APRESIASI SASTRA INDONESIA ATHEIS OLEH : NAMA : NATALIA RAMBAN NO. STAMBUK : 216118249 KELAS : J7 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA TAHUN 2019 1. Tahap Pengenalan Judul : Atheis Pengarang : Achdiat Karta Mihardja Tokoh : - Hasan - Kartini - Anwar - Rusli - Orangtua Hasan - Siti - Nata - Haji Dahlan - Bung Parta Hal Menarik : Semua Itu Menerima Cara Artinya, meminta cara karena hidup di dunia berarti menyelenggarakan segala perhubungan lahir batin, antara kita sebagai manusia dengan sesama makluk kita dengan alam beserta penciptaannya dan semua perhubungan itu meminta cara. Cara yang sebaik-baiknya, setepa-tepatnya tapi pun sepraktis-praktisnya dan bermanfaat bagi kehidupan segenapnya.) 2. Tahap Menghargai 1) Manfaat Manfaat yang dapat saya terima dari novel atheis yaitu kepercayaan. Mengakui kebesaran Tuhan, perasaan takut dan perasaan berdosa. 2) Reaksi atau Respon Reaksi atau respon yang saya alami saat membaca novel atheis dapat menghibur memberi motivasi, dan menarik untuk dibaca jadi teladan. 3) Nilai Pembelajaran Nilai pembelajaran yang dapat saya terima dari membaca novel atheis yaitu saya harus mempunyai pendirian atau harus mempunyai pendirian terhadap kepercayaan(agama) dan haru mendalaminya agar tidak mudah goyah dengan ajaran-ajaran baru di dalam kehidupan ini dan yang paling penting bahwa Tuhan itu ada yang Maha tau dan dapat mengambil pelajaran tentang bagaimana bersikap dan berhati-hati dalam bertindak apabila sudah menyangkut hal pribadi seperti kepercyaan dan perasaan terhadap lawan jenis atau sesama jenis. 3. Tahap Penghayatan Tahap penghayatan dari novel atheis yang saya baca dapat berdampak. Dampak yang saya alami berupa motivasi yaitu kita harus mempunyai pendirian terhadap kepercayaan (iman) tidak mudah goyah, bersikap hati-hati dalam bertindak baik menyangkut hal pribadi maupun orang lain. Dari novel atheis mengajarkan saya agar tidak mudah terpengaruh hal-hal duniawi. 4) Tahap Penghayatan Dari novel atheis yang dapat saya baca pada tahap penghayatan ini yang dapat saya pahami yaitu : Nilai atau Pengalaman Hidup Dari cerita diatas nilai atau pengalaman hidup Hasan dan Kartini. Dimana Hasan dan Kartini menjalani hubungan menikah. Yang pada awalnya mereka tidak disetujui oleh kedua orangtua Hasan dikarenakan Kartini tidak bertuhan. Namun karena perasaan maka Hasan menjadi atheis bersama dengan Kartini. Nilai atau pengalaman hidup yang dapat saya pahami dari cerita tersebut yaitu kadangkadang di kehidupan ini kadang-kadang terlalu buru-buru dalam mengambil tindakan, tidak berpikir pajang sebelum bertindak hingga akhirnya merugiakan diri bahkan orang lain, mendominasi ego, perasaan yang mengebuk-gebuk dan bahkan mementingkan diri. Menerima Dari novel diatas tentang atheis dapat menerima pengalaman orang lain menjadikan pengalaman orang lain tersebut menjadi motivasi dan bekal hidup demi masa depan yang akan datang. 5) Tahap Penerapan Dari novel tentang atheis penerapan betapa goyahnya seorang yang memeluk agama tapi tidak dengan ilmu, salah seorang dari tokoh cerita memiliki terombang-ambing, tidak memiliki pendirian yang menetap oleh karena cinta tanpa memikirkan perasaanya oranglain khususnya kedua orangtuanya. Penerapan emosional timbul dengan pola perilaku yang dilakukan oleh salah seorang perilaku dari toko atheis yang tidak memiliki pendirian, terlalu ego dalam memilih dan berperilaku tanpa memikirkan perasaan orangtua dan tata bahasa yang digunakan dalam novel tidak menyesuaiakan dengan bahasa meluas dalam artian bahasa indonesia secara utuh karena dalam novel ada yang mengguankan bahasa daerah tanpa memberikan artinya sehingga emosional pembaca timbul dengan tata bahasa yang kurang dipahami pembaca. Adapun hubungan karya sasta ini dari cerita novel atheis yaitu dari dalam novel menceritakan seorang yang taat pada agamanya namun menjadi atheis disebabkan oleh kurang nya pengetahuan dan pola pikirnya sehingga terombangambing oleh perasaan serta penguasaan diri yang tak terkontrol mengakibatkan berakhir dengan sebuah penyesalan. Dan di dalam kehidupan yang pernah disekitar saya yang dapat saya lihat seperti halnya pada cerita diatas yang berakhir dengan penyesalan dan mengorbankan semua yang ada di sekitarnya yang disebabkan karena ego dan kurangnya ilmu pengetahuan dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Dia membuat beberapa keputusan buruk yang akhirnya menyebabkan rentetan kejadian buruk yang menimpanya. Mungkin sebagai orang yang beragama, kita dapat melihat hal tersebut sebagai sebuah azab namun coba ditinjau dari sisi kemanusiaan. Bukannya wajar manusia membuat beberapa pilihan buruk sebagai manusia tidak ada yang sempurna, wajar saja mereka salah pilih kemudian menanggung akibatnya. Tidak ada yang aneh, tidak ada unsur hukuman gaib, semuanya hanya warna-warni hidupan.