KELOMPOK 4 KONSEP SISTEM PERTANIAN KE ARAH SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN Nur Setiawati 01 Anggota Kelompok 5553170039 RT. Ainun Lutfiah 02 5553170040 Fitri Nurul Indah 03 5553170041 Pendahuluan Konsep Sistem Pertanian Ke arah Sistem Pertanian Berkelanjutan konsep baru dengan menekan pemasokan bahan kimia sekecil mungkin untuk usaha pertanian dalam upaya memproduksi bahan pangan yang cukup dan terus menjaga produktivitas lahan serta mencegah pencemaran lingkungan untuk penggunaan dalam waktu yang tak terbatas O’Connell, 1990 Richard, 1990 mengutarakan konsep pertanian baru ini sebagai konsep pertanian berkelanjutan atau yang dikenal dengan istilah sustainable agriculture sesuai dengan istilah yang digunakan oleh Jackson (1980) konsep pertanian regeneratif dari Rodale (1983) yang keduanya merupakian suatu pola pertanian yang berkelanjutan yang memelihara dayadukung lingkungan terhadap produksi sepanjang waktu. Mengingat pentingnya pembangunan berkelanjutan disemua aspek kehidupan manusia, maka pada tahun 1992, semua pemimpin dunia bertemu dalam konferensi dunia di Rio de Janeiro, Brasil yang membahas konsep pembangunan berkelanjutan untuk semua aspek kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan yang terkenal dengan nama Agenda 21. Salah satu agenda 21 yang berkaitan langsung dengan sektor pertanian adalah program Sustainable Agriculture and Rural Development (SARD). konsep dirumuskan dalam Laporan Bruntland (Bruntland Report) 1980 Konsep pembangunan berkelanjutan mulai dirumuskan 1987 1992 Konferensi dunia dengan nama Agenda 21 yang berkaitan langsung dengan sektor pertanian adalah program Sustainable Agriculture and Rural Development (SARD). Pesan moral untuk mewujudkan kondisi lingkungan yang lebih baik untuk semua generasi ini diterima secara universal oleh pemimpin dunia, sehingga pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) menjadi prinsip dasar pembangunan pertanian seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Pendekatan dan praktek pertanian konvensional yang dilaksanakan di sebagian besar negara maju dan negara sedang berkembang termasuk Indonesia merupakan praktek pertanian yang tidak mengikuti prinsipprinsip pembangunan berkelanjutan (Untung K., 2006). Belakangan ini disadari praktek pertanian konvensional tersebut ternyata pada sebagian wilayah menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Sebagaimana diungkapkan oleh Salim, E. (2011), eksploitasi sumber daya alam oleh kegiatan pembangunan perkebunan dan pertambangan telah melebihi kapasitas daya dukung ekologis (caryying capacity), sehingga terjadi eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Kajian Literatur Konsep Sistem Pertanian Ke arah Sistem Pertanian Berkelanjutan S e j a r a h P e r k e m b a n g a n P e r t a n i a n Sejarah pertanian pada umumnya dimulai sejak manusia mulai beralih dari kegiatan berburu yang berpindahpindah ke kegiatan yang lebih bersifat menetap Saat lahan masih cukup tersedia, pertanian belum dilakukan secara menetap! Petani segera berpindah saat hasil taninya mulai menurun. Barter sebagai mekanis me transaksi yang paling awal cikal bakal mekanis me pasar Setelah tatanan social masyarakat berkembang terutama akibat pertambahan penduduk mekanisme barter menjadi terlalu menyulitkan dan tidak efisien dan lahirlah system uang sebagai alat tukar. Monetrali sasi kegiatan pertanian dengan adanya uang kemudian merubah sama sekali arah perkemb angannya . Mulailah berkembang kegiatan-kegiatan pertanian yang tidak berorientasi pada sekedar pemenuhan kebutuhan sendiri atau masyarakat sekitar tetapi berorientasi pada pencapaian keuntungan dan motif komersial pada umumnya. Pada saat inilah aspek bisnis mulai memasuki dunia pertanian. SISTEM PERTANIAN Pengumpulan hasil tanaman merupakan metode yang paling langsung untuk memperoleh produk tanaman dan berkembang pada masyarakat primitif Pengumpulan produk tanaman biasa berupa pengumpulan secara teratur (bermusim) . Pengumpulan Hasil Tanaman (Collecting) pengumpulan sesaat dari tanaman-tanaman yang tidak dibudidayakan Pada sistem pengumpulan ini biasanya terkait dengan kebiasaan berburu dan penangkapan ikan Ruthenberg (1971) mengklasifikasikan usaha tani menurut awal perkembangannya. Hal itu dikelompokkan menjadi dua golongan besar upaya penyiapan lahan, penanaman, pengelolaan (pemeliharaan) tanaman, dan pemanenan hasil tanaman Pembudidayaan Tanaman (Cultivation) Cara klasifikasinya dapat dilakukan dari berbagai sudut pandang. Paling tidak ada tujuh cara klasifikasi sistem pertanian . Klasifikasi berdasarkan tipe rotasi tanaman (rotation type), Klasifikasi berdasarkan pola tanam dan peranan ternak, Klasifikasi berdasarkan tingkat penggunaan alat budi daya Klasifikasi berdasarkan intensitas rotasi tanaman, Klasifikasi berdasarkan tipe pengairan (water supply), Klasifikasi berdasarkan tingkat komersialisasi produk Sifat Dan Ciri Sistem Pertanian Dominan Di Indonesia Data FAO tahun 2001 menunjukkan bahwa wilayah Asia Timur dan Pasifik dihuni oleh 1.836 juta orang, 62% jumlah penduduk itu secara langsung terlibat dalam mata pencarian pertanian 62% Data lahan Indonesia 23% Vegetasi hutan diperkirakan menutupi wilayah seluas 380 juta hektare (23 persen dari luas lahan total) yang 170 juta hektare dapat dianggap sebagai hutan lebat 15% Luas lahan yang dibudidayakan hanya 232 juta hektare (15 persen dari luas lahan total) serta sisanya berupa padang rumput, daerah kritis, pegunungan, daerah perkotaan, dan lahan-lahan perairan yang tercatat di FAO tidak menunjukkan perkembangan yang berarti sejak tahun 1961 hingga data terakhir yang tercatat di FAO tahun 2008. Perkembangan Lahan Pertanian Indonesia sejak 1961 hingga 2008 Luas area pertanian di Indonesia tahun 1961 seluas 38,6 juta hektare (28 juta hektare berupa lahan dengan tanaman budi daya). Tahun 2008, luasan area pertanian meningkat menjadi 48,1 juta hektare dengan lahan tanaman budi daya seluas 37,1 juta hektare. Perkembangan lahan pertanian dari 1961 hingga 2008. Perkembangan Penduduk Indonesia Tahun 2001 hingga 2010 20,65% Bahwa luas lahan pertanian sedikit bertambah, tetapi jumlah populasi pertanian dapat dikatakan tetap selama delapan tahun (2001—2008) sebenarnya luas lahan setiap keluarga petani Indonesia semakin luas. Selain itu, beberapa tahun terakhir, proporsi populasi yang secara ekonomi aktif di sektor pertanian agak menurun (22,44% pada 2001 menjadi 20,65% pada 2008). Penurunan persentase penduduk yang aktivitas ekonominya di sektor pertanian ini secara rata-rata akan meningkatkan penguasaan lahan per kapita petani. Sistem Pertanian yang Dominan Di Indonesia Sistem Pertanian Persawahan (Lowland Rice Farming System) Sistem Pertanian Campuran Intensif Lahan Kering (Upland Intensive Mixed Farming System) Sistem Pertanian Sistem Pertanian Pohon Campuran (Tree Crop Mixed Farming System) Sistem Pertanian Masyarakat di Sekitar Hutan (Sparse Forest Farming System) Pembangunan Pertanian Dikatakan oleh A. T. Mosher di dalam bukunya “GETTING AGRICULTURE MOVING”, bahwa pembangunan pertanian adalah merupakan suatu bagian integral dari pada pembangunan ekonomi dan masyarakat secara umum. Pembangunan Pertanian Pembangunan pertanian akan membentuk suatu agroekosistem yang terdiri dari kompleksitas organisme pada daerah pertanian atau dalam daerah yang ditanami dan diubah oleh berbagai macam aktivitas manusia untuk kepentingan sektor pertanian, industri dan aktivitas lainnya Komponen utamanya meliputi tanaman komoditas pertanian, tanah dan biota yang esensiil, lingkungan fisik dan kimia (alam dan buatan), energi matahari dan manusia. Unsur yang bersifat sementara, seperti spesies gulma, patogen penyakit tumbuhan atau serangga dapat menjadi unsur yang dominan di dalam sistem itu. Pertanian Berkelanjutan MenurutTechnical Advisory Committee o f the CGIAR (TAC/ CGIAR 1988) Pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumberdaya yang berhasil untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus mempertahan kan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber daya alam. Hal-hal Yang Mencakup Pertanian Bisa Dikatakan Pertanian Berkelanjutan Mantap Secara Ekologis Bisa Berkelanjutan Secara Ekonomis 3 Adil 4 5 2 Luwes Manusiawi 1 CIRI-CIRI PERTANIAN MODERN Memanfaatkan sumberdaya pertanian secara berkelanjutan Mengelola keterkaitan ke belakang dan ke depan yang erat dengan kegiatan ekonomi lainnya sehingga menjadi salah satu penentu dalam mendorong berkembangnya sektor ekonomi terkait D . C B A Menyerap dan mendiversikan tenaga kerja produktif di perdesaan, sekaligus sebagai media untuk memeratakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di perdesaan Antisipatif menghadapi perubahanperubahan lingkungan strategis baik di tingkat internasional, regional maupun domestik. . E Mengimplementasik an kesepakatankesepakatan dunia seperti GATT, WTO dan kesepakatankesepakatan internasional lainnya. SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN Pengertian Sistem Pertanian Berkelanjutan Sistem pertanian berkelanjutan sebagai sistem pertanian yang mengandalkan manajemen sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia tanpa menurunkan mutu lingkungan dan mutu sumberdaya alam.Sistem pertanian berkelanjutan mampu menghasilkan produksi dan pendapatan petani saat ini, sementara mutu sumberdaya yang digunakan untuk berproduksi tersebut tetap dapat dilestarikan untuk diberdayakan oleh generasi berikutnya (Utomo, 2005). Pengelolaan Tanah Berkelanjutan Pengelolaan tanah merupakan bagian dari pengelolaan lahan yang bertujuan untuk menciptakan kondisi tanah yang kondusif bagi perkecambahan, pertumbuhan tanaman muda, perkembangan akar, pengembangan tanaman, pembentukan biji dan panen (Barber, 2002). Kegiatan pengelolaan tanah lebih luas dibandingkan dengan konservasi tanah. Karakteristik Karakteristik utama dari suatu pola pertanian yang berkelanjutan sesuai dengan Dankelman and Davidson (1988) yaitu: (1) Mampu mempertahankan kehilangan tanah dengan laju dibawah laju pembentukan tanah, atau pada tingkat kehilangan tanah yang diperbolehkan (tolerable soil loss). (2) Mampu meningkatkan pendapatan petani. (3) Dapat diterima masyarakat dan mampu untuk mengulangi penerapan teknologi (replicable) secara terus menerus tanpa ketergantungan. (4) Pengembangan pola tanam, metoda pengolahan bahan makanan, dan metoda penyimpanan persediaan bahan makanan. (5) Meningkatkan tingkat diversivikasi guna menjamin keluwesan pola tanam. (6) Merpertahankan kesuburan tanah melalui pendauran bahan organik. (7) Pemanfaatan sumber air dan sumber energi setepat mungkin. Tujuan Dari Sistem Pertanian Berkelanjutan Parr et al., (1990) mengutarakan bahwa pertanian berkelanjutan bertujuan untuk: (1)Menjaga atau dan meningkatkan keutuhan sumber daya alam lahan dan melindungi lingkungan. (2) Menjamin penghasilan petani. (3) Mengkonservasi energi. (4) Meningkatkan produktivitas. (5) Meningkatkan kwalitas dan keamanan bahan makanan. (6) Menciptakan keserasian antara pertanian dengan faktor sosial ekonomi umum lainnya. SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN Tantangan dalam Pertanian Berkelanjutan Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengupayakan supaya pola pertanian berkelanjutan dapat berhasil antara lain tantangan berikut merupakan beberapa hal utama yang perlu disikapi dengan benar: 1. Bagaimana membuat masyarakat memahami kenyataan perlunya pertanian berkelanjutan. 2. Bagaimana membuat masyarakat mau mencoba untuk membuktikan teknologi tertentu dapat meningkatkan hasil pertanian, meniadakan kelaparan, dan mengkonservasi sumberdaya alam dan lingkungan. 3. Membuat suatu sosial ekonomi penggunaan sumberdaya yang meningkatkan taraf hidup masyarakat agar mereka mau mengadopsi teknologi tersebut. 4. Menciptakan keterkaitan para ahli dalam bidang ini antara negara berkembang dan negara maju untuk mendukung komunikasi dalam tukar-menukar informasi yang berlanjut. Beberapa Alternatif dalam Mensukseskan Penerapan Pertanian Berkelanjutan 1. Potensi Lahan dan Keberlanjutan 2. Pengelolaan Terpadu dan Pertanian Berkelanjutan 3. Masyarakat dan Pertanian Berkelanjutan 4. Pertumbuhan Penduduk dan Pertanian Berkelanjutan Implementasi Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Di Indonesia Dalam pembangunan nasional, sejak awal orde lama dan terutama sejak orde baru dan sampai saat ini di era reformasi, pembangunan di Indonesia selalu menitik beratkan kepada pembangunan ekonomi, sebagai upaya untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Kepedulian Indonesia terhadap masalah li ngkungan juga tercermin dari komitmen In donesia untuk ikut melaksanakan beberap a pertemuan dan agenda Internasional be rkaitan dengan penyelamatan lingkungan seperti halnya Agenda 21, Rio de Janeiro dan KTT Bumi 10, Johannesburg. Namun demikian berbagai kerusakan lingkungan sumber daya alam tersebut adalah merup akan cerminan dari belum konsistennya p emerintah dan masyarakat Indonesia terh adap komitmen Agenda 21 tentang SARD (KTT Rio de Janeiro, 1992) dan kesepaka tan dalam pertemuan KTT Bumi 10 di Joh annesburg, 2002 serta Konferensi Nasion al Pembangunan Berkelanjutan-KNPB, 20 04 Terdapat tiga sub butir tentang pertanian berkelanjutan hasil KNPB yang belum dilaksanakan secara optimal kaitannya dengan kerusakan lingkungan tersebut, yaitu: a) meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pelaku pertanian; b) menyediakan akses pada sumber daya pertanian bagi masyarakat dengan penataan sistem penguasaan dan kepemilikan; c) meningkatkan produktivitas lahan dan media lingkungan serta merehabilitasi tanahtanah rusak untuk meningkatkan produksi pangan dalam rangka ketahanan pangan dengan tetap berpihak pada petani. . Thank you