POSTUR TUBUH Oleh : Marlynda Happy Nurmalita Sari, S.ST, MKM Struktur Tubuh Manusia Pengaturan Fungsi Tubuh • Aktivitas berbagai organ dalam tubuh berada di bawah kontrol sistem syaraf dan sistem endokrin. • Sistem endokrin mengontrol dengan cara mensekresikan hormone, efeknya agak lambat dibanding dengan sistem syaraf yang mengontrol dengan impuls sepanjang serabut syaraf. • Macam-macam sistem organ : 1. Sistem pencernaan 2. Sistem pancaindera 3. Sistem syaraf 4. Sistem endokrin 5. Sistem reproduksi, dll Pengertian Postur Tubuh • Postur tubuh adalah betuk, keadaan tubuh, sikap perawakan, perawakan seseorang (KBBI) • Postur tubuh merupakan perpaduan antara tinggi badan, berat badan, serta berbagai ukuran antropometrik lainnya yang ada pada diri seseorang (Sugiyanto, 2001). • Postur tubuh adalah bentuk tubuh atau sikap badan yang terlihat dari ujung kaki sampai ujung rambut dan merupakan perpaduan antara TB, BB dan ukuran antropometrik lainnya yang ada pada diri seseorang • Postur tubuh manusia merupakan posisi tubuh yang dipertahankan untuk melawan gravitasi bumi ketika berdiri, duduk maupun berbaring. Postur • Postur : memberikan bentuk tubuh • Upaya tubuh untuk melawan berat yang dipengaruhi gravitasi • Ditentukan terutama oleh : 1. Vertebre 2. Otot-otot besar tubuh : otot punggung, paha, dll 3. Sistem extrapyramidal Evaluasi Postur Tubuh • Ada 2 pendekatan yaitu : 1. Evaluasi statis dilakukan terhadap postur seseorang pada saat yang bersangkutan dalam posisi diam (fixed position) 2. Evaluasi dinamis dilakukan pada saat yang bersangkutan sedang bergerak, yang meliputi gerak pada saat berjalan, berlari, memanjat, turun tangga dan berdiri (Johnson L and Jack K Nelson, 2000) Hubungan Anatomi dengan Postur Tubuh Postur Tubuh Salah Cedera Kelainan Anatomi Tubuh Kelainan & Penyakit terkait dengan Anatomi Tubuh 1. Kusta Penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Penyakit ini menyebabkan kerusakan pada jaringan saraf dan otot 2. Malnutrisi (Kekurangan Gizi) Kondisi dimana seseorang kekurangan asupan gizi sehingga tubuh tidak mendapatkan gizi yang cukup untuk metabolisme dan pertumbuhan 3. Atritis Peradangan pada sendi Tulang Belakang / Columna Vertebrae Kelainan Postur Tubuh 1. LORDOSIS Istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan kelengkungan bagian dalam dari rongga tulang belakang. Dua segmen dari rongga tulang belakang servikal dan lumbalis, biasanya lordotic yaitu mereka ditetapkan dalam suatu kurva yang memiliki kecembungan anterior (ke depan) dan cekungan posterior (belakang) dalam konteks anatomi manusia. Excessive or hyperlordosis sering disebut sebagai swayback atau saddle back LORDOSIS (1) • Konsekuensi dari lekukan/ curvatures lordotic normal dari vertebral column, (juga dikenal sebagai lekukan sekunder/ secondary curvatures ) adalah : bahwa ada perbedaan ketebalan antara bagian anterior dan posterior dari intervertebral disc . • Lordosis juga dapat meningkat pada pubertas kadang-kadang tidak menjadi jelas sampai awal atau pertengahan 20-an. • Ketidakseimbangan kekuatan otot dan panjang juga merupakan penyebab, seperti paha belakang lemah, atau fleksor pinggul ketat. • Kelengkungan lordotic berlebihan juga disebut hollow back ,saddle back, dan swayback. • Penyebab umum lordosis berlebihan termasuk tight low back muscles, excessive visceral fat , and pregnancy. 2. Kifosis / Kyphosis • Kifosis adalah suatu gangguan pada tulang belakang di mana tulang belakang melengkung ke depan yang mengakibatkan penderita menjadi terlihat bungkuk. • Gangguan yang dapat menyebabkan kifosis, meliputi: 1. Osteoporosis 2. Degenerative arthritis of the spine 3. Connective tissue disorders 4. Tuberkulosis dan infeksi tulang belakang lain (akibatnya kerusakan sendi) 5. Kanker atau tumor jinak yang menimpa pada tulang belakang dan memaksa tulang keluar dari posisi 6. Spina bifida 7. Kondisi yang menyebabkan paralisis, seperti cerebral palsy, polio, dan kaku tulang belakang Kifosis / Kyphosis (1) • Gejala kifosis mungkin termasuk: 1. Postur bungkuk 2. Nyeri punggung ringan 3. Kekakuan atau nyeri spinal 4. Kelelahan 3. Skoliosis / Scoliosis / Skeliosis • Suatu gangguan pada tulang belakang di mana tulang belakang melengkung ke samping baik kiri atau kanan yang membuat penderita bungkuk ke samping, membentuk huruf S. • Kelainana ini dapat terjadi akibat deformitas struktuural kolumna vertebralis yang ada sejak lahir (congenital) atau dapat timbul akibat penyakit neuromuskuler misalnya cerebral palsy atau distrofi otot. • Sebagian skoliosis structural dapat timbul tanpa sebab jelas (idiopatik) atau karena postur yang buruk. • Skoliosis menyebabkan deformitas dan kadang-kadang nyeri. Apabila keadaan ini tidak diatasi, maka fungsi pernapasan dan jantung dapat terganggu. Skoliosis / Scoliosis / Skeliosis (1) Gambaran klinis: 1. Kelainan penampakan normal vertebra yaitu konkaf-konveks-konkaf yang terlihat menurun dari bahu ke bokong. 2. Menonjolnya iga di sisi konveks. 3. Tinggi Krista iliaka yang tidak sama. Hal ini dapat menyebabkan satu tungkai lebih pendek daripada tungkai lainnya. 4. Asimetri rongga toraks dan persambungan yang tidak sesuai dari vertebra spinalis akan tampak apabila individu membungkuk. Skoliosis / Scoliosis / Skeliosis (2) Penatalaksanaan: • Skoliosis postural dapat diobati dengan latihan pasif dan aktif. Dapat dipasang penahan eksternal untuk meningkatkan kepatuhan dan kecepatan pemulihan. • Skoliosis struktural dapat diobati dengan intervensi bedah. Intervensi tersebut dapat berupa penempatan sebuah batang fleksibel di punggung untuk membalikkan lengkungan kolumna vertebralis. Pada kasus-kasus yang parah dapat dilakukan fusi (penggabungan) spina di tingkat yang berbeda untuk memperbaiki deformitas 4. Sublubrikasi Sublubrikasi adalah kelainan pada tulang belakang pada bagian leher yang menyebabkan kepala penderita gangguan tersebut berubah arah ke kiri atau ke kanan. 5. Tortikolis • Tortikolis terjadi karena trauma persalinan pada kepala letak sungsang. Bila dilakukan traksi pada kepala untuk melahirkan anak, dapat terjadi cedera m.sternokleidomastoideus yang menimbulkan hematoma sehingga terjadi pemendekan otot akibat fibrosis. Cedera sternokleidomastoideus ini dapat terjadi pada setiap metode ekstraksi anak. • Gambaran klinis: Kepala miring karena m.sternokleidomastoideus memendek, dan teraba seperti tali yang kaku. Bila dibiarkan muka akan menjadi asimetri, tulang belakang akan skoliosis untuk mengimbangi miringnya vertebra servikalis, dan tengkorak pun akan asimetri. Tortikolis (1) Tata laksana: Bila dijumpai pada bayi, fisioterapi diberikan setiap hari berupa masase disertai peregangan dengan harapan otot dapat memanjang. Bila fisioterapi tidak berhasil dilakukan operasi untuk memperpanjang sternokleidomastoid. Fisioterapi diteruskan lagi pasca bedah agar tidak kambuh lagi. 6. Kifolordosis • Kombinasi dari kifosis dan lordosis. • Penyebabnya adalah kondisi congenital. • Penatalaksanaan: sama dengan metode yang digunakan untuk kifosis dan lordosis (berdasarkan penyebab) 7. Kifoskoliosis • Tidak normalnya kurva spinal anteroposterior dan lateral. • Penyebabnya adalah kondisi congenital • Penatalaksanaan: Imobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan) 8. Footdrop • Plantarfleksi, ketidakmampuan menekuk kaki karena kerusakan saraf peroneal. • Penyebabnya adalah kondisi congenital, trauma, posisi imobilisasi yang tidak baik. • Penatalaksanaan: Tidak ada (tidak dapat dikoreksi) dicegah melalui terapi fisik 9. Pigeon toes • Rotasi dalam kaki depan, biasa pada bayi • Penyebabnya adalah kondisi congenital dan kebiasaan. • Penatalaksanaan: Pertumbuhan, menggunakan sepatu khusus Gambar Kelainan Postur Tubuh