Uploaded by User38400

167817556-makalah-genetika[1]

advertisement
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan kesehatan, kekuatan sehingga makalah yang berjudul “GENETIKA”
ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Makalah ini adalah materi yang diberikan sebagai pedoman bagi kita
dalam memahai apa itu genetika dan diharapkan dapat menambah pengetahuan
untuk kita semua mengenai kutipan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna, baik dalam pengetikan maupun isinya. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada Bapak selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang
selalu memotivasi penulis dalam mengerjakan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Meulaboh, 24 November 2019
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Genetika disebut juga ilmu keturunan, berasal dari kata genos (bahasa
latin), artinya suku bangsa-bangsa atau asal-usul. Secara “Etimologi”kata genetika
berasal dari kata genos dalam bahasa latin, yang berarti asal mula kejadian.
Namun, genetika bukanlah ilmu tentang asal mula kejadian meskipun pada batasbatas tertentu memang ada kaitannya dengan hal itu juga. Oleh karena cara
berlangsungnya alih informasi hayati tersebut mendasari adanya perbedaan dan
persamaan sifat diantara individu organisme, maka dengan singkat dapat pula
dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang pewarisan sifat .
Genitika perlu dipelajari, agar kita dapat mengetahui sifat-sifat keturunan
kita sendiri serta setiap makhuk hidup yang berada dilingkungan kita. kita sebagai
manusia tidak hidup autonom dan terinsolir dari makhuk lain sekitar kita tapi kita
menjalin ekosistem dengan mereka. karena itu selain kita harus mengetahui sifatsifat menurun dalam tubuh kita, juga pada tumbuhan dan hewan. Lagi pula
prinsip-prinsep genetika itu dapat disebut sama saja bagi seluruh makluk. Karena
manusia sulit dipakai sebagai objek atau bahan percobaan genetis, kita
mempelajari hukum-hukumnya lewat sifat menurun yang terkandung dalam
tubuh-tumbuhan dan hewan sekitar. Genetika bisa sebagai ilmu pengetahuan
murni, bisa pula sebagai ilmu pengetahuan terapan. Sebagai ilmu pengetahuan
murni ia harus ditunjang oleh ilmu pengetahuan dasar lain seperti kimia, fisika
dan metematika juga ilmu pengetahuan dasar dalam bidang biologi sendiri seperti
bioselluler, histologi, biokimia, fiosiologi, anatomi, embriologi, taksonomi dan
evolusi. Sebagai ilmu pengetahuan terapan ia menunjang banyak bidang kegiatan
ilmiah dan pelayanan kebutuhan masyarakat.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu :
1. Bagaimana asal mula genetika?
2. Apakah pengertian dari genetika?
3. Apa hubungan ilmu genetika dengan ilmu keperawatan?
4. Apa saja kelainan genetika?
5. Apakah manfaat dari ilmu genetika?
1.3 Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah :
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Genetika
Genetika adalah cabang biologi yang bersangkut-paut dengan pewarisan
sifat (hereditas) dan variasi. (Stanfield, 1983). Genetika adalah cabang biologi
yang berhubungan dengan pewarisan sifat dan ekspresi sifat-sifat menurun (Klug
dan Cummings, 2000).
2.2 Sejarah Perkembangan Genetika
Sejarah perkembangan genetika sebagai ilmu pengetahuan dimulai
menjelang akhir abad ke 19 ketika seorang biarawan austria bernama Gregor
Johann Mendel berhasil melakukan analisis yang cermat dengan interpretasi yang
tepat atas hasil-hasil percobaan persilangannya pada tanaman kacang ercis (Pisum
satifum). Sebenarnya, Mendel bukanlah orang pertama yang melakukan
percobaan-
percobaan
persilangan.
Akan
tetapi,
berbeda
dengan
para
pendahulunya yang melihat setiap individu dengan keseluruhan sifatnya yang
kompleks, Mendel mengamati pola pewarisan sifat demi sifat sehingga menjadi
lebih mudah untuk diikuti. Deduksinya mengenai pola pewarisan sifat ini
kemudian menjadi landasan utama bagi perkembangan genetika sebagai suatu
cabang ilmu pengetahuan, dan Mendelpun di akui sebagai bapak genetika.
Karya Mendel tentang pola pewarisan sifat tersebut dipublikasikan pada
tahun 1866 di Proceedings of the Brunn Society for Natural History. Namun,
selama lebih dari 30 tahun tidak pernah ada peneliti lain yang memperhatikannya.
Baru pada tahun 1900 tiga orang ahli botani secara terpisah, yaitu Hugo de Vries
di belanda, Carl Correns di jerman dan Eric von Tschermak-Seysenegg di Austria,
melihat bukti kebenaran prinsip-prinsip Mendel pada penelitian mereka masingmasing. Semenjak saat itu hingga lebih kurang pertengahan abad ke-20 berbagai
percobaan persilangan atas dasar prinsip-prinsip Mendel sangat mendominasi
penelitian di bidang genetika. Hal ini menandai berlangsungnya suatu era yang
4
dinamakan genetika klasik.
Selanjutnya, pada awal abad ke-20 ketika biokimia mulai berkembang
sebagai cabang ilmu pengetahuan baru, para ahli genetika tertarik untuk
mengetahui lebih dalam tentang hakekat materi genetik, khususnya mengenai sifat
biokimianya. Pada tahun 1920-an, dan kemudian tahun 1940-an, terungkap bahwa
senyawa kimia materi genetika adalah asam dioksiribonekleat (DNA). Dengan
ditemukannya model struktur molekul DNA pada tahun1953 oleh J.D.Watson dan
F.H.C. Crick dimulailah era genetika yang baru, yaitu genetika molekuler.
Perkembangan penelitian genetika molekuler terjadi demikian pesatnya.
Jika ilmu pengetahuan pada umumnya mengalami perkembangan dua kali lipat
(doubling time) dalam satu dasa warsa, maka hal itu pada genetika molekuler
hanyalah dua tahun. Bahkan, perkembangan yang lebih revolusioner dapat
disaksikan semenjak tahun 1970-an, yaitu pada saat dikenalnya teknologi
manipulasi molekul DNA atau teknologi DNA rekombinan atau dengan istilah
yang lebih populer disebut rekayasa genetika.
Saat ini sudah menjadi berita biasa apabila organisme- organisme seperti
domba, babi dan kera, didapatkan melalui teknik rekayasa genetika yang disebut
kloning . sementara itu, pada manusia telah di lakukan pemetaan seluruh genom
atau dikenal sebagai proyek genom manusia (human genom project), yang
diluncurkan pada tahun 1990 dan diharapkan selesai pada tahun 2005. ternyata
pelaksaan proyek ini berjalan justru lebih cepat dua tahun dari pada jadwal yang
telah ditentukan.
Kedudukan Genetika dalam Biologi
Ahli genetika kenamaan Theodosius Dobzhansky menyatakan bahwa nothing in
biology is understandable except in the light of genetiks (Ayala, dkk., 1984 dalam
Corebima, 2010). Dikatakan lebih lanjut bahwa genetika adalah inti dari biologi.
Berkenaan dengan hal ini dikemukakan bahwa dalam genetika ditemukan kerangka
berpikir yang menjelaskan keanekaragaman kehidupan maupun proses-prosesnya.
Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Ayala, dkk. (1984) dan Gardner, dkk. (1991)
bahwa dewasa ini genetika dikenal sebagai inti utama dari biologi modern. Russel dalam
Corebima (2010) menyatakan genetika sudah lama dikenal sebagai salah satu bidang
kunci dalam biologi; dan menurut Klug dan Cummings (2000), dibanding genetika tidak
5
ada satupun bidang lain yang lebih berperan membentuk pengetahuan kita tentang hal
ihwal hidup. Corebima (2010) menyatakan hubungan antara genetika dan fisiologi.
Kajian fisiologi apa pun (tumbuhan, hewan, manusia atau yang lainnya) sebenarnya
merupakan kajian ekspresi gen. Seperti diketahui substansi pokok kajian fisiologi adalah
reaksi-reaksi biokimia di dalam sel. Setiap reaksi biokimia dalam sel mutlak
membutuhkan enzim sebagai biokatalisator; sedangkan seperti diketahui biosintesis
protein penyusun enzim merupakan proses translasi kode-kode genetika pada RNA-d
yang sebelumnya ditranskripsikan dari gen. Contoh lain berkenaan dengan hubungan
antara genetika dan taksonomi pada tingkat apa pun seperti diketahui satu kegiatan
taksonomi bersangkut-paut dengan pengelompokan terhadap keanekaragaman yang
dilakukan atas dasar kesamaan-kesamaan. Keanekaragaman makhluk hidup itu
bersangkut-paut dengan mutasi, rekombinasi, reproduksi seksual maupun kejadian
genetik yang lain. Cabang-cabang biologi lain yang tidak dikemukakan disini juga
berhubungan dengan genetika, karena genetika adalah inti dari biologi. 6 D. Laju
Perkembangan Genetika Apabila dibandingkan dengan cabang-cabang biologi lain,
genetika berkembang sangat pesat. Pada awalnya kajian genetika bersifat
nonmolekuler. Para ahli genetika mula-mula terutama mengkaji bagaimana sifat atau
gen diwariskan dari induk ke keturunannya selama reproduksi serta bagaimana gen-gen
bekerja sama mengontrol berbagai sifat seperti tinggi badan, warna rambut dsb.
(Brown, 1989). Perubahan arah pengkajian di bidang genetika baru terjadi pada tahun
1930-an. Pada saat diketahui bahwa gen merupakan sesuatu yang bersifat fisik, sehingga
sebagaimana halnya komponen-komponen sel lain, gen tersusun dari molekul-molekul;
dan oleh karena itu seharusnya dapat dipelajari secara langsung dengan bantuan
metode biofisik maupun biokimia. Perkembangan inilah yang melahirkan biologi
molekuler, yang pada mulanya berupaya mengidentifikasi sifat kimia gen. Pada saat ini
biologi molekuler diartikan sebagai cabang biologi yang mengkaji interaksi biokimia
maupun interaksi molekuler dalam sel (Micklos dan Freyer, 1990). Genetika dan biologi
molekuler memiliki substansi kajian yang sangat erat kaitannya. Lebih dari 35 tahun
terakhir para ahli genetika dan biologi molekuler berupaya memahami cara bagaimana
informasi biologis tersimpan dalam gen, serta bagaimana informasi biologis tersebut
berdaya guna bagi sel. Brown dalam Corebima (2010) mengartikan genetika molekuler
sebagai cabang biologi yang mengkaji seluruh aspek gen. Sumber lain mengartikan
genetika molekuler sebagai cabang genetika yang mengkaji bagaimana proses-proses
6
biokimia sel menerjemahkan informasi genetika ke tingkat fenotip (Russel, 1992). Ada
juga yang menyatakan bahwa genetika molekuler mengkaji aliran dan regulasi informasi
genetik antara DNA, RNA, serta molekul protein (Micklos dan Freyer, 1990). Dewasa ini
kajian yang bersifat molekuler sudah sangat berkembang. Kita ketahui bersama bahwa
dewasa ini bahkan tengah dikembangkan teknologi rekayasa genetika yang memberikan
banyak harapan bagi kita di berbagai bidang kebutuhan termasuk upaya terapi gen; 7
telah dilaksanakan juga proyek genom manusia atau human genome project.
Pendekatan molekuler itu melahirkan konsep-konsep baru, dan para ahli biologi tidak
lagi menganggap/memandang gen secara sederhana sebagai satuan atau unit kebakaan;
selanjutnya gen dipandang sebagai satuan atau unit informasi biologis. Dalam hubungan
ini keseluruhan gen yang dimiliki sesuatu makhluk hidup mengandung seluruh jumlah
informasi yang dibutuhkan untuk membangun suatu contoh makhluk yang hidup dan
fungsional. Perkembangan genetika yang demikian pesat itu bahkan telah menyebabkan
terjadinya revolusi pemikiran biologis di saat kita memasuki abad 21. Revolusi itu sudah
dimulai pada 1953 sejak Watson & Crick berhasil mengungkap struktur molekul DNA.
Kenyataan yang terlihat adalah bahwa sejak struktur molekul DNA diungkap, terjadilah
revolusi biologi khususnya revolusi DNA. Jelaslah bahwa revolusi DNA telah memicu
terjadinya revolusi pemikiran biologis seperti tsb. Revolusi pemikiran biologis itu bahkan
sedang mengubah penguasaan kita atas makhluk hidup maupun persepsi kita terhadap
diri kita sendiri. Dalam hubungan ini efek revolusi DNA atas pandangan kita terhadap diri
kita sendiri maupun terhadap dunia tercermin pada kultur sehari-hari. Para ahli Ilmu
Pengetahuan Alam memang tidak memandang manusia sekedar sebagai produk dari
gen-gennya, tetapi pada kenyataannya dalam kultur popular, DNA hampir dipandang
memiliki kekuatan magis. Berikut ini adalah urutan penemuan di bidang genetika dan
biologi molekuler sejak 1865 hingga 1989 (Brown, 1989 & Gardner, dkk., 1991 dalam
Corebima, 2008). 1865 1866 1900 : : : Mendel membacakan makalahnya yang
memberitakan hasil percobaan pada tanaman ercis di forum The Brün Society for
Natural History. Makalah Mendel dipublikasikan dalam prosiding forum The Brün Society
for Natural History. Karya Mendel ditemukan kembali oleh de Vries, Correns dan
Tschermak-Seysenegg. 8 1902 1903 1905 1908 1909 1909 1910 1911 1911 1915 1927
1928 1931 1932 : : : : : : : : : : : : : : Boveri dan Sutton mendemonstrasikan adanya
kromosom yang berpasangan pada individu-individu diploid. Sutton menyatakan bahwa
faktor-faktor Mendel terdapat pada kromosom (Men
7
Perkembangan Ilmu Genetika Dibidang Keperawatan
Di Indonesia saat ini tampaknya ilmu genetika belum menyentuh dunia
pendidikan keperawatan maupun praktik perawatan di pelayanan kesehatan.
Kurikulum yang digagas para ahli pendidikan keperawatan belum memasukkan
ilmu genetika ini dalam kompetensi yang harus dikuasai oleh mahasiswa, baik di
tingkat pendidikan diploma maupun sarjana. Dengan berjalannya waktu dan
pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi genetika, sudah saatnya ilmu genetika
dikenalkan kepada calon-calon perawat dan para perawat professional agar dapat
memberikan pelayanan perawatan yang komprehensif bagi klien baik dalam
tindakan mandiri maupun kolaboratif. Di dalam pendidikan khususnya pendidikan
keperawatan, pengenalan ilmu genetika kepada peserta didiknya dapat dimulai
dengan memasukkan kompetensi genetika ini terintegrasi dengan ilmu-ilmu lain
yang sudah ada. Sebagai contohnya adalah dengan mengintegrasikan ilmu
genetika ini ke dalam ilmu keperawatan anak dan maternitas, keperawatan
dewasa, keperawatan jiwa maupun keperawatan komunitas. Dengan demikian
maka peserta didik akan mulai mengenal apa itu genetika dan apa pentingnya
dalam praktik keperawatan. Bagi perawat professional yang sudah ada di tataran
layanan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuannya tentang genetika melalui
kegiatan-kegiatan seminar maupun pelatihan-pelatihan yang mulai banyak
diselenggarakan. Pada akhirnya, dengan peningkatan pengetahuan perawat akan
ilmu genetika berdampak pada meningkatkan kualitas pelayanan perawat
terhadap masyarakat
A. HUKUM MENDEL I DAN II
Hukum Mendel pertama di sebut juga Hukum Pemisahan atau Hukum
Segregasi (Segregation). Hukum Mendel I menyatakan: ‘pembentukan gamet (sel
kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah
sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya.
Contoh dari terapan Hukum Mendell I adalah persilangan monohibrid
dengan dominansi. Persilangan dengan dominansi adalah persilangan
suatu sifat beda dimana satu sifat lebih kuat daripada sifat yang lain. Sifat
8
yang kuat disebut sifat dominan dan bersifat rlaku untuk persilangan monohibrid
(persilangan dengan satu sifat beda). menutupi, sedangkan yang lemah/tertutup
disebut sifat resesif. Sedangkan Sifat intermediet adalah sifat yang sama kuat, jadi
tidak ada yang dominan ataupun resesif.
Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:
1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada
karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel
ressif (tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, misal
w) dan alel dominan (nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar,
misal R).
2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya
ww dalam gambar di sebelah) dan satu dari tetua betina (misalnya RR
dalam gambar di sebelah).
3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Rr dan Ww), alel
dominan (R atau S) akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari
luar). Alel resesif (r atau w) yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan
diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya.
Hukum Mendel pertama inilah yang memungkinkan kita mendapatkan bibit
unggul dari suatu tanaman setelah dilakukan beberapa kali penyilangan tanaman.
Hukum Mendel kedua (2) disebut juga Hukum berpasangan bebas atau Hukum
Asortasi bebas atau Hukum Independent Assortment. Jika hukum mendel 1
didasarkan pada pemisahan gen (Segregasi) maka hukum mendel 2 ini
berdasarkan pada berpasanga bebas. Yang maksudnya adalah: “bila dua individu
mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara
bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel
dengan gen sifat yang berbeda tidak saling memengaruhi. Hal ini menjelaskan
bahwa gen yang menentukan e.g. tinggi tanaman dengan warna bunga suatu
tanaman, tidak saling memengaruhi.
9
Hukum Mendel 2 atau Hukum Berpasangan bebas mempunyai tiga konsep dasar,
yaitu:
1. Konsep Backcross dan Testcross
Backcross (silang balik) adalah langkah silang antara F1 dengan salah satu
induknya.
2. F1
x
salah satu induk (P)
Testcros (uji silang) adalah persilangan antara suatu individu yang
genotifnya belum diketahui dengan individu yang telah diketahui
bergenotif homozigot resesif. Gunanya untuk mengetahui apakah genotif
suatu individu tersebut homozigot ataukah heterozigot.
3. x
homozigot resesif
Persilangan Resiprok
Persilangan resiprok adalah suatu persilangan dimana sifat induk jantan
dan betina bila dibolak-balik/dipertukarkan tetapi tetap menghasilkan
keturunan yang sama.
Hukum mendel 2 atau hukum bebas berpasangan (berpasangan bebas ) atau
Hukum Segregation memberi kesempatan pada kita untuk mendapatkan tanaman
yang bersifat unggul.
B. GANGGUAN GENETIKA
Gangguan genetik disebabkan oleh perubahan mutasi DNA yang dapat
diturunkan karena mutasi terjadi di sel ovum atau sel sperma.
Secara umum gangguan ini dikelompokan menjadi tiga kategori:
a. Gangguan Gen Tunggal
Gangguan genetik yang dapat dengan mudah dilacak dari generasi ke
generasi, biasanya adalah gangguan gen tunggal,yaitu hanya satu gen yang
tidak berfungsi dengan baik.
10
b. Gangguan Multifaktorial
Seiring dengan pemahaman mengenai genetika dan gangguan terkait
genetik, makin disadari bahwa banyak penyakit pada manusia disebabkan
oleh kombinasi faktor-faktor lingkungan dan sejumlah gen. Risiko
terjadinya penyakit multifaktorial ini sulit diprediksi dibandingkan
gangguan gen tunggal.
Kepentingan realtif dari kontribusi genetik terhadap kejadian penyakit
dibandingkan faktor lingkungan disebut heritabilitas, misalnya Skizofrenia
memiliki heritabilitas 85% yang berarti saudara atau keluarga dari seorang
penderita Skizofrenia memiliki kemungkinan tinggi untuk terkena
Skizofrenia.
Gen tunggal
Multifaktorial
Risikonya sama pada saat lahir dan
Risiko meningkat sepanjang hidup.
pada kehidupan selanjutnya.
Fenotipe dapat diprediksi.
Fenotipe bervariasi.
Adanya genotipe muatan
Adanya kadar ambang gen muatan
menyebabkan penyakit .
diperlukan agar penyakit bermanifestasi.
~Tabel heritabilitas gen tunggal dan gangguan multifaktorial.
c. Abnormalitas kromosom
Abnormalitas kromosom menyebabkan banyak penyakit genetik dan
meliputi perubahan jumlah kromosom dan struktur kromosom tersebut.
Perubahan jumlah kromosom disebabkan oleh kromosom yang tidak
terpisah dengan benar saat meiosis atau mitosis, misalnya Sindrom Down,
Sindrow Fragil, Korea Huntington, Sindrom Turner.
11
Penyakit
Sindrom Down
Penyebab
Insidensi
Trisomi 21
1 pada 650 kelahiran, insid
meningkat sesuai usia ibu
Sindrom X fragil
Kodon berulang pada kromosom
1 pada 2000 pria
X
Korea huntington
Kodon berulang pada kromosom
1 pada 10.000
4
Sindrom Turner
Tidak ada kromosom Y
1 pad 2500 wanita
Mutasi
Selama proses replikasi DNA, kadang-kadang terjadi kesalahan dalam
polimerisasi untai kedua. Kesalahan ini, yang disebut mutasi, dapat memiliki
dampak pada fenotipe organisme, terutama jika mereka terjadi dalam urutan
pengkode protein dari gen. Tingkat kesalahan biasanya kesalahan yang sangat
rendah-1 di setiap 10-100 juta basis-karena kemampuan "proofreading" dari DNA
polimerase. (Tanpa proofreading tingkat kesalahan seribu kali lipat lebih tinggi,
karena banyak virus bergantung pada polimerase DNA dan RNA yang
kekurangan kemampuan proofreading, mereka mengalami tingkat mutasi yang
lebih tinggi.) Proses yang meningkatkan laju perubahan dalam DNA disebut
mutagenik: bahan kimia mutagenik mempromosikan kesalahan dalam replikasi
DNA, sering dengan mengganggu struktur dasar-pasangan, sedangkan radiasi UV
menginduksi mutasi dengan menyebabkan kerusakan pada struktur DNA. Kimia
kerusakan DNA terjadi secara alami juga, dan sel-sel menggunakan mekanisme
perbaikan DNA untuk memperbaiki ketidaksesuaian dan istirahat dalam DNAbagaimanapun, perbaikan kadang-kadang gagal untuk kembali DNA untuk urutan
aslinya.
12
Dalam organisme yang menggunakan DNA kromosom silang pertukaran
dan gen bergabung kembali, kesalahan dalam keselarasan selama meiosis juga
dapat menyebabkan mutasi. Kesalahan dalam pindah silang terutama mungkin
ketika urutan yang sama menyebabkan kromosom mitra untuk mengadopsi
keselarasan salah; ini membuat beberapa daerah dalam genom lebih rentan untuk
bermutasi dengan cara ini. Kesalahan ini membuat perubahan struktural besar
dalam urutan DNA-duplikasi, inversi atau penghapusan seluruh daerah, atau
disengaja bertukar seluruh bagian antara kromosom yang berbeda (disebut
translokasi).
C. MANFAAT GENETIKA
Sebagai ilmu pengetahuan dasar, genetika dengan konsep-konsep di dalamnya
dapat berinteraksi dengan berbagai bidang lain untuk memberikan kontribusi
terapannya.
1. Pertanian
Di antara kontribusinya pada berbagai bidang, kontribusi genetika
di bidang pertanian, khususnya pemuliaan tanaman dan ternak, boleh
dikatakan
paling
tua.
Persilangan-persilangan
konvensional
yang
dilanjutkan dengan seleksi untuk merakit bibit unggul, baik tanaman
maupun ternak, menjadi jauh lebih efisien berkat bantuan pengetahuan
genetika. Demikian pula, teknik-teknik khusus pemulian seperti mutasi,
kultur jaringan, dan fusi protoplasma kemajuannya banyak dicapai dengan
pengetahuan genetika. Dewasa ini beberapa produk pertanian, terutama
pangan, yang berasal dari organisme hasil rekayasa genetika atau
genetically modified organism (GMO) telah dipasarkan cukup luas
meskipun masih sering mengundang kontroversi tentang keamanan.
Contoh lain dari perkembangan ilmu genetika dibidang pertanian
adalah di temukanya cara baru dalam mengatasi serangga hama yaitu
dengan cara perakitan tanaman tahan serangga hama melalui teknik
rekayasa genetik. Salah satu kendala dalam produksi suatu komoditas
tanaman di negara yang beriklim tropis dan lembab adalah serangan
13
organisme pengganggu tumbuhan (OPT) seperti serangga hama dan
patogen tumbuhan. Bahkan pada tanaman tertentu seperti padi.
Serangga hama masih merupakan kendala utama dan menjadi
masalah serius, misalnya wereng coklat dan peng-gerek batang. Di negara
tertentu se-perti Amerika Serikat (AS), kerugian akibat kerusakan yang
ditimbulkan serangga hama seperti penggerek jagung dan penggerek buah
kapas bisa mencapai jutaan dolar AS. Usaha pengendalian yang biasa
dilakukan petani adalah menggunakan cara bercocok tanam yang tepat
yang meliputi varietas tahan dan pergiliran tanaman, serta penyemprotan
insektisida.
2. Kesehatan
Salah satu contoh klasik kontrubusi genetika di bidang kesehatan
adalah diagnosis dan perawatan penyakit fenilketonurani (PKU). Penyakit
ini merupakan penyakit menurun yang disebabkan oleh mutasi gen
pengatur katabolisme fenilalanin sehingga timbunan kelebihan fenilalanin
akan dijumpai di dalam aliran darah sebagai derivat-derivat yang meracuni
sistem syaraf pusat. Dengan diet fenilalanin yang sangat ketat, dapat
terhindar dari penyakit PKU.
Beberapa penyakit genetika lainnya telah dapat diatasi dampaknya
dengan cara seperti itu. Meskipun demikian, hingga sekarang masih
banyak penyakit yang menjadi tantangan para peneliti dari kalangan
kedokteran dan genetika untuk menanganinya seperti perkembangannya
resistensi bakteri patogen terhadap antibiotok, penyakit-penyakit kanker,
dan
sindrom
hilangnya
kekebalan
bawaan
atau
acquired
immunodeficiency syndrome (AIDS) Contoh lain dari perkembangan ilmu
genetika dibidang kesehatan adalah proyek genom manusia yang
dipelopori oleh amerika serikat dimana proyek ini akan menguraikan
100.000 gen manusia. Diperkirakan pada abad 21 mendatang akan muncul
bidang kedokteran baru yang disebut ilmu kedokteran prediktif (predictive
medicine). Munculnya ilmu kedokteran tersebut di mungkinkan karena
14
pada abad 21 mendatang, diperkirakan seluruh informasi dari genom
manusia yang mengandung 100.000 gen akan teridentifikasi. Dengan
diketahuinya genom manusia dapat digunakan memprediksi berbagai
penyakit, artinya dengan ilmu kedoktran prediktif dapat diketahui
kemungkinan seseorang mengalami kanker payudara atau kanker calon
rental dengan melakukan analisa terhadap kombinasi gen-gen yang
dipunyai orang tersebut.
3. Industri farmasi
Teknik
rekayasa
genetika
memungkinkan
dilakukannya
pemotongan molekul DNA tertentu. Selanjutnya, fragmen-fragmen DNA
hasil pemotongan ini disambungkan dengan molekul DNAlain sehingga
terbentuk molekul DNA rekombinan. Apabila molekul DNA rekombinan
dimasukkan kedalam suatu sel bakteri yang sangat cepat pertumbuhannya,
misalnya Escherichia coli, maka dengan mudah akan diperoleh salinan
molekul DNA rekombinan dalam jumlah besar dan waktu yang singkat.
Jika molekul DNA rekombinan tersebut membawa gen yang bermanfaat
bagi kepentingan manusia, maka berarti gen ini telah diperbanyak dengan
cara yang mudah dan cepat. Prinsip kerja semacam ini telah banyak di
terapkan diberbagai industri yang memproduksi biomolekul penting
seperti insulin, interferon, dan beberapa hormon pertumbuhan.
4.
Hukum
Sengketa dipengadilan untuk menentukan ayah kandung bagi
seorang anak secara klasik sering diatasi melalui pengujian golongan
darah. Pada kasus-kasus tertentu cara ini dapat menyelesaikan masalah
dengan cukup memuaskan, tetapi tidak jarang hasil yang diperoleh kurang
meyakinkan. Belakangan ini dikenal cara yang jauh lebih canggih, yaitu
uji DNA. Dengan membandingkan pola restriksi pada molekul DNA
anak,ibu, dan orang yang dicurigai sebagai ayah kandung anak, maka
dapat diketahui benar tidaknya kecurigaan tersebut.
Dalam kasus-kasus kejahatan seperti pembunuhan, pemerkosaan,
15
dan bahkan teror pengeboman, teknik rekayasa genetika dapat diterapkan
untuk memastikan benar tidaknya tersangka sebagai pelaku. Jika tersangka
masih hidup pengujian dilakukan dengan membandingkan DNA tersangka
dengan DNA objek yang tertinggal di tempat kejadian, misalnya rambut
atau sperma. Cara ini dikenal sebagai sebagia sidik jari DNA (DNA finger
printing). Akan tetapi, jika tersangka mati dan tubuhnya hancur, maka
DNA dari bagian-bagian tubuh tersangka dicocokkan pola restruksinya
dengan DNA kedua orang tuanya atau saudara-saudaranya yang masih
hidup.
5. Kemasyarakatan dan kemanusiaan
Di negara-negara maju, terutama di kota-kata besarnya, dewasa ini
dapat dijumpai klinik konsultasi genetik yang antara lain berperan dalm
memberikan pelayanan konsultasi perkawinan. Berdasarkan atas data sifatsifat genetik, khususnya penyakit genetik, pada kedua belah pihak yang
akan menikah, dapat dijelaskan berbagai kemungkinan penyakit genetik
yang akan diderita oleh anak mereka, dan juga besar kecilnya
kemungkinan tersebut.
Contoh kontribusi pengetahuan genetika di bidang kemanusiaan
antara lain dapat di lihat pada gerakan yang dinamakan eugenika, yaitu
gerakan yang berupaya untuk memperbaiki kualitas genetika manusia.
Jadi, dengan gerakan ini sifat-sifat positif manusia akan di kembangkan,
sedangkan sifat-sifat negatifnya ditekan. Di berbagai negara, terutama di
negara-negara berkembang, gerakan eugenika masih sering dianggap tabu.
Selain itu, ada tantangan yang cukup besar bagi keberhasilan gerakan ini
karena pada kenyataannya orang yang tingkat kecerdasannya tinggi
dengan status sosial ekonomi yang tinggi pula biasanya hanya mempunyai
anak sedikit. Sebaliknya, orang dengan tingkat kecerdasan dan status
sosial-ekonomi rendah umumnya justru akan beranak banyak.
16
Penyakit genetika
Penyakit genetika disebabkan oleh gen yang rusak atau tidak berfungsi
normal. Bukan nya menghasilkan protein yang berfungsi normal, gen yang
termutasi akan menghasilkan gen yang berbentuk lain sehingga tidak dapat
berfungsi dengan baik atau bahkan tidak menghasilkan protein sama sekali.
Ukuran gen
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Genetika disebut juga ilmu keturunan, berasal dari kata genos (bahasa
latin), artinya suku bangsa-bangsa atau asal-usul. Secara “Etimologi”kata genetika
berasal dari kata genos dalam bahasa latin, yang berarti asal mula kejadian.
Genitika adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk alih informasi hayati dari
generasi kegenerasi. Oleh karena cara berlangsungnya alih informasi hayati
tersebut mendasari adanya perbedaan dan persamaan sifat diantara individu
organisme, maka dengan singkat dapat pula dikatakan bahwa genetika adalah ilmu
tentang pewarisan sifat.
17
Karya Mendel tentang pola pewarisan sifat tersebut dipublikasikan pada
tahun 1866 di Proceedings of the Brunn Society for Natural History. Namun,
selama lebih dari 30 tahun tidak pernah ada peneliti lain yang memperhatikannya.
Baru pada tahun 1900 tiga orang ahli botani secara terpisah, yaitu Hugo de Vries
di belanda, Carl Correns di jerman dan Eric von Tschermak-Seysenegg di Austria,
melihat bukti kebenaran prinsip-prinsip Mendel pada penelitian mereka masingmasing. Semenjak saat itu hingga lebih kurang pertengahan abad ke-20 berbagai
percobaan persilangan atas dasar prinsip-prinsip Mendel sangat mendominasi
penelitian di bidang genetika. Hal ini menandai berlangsungnya suatu era yang
dinamakan genetika klasik.
Seiring berkembangnya jaman, ilmu genetika semakin mengalami
perkembangan bahkan ilmu genetika sudah banyak diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari dalam berbagai bidang diantaranya pertanian, kesehatan, industri
farmasi, hukum serta kemasyarakatan dan kemanusiaan.
DAFTAR PUSTAKA
Aminullah, Erman. 2009. Perkembangan Penerapan Bioteknologi dan Rekayasa
Neil Campbell. 2002. Biologi. Erlangga: Jakarta
Suryo.1992.Genetika Strata 1. Universitas Gajah Mada: Jogjakarta
James, Joyce dkk.2008. Prinsip-Prinsip Sains untuk Keperawatan. Jakarta :
18
Erlangga.
[email protected]
[email protected]
19
Download