Uploaded by User39514

ANTI KORUPSI

advertisement
ANTI KORUPSI
(Siti Rahma)
Korupsi adalah perbuatan menyalahgunakan wewenang untuk menguntungkan diri
pribadi maupun golongan yang dapat merugikan masyrakat dan atau Negara. Korupsi sudah
lama terjadi di Indonesia di mulai dari Orde Lama. Di Orde Lama terjadi korupsi yang dilakukan
Roeslan Abdul Ghani terkait pengadaan surat suara pemilu. Dari pengadaan surat suara tersebut,
Negara merugi sebesar 1, 5 juta. Jumlah kerugian tersebut tergolong besar pada masa itu.
Selanjutnya, pada Orde Baru juga terjadi korupsi. Bukan makin menurun, malah semakin besar.
Koruopsi pada masa Orde Baru terjadi dari dalam system birokrasi. Dari lingkungan istana yang
melakukan, sehingga korupsi terjadi lebih massif. Kemudian pada reformasi, banyak sekali kasus
korupsi seperti proyek Hambalang, BLBI, Century, e-KTP, dan lain sebagainya.
Jenis-jenis Korupsi
Tujuh jenis korupsi menurut Syed Husein Alatas:
1. Korupsi transaktif: menunjukan kepada adanya kesepakatan timbal balik antara pihak
pemberi dan pihak penerima, demi keutungan kedua belah pihak dan dengan aktif
menjalankan perbuatan tersebut. Contoh: suap
2. Korupsi ekstroaktif:
korupsi di mana pihak pemberi di paksa untuk menyuap guna
mencegah kerugian yang sedang mengancam dirinya, kepentingannya atau orang-orang dan
hal-hal yang di hargainya. Contoh: meminta uang komisi dalam pengurusan surat
3. Korupsi investif:
penawaran barang atau jasa tanpa ada pertalian langsung dengan
keutungan tertentu. Keuntungan diharapkan diperoleh di masa yang akan datang. Contoh:
korupsi di bidang proyek dengan pemenang tender.
4. Korupsi nepostistik adalah pemberian perlakuan khusus kepada teman atau kedekatan
hubungan yang bertentangan dengan norma atau peraturan yang berlaku. Contoh: memilih
kerabat untuk menduduki jabatan tertentu.
5. Korupsi autogenik: dilakukan karena mempunyai kesempatan untuk mendapat keuntungan
dengan pengetahuan yang dimiliki. Contoh: mark up harga barang dan jasa
6. Korupsi suportif: melindungi atau mempertahankan keberadaan tindak korupsi yang lain.
Contoh: saksi palsu dengan imbalan
7. Korupsi defensif: terpaksa dilakukan untuk mempertahankan diri dari pemerasan. Contoh:
contoh melakukan penyuapan dalam tender-tender proyek dengan harapan akan dipermudah
penanda tanganan untuk operasional proyek, hal ini dimaksud untuk mempertahankan
kepentingan usaha dan pertahan diri.
Niat, Semangat dan Komitmen Anti Korupsi
Dampak korupsi tidak sekedar kerugian keuangan negara, namun ada kaitannya
dengan kerusakan kehidupan. Spiritual accountability akan selalu ingat pada perjanjian
dengan
Tuhannya 1) merupakan
tujuan hidup dan 2)
kesadaran
bahwa hidup
dipertanggungjawabkan. Spiritual Accountability yang baik akan menghasilkan niat baik,
sehingga menghasilkan visi dan misi yang baik. Selanjutnya visi dan misi yang baik akan
mendapatkan hasil terbaik. Niat anti korupsi semakin kuat bagi mereka yang ingat pada
Tuhannya. Niat anti korupsi dan berusaha membangun integritas. Integritas merupakan salah
satu upaya positif dalam memberantas korupsi. Selain itu, untuk memberantas korupsi,
dibutuhkan tunas integritas yang memiliki semangat yang luar biasa. Tunas integritas adalah
mereka yang memiliki komitmen integritas tinggi dan bersedia untuk membangun sistem
integritas organisasi maupun bangsa.
Dampak Korupsi
1. Negara korup harus membayar biaya hutang yang lebih besar
2. Harga infrastruktur lebih tinggi
3. Tingkat korupsi yang tinggi meningkatkan ketimpangan pendapatan dan kemiskinan
4. Korupsi menurunkan investasi dan karenanya menurunkan pertumbuhan ekonomi
5. Persepsi korupsi memiliki dampak yang kuat dan negatif
terhadap arus investasi
asing
6. Negara-negara yang dianggap memiliki tingkat korupsi yang relative rendah selalu
menarik investasi lebih banyak dari pada negara rentan korupsi
Nilai Dasar Anti Korupsi
Ada 9 (Sembilan) nilai anti korupsi sebagai berikut:
1. Jujur, yaitu
2. 2) peduli, 3) mandiri, 4) disiplin, 5) tanggung jawab, 6) kerja keras, 7) sederhana, 8)
berani, 9) adil
Tindak Pidana Korupsi
Ada tujuh jenis tindak pidana korupsi Menurut UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun
2001 sebagai berikut:
1. Kerugian keuangan Negara
Perbuatan yang merugikan negara, dapat di bagi menjadi dua bagian, yaitu mencari
keuntungan dengan cara melawan hukum dan merugikan negara serta menyalahgunakan
jabatan untuk mencari keuntungan dan merugikan negara.
2. Suap Menyuap
Suap adalah semua bentuk tindakan pemberian uang atau menerima uang yang dilakukan
oleh siapa pun baik itu perorangan atau badan hukum (korporasi).
3. Gratifikasi
Yang dimaksud dengan gratifikasi adalah pemberian hadiah yang diterima oleh pegawai
negeri atau penyelenggara negara.
4. Penggelapan dalam jabatan.
Yaitu tindakan seorang pejabat pemerintah yang dengan kekuasaaan yang dimilikinya
melakukan penggelapan laporan keuangan, menghilangkan barang bukti atau membiarkan
orang lain menghancurkan barang bukti yang bertujuan untuk menguntungkan diri sendiri
dengan jalan merugikan Negara.
5. Pemerasan
Berdasarkan pasal 12 huruf e UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001
pemerasan adalah tindakan/ perbuatan yang dilakukan oleh pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain
secara melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang
memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk
mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri.
6. Perbuatan Curang
Biasanya terjadi di proyek-proyek pemerintahan, seperti pemborong, pengawas proyek,
dan lain-lain yang melakukan kecurangan dalam pengadaan atau pemberian barang yang
mengakibatkan kerugian bagi orang lain atau keuangan negara.
7. Benturan kepentingan dalam pengadaan barang/jasa pemerintah
Seseorang yang mendapatkan kekuasaan dan kewenangan berdasarkan peraturan
perundang-undangan memiliki atau diduga memiliki kepentingan pribadi atas setiap
penggunaan wewenang yang dimilikinya sehingga dapat mempengaruhi kualitas dan kinerja
yang seharusnya.
Penanaman Nilai dan Integritas
Tiga proses sosial yang berperan dalam proses perubahan sikap dan perilaku, yaitu
kesediaan (compliance), identifikasi (identification), dan internalisasi (internalization).
a. Kesediaan terhadap integritas, yaitu ketika individu bersedia menerima pengaruh
untuk berintegritas dari orang lain atau dari kelompok lain, dikarenakan ia
berharap untuk memperoleh tanggapan positif dari pihak lain tersebut.
b. Identifikasi integritas terjadi apabila individu meniru integritas seseorang atau
kelompok lain yang memiliki integritas yang sesuai dengan apa yang dianggapnya
sebagai bentuk hubungan yang menyenangkan antara dia dengan yang memberikan
pengaruh terkait integritas.
c. Internalisasi
integritas, yaitu apabila menerima
pengaruh dan berperilaku
dengan
penuh karena integritas tersebut sesuai dengan apa yang ia percayai dan sesuai dengan
sistem nilai yang dianutnya.
Jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk pertanggung jawaban yang harus dicapai. Ada tiga
jenis akuntabilitas antara lain:
1. Spiritual accountability : kepada pemberi kehidupan
2. Managerial accountability: kepada pemberi kerja
3. Public accountability: kepada masyarakat
Kualitas Spiritual Accountability yang baik akan membuat manusia berhati-hati atas akibat
perbuatannya kepada manusia dan alam. Selain itu juga dapat mendorong dirinya untuk menjadi
manusia yang berusaha yang terbaik dalam bekerja, bersabar dan mensyukuri nikmat Tuhan dan
mewujudkan dalam tingkah lakunya.
Lawan Korupsi
Cara melawan korupsi dapat digunakan dengan dua cara berikut:
1. Daya Pengaruh
Untuk melawan korupsi, daya pengaruh apa yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Keahlian
b. Pengalaman
c. Wawasan
d. Jabatan
e. Kekayaan
f. Relasi
2. Berpikir
Yaitu dengan cara mengungkap kasus korupsi. Langkah-langkah yang digunakan:
a. Mengetahui
b. Memahami
c. Simulasi
d. Analisis
e. Sintesa
f. Evaluasi
Download