BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembangunan Pembangunan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengembangkan atau mengadakan perubahan-perubahan kearah keadaan yang lebih baik. Pembangunan didefinisikan sebagai rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara sadar yang ditempuh oleh suatu Negara bangsa menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (Siagian, 2001:4-5). Menurut Todaro (2006:62) bahwa pembangunan merupakan proses multidimensi yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap - sikap rakyat dan lembaga-lembaga national serta akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan (inequality), dan pemberantasan kemiskinan absolut. Pembangunan sebagai suatu proses belajar. Menurut Soekanto (2005:437), Pembangunan sebenarnya merupakan suatu proses perubahan yang direncanakan dan dikehendaki. Dengan demikain dapat dikatakan bahwa pembangunan tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan, dalam arti bahwa pembangunan dapat menyebabkan terjadinya pertumbuhan yang terjadi sebagai akibat adanya pembangunan. Pelaksanaan pembangunan nasional merupakan usaha kegiatan yang dilakukan secara sadar terencana, dan bertanggung jawab dalam mencapai tujuan kearah-arah perubahan lebih baik, yakni kesejahteraan dan kemakmuran yang merata dan adil bagi rakyat. Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pembangunan merupakan suatu usaha perubahan untuk menjadi kearah yang lebih baik dari keadaan sebelumnya, direncanakan secara sadar agar tercapai sesuai dengan tujuan berdasarkan normanorma tertentu. Menuju modernitas secara bertahap dengan mendayagunakan potensi baik alam, manusia, maupun sosial dan budaya. B. Pemerintahan Kehadiran pemerintahan dan keberadaan pemerintah adalah sesuatu yang menjadi keharusan bagi proses kewajiban dalam kehidupan masyarakat. Sejarah telah membuktikan bahwa masyarakat, sekecil apa pun kelompoknya, bahkan sebagai individu sekalipun, membutuhkan pelayanan pemerintah. Oleh karena itu kehidupan sehari-hari erat hubungannya dengan fungsi-fungsi pemerintah di dalamnya. (S.H. Sarundajang, 2002:5) Pemerintahan adalah Besctuurvoering atau pelaksanaan tugas pemerintah, sedangkan Pemerintah adalah organ/alat atau alat yang menjalankan pemerintahan (Ridwan HR, 2002:2). Pemerintahan adalah sebagai alat kelengkapan negara dapat diartikan secara luas dan dalam artis sempit. Pemerintahan dalam arti luas mencakup semua alat kelengkapan negara, yang terjadi dari cabang-cabang kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudisial atau alat-alat kelengkapan negara lain yang bertindak untuk dan atas nama negara. Sedangkan Pemerintah juga dapat diartikan dalam arti sempit yaitu pemangku jabatan sebagai pelaksanaan eksekutif atau secara lebih penting, pemerintah sebagai penyelenggara administrasi negara (Bagir Manan, 2001:101). Woodrow Wilson menyatakan pemerintahan adalah suatu pengorganisasian kekuatan, tidak selalu berhubungan dengan organisasi kekuatan angkatan bersenjata, tetapi dua atau sekelompok orang dari sekian banyak kelompok orang yang dipersiapkan oleh suatu organisasi untuk mewujudkan maksud-maksud bersama mereka, dengan hal-hal yang memberikan keterangan bagi urusan-urusan umum kemasyarakatan. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kehadiran pemerintahan adalah sesuatu yang menjadi keharusan bagi proses kewajiban dalam kehidupan masyarakat. Sebagai urusan-urusan yang dilakukan oleh suatu negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyat atau warganya & kepentingan rakyatnya serta menjalankan dan melaksanakan tugas eksekutif, legislatif dan yudikatif. C. Strategi Istilah strategi sudah menjadi istilah yang sering digunakan oleh masyarakat untuk menggambarkan berbagai makna seperti suatu rencana, taktik atau cara untuk mencapai apa yang diinginkan. Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. (Effendy, 2007:32) Strategi merupakan sebuah pola atau rencana yang mengintegrasi tujuan pokok suatu organisasi, kebijakan-kebijakan dan tahapan-tahapan kegiatan ke dalam suatu keseluruhan yang bersifat kohesif. Suatu strategi yang dirumuskan dengan baik, membantu menata dan mengalokasikan sumber-sumber daya suatu organisasi menjadi sebuah postur yang unik, serta bertahan, yang berlandaskan kompetensi-kompetensi internalnya relatif, dan kekurangan-kekurangannya, perubahan-perubahan yang diantisipasi dalam lingkungan (J. Winardi, 2003: 102). Menurut Jones (J. Winardi, 2003:106), strategi merupakan suatu kelompok keputusan, pencapaiannya, tentang tindakan-tindakan tujuan yang apa yang diperlukan, akan diupayakan dan bagaimana memanfaatkan sumber- sumber daya guna mencapai tujuan tersebut. Menurut J. Winardi (2003:112), strategi sebagai sebuah rencana atau semacam arah rangkaian tindakan tententu di dalam suatu organisasi merupakan pedoman atau kelompok pedoman untuk menghadapi situasi tertentu. Sebagai sebuah rencana, strategi memiliki dua karakteristik esensial, yaitu disusun sebelum rangkaian tindakan tertentu dilaksanakan dan dikembangkan secara sadar dengan tujuan tertentu. Seringkali strategi dinyatakan secara eksplisit, dalam dokumen-dokumen yang dikenal sebagai rencana-rencana, tetapi ada kalanya strategi tidak dinyatakan secara formal, meski hal itu jelas tercantum dalam benak orang-orang yang berkepentingan. Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan rencana atau semacam arah rangkaian tindakan tententu, dan juga tahapan-tahapan yang harus dilalui menuju target yang diinginkan. Strategi yang baik akan memberikan gambaran tindakan utama dan pola keputusan yang akan dipilih untuk mewujudkan tujuan organisasi. D. Pertahanan Negara Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, pertahanan negara dimaknai sebagai segala usaha untuk mempertahankan kedudukan negara, keutuhan wilayah negara kesatuan republik Indonesiadan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Sedangkan pengertian pertahanan negara dalam UU No.34 tahun 2004 Tentang Tentara Nasional Indonesia pasal 1 ayat 5 adalah segala usaha untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ), dan melindungi segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara, disusun dengan memperhatikan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulaun. Sementara itu, pengertian sistem pertahanan negara menurut UU No. 3 Tahun 2002 adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta, yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman. Menurut Syahri Thohir (2013:82) menyatakan bahwa pembangunan pertahanan mencakup sistem dan strategi pertahanan, postur dan struktur pertahanan, profesionalisme TNI, teknologi pertahanan yang mendukung alutsista kompenen cadangan dan pendukung pertahanan. Diarahkan untuk mewujudkan kemampuan pertahanan yang melampaui kekuatan pertahanan minimal agar mampu menegakkan kedaulatan negara dan menjaga keselamatan bangsa serta keutuhan wilayah NKRI, serta memiliki efek penggentar yang disegani untuk mendukung posisi tawar dalam ajang diplomasi. Menurut Yogi Supardi (dalam Suryanto Suryokusumo, 2016:112) ada suatu kaidah bahwasannya “pertahanana negara merupakan masalah dari setiap bangsa harus didisain sesuai dan pas bagi bangsa sendiri”, maka disamping mempelajari kasus-kasus pertahanan nonmiliter di seluruh dunia untuk menggali asas-asas universal, digali pula kasus-kasus yang terjadi di tanah air untuk digali asas-asas yang khas, karena kekhasan sistem pertahanan suatu negara merupakan keniscayaan. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pertahanan negara pertahanan negara dimaknai sebagai segala usaha untuk mempertahankan kedudukan negara, keutuhan wilayah negara kesatuan republik Indonesia dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Pembangunan pertahanan negara mencakup sistem dan strategi pertahanan, postur dan struktur pertahanan, profesionalisme TNI, teknologi pertahanan yang mendukung alutsista kompenen cadangan dan pendukung pertahanan. DAFTAR PUSTAKA HR, Ridwan. (2002). Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sarundajang. (2002). Arus Balik Kekuasaan Pusat ke Daerah. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Siagian, Sondang P. (2001), Administrasi Pembangunan : Konsep, Dimensi dan Strategi. Jakarta: Bina Aksara Soekanto, Soerjono. (2005). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Suryokusumo, Suryanto. (2016). Konsep Sistem Pertahanan Nonmiliter: Suatu Sistem Pertahanan Komplemen Sistem Pertahanan Militer dalam Pertahanan Rakyat Semesta. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Thohir, Syahri. (2013). Hukum Pembangunan: Reformasi Perencanaan Pembangunan Nasional Serta Kebijakan dan Pelayanan Publik. Yogyakarta: Depublish. Todaro, Michael P. dan Stephen C. Smith. 2006. Pembangunan Ekonomi (edisi kesembilan, jilid I). Jakarta: Erlangga Winardi, J. (2007). Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.