal tersebut yang tidak realistis dan memiliki persepsi-persepsi yang salah. Bagaimanapun jelasnya gagasan dan persepsi itu, kita tidak dapat menghindari asumsi tersebut yang mengharuskan kita mengambil skeptisisme sebagai doktrin yang abadi. Tapi Descartes mengecualikan suatu kebenaran yang tidak dapat diguncangkan badai skeptisisme yaitu pikirannya yang realitas aktual yang tidak diragukan lagi. Keraguan tidak mempengaruhinya kecuali dengan memperkuat stabilitas dan kejelasannya. Berpikir adalah suatu kebenaran yang pasti.Hal tersebut merupakan asas filsafat Descartes dan titik tolak keyakinan filosofis. Dari sanalah Descartes berusaha keluar dari konsepsi menuju eksistensi, dari subjektivitas ke objektivitas. Ia membuktikan subjek dan objek sekaligus. Memulainya dengan diri sendiri dan membuktikan eksistensinya dengan realitas tersebut dan mengatakan “Aku berfikir, maka aku ada”, (Baqir, M, 1995:67-68). Sesuatu yang ada itu benar-benar ada, bukan hanya khayalan dan impian, untuk memastikannya maka segala sesuatu harus disangsikan dahulu. Demikian dengan segala tuntutan tentang kebenaran yang selama itu telah diterima sebagai kebenaran harus diragukan kebenarannya. Apabila lewat kesangsian yang begitu radikal ada suatu kebenaran yang sanggup bertahan sehingga tidak mungkin lagi diragukan kebenarannya, maka kebenaran itu adalah kebenaran yang pasti yang harus menjadi kebenaran filsafat yang pertama dan terutama (Primum philosophycum), (Baqir, M, 1995:67-68). Manusia harus menjadi titik berangkat dari pemikiran yang rasional demi mencapai kebenaran yang pasti. Karena pada hakikatnya metode Descartes ini diidentifikasikan sangat lebih rasionalistis dahulu dengan elemen-elemen analisis konseptual sederhana kemudian 4 disintesisasikan suatu pemahaman strutur realitas dengan memahami hubungan-hubungan yang perlu yang didalamnya elemen-elemen tersebut harus berdiri satu dengan lainnya, (Baqir, M, 1995:67-68). Aplikasi metode ini adalah mendesak ketidakpastian hingga kebatas paling akhir dengan membuat keterangan atau fakta yang menopang keyakinan-keyakinan yang telah diterima selama itu menjadi sasaran kritik yang tidak kenal kompromi dan menangguhkan setiap pendapat kendati sangat masuk akal namun sedikit banyaknya mengandung sesuatu yang secara rasional meragukan. Visi dan filsafat Descartes banyak dipengaruhi oleh ilmu alam dan matematika yang berasas pada kepastian dan kejelasan perbedaan antara yang benar dan salah.Sehingga dia menerima suatu kebenaran sebagai suatu hal yang pasti dan jelas atau disebut Descartes sebagai kebenaran yang Clear and Distinct. Descartes bukan penganut skeptisisme yang menyangsikan segala-galanya dan mengatakan bahwa sesungguhnya apa yang dinamakan pengetahuan itu tidak ada. Kesangsian Descartes hanya kesangsian metodis belaka, (Rapar, 1996:112). Descartes mengingatkan pada Al-Gazali yang dalam menuntut pengetahuan tertentu, memulai dengan meragukan segala sesuatu. Karena ragu merupakan suatu bentuk berfikir, dan berfikir berarti eksis.“Aku berfikir karena itu aku eksis” adalah merupakan proporsi pertama yang pasti. Lalu ia memcapai pengetahuan bahwa Tuhan ada karena kepastian pengetahuan tentang dirinya. Menurut definisi, Tuhan itu baik, dan tak mungkin menipu.Pandangan terkenal Descartes adalah pandangan tentang dualitas jiwa dan raga. Sebab jiwa itu tak bergantung pada raga, ia dapat survive tanpa raga setelah terpisah dari raga, (Baqir, M. 995:28). 2) Karya Kefilsafatannya Karya-karya pentingnya ialah Disourse on method (1637), The meditation, (1642) Principle of Philosophy, kedua buku ini saling melengkapi satu sama lain. Didalam buku inilah ia menuangkan metodenya yang terkenal itu, metode keraguan Descartes (cartesian doubt)metode ini sering juga disebut Cogito Descartes. Kemudian The Passion of the Soul dan Rules for the Direction of the mind, (Ash-shadr.1995:28). 5 2. Baruch Spinoza (1632-1677) a. Riwayat Hidup Filosof Spinoza lahir pada tanggal 24 November 1632 dan meninggal dunia tanggal 21 Februari 1677 M. Setelah ia mengucilkan diri dari agama Yahudi, ia mengubah namanya menjadi Benedictus de Spinoza. Ia hidup di pinggiran kota Amsterdam (Solomon, 1981:71). Spinoza dilahirkan oleh orang tua Yahudi yang melarikan diri dari pengejaran di Gambar. Baruch Spinoza http://www.wordpress.com Spanyol, ia hidup di Amsterdam sampai dipaksa keluar oleh mereka yang membenci pikiran bebasnya, bahkan sampai ada yang berusaha untuk membunuhnya. Orangorang dari Kristen ortodoks tidak menyukainya karena apa yang dilihatnya sebagai ateisme. Menurutnya, banyak terdapat keraguan dalam agama yang dianutnya, sehingga Ia ingin melepaskan diri dari agamanya yaitu yahudi dan ia juga mengasingkan diri dan jauh dari masyarakat. Spinoza adalah pengikut Rasionalisme Descartes, Ia memandang sesuatu itu benar melalui akal. Seperti halnya Descartes yang menomor satukan akal dan menepikan indera yang di anggapnya menyesatkan, (Anonim, 2011). b. Ajaran dan Karya Kefilsafatannya 1) Ajaran Kefilsafatannya Ajaran etika yang ditulis oleh Spinoza merupakan realitas kebenaran yang ada pada diri manusia saat ini. Bagaimanakah orang bijaksana bisa hidup dengan tenang dan mantap, hal tersebut yang mendasari Spinoza untuk mencari jawaban disekitar lingkungannya. Pertanyaannya dijawab dengan menggunakan prinsip geometri. Setiap makhluk hidup pasti berusaha dengan sekuat tenaga untuk mempertahankan keberadaannya ataupun memprtahankan hidupnya, (Nurcelina, 2012). Usaha tersebut pasti didasari dengan dorongan secara intelektual. Sebaliknya jika keinginan tersebut padam maka yang terjadi adalah rasa sakit yang berkepanjangan. Spinoza dapat menentukan mana yang baik 6 dan mana yang buruk bagi manusia. Yang baik adalah yang mendukung dan memenuhi keinginan kita untuk mendapatkan sebuah kenikmatan. Sebaliknya yang buruk adalah yang menghambat kita dalam mendapatkan kenikmatan tersebut dan membuat kita sedih. Kebahagian akan terwujud ketika kita tidak merasa sedih, tetapi nikmat, (Nurcelina, 2012). Spinoza membuat marah komunitas Yahudi karena dia meragukan Kitab Suci sebagai Wahyu Allah, mengkritik posisi imam Yahudi, mempertanyakan kedudukan bangsa Yahudi sebagai umat pilihan Yahweh dan keterlibatan Allah secara personal dalam sejarah manusia. Dia mengatakan bahwa Taurat tidak mungkin ditulis oleh Musa dan mukjizat hanyalah kesalahan dalam menafsirkan hukum-hukum alam.Para tokoh Yahudi sangat merasa gelisah dengan ajaran-ajaran Spinoza. Mereka berusaha dengan berbagai cara untuk membawa Spinoza kembali ke ortodoksi agama tetapi hasilnya nihil. Seorang Yahudi berusaha menikamnya untuk menyenangkan hati Yahweh, (Hardiman, 2007:43). Spinoza memiliki pandangan panteisme dan monisme.Spinoza berusaha mengatasi dualisme Cartesian. Dia berpendapat bahwa jiwa dan badan adalah kenyataan tunggal yang sama yang bisa dipahami dalam atribut pikiran atau keluasan. Aku adalah bagian dari suatu keseluruhan yang terdiri dari modifikasi keluasan dan pikiran. Modifikasi pikiran adalah jiwa, sedang modifikasi keluasan adalah badan.Jiwa dan badan ini satu sehingga setiap modifikasi pada jiwa adalah modifikasi pada badan juga. Berdasarkan anggapan ini Spinoza memandang setiap peristiwa lahiriah sebagai peristiwa mental sekaligus material dan ini disebut panpsikisme. Spinoza membedakan dua macam idea yakni idea yang memiliki kebenaran secara intrinsik dan idea yang memiliki kebenaran secara ekstrinsik, (Hardiman, 2007:44). Ide yang memiliki intrinsik disebut mempunyai sifat memadai sedang yang ekstrinsiknya disebut kurang memadai. Pandangan determinisme Spinoza yang ketat yakni sebuah pandangan bahwa tidak ada kebebasan baik dunia fisik maupun dunia mental. Setiap tindakan manusia disebabkan oleh rangkaian hubungan sebab akibat persis seperti 7 peredaran planet dan benda yang berjatuhan. Keputusan pikiran kita bersesuaian dengan penentuan nafsu badaniah kita, sebab jiwa dan badan itu satu.Spinoza lebih berpikiran jernih dan tenang jauh meninggalkan luapan emosi dalam setiap analisisnya, (Nurcelina, 2012). Kesimpulan kebebasan menurut Spinoza, kebebasan bukanlah lahir dari belenggu sebab akibat melainkan sebagai kesadaran akan hubungan sebab akibat itu. Orang yang bebas adalah orang yang menaklukakan emosi-emosinya, mengubah kesadaran akan dunia dan orang bebas itu adalah orang yang bahagia. Pendiriannya lebih beraliran rasionalisme yang dapat dijelaskan sebagai berikut. Sebuah ide berhubungan dengan idea berhubungan dengan ideatum atau objek dan kesesuaian idea dan ideatum inilah yang disebut kebenaran. Karena monismenya menyarankan bahwa segala ide adanya pasti sesuai dengan ideatum-ideatumnya tak ada idea yang salah, (Nurcelina, 2012). 2) Karya Kefilsafatannya Buku Ethica Ordine Geometrico Demonstrat yang merupakan karya utamanya, ditulis dengan maksud untuk membantu mengurangi penderitaan orang-orang yang menganut suatu keyakinan. Karya ini bukan semata-mata karya filosofi melainkan memiliki tujuan praktis yakni untuk mengajari pembacanya bahwa Tuhan merupakan bagian dari Penciptaan, bahwa semua hal yang eksis merupakan manifestasi dari Tuhan termasuk umat manusia. Agar seseorang mampu memahami hal ini sangat penting untuk bersikap mandiri dan bebas dari seluruh fanatisme yang membelenggu. Spinoza membuktikan keyakinan tersebut dalam kehidupannya, argumen-argumennya selalu disampaikan dengan tenang, dipertimbangkan dengan matang dan masuk akal. Beliau bahkan tidak membiarkan dirinya terprovokasi.Tractactus de intellectus emendation (Traktat tentang perbaikan pemahaman,1677) dan Tractatus-politicus beliau menulis tentang demokrasi dan pentingnya kebebasan berpendapat, (Hardiman, 2007:45). 8 3. Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) a. Riwayat Hidup Filosof Gottfried Wilhelm Leibniz lahir tahun1646 dan meninggal tahun 1716. Ia Seorang filosof Jerman, matematikawan, fisikawan, dah sejarawan. Lama menjadi pegawai pemerintah, menjadi atase, pembantu pejabat tinggi Negara. Lahir di Leipzig, Gambar. Leibniz http://www.wordpress.com jerman. Sekolah di Nicolai di lepzig, ia menguasai banyak bahasa dan banyak bidang pengetahuan. Pusat metafisikanya adalah idea tentang substansi yang dikembangkan dalam konsep monad, (Tafsir, A, 2004 : 138). Ayahnya Friedrich Leibniz sudah sejak awal membangkitkan rasa ketertarikannya terhadap masalah-masalah yuridis dan falsafi.Ayahnya seorang ahli hukum dan profesor dalam bidang etika dan ibunya adalah putri seorang ahli hukum pula. Gottfried Leibniz telah belajar bahasa Yunani dan bahasa Latin pada usia 8 tahun berkat kumpulan buku-buku ayahnya yang luas. Pada usia 12 tahun ia telah mengembangkan beberapa hipotesa logika yang menjadi bahasa simbol matematika. Pada usia 15 tahun ia sudah menjadi mahasiswa di Universitas Leizig, mempelajari hukum, tetapi ia juga mengikuti kuliah matematika dan filsafat. Tahun 1666, belum berumur 21 ia menerima ijazah doctor dari Universitas Altdorf, dekat Nuremberg, dengan disertasi berjudul De casibus perplexis (On Complex Cases Law). Universitasnya sendiri menolak mengakui gelar doktornya karena umurnya terlalu muda, makanya ia meninggalkan Leipzig pindah ke Nuremberg. Januari-Maret 1673 Leibniz pergi ke London menjadi atase politik.Iabertemu dengan ilmuwan seperti Robert Boyle. Tahun 1675 ia menetap di Hannover, ia berjalan ke London dan Amsterdam hingga bertemu dengan Spinoza, (Anonim, 2011). b. Ajaran dan Karya Kefilsafatannya 1) Ajaran Kefilsafatannya Leibniz memusatkan perhatian pada substansi adalah hidup, dan setiap sesuatu terjadi untuk suatu tujuan. Penuntun prinsip filsafat Leibniz ialah 9 “prinsip akal yang mencukupi, yang secara sederhana dapat dirumuskan “sesuatu harus mempunyai alasan”. Bahkan Tuhan harus juga mempunyai alasan untuk setiap yang diciptakan-Nya. Leibniz dan Spinoza, keduanya berbeda dalam merumuskan substansi. ”Prinsip akal yang mencukupi” merupakan penuntun yang sangat berpengaruh dalam filsafat Leibniz, sehingga pemikiran filsafatnya pun berkembang, (Tafsir, 2004: 140). Leibniz menuliskan karya-karyanya dalam bahasa Latin dan Perancis, seorang ensiklopedis (Orang yang mengetahui segala lapangan pengetahuan pada masanya). Menurut Leibniz, substansi itu jumlahnya banyak atau tiada terhingga yang kemudian ia namakan sebagai monad. Dalam suatu kalimat yang kemudian terkenal Lebniz mengatakan ”monadmonad tidak mempunyai jendela, tempat sesuatu bisa masuk atau keluar”. Pernyataan ini berarti bahwa semuanya monad harus dianggap tertutup seperti cogito Descartes. Setiap monad berbeda satu dengan yang lain, dan Tuhan (sesuatu yang supermonad dan satu-satunya monad yang tidak dicipta) adalah sang pencipta monad-monad itu. Maka karya Leibniz tentang ini diberi judul Monadology (studi tentang monad) yang ditulisnya 1714, (Anonim, 2011). Terdapat dua titik fokus Leibniz yaitu monadelogi dan konsep Tuhan, Leibniz mencoba memberikan penjelasan tentang Tuhan dengan membuktikan Tuhan dengan 4 argumen yaitu: a) manusia memiliki ide kesempurnaan, makanya ada Allah terbukti. ini disebut bukti ontologis, b) adanya alam semesta dan ketidaksempurnaannya membuktikan adanya sesuatu yang melebihi alam semesta ini, dan yang transeden ini disebut Allah, c) kita selalu mencari kebenaran yang abadi, tetapi tidak tercapai menunjukan adanya pikiran yang abadi,yaitu Allah, d) adanya keselarasan di antara monad-monad membuktikan bahwa pada awal mula ada yang mencocokan meraka satu sama lain, yang mencocokannya itu Allah, (Anonim, 2011). Leibniz banyak membahas keberadaan alam dengan mengkhususkan bahasannya tentang relasi antara tuhan dengan ciptaannya terutama manusia. Tentang pengetahuan yang didapat manusia, Leibniz 10 mengemukakan argumennya bahwa kesemuanya, kecuali pemahaman berawal dari persepsi indera, menurutnya pemahaman datangnya dari rasionalitas, yang mana rasionalitas tersebut didapatkan dari proses berfikir serta anugerah Tuhan. Pendapat tersebut agak memiliki kemiripan dengan Rene Descates dalam cogito ergo sum-nya. Persamaannya yakni pada anugerah Tuhan yang memberikan kita kesempatan untuk berfikir, atau dapat dikatakan Tuhan sebagai Fasilitator kita untuk berfikir/memotensikan rasionalitas, (Russell,2002 : 765). Sama seperti pendahulunya, Descartes dan Spinoza, maka Leibniz juga memfokuskan teori-teorinya kepada aspek ontologis, yakni permasalahan substansi. Kalau seorang Descartes menyebutkan bahwa di alam ini substansi mewakili tiga hal, yakni tuhan, jiwa dan materi. Spinoza mengemukakan bahwa berkembangnya suatu eksistensi serta substansi jiwa adalah sesuatu yang berasal dari Tuhan. Maka Leibniz terkesan mempunyai pendapat lebih sempurna ketimbang Spinoza, ia menyatakan bahwa suatu substansi yang membentuk daya hidup alam ini tidak berasal dari pondasi satu substansi saja, akan tetapi pondasinya berasal dari eksistensi yang plural yang menjadikannya hidup. Seperti sebuah mobil yang terangkai dari macam-macam benda yakni busi, dinamo, chasis, ban, aki dan lain-lain, yang sebagaimana benda-benda penyusun mobil tersebut juga tersusun dari macam-macam benda lain, maka berkat adanya rangkaian benda-benda tersebut mobil dapat hidup dan beroperasi, jika masing-masing benda yang merangkai mobil itu dilepas satu-persatu, maka mobil tersebut dipastikan nir-fungsi. Seperti itulah pandangan Leibniz tentang substansi yang bergantung pada partikel-partikel yang membentuknya, partikel-partikel tersebut diistilahkan oleh Leibniz dengan nama monad yang kesemuanya memiliki daya, baik itu daya untuk hidup atau daya untuk mati, (Russell,2002 : 765). Monad yang memiliki daya hidup akan menjadi makhluk hidup. Sedangkan monad yang tidak memiliki daya hidup/hanya memiliki daya untuk mati akan menjadi benda mati. Keberadaan semua monad tersebut mempunyai tugas untuk bekerja sama membentuk suatu struktur dunia 11 yang harmonis. Lantas apa sebenarnya peran Tuhan dalam monad-monad ini? Jawab Leibniz bahwa sesungguhnya monad-monad ini mencerminkan alam semesta, akan tetapi pencerminan tersebut bukan berasal dari alam itu sendiri yang memberikan, akan tetapi Tuhan-lah yang memberikannya sebuah sifat spontan yang menyebabkan refleksisme, (Russell, 2002 : 765). 2) Karya Kefilsafatannya Leibniz menuliskan karya-karyanya dalam bahasa Latin dan Perancis, seorang ensiklopedis (Orang yang mengetahui segala lapangan pengetahuan pada masanya). Karya kefilsafatan dari Leibniz berupa ilmuilmu pengetahuan sains yang sampai sekarang terus berkembang. 4. Sumbangan Filsafat Rasionalisme terhadap Ilmu Pengetahuan dan Pengembangan Kurikulum a. Ilmu pengetahuan Sumbangan filsafat rasionalisme yang dihasilkan oleh beberapa tokoh seperti Rene Decrates memberikan sumbangsi pada ilmu pengetahuan dalam bidang matematika yaitu bidang ilmu pengetahuan geometri analitis (analitycal geometry). Decrates sejak zaman Yunani membagi matematika menjadi dua yaitu aritmatika yang mempelajari kuantitas yang berbeda serta dinyatakan dengan angka-angka, dan geometri yang mempelajari kuantitas berkesinambungan yang dinyatakan lewat garis-garis dan bilangan, lalu keduanya dipadukan dengan menggunakan rumus-rumus aljabar yang dikenal koordinat kartesian. Sumbangan karya yang dihasilkan Baruch Spinoza adalah ilmu pengetahuan bidang Matematika yaitu geometri. Sedangkan sumbangsi yang diberikan oleh Leibniz adalah ilmu pengetahuan dalam bidang Matematika yaitu ilmu Kalkulus, geologi dan karyanya yaitu mesin hitung penyempurnaan dari Blaise Pascal. 12 b. Pengembangan Kurikulum 1) Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran dari filsafat rasionalisme yaitu untuk mengembangkan intelektual, akal, dan rasio siswa sehingga siswa dapat berpikir secara kritis dan aktif. Hal tersebut karena berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang berbasis eksak atau yang memerlukan proses berpikir rasional. 2) Kurikulum Kurikulum yang dikembangkan pada filsafat rasionalisme mengacu pada ilmu-ilmu eksak, seperti ilmu matematika diantaranya geometri dan kalkulus. Pengembangan kurikulum ini menekankan pada keaktifan siswa sehingga siswa dapat menemukan hal-hal baru dari penggunaan kurikulum tersebut. 3) Proses Belajar Proses belajar yang dikembangkan pada filsafat rasionalisme berkaitan dengan ilmu-ilmu eksak dengan menggunakan pendekatan saintific sehingga siswa dapat berfikir secara intelektual, rasionalis dan kritis. 4) Hasil Belajar Hasil belajar yang didapat oleh siswa dengan menggunakan pengembangan kurikulum tersebut, maka siswa dapat berpikir secara kritis, intelektual, rasionalis, dan membentuk pola pikir yang beragam dan matematis. Sehingga siswa dapat menjadi seorang pemikir hebat bahkan bisa menjadi seorang ilmuwan. 5. Rangkuman dan Tugas a. Rangkuman 1) Rasionalisme adalah faham atau aliran yang berdasar rasio, ide-ide yang masuk akal. Selain itu, tidak ada sumber kebenaran yang hakiki. Zaman rasionalisme berlangsung dari pertengahan abad XVII sampai akhir XVIII. 13 2) Rasionalisme tidak mengingkari kegunaan indera dalam memperoleh pengetahuan. Pengalaman indera diperlukan untuk merangsang akal dan memberikan bahan-bahan yang menyebabkan akal dapat bekerja. 3) Filsuf Ajaran Rasionalisme pada zaman filsafat modern, tokoh pertama rasionalisme adalah Rene Descartes (1595-1650). Tokoh rasionalisme lainnya adalah Baruch Spinoza (1632-1677) dan Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716). 4) Reene Descartes memulai filsafatnya dengan badai skeptisismenya.Reene Descartes begitu terkenal karena berhasil terjun dalam bidang matematika. Sampai saat ini ilmu yang bisa diwariskan dan masih tetap digunakan atau sebagai sumbangan pada pendidikan masa kini dalam bidang ilmu pengetahuan yaitu geometri analitis (Analitycal geometry) yang telah berhasil dikembangkan oleh Descartes. 5) Spinoza memiliki pandangan panteisme dan monisme. Spinoza berusaha mengatasi dualisme Cartesian. Dia berpendapat bahwa jiwa dan badan adalah kenyataan tunggal yang sama yang bisa dipahami dalam atribut pikiran atau keluasan. 6) Kalau seorang Descartes menyebutkan bahwa di alam ini substansi mewakili tiga hal, yakni tuhan, jiwa dan materi. Spinoza mengemukakan bahwa berkembangnya suatu eksistensi serta substansi jiwa adalah sesuatu yang berasal dari Tuhan. Maka Leibniz terkesan mempunyai pendapat lebih sempurna ketimbang Spinoza, iamenyatakan bahwa suatu substansi yang membentuk daya hidup alam ini tidak berasal dari pondasi satu substansi saja, akan tetapi pondasinya berasal dari eksistensi yang plural yang menjadikannya hidup. 7) Kurikulum yang dikembangkan dalam filsafat rasionalisme adalah komprehensif mencakup semua pengetahuan yang berguna berisi pentahuan umum dan pengetahuan praktis. 8) Rasionalisme berpusat pada pengetahuan yang ada dan pengetahuan sebelumnya.Rasionalisme tidak mengingkari nilai pengalaman, 14 melainkan pengalaman hanya dipandang sebagai sejenis perangsang bagi pikiran. 9) Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran khusus, guru perlu mengadakan tes formatif pada setiap menyajikan suatu bahasan kepada siswa. b. Tugas Diskusikan bersama temanmu : 1) Jelaskan apa yang dimaksud Rasonialisme baik secara etimologis maupun terminologis? 2) Dalam ajaran rasionalisme, apakah yang menjadi alat dalam berpikir? 3) Sebutkan tokoh-tokohdalam ajaran rasionalisme! 4) Jelaskan perbedaan pandangan dari ajaran rasionalisme dari masingmasing tokoh! 5) Jelaskan apa saja penjelasan yang diberikan leibniz untuk membuktikan tentang Tuhan dengan 4 argumen! 6) Sebutkan karya-karya penting apa saja yang dibuat oleh Reene Descartes? 7) Apakah tujuan dari pembelajaran filsafat realisme? 8) Metode apakah yang digunakan dalam pembelajaran rasionalisme? 9) Berdasarkan proses belajarnya, aliran rasionalisme sangat cocok untuk zaman pengetahuan modern. Mengapa demikian? 10) Bagaimana sumbangsih filsafat rasionalisme terhadap pengembangan kurikulum? B. Empirisme Empirisme berasal dari kata Yunani empirikos yang berasal dari kata empeiria, artinya pengalaman. Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamnnya.Bila dikembalikan kepada kata Yunaninya pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman inderawi. Manusia tahu es dingin karena ia menyentuhnya, gula manis karena ia mencicipinya,(Tafsir, 2003 : 21). 15 Empirisme adalah faham filsafat yang mengajarkan bahwa benar adalah yang logis dan ada bukti empiris. Empirisme dalam bahasa Inggris, empiricism; dari Yunani empeiria, empiris (berpengalaman dalam, berkenalan dengan, terampil untuk) latinexperienta (pengalaman). Empirisme adalah doktrin bahwa sumber seluruh pengetahuan harus dicari dalam pengalaman. Salah satu teori mengenai asal pengetahuan.Secara etimologi, istilah empirisme berasal dari kata Yunani empeiria yang berarti pengalaman, (Muslim, 2005 : 53). Jadi, dapat dikatakan bahwa empirisme merupakan salah satu aliran dalam filasuf yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan serta pengetahuan itu sendiri, dan mengecilkah peranan akal. Kemajuan ilmu pengetahuan dapat dirasakan manfaatnya, pandangan orang terhadap filsafat mulai merosot. Hal ini terjadi karena filsafat dianggap tidak berguna lagi bagi kehidupan .pada sisi lain, ilmu pengetahuan besar sekali manfaatnya bagi kehidupan. Kemudian beranggapan bahwa pengetahuan yang bermanfaat, pasti dan benar hanya diperoleh lewat indera, dan inderalah satu-satunya sumber pengetahuan. Filosof yang memiliki ajaran empirisme diantaranya adalah John Locke (16321704), George Berekeley (1665-1753) dan David Hume (1711-1776) . 1. John Locke (1632-1704) a. Riwayat Hidup Filosof John Locke dilahirkan di Wrington, dekat Bristol-Inggris. Meskipun ahlifilsafat dan pendidik Inggris ini hidup pada abad ke-17, tetapi ajaran dan cita-cita seluruhnya termasuk ke dalam alam cita-cita abad ke-18. Beberapa tahun lamanya ia pernah bekerja sebagai seorang gubernur (seorang pendidik Gambar.John Locke http://www.wordpress.com atau pengajar yang memberikan pendidikan kepadaanak didik dan tinggal bersama-sama di rumah si terdidik. Ia telah mempelajari ilmu ketabiban dan teologi di Universitas Oxford dan tahun 1652 ia memasuki universitas tersebut dan mempelajari agama Kristen. Sementara ia mempelajari vaknya, ia juga mempelajari pengetahuan diluar tugas pokoknya. Beberapa tahun tinggal di Negara Perancis, namun karena kesehatannya terganggu ia 16 pun meninggalkan perancis dan pernah juga menetap di Nederland dan menjadi penasehat Williem III, (Anonim, 2011). b. Ajaran dan Karya Kefilsafatannya 1) Ajaran Kefilsafatannya Filsafat John Locke dapat dikatakan antimetafisika.Ia menerima keraguan sementara yang diajarkan Descartes, namun ia menolak intuisi Descartes, ia juga menolak metode deduktif Descartes dan menggantinya dengan generalisasi berdasarkan pengalaman. Bahkan Locke hanya menerima pemikiran matematis yang pasti dan cara penarikan dengan metode induksi. Pendapat Locke yang menolak Innate ide dan menyerangnya dengan cara induksi, mendapat perlawanan dari kaum rasionalis, misalnya Leibniz yang menurutnya Locke lupa akan menarik ide dari pengalaman-pengalaman itu memerlukan prinsip. Yang bukan diambil dari pengalaman. Leibniz mengatakan prinsip itu ada dalam pikiran,bukan dari pengalaman. Prinsip itu adalah innate ide, (Solihin, 2008). Pendapat Locke dalam teori pengetahuan adalah, bahwa pengetahuan itu dibagi sebagai berikut : 1) Pengetahuan intuitif (al-ma’rifah al-wijdaniyyah),yaitu pengetahuan yang dapat dicapai pikiran tanpa perlu mengakui sesuatu yang lain, seperti pengetahuan kita bahwa satu adalah separuh dari dua. 2) Pengetahuan reflektif (al-ma’rifah al-ta’ammuliyyah), yaitu pengetahuan yang tidak mungkin didapat tanpa bantuan informasi sebelumnya seperti yang kita tahu bahwa jumlah sudut-sudut sebuah segitiga adalah sama dengan dua sudut siku-siku. 3) Pengetahuan yang merupakan hasil dari pengetahuan empirikal atas suatuobjek yang sudah diketahui, (Ash-Shadr, 1995:71). Locke yakin tentang pengetahuan intuitif adalah pengetahuan hakiki yang memiliki nilai filosofis yang sempurna. Demikian dengan pengetahuan reflektif yang dapat dijelaskan dengan penalaran yang valid. Sedangkan pengetahuan empirikal tidak memiliki nilai filosofis meskipun bernilai dalam kriteria-kriteria kehidupan praktis. Karena itu Locke tidak 17 percaya dengan objektifitas semua kualitas materi yang dikenal indera. Tapi ia menganggap sebagiannya sebagai hakiki dan objektif seperti bentuk, perentangan dan gerak, sementara sebagian yang lain dianggap sebagai reaksi-reaksi subjektif sperti warna, rasa, bau, dan sifat lainnya, (Ash-Shadr, 1995:71). Locke menekan bahwa satu-satunya yang dapat ditangkap adalah indera sederhana. Ketika makan apel, kita tidak merasakan seluruh apel itu didalam satu indera saja. Sesungguhnya aku menerima penginderaan sederhana seperti bahwa apel itu hijau, baunya segar, dan rasanya sedap dan kadang asam. Setelah aku memakan berkali-kali, barulah berfikir ‘aku sedang memakan apel’. Locke mengatakan, kita telah membentuk suatu gagasan yang rumit mengenai sebuah apel.Tidak seperti ketika kita kecil yang memakan apel dengan pemikiran yang serumit itu. Kita melihat warna, rasa, kemudian mengumpulkan banyak serupa bersama-sama menyusun konsep-konsep. Tapi, dalam analisis akhir, semua bahan dari pengetahuan kita tentang dunia kita dapatkan melalui penginderaan.Oleh karena itu pengetahuan yang tidak dapat dilacak kembali pada penginderaan sederhana adalah pengetahuan yang keliru sehingga harus kita tolak. Demikianlah kita tahu darimana kita mendapat gagasan-gagasan dan apakah sesungguhnya dunia itu seperti kita memandangnya, (Solihin, 2008: 75). Teori Locke tentang pengetahuan ini dan bobot filosofisnya tidak sesuai dengan pendapatnya sendiri tentang analisis pengetahuan. Pengetahuan intuitif seperti prinsip non kontradiksi dan prinsip-prinsip pokok serupa lainnya dalam fikiran manusia tidak mungkin terdapat pada manusia kecuali dengan cara penginderaan dan pengalaman inderawi. Indera adalah sumber pokok pengetahuan, tidak mempunyai nilai filosofis yang pasti dalam teori pengetahuan Locke. Kesimpulannya adalah skeptic mutlak terhadap nilai setiap pengetahuan manusia, sebab pada esensi dan realitas dasarnya pengetahuan hanyalah persepsi inderawi yang didapat dengan pengalaman lahir atau batin. Dengan demikian jelaslah bahwa dibagi-baginya pengetahuan menjadi tiga bagian oleh Locke dan 18 pembedaannya secara filosofis bertentangan dengan asas-asas yang dibangunnya sendiri, (Ash-Shadr, 1995:72). Pandangan tabula rasa merupakan konsep epistemologi yang terkenal, inilah teori pengetahuan empirisme yang digambarkan sebagai keadaan jiwa adalah pandangan epistemologi yang terkenal menurut Locke.Hanya tinggal satu pandangan lagi yaitu hubungan antar idea seperti dalam matematika, logika, dan konsep-konsep kebenaran trivial seperti “kuda adalah hewan” semua idea itu datang dari pengalaman. Dasar teori Locke adalah Common sense (anggapan umum) tentang perbedaan antara objek fisik di dunia nyata serta inderawi dan objek fisik itu didalam jiwa kita. Jadi kita dapat mengatakan bahwa sifat objek (qualities) itu terdapat didalam objek itu di dunia nyata, seperti bentuk, ukuran, dan lain-lain. Tetapi qualities itu tidak bebas dari pengaruh dari organ pengindera kita. Menyebut sifat (qualities) yang asli yang dimiliki objek itu sifat pertama (Primary qualities) dan sifat objek sebagaimana ditangkap oleh indera disebutnya secondary qualities (Sifat kedua) dan sifat yag tidak dapat dihilangkan atau disebut sifat asli (primary qualities), (Tafsir, 2004:178). 2) Karya Kefilsafatannya Karya – karya Locke yang terpenting adalah essay tentang pemahaman manusia (essay concerning human understanding) buku ini menceritakan semua pengalaman datang dari pengalaman. Tulisan Locke yang lain adalah toleransi (Laters of toleration) yang isinya tentang perlu pemisahan tegas antara urusan agama dan urusan Negara sebab tujuan masing-masing sudah berbeda. Dan dua tulisan tentang pemerintahan (two treatises of goferment) yang berisi tentang pandangan terhadap tahap-tahap perkembangan masyarakat. 19 2. George Berkeley (1665-1753) a. Riwayat Hidup Filosof George Berkeley lahir pada tanggal 12 Maret 1685 di Dysert Castle Irlandia dan meninggal tanggal 14 Januari 1753 di Oxford. Berkeley lahir di rumah keluarganya, Dysart Castle, dekat Thomastown, County Kilkenny, Irlandia, putra sulung William Berkeley, seorang kadet dari keluarga bangsawan Inggris dari Berkeley. Ia Gambar. George Berkeley http://www.wordpress.com menjalani pendidikan di Kilkenny College dan menghadiri Trinity College, Dublin, menyelesaikan gelar Master pada tahun 1707. Dia tetap di Trinity College setelah menyelesaikan gelar sebagai guru dan dosen Yunani. George Barceley, juga dikenal sebagai Uskup Berkeley (Uskup Cloyne), adalah seorang filsuf Anglo-Irlandia yang utama adalah pencapaian kemajuan suatu teori yang disebutnya "imaterialisme" (kemudian disebut sebagai "idealisme subjektif" oleh orang lain).George Berkeley meninggal di Oxford, Inggris pada 14 Januari 1753 (umur 67 tahun), (Anonim, 2013). b. Ajarandan Karya Kefilsafatannya 1) Ajaran Kefilsafatannya George Berkeley sebagai penganut empirisme mencanangkan teori yang dinamakan “immaterialisme” atas dasar prinsip-prinsip empirisme. Ia bertolak belakang dengan pendapat John Locke yang masih menerima substansi dari luar. Berkeley berpendapat sama sekali tidak ada substansisubstansi material dan yang ada hanya pengalaman ruh saja karena dalam dunia material sama dengan ide-ide ,(Ghulsyani, 1989:89). Berkeley mengilustrasikan dengan gambar film yang ada dalam layar putih sebagai benda yang riil dan hidup.Pengakuannya bahwa “aku” merupakan suatu substansi rohani. Tuhan adalah asal-usul ide itu ada yang menunjukkan ide-ide pada kita dan Tuhanlah yang memutarkan film pada 20 batin kita.Sepintas kita pahami bahwa konsep pemikirannya ada kemiripan dengan paham fatalism dari Inggris, perbuatan-perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh Tuhan. Juga hampir sama dengan paham Jabariyah yang menyatakan bahwa manusia tidak memiliki kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatan, (Juhaya, 2010 : 112). 2) Karya Kefilsafatannya Pada 1709, Berkeley menerbitkan karya pertamanya yakni, "An Essay towards a New Theory of Vision", dalam karyanya tersebut ia membahas keterbatasan penglihatan manusia dan mengajukan teori bahwa benda yang terlihat bukanlah benda material, tapi cahaya dan warna. hal tersebut membayangi karya filosofisnya Treatise mengenai Prinsip Pengetahuan Manusia tahun 1710 yang, setelah penerimaan yang buruk, ia menulis ulang dalam bentuk dialog dan diterbitkan dengan judul Tiga Dialog antara Hylas dan Philonous pada tahun 1713. Dalam buku ini, pandangan Berkeley diwakili oleh Philonous (Yunani: 'kekasih pikiran'), sementara Hylas (Yunani: 'materi') mewujudkan lawan pemikir Irlandia, khususnya John Locke.Berkeley menentang doktrin Sir Isaac Newton tentang ruang mutlak, waktu dan gerak di De Motu (Pada Motion), yang diterbitkan tahun 1721 tentang argumen pendahulunya Mach dan Einstein., (Anonim, 2013). 3. David Hume (1711-1776) a. Riwayat Hidup Filosof David Hume lahir pada 26 April 1711 dan meninggal pada tanggal 25 Agustus 1776 pada umur 65 tahun. Ia seorang filsufSkotlandia, ekonom, dan sejarawan dan dimasukan sebagai salah satu figur paling penting dalam filosofi barat dan Pencerahan Skotlandia. Walaupun kebanyakan ketertarikan karya Hume Gambar. David Hume http://www.wordpress.com berpusat pada tulisan filosofi, sebagai sejarawan ia mendapat pengakuan dan penghormatan. Ia lahir di Edinburgh, Skotlandia, pada tahun 1711. Ayahnya adalah tokoh 21 negeri yang meninggal dunia saat Hume masih anak-anak, sehingga Hume dibesarkan oleh ibunya. Tetapi ayahnya mewariskan banyak uang kepada keluarganya. Karena itu Hume dapat memperoleh pendidikan yang sangat baik, terutama melalui pengajar pribadi di rumahnya. Kemudian ia mendaftar di Universitas Edinburgh untuk belajar sastra klasik. Tetapi Hume tidak puas dengan pendidikan yang diterimanya dan ia memutuskan untuk keluar dari Universitas dan pergi ke Perancis dan menjadi filsuf besar, (Tafsir, 2004:180). b. Ajarandan Karya Kefilsafatannya 1) Ajaran Kefilsafatannya David Hume adalah seorang yang skeptic.Solomon menyebut Hume sebagai ultimate skeptic, skeptic tingkat tinggi. Hume menentang terhadap tiga pemikiran sebelumnya dan melawan ajaran-ajaran rasionalitas tentang ide-ide bawaan. Selanjutnya menyerang pemikiran religius, entah dari katolik, Anglikan, maupun Penganut Deisme. Terakhir serangan pada empirisme sendiri yang masih percaya pada substansi, (Hardiman, 2004: 87). Teori Hume ini meruntuhkan teori rasionalisme yang mengatakan bahwa sumber pengetahuan adalah melalui rasio atau akal. Menurut Hume, pengetahuan itu bersumber dari pengalaman yang diterima oleh kesan indrawi. Hal demikian mendorong bagi kita, bahwa untuk menemukan sebuah pengetahuan kita memerlukan pengalaman kita. Dengan demikian, bahwa untuk membuktikan sebuah kebenaran akan pengetahuan itu memerlukan penelitian dilapangan, observasi, percobaan yang mana dengan cara-cara seperti itulah merupakan titik tolak dari pengetahuan manusia. Ketika Hume menerapkan teori empirismenya dalam mengkaji eksistensi Tuhan, dia mengungkapkan bahwa Tuhan yang menurut orang rasionalisme memang sudah ada dalam alam bawaan sebenarnya tidak nyata. Menurut Hume, pengetahuan akan Tuhan merupakan sebuah hal yang tidak dapat dibuktikan karena tidak adanya kesan pengalaman yang kita rasakan akan Tuhan. Persoalan Tuhan merupakan persoalan yang berkaitan dengan metafisika. Pembahasan dalam metafisika tidak bisa didekati dengan 22 pembuktian menuntut adanya suatu yang empiris dan nyata. Jauh dari kritik destruktif terhadap metafisika dan teologi, (Anonim, 2011). Prinsip dasar yang telah ditetapkan Hume adalah “Segala gagasan sederhana kita awalnya dihasilkan dari kesan sederhana yang berkaitan dengan gagasan itu dan benar-benar mewakili keberadaannya” Cara Hume mengungkapkan penjelasan tersebut dengan benar-benar mengkritik untuk menganalisis dan menjatuhkan berbagai gagasan. Hume membuat tiga ciri sebagi basis dari tiga hukum penggabungan gagasan. Hukum pertama adalah gagasan tergabung atau terkait oleh kemiripan antar-gagasan. Hume memberi contoh “sebuah lukisan dengan mudah membawa pikiran kita ke obyek aslinya”. Hukum kedua adalah kedekatan satu gagasan dengan gagasan yang lainnya dalam hal ruang dan waktu. Pikiran kita cenderung menggabungkan satu gagasan dengan gagasan yang lain secara fisik atau jasmaniah tergabung. Hume mencotohkan “menyebutkan satu apartemen dalam sebuah gedung umunya akan membawa pikiran kita mengenai apartemen lainya. Hukum ketiga adalah sebab-akibat, pikiran kita tampaknya dipaksa untuk mengaitkan suatu sebab dengan akibat yang dibawanya. Ketiga hukum ini mencirikan kerja mental kita, termasuk penalaran kita, dan mengkarakteristikkan gagasan ilmiah kita.Diantara ketiga hukum tersebut yang merupakan penghubung yang paling kuat diantara gagasan. Hume pun tertarik pada analisis sebab akibat ,(Lavine, 1984: 145). 2) Karya Kefilsafatannya Karyanya Treatise of Human Nature (1739) ditulisnya tatlkala ia masih muda. Buku itu tidak menarik banyak perhatian orang, untuk itu Hume pindah ke subjek lain lalu ia menjadi seorang sejarawan yang terkenal. Kemudian pada tahun 1748 ia menulis buku yang terkenal “An Enquiry concerning Human Understanding”. Baik buku Treatise maupun Enquiry keduanya menggunakan metode empirisme, (Tafsir, 2004:180). 23 4. Sumbangan Filsafat Rasionalisme terhadap Ilmu Pengetahuan dan Pengembangan Kurikulum a. Ilmu Pengetahuan Sumbangan filsafat empirisme yang dihasilkan oleh beberapa tokoh seperti John Locke memberikan sumbangsih pada ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu pengetahuan sosial dan penerapan metode ilmiah yang membangun pengetahuan. Sumbangan karya yang ditorehkan oleh George Berkeley adalah ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu Fisika, Matematika, dan ilmu Teologi. Sedangkan sumbangan karya yang dihasilkan oleh David Hume adalah ilmu pengetahuan ilmu sejarah dan ilmu sains. b. Pengembangan kurikulum 1) Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran dari filsafat empirisme yaitu untuk mengembangkan pengetahuan peserta didik melalui pengalamannya secara indrawi. Sehingga siswa mampu mengembangkan dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari. 2) Kurikulum Kurikulum yang dikembangkan pada filsafat empirisme mengacu pada ilmu empiris yang diperoleh dari pengalaman dengan adanya indrawi. Ilmu empiris ini seperti ilmu biologi, ilmu fisika, dan ilmu kimia. Pengembangan kurikulum ini menekankan pada pembelajaran berdasar scientific (mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan), pembelajaran ini menekankan pada keaktifan siswasehingga siswa dapat menemukan hal-hal baru dari penggunaan kurikulum tersebut. 3) Proses Belajar Proses belajar yang dikembangkan pada filsafat empirisme menggunakan model pembelajaran berbasis inquiry, discovery, dan observasi. Model pembelajarn inquiry merupakan rangkaian pemnbelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang 24 dipertanyakan. Model pembelajaran berbasis discovery merupakan pembelajaran yang menekankan pada penemuan konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Model pembelajaran observasi merupakan pembelajaran yang menekankan pada pengamatan langsung dilapangan sehingga siswa dapat membenarkan dari teori yang telah dipelajari. Pengamatan langsung ini melibatkan indrawi dalam memperoleh pengetahuannya, sehingga dapat dikatan siswa dalam belajar prosesnya berdasarkan pengalaman pada pengamatan langsung. 4) Hasil Belajar Hasil belajar yang diharapkan pada pengembangan kurikulum filsafat empirisme yaitu peserta didik bisa mampu mengembangkan cara berpikir ilmiahdengan pembelajaran berdasar metode ilmiah dan dengan pengalaman belajarnya secara pengamatan langsung (observasi), selain itu juga siswa bisa menjadi seorang poitikus, ilmuwan, dan berperan dalam lembaga kemasyrakatan. . 5. Rangkuman dan Tugas a. Rangkuman 1) Empirisme merupakan salah satu aliran dalam filasuf yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan serta pengetahuan itu sendiri, dan mengecilkah peranan akal. 2) Filsuf ajaran empirisme adalah John Locke (1632-1704), David Hume (1711-1776) dan Herbert Spencer (1820-1903). 3) Filsafat Locke dapat dikatakan antimetafisika, sedangkan George Berkeley sebagai penganut empirisme mencanangkan teori yang dinamakan “immaterialisme” atas dasar prinsip-prinsip empirisme dan David Hume adalah seorang yang skeptic. 4) Teori empirisme berpendapat bahwa semua anak lahir dalam keadaan sama. Perkembangan anak merupakan hasil belajar dan pengalaman. 5) Menurut hukum empirisme, pengetahuan dan keterampilan manusia dibentuk oleh pengalaman inderawi dan perlakuan yang diterima oleh 25 anak. Anak laksana biji besi yang mencair, sehingga bisa dibentuk seperti apa saja. 6) Kurikulum 2013 yang sekarang ini sedang digalakan di dunia pendidikan menggunakan prinsip aliran empirisme diamana kajian dalam kurikulum tersebut terdapat pendekatan saintifik (mengamati, menanya, mencoba, mengolah informasi, mengkomunikasikan). 7) Aliran Empirisme dipandang sebagai aliran yang sangat optimis terhadap pendidikan. Aliran ini percaya, bahwa manusia sebagai makhluk pasif, yang mudah dibentuk atau direkayasa, sehingga lingkungan pendidikan dapat menentukan segalanya. b. Tugas Diskusikan bersama temanmu : 1) Jelaskan apa yang dimaksud dengan empirisme? 2) Siapa sajakah tokoh filsuf ajaran empirisme? 3) Mengapa Filsafat Locke dapat dikatakan antimetafisika? 4) Siapakah tokoh yang mencanangkan teori yang dinamakan “immaterialisme” atas dasar prinsip-prinsip empirisme? 5) Tuliskan beberapa pendapat Locke dalam teori pengetahuan! 6) Jelaskan perbedaan teori dari setiap tokoh empirisme! 7) Mengapa kurikulum 2013 dapat dikatakan menggunakan prinsip aliran empirisme ? jelaskan! 8) Apa yang anda ketahui mengenai hukum empirisme? 9) Bagaimana jika aliran empirisme tidak sesuai dengan keadaan dalam sehari-hari? 10) Mengapa aliran empirisme dipandang sebagai aliran yang mengecilkan rasio atau akal? C. Keunggulan Dan Kekurangan Filsafat Barat 1. Keunggulan filsafat modern barat awal Keunggulan pada Filsafat barat modern ini berlandaskan pada humanistis murni, yang mengandalkan rasionalisasi dan mengandalkan pemikiran atau imajinasi seorang filsuf tanpa dibatasi oleh suatu aturan agama atau adat. Selain itu, menghasilkan manusia yang monodimention dan orang-orang yang 26 paham filsafat barat modern ini mengembnagkan rasionya dengan baik, (Hanafi, 1981: 97). 2. Kekurangan filsafat barat modern awal Adapun kekurangan dari filsafat modern Barat awal ialah diantaranya: 1) Hakikat kebenarannya sifatnya parsial yang membuatnya sering terjadi pertarungan antar ide oleh ahlinya. 2) Prinsip perkembangannya mengembangkan aspek profane saja. Menghasilkan manusia yang mono dimention (ahli dalam satu bidang). 3) Pandangan kepribadian manusia hanya memperhatikan fungsi akal saja dalam menyelesaikan masalah. 4) Dalam mengembangkan idenya sulit ditransformasikan dalam tingkah laku dalam kehidupan nyata. 5) Al-Ghazali mengkhawatirkan perkembangan filsafat ini, karena dianggap akan melahirkan prinsip-prinsip ateisme, (Hanafi, 1981: 97). 27 Daftar Pustaka Ash-shadr, M. (1995).Falsafatuna. Bandung : Penerbit Mizan. Ghulsyani, M. (1989).Filsafat Sains Menurut Al Qur’an, Bandung : Mizan. Hardiman, F. (2004).Filsafat Modern dari Machiavelli sampai Nietzsche. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. I.G.K. Wardani. (2008). Teori Perkembangan, dalam Kapita Selekta Kependidikan SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Lavine, (1984).Filsafat Pengantar .Bandung: CV. Ilmu. Muslim, M. (2005).Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Belukar. Robert, C. (2002). Sejarah Filsafat. Yogyakarta : Bentang Budaya. Saidli, J. (2010). Aliran-Aliran Filsafat dan Etika. Jakarta: Kencana Solihin. (2007). Filsafat Umum.Bandung : Pustaka Setia. Sudarwan, D. (2010). Pengantar Kependidikan,Bandung, Alfabeta Sukardjo, U. (2012). Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers Syadali, A.(1997). Filsafat Modern. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Tafsir, A. (2004). Filsafat Umum (Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Copra) Cetakan ke-13. Bandung: Rosda Karya. Tafsir, A. (2004). Filsafat Umum. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Tafsir, A. (2003). Filsafat Umum Akal dan Hati sejak Thales sampai James, Bandung: Remaja Rosdakarya. Anonim. (2013). Filsafat Empirisme.http://hamizanabqari.blogspot.co.id.Diakses Tanggal 25 Februari 2016, Pukul 15.00 Wib. Anonim. (2014). Rasionalisme.http://edysusantoo.blogspot.co.id.Diakses Tanggal 25 Februari 2016, Pukul 15.00 Wib. Apipudin. (2015).Filsafat Rasionalisme.http://apiepudin.blogspot.co.id.Diakses Tanggal 25 Februari 2016, Pukul 15.00 Wib. Norwita. (2011). Aliran Empirisme.http://norwitaariany.blogspot.in. Diakses Tanggal 25 Februari 2016, Pukul 15.10 Wib 28