Nama : Siti Fatimah Kelas : II A Kebidanan Mata Kuliah : KB dan Kespro Menurut perspektif Saya di lingkungan sekitar seksualitas mengacu pada jenis kelamin. Seperti yang diketahui masyarakat umum terdapat dua jenis kelamin yaitu perempuan dan laki-laki. Dimana pembeda dari kedua jenis kelamin tersebut adalah seksualitasnya, yaitu laki-laki secara biologis organ reproduksinya berupa penis dan perempuan secara biologis organ reproduksinya berupa vagina. Kemudian, menurut Saya seksualitas merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang tidak dapat kita rubah, artinya kita sebagai manusia pun tidak dapat memilih ingin dilahirkan sebagai laki-laki atau perempuan. Berbeda dengan gender, dilingkungan Saya kata gender lebih mengacu pada sifat-sifat yang terbentuk setelah seseorang lahir dan dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Kemudian karena gender dibentuk oleh lingkungan, maka dari itu setiap lingkungan pun memiliki standartnya masing-masing. Untuk contohnya adalah ketika laki-aki memakai baju atau celana yang berwarna merah muda. Menurut lingkungan saya warna merah muda menunjukkan hal-hal yang manis, dan hal-hal yang manis selalu dikaitkan dengan perempuan. Maka dari itu dilingkungan saya laki-laki yang mengenakan baju atau celana berwarna merah muda dikatakan ngondek/feminim/ke-cewe-an. Sedangkan dilingkungan lain ada yang menganggap bahwa warna merah muda diciptakan bukan untuk menjadi warna salah satu penentu jenis kelamin. Selanjutnya mengenai budaya yang berpengaruh terhadap gender dilingkungan Saya masih banyak terjadi seperti budaya bahwa perempuan tidak perlu sekolah tinggi karena ketika berkeluarga tempatnya hanyalah dapur, sumur dan kasur. Kemudian budaya bahwa Kepala Rumah Tangga haruslah seorang laki-laki, karena hal itu laki-laki tersebut jadi berkuasa atas segalanya yang mengakibatkan keputusan harus atas persetujuan laki-laki sekalipun untuk kepentingan pribadi. Dari hal-hal tersebut muncullah diskriminasi gender di lingkungan Saya. Dimana karena laki-laki yang berkuasa harus laki-laki yang kuat, tangguh dan dapat memimpin dan hal ini membuat sudut pandang bahwa perempuan dianggap lemah, rapuh, cengeng dan tidak dapat memimpin. Kemudian diskriminasi gender berupa pandangan buruk juga masih terjadi dilingkungan saya, seperti seorang gadis yang berada diluar rumah pukul 10 malam dicap sebagai perempuan tidak benar. Karena budaya yang ada dilingkungan saya batas keluar malam bagi perempuan adalah jam 9 malam. Secara teori indikator kesehatan wanita adalah ukuran untuk menggambarkan atau menunjukkan status kesehatan wanita dalam populasi tertentu. Indikator tersebut menurut lingkungan saya dapat dilihat dari pendidikan, penghasilan, dan tingkat kesuburan. Jika dilihat dari pendidikan, ksempatan untuk sekolah tergantung dari kemampuan membiayai. Dilingkungan saya masih ada beberapa kelompok yang dalam pendidikannya mengutamakan laki-laki daripada perempuan dalam hal seperti itu, karena seperti yang sudah Saya bahas diatas mengenai budaya yang berpengaruh pada gender tempatnya perempuan setelah berkeluarga adalah dapur, sumur dan kasur sedangkan laki-laki adalah kepala rumah tangga, pemimpin dalam sebuah keluarga dan harus bisa mencari nafkah untuk keluarganya. Untuk mencari nafkah diperlukan pendidikan yang tinggi. Pada akhirnya dari segi pendidikan pun bisa dilihat apabila perempuan tidak mencapai sekolah tinggi, ilmu pengetahuannya mengenai masalah-masalah kesehatan dan pencegahannya pun juga akan minimum sekali yang mengakibatkan para perempuan tidak mengetahui hal apa yang harus dilakukan ketika masalah kesehatanya terganggu dan bisa berakibat fatal sampai kematian. Selanjutnya mengenai penghasilan berkaitan dengan status ekonomi, jika status ekonomi rendah menjadi penyebab terjadinya masalah kesehatan wanita. Sebagai contoh adalah ketika wanita terkena anemia dan tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi seimbangnya hanya karna tidak punya biaya. Selanjutnya adalah tingkat kesuburan dimana ketika sepasang suami istri tidak juga dikaruniai anak dalam kurun waktu satu tahun, biasanya tetangga akan mengatakan bahwa pihak wanita mandul atau tidak bisa memiliki anak. Padahal untuk memiliki keturunan bisa dilihat dari tingkat kesuburan pria dan wanita. Bagi pria bisa dilihat kualitas spermanya dan bagi perempuan kualitas sel telurnya. SEKIAN DAN TERIMAKASIH