Uploaded by User38305

Makalah Filsafat iptek,budaya dan maslahat

advertisement
MAKALAH KELOMPOK
“IPTEK,KEBUDAYAAN dan KEMASLAHATAN UMMAT”
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah Filsafat Ilmu Kependidikan
Dosen Pengampu :
1. Prof. Dr. H. Marzuki Noor, MS
2. Dr. Sudirman, M. Hum
3. Dr. Achyani, M,Si
Disusun oleh:
1. Muhlisun
19720042
2. Dwi Joni Suhendra
19720037
3. Supriyatno
19720052
4. Roli
1972
5. Rina WA
19720063
6. Maratus
19720061
7. Harnadi KW
1972
PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
TAHUN AKADEMIK 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya,
karena dengan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
dan untuk menambah pengetahuan pembaca. Makalah ini berisi tentang Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), Kebudayaan dan Kemaslahatan
ummat, yang kami harapkan dapat memberikan informasi kepada para pembaca
dan penulis secara pribadi.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Tim
Dosen mata Kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan :
1. Prof. Dr marzuki Noor., M.S
2. Dr. Sudirman, M.Hum
3. Dr. Achyani, M.Si
Semoga Allah SWT senantiasa merindhoi segala usaha kita. Dengan
berbagai keterbatasan pengetahuan, ilmu, dan tata penulisan yang penulis miliki
dengan inimohon untuk dimaafkan. Penulis berharap saran dan kritikan yang
membangun dari para pembaca makalah ini, guna penyempurnaan makalah
kedepannya.
Metro, 2 Oktober 2019
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I
: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 1
BAB II
: PEMBAHASAN
A. Pengertian Iptek dalam Kajian Ilmu Filsafat ...................... 3
B. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sebagai Kajian
Filsafat.................................................................................. 4
C. Pengertian Kebudayaan................................................... ..... 6
D. Kemaslahatan Ummat ................................................... ..... 11
BAB III
: PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan, teknologi dan filsafat sangat erat kaitannya satu sama
lain. Dalam perkembangannya, ilmu lahir dari filsafat dan menghasilkan suatu
produk yaitu teknologi. Dalam hakikat manusia yang selalu ingin mengetahui,
terdapat dua alasan mendasar yaitu mengetahui hanya untuk sekedar tahu sebagai
kepuasan pribadi dan mengetahui untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Perkembangan peradaban manusia yang ada pada saat ini merupakan bentuk
desakan dari pengaruh-pengaruh berkembangnya aspek di masa lalu. Manusia
dalam hakikatnya selalu melahirkan ide dan inovasi terbaru untuk diaplikasikan
terhadap kehidupannya agar menjadi lebih baik. Dari sinilah cara berfikir
memiliki peran yang penting dalam perkembangan peradaban. Dan cara berfikir
manusia berkaitan dengan filsafat dimana dengan berfilsafat akan terbentuk suatu
sistem berpikir atau cara berpikir yang terbuka.
Filsafat hadir sebagai sarana pemikiran untuk menjadikan manusia lebih
berfikir kritis dan berkeinginan untuk mengetahui suatu kebenaran. Dari
pengalaman
mencari
tahu
tersebut
muncullah ilmu pengetahuan dan untuk
memperoleh pengetahuan manusia berpikir terus menerus serta tidak pernah puas
mencari kebenaran. Oleh karena itu segala hasil pengetahuan selalu bersifat
sementara dan terbuka. Filsafat dapat dikatakan sebagai dasar dari segala ilmu
dimana filsafat berperan dalam menciptakan ilmu pegetahuan itu sendiri hingga
mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut dalam bentuk teknologi.
Dewasa ini peran filsafat dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi memang sudah tidak bisa dipungkiri keberadaannya dan menarik untuk
dikaji. Melalui filsafat, keyakinan yang ada dapat dikembangkan sehingga dapat
dijadikan sebagai dasar ilmu pengetahuan yang pada akhirnya dapat dibuktikan
berdasarkan rasionalitas yang empiris dalam bentuk produk teknologi. Melalui
makalah ini, penulis akan mencoba membahas lebih jauh mengenai pengertian
dan fungsi filsafat, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sebagai kajian
filsafat serta implementasi filsafat pada ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
1
Selain itu ada hubungan yang erat antara ilmu pengetahuan dan
perkembangan kebudayaan. Karena ilmu pengetahuan akan menggali budaya
yang lebih luas pada kehidupan manusia. Dan pada akhirnya ilmu pengetahuan
dan teknologi bisa membangun budaya yang lebih baik yang menciptakan
kemaslahatan bagi ummat.
1.2. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dibut
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Pengertian dan Fungsi Filsafat
2. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sebagai Kajian Filsafat
3. Implementasi Filsafat pada Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
4. Pengertian Kebudayaan
5. Kemaslahatan ummat
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Fungsi Filsafat
Terdapat banyak pengertian menganai filsafat itu sendiri. Secara
etimologis, filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia. Philos berarti suka,
cinta, atau kecenderungan pada sesuatu, sedangkan Sophia artinya kebijaksanaan.
Dengan demikian, secara sederhana, filsafat dapat diartikan cinta atau
kecenderungan pada kebijaksanaan (loving of wisodm). Secara garis besar, filsafat
merupakan studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia dan
dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat berasal dari adanya rasa keheranan,
kesangsian serta kesadaran akan keterbatasan. Filsafat tidak didalami dengan
melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan
mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu dan memberikan
argumentasi serta alasan yang tepat untuk solusi tersebut. Sehingga filsafat lebih
ke arah bagaimana manusia berfikir kritis.
Filsafat merupakan induk dari berbagai cabang ilmu dimana studi filsafat
dapat menjadikan manusia mampu menangani dan menjawab berbagai pertanyaan
mendasar yang timbul di dalam kehidupan sehari-hari sehingga filsafat juga
dikenal sebagai art vitae atau seni kehidupan. Kendati filsafat dikatakan sebagai
induk dari berbagai ilmu pengetahuan, namun filsafat dapat dikatakan berbeda
dengan ilmu pengetahuan yang lainnya. Setiap ilmu pengetahuan mempunyai
obyek tersendiri dan metode pendekatan khusus sesuai dengan ciri ilmu dan
tujuan yang mau dicapai ilmu bersangkutan, dan apabila tujuan dari suatu ilmu
sudah tercapai, maka ilmu itu akan berhenti disana. Oleh karena itu ilmu yang satu
berbeda dengan ilmu lainnya. Sedangkan filsafat bersifat totalitas atau menggali
secara radikal dan menyeluruh terhadap suatu obyek, sehingga hakikatnya akan
bertanya terus menerus dan senantiasa memperdalam ketidak tahuan.
Epistimologi secara etimologi dapat diartikan sebagai teori pengetahuan
yang benar atau theory of knowledge. Epistemologi ini beranjak dari pertanyaan
dasar mengenai apa saja yang diketahui manusia.
Dari
pertanyaan
tersebut
membuat manusia selalu berpikir dan mencari tahu kebenaran. Dari rasa
3
keingintahuan tersebut, menjadikan filsafat sebagai aspek penting dalam
pembentukan pola pikir dimana menghasilkan berbagai fungsi dan manfaat
diantaranya adalah menuntun manusia mendalami tentang manusia itu sendiri
seperti beyond body, mind, soul hingga keingtahuan terhadap hal lain di luar kasat
mata manusia. Filsafat juga berfungsi untuk menganalisis dan mengkritisi
argumentasi, pendapat idiologi dan pandangan dunia mengeni hal apapun. Dan
yang pasti, filsafat juga berfungsi sebagai pendasaran metodis dan wawasan
mendalam yang kritis terhadap ilmu pengetahuan. Sedangkan menurut Ismaun
(2001) fungsi filsafat adalah untuk memberikan landasan filosofik dalam
memahami berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali
kemampuan untuk membangun teori ilmiah.
Berbagai macam fungsi dan manfaat filsafat yang bisa dijabarkan sehingga
filsafat itu sendiri menjadi suatu bidang ilmu yang wajib diajarkan di berbagai
tingkat akademik terutama di perguruan tinggi. Dengan mengimplementasikan
filsafat dalam pendidikan akan dapat mematangkan pandangan dan pola pikir
civitas akademis, terutama mahasiswa sehingga akan mengarahkan mahasiswa
kepada pola tingkah laku (actus hominis) dan berpandangan ilmiah, beretika yang
benar, sebagai usaha untuk menciptakan masyarakat dunia yang manusiawi.
B. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sebagai Kajian Filsafat
Istilah “teknologi” berasal dari “techne” atau cara dan “logos” atau
pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang
cara. Pengertian teknologi sendiri adalah cara/keterampilan melakukan sesuatu
untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga
seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota
tubuh, pancaindra dan otak manusia. Dengan berkembangnya keterampilan
seseorang yang menjadi semakin tetap karena menunjukan suatu pola, langkah
dan metode yang pasti, keterampilan itu lalu menjadi teknik.
Pengertian teknologi secara umum adalah:
1. Proses yang meningkatkan nilai tambah;
2. Produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan
meningkatkan kinerja;
4
3. Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembangkan dan
digunakan.
Teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan, dalam pengertian
bahwa penerapan itu menuju pada perbuatan atau perwujudan sesuatu.
Demikianlah teknologi adalah segenap keterampilan manusia menggunakan
sumber-sumber daya alam untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya
dalam kehidupan. Secara lebih umum dapatlah bahwa teknologi merupakan suatu
sistem penggunanaan berbagai sarana yang tersedia untuk mencapai tujuan-tujuan
praktis yang ditentukan.
Disamping
berkembang
pesatnya
ilmu
dan
pengetahuan, rasa
kekhawatiran akan berubahnya peran manusia pun muncul. Timbul kekhawatiran
akan hilangnya eksistensi manusia yang tanpa sadar justru dapat menjadikan
manusia
sebagai
teknologi dipelajari
budak
teknologi.
Hakikatnya, ilmu
untuk
mengembangkan
dan
pengetahuan
memperkokoh
dan
eksistensi
manusia, dan bukan sebaliknya. Karena itu filsafat berusaha mengembalikan ruh
dan tujuan luhur ilmu agar tidak menjadi boomerang bagi kehidupan manusia
sekaligus mempertegas bahwa ilmu dan teknologi bukan tujuan utama. Oleh sebab
itu, diperlukan tanggung jawab dan etika yang dapat mengontrol kegiatan dan
penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ilmu bersifat pasteriori yaitu kesimpulannya ditarik setelah pengujianpengujian secara berulang-ulang. Sedangkan filsafat bersifat apriori yakni
kesimpulan-kesimpulannya adanya data empiris seperti yang dituntut ilmu.
Filsafat merupakan pembuka lahirnya ilmu sehingga filsafat di sebut dengan
induk ilmu.
1. Hakikat dan Makna Sains, Teknologi Bagi Manusia
Selama perjalanan sejarah, umat manusia telah berhasil menciptakan
berbagai macam kebudayaan. Berbagai macam atau ragam kebudayaan tersebut
meliputi tujuh unsur kebudayaan saja. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut
merupakan unsur-unsur pokok yang selalu ada pada setiap kebudayaan
5
masyarakat yang ada dibelahan dunia. Menurut Kluchkhon ketujuh unsur pokok
kebudayaan tersebut meliputi:
1)
Peralatan hidup (teknologi)
2)
Sistem mata pencaharian hidup (ekonomi),
3)
Sistem kemasyarakat (organisasi sosial),
4)
Sistem bahasa
5)
Kesenian (seni),
6)
Sistem pengetahuan (ilmu pengatehuan/sains),
7)
Serta sistem kepercayaan (religi).
Ketujuh unsur budaya tersebut merupakan unsur-unsur budaya pokok yang
pasti ada apabila kita meneliti atau mempelajari setiap kehidupan masyarakat.
Karena ada pada setiap kehidupan masyarakat manusia di dunia ini, maka ketujuh
unsur pokok dari kebudayaan yang ada di dunia itu sering kali dikatakan sebagai
unsur-unsur budaya yang bersifat universal, atau unsur-unsur kebudayaan
universal.
Ilmu pengetahuan (sains), peralatan hidup (teknologi), serta kesenian
(seni) atau sering disingkat IPTEKS, termasuk bagian dari unsur-unsur pokok dari
kebudayaan universal tersebut. Maka dapat dipastikan IPTEKS akan kita jumpai
pada setiap kehidupan masyarakat manusia dimanapun berada, baik yang telah
maju, sedang berkembang, sampai masyarakat yang masih sangat rendah tingkat
peradabannya. Bahkan pada kehidupan masyarakat purba atau pada zaman
prasejarah sekalipun, ketujuh unsur-unsur budaya universal tersebut telah ada,
termasuk IPTEKS, meskipun tentunya pada tingkatan yang sangat sederhana atau
primitif sekali.
C. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
6
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai
sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial,
religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual, dan artistik
yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian bahwa
kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan, dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan
oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda
yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang semuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
1.
Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga:
gagasan, aktivitas, dan artefak.

Gagasan (Wujud ideal) Wujud ideal kebudayaan adalah
kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilainilai, norma-norma,
peraturan,
dan
sebagainya
yang
sifatnya abstrak yaitu tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud
kebudayaan ini terletak dalam pemikiran warga masyarakat. Jika
masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk
tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam
7
karangan, dan buku-buku hasil karya para penulis warga
masyarakat tersebut.

Aktivitas (tindakan) Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai
suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud
ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini
terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut
pola-pola
tertentu
yang
berdasarkan
adat
tata
kelakuan.
Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat
diamati, dan didokumentasikan.

Artefak (karya) Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang
berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia
dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di
antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan
bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa
dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh:
wujud kebudayaan ideal mengatur, dan memberi arah kepada
tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
2.
Komponen Kebudayaan
Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan memiliki beberapa
elemen atau komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu:

Kebudayaan material Kebudayaan material mengacu pada semua
ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam
kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan
dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan,
senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup
barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga,
pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.

Kebudayaan
nonmaterial
Kebudayaan
nonmaterial
adalah
ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi,
8
misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian
tradisional.

Lembaga social Lembaga sosial dan pendidikan memberikan
peran banyak dalam konteks berhubungan dan berkomunikasi di
alam masyarakat. Sistem sosial yang terbentuk dalam suatu negara
akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan sosial
masyarakat. Contoh di Indonesia pada kota, dan desa di beberapa
wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja
pada suatu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal
tersebut terbalik, wajar jika seorang wanita memiliki karier.

Sistem kepercayaan Bagaimana masyarakat mengembangkan, dan
membangun sistem kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu
akan memengaruhi sistem penilaian yang ada dalam masyarakat.
Sistem kepercayaan ini akan memengaruhi kebiasaan, pandangan
hidup, cara makan, sampai dengan cara berkomunikasi.

Estetika
Berhubungan dengan seni dan kesenian, musik, cerita, dongeng,
hikayat, drama, dan tari–tarian, yang berlaku, dan berkembang
dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya
memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami
dalam segala peran agar pesan yang akan disampaikan dapat
mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah, dan
bersifat kedaerahan, setiap akan membangun bangunan jenis apa
saja harus meletakkan janur kuning, dan buah-buahan sebagai
simbol, di mana simbol tersebut memiliki arti berbeda di setiap
daerah. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang, mungkin,
terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut.

Bahasa
Bahasa merupakan alat pengantar dalam berkomunikasi, bahasa
untuk setiap wilayah, bagian, dan negara memiliki perbedaan yang
sangat kompleks. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan
komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sifat
9
unik dan kompleks yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna
bahasa tersebut. Jadi keunikan, dan kekompleksan bahasa ini harus
dipelajari, dan dipahami agar komunikasi lebih baik serta efektif
dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.
3. Hubungan
antara
Komponen-komponen
utama
dari
kebudayaan
a. Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)
Teknologi
merupakan
salah
satu
komponen
kebudayaan.
Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta
memelihara segala peralatan, dan perlengkapan.
Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat,
dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasilhasil kesenian. Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat
pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam
teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik),
yaitu:

alat-alat produksi

senjata

wadah

alat-alat menyalakan api

makanan

pakaian

tempat berlindung dan perumahan

alat-alat transportasi
b. Sistem mata pencaharian
Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalahmasalah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya:

Berburu dan meramu

Beternak

Bercocok tanam di ladang
10
c. Sistem kekerabatan dan organisasi sosial
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur
sosial.
Meyer
Fortes mengemukakan
bahwa
sistem
kekerabatan
suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari
masyarakat yang bersangkutan. Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri
dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan
perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu,
kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek, dan seterusnya.
Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan
dari
yang
jumlahnya
relatif
kecil
hingga
besar
seperti keluarga
ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di masyarakat umum kita juga
mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga
bilateral, dan keluarga unilateral.
Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh
masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum,
yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa,
dan negara.
Sebagai makhluk yang
selalu
hidup
bersama-sama,
manusia
membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak
dapat mereka capai sendiri.
d. Bahasa
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk
saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan
(bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada
lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan
diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus
mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum, dan
fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk
berekspresi, berkomunikasi,danalatuntukmengadakan integrasi dan adaptasi sosial
. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan
11
dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskahnaskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
e. Kesenian
Karya seni dari peradaban Mesir kuno.
Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi
hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga.
Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan
berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian
yang kompleks.
f. Sistem Kepercayaan
Artikel utama: Agama
Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam
menguasai, dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara
bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem jagat
raya ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagat raya.
Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat,
manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan kepada
penguasa alam semesta.
D. Kemaslahatan Ummat
Maslahat secara etimologi berasal dari kata shalah, yang berarti manfaat.
Setiap sesuatu yang memberikan manfaat secara langsung atau melalui perantara,
dapat disebut maslahat. Menurut para ahli ushul, manfaat (utility) itu bisa
diperoleh melalui dua kategori, yaitu jalbu almashalih upaya untuk menghasilkan
maslahat) dan dar’u al-mafasid yang berarti menolak bahaya atau kerusakan.
Menurut filosof, sebab maslahat menurut versi mereka hanya terbatas pada
dimensi material dan cenderung bersifat duniawi (worldly concerns).
12
Maslahat dalam kacamata syariat adalah maslahat yang bukan berdimensi material
dan duniawi saja, tetapi juga berdimensi spiritual dan concern dengan masalahmasalah ukh-rawi. DR. Said Ramadhan Al- Buthy, menjelaskan dengan panjang
lebar kriteria maslahah menurut syari’ah. Beliau menyimpulkan bahwa maslahat
mempunyai tiga kriteria:
1. Maslahat harus mengandung dua dimensi masa, yaitu dunia dan akhirat.
Dalam istilah singkatnya bisa disebut sebagai maslahat yang berwawasan
dunia dan akhirat. Bagi orang-orang yang tidak beriman, kehidupan akhirat
dipandang absurd atau kadang-kadang dipahami sebagai kehidupan yang
fatamorganik. Untuk itu mereka sering mengabaikan maslahah yang
bersifat ukhrawi. Bagi orang-orang yang beriman, kehidupan akhirat
dipandang sebagai kelanjutan dari kehidupan dunia. Karenanya mereka
meyakini adanya maslahat atau manfaat yang bersifat ukhrawi,
sebagaimana halnya mereka merasakan maslahat duniawi.
2. Maslahat tidak hanya terbatas pada sisi dan norma material semata, tetapi
juga harus mengandung norma spiritual agar maslahat tersebut bisa
memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani. Sebagian Filosof menentang
adanya maslahat rohaniah (yang bersifat spiritual). Karena maslahat rohani
menurut pandangan mereka akan terwujud dengan sendirinya jika
kebutuhan jasmani terpenuhi.
Kebanyakan filosof tidak mempercayai maslahat yang bersifat spiritual ini.
Karena itu setiap maslahat atau manfaat yang tidak bisa dinikmati secara
material tidaklah disebut sebagai maslahat. Sejak jaman dulu semua orang
mengerti bahwa riba itu tidak dilegalkan oleh agama. Tapi setelah mereka
tahu bahwa ternyata riba mendatangkan keuntungan (kemaslahatan
material), maka akhirnya mereka membolehkan riba demi untuk memenuhi
kebutuhan jasmani yang bersifat material. Hal itu dikuatkan oleh analisa
para ekonom.
3. Norma maslahat yang ditetapkan oleh agama merupakan dasar pijakan bagi
maslahat-maslahat lainnya. Semua maslahat harus menginduk pada norma
agama. Dan apabila pertentangan antara suatu kemaslahatan (baca:
maslahat yang mutlak) dengan kemaslahatan agama, maka maslahat agama
13
harus didahulukan demi menjaga dan melestarikan eksistensi agama.
Pertentangan dimaksud tentunya berupa pertentangan antar norma. Norma
atau nilai yang terdapat dalam maslahat agama berorentasi pada
pandangan-pandangan yang telah digariskan oleh Al-Qur’an dan Sunah
Nabi. Sedang norma kemaslahatan non agama tentu terlepas dari
pandangan-pandangan keagamaan.
14
BAB III
ANALISIS DAN KESIMPULAN
Setelah pembahasan yang dijabarkan diatas penulis akan menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Ilmu pengetahuan dan teknologi digunakan sebagai kajian filsafat karena
memang terdapat hubungan timbal balik dari keduanya. Filsafat
membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebaliknya,
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
tidak
akan
dapat
diaplikasikan secara baik dan benar tanpa filsafat. Artinya filsafat
bereperan menentukan pola pikir dan pembentukan karakter manusia agar
tidak diperbudak dan dibodohi oleh perkembangan teknologi yang mereka
ciptakan sendiri.
2. Filsafat memang mengantarkan pada pemikiran perkembangan teknologi
hingga ke sebab akibat dan prediksi yang mungkin terjadi secara akurat
yang bisa dijelaskan oleh rasionalitas yang emipiris namun harus diingat.
Manusia memiliki keterbatasan. Bagaimanapun manusia memaksimalkan
kemampuannya untuk mengembangakan teknologi dan segala macam hal
yang mampu memudahkan kehidupannya, namun masih terdapat beberapa
hal-hal yang tidak bisa dikontrol dan jauh dari rasionalitas manusia.
3.
Teknologi adalah segenap keterampilan manusia menggunakan sumbersumber daya alam untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya
dalam kehidupan dan memberikan kemudahan bagi manusia dalam rangka
menghadapi permaslahan
4. Perkembangan Teknologi memiliki 2 dampak yang tidak bisa dihindari
oleh manusia yaitu dampak positif dan dampak negatif, sehingga manusia
di tuntut untuk bijkasana dalam penggunaan dan pemanfaatan teknologi
5. Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan,
dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Yang wujud benda
6. Kemaslahatan adalah Setiap sesuatu yang memberikan manfaat secara
langsung atau melalui perantara
15
16
DAFTAR PUSTAKA :
Bakker, J. W. M., Filsafat Kebudayaan (sebuah pengantar), cet. ke-12
(Yogyakarta: Kanisius, 2004).
Maulana I. Pengetahuan Lokal dalam Epistemologi Relasional : Kajian Filsafat
Kebudayaan. Volume 21. 2007. p 1-9.
Montolalu, John, Filsafat Ilmu (Catatan Kuliah Untuk Mahasiswa), (Pineleng:
STF-SP, 2007).
Natsir, Muh. Prinsip-Prinsip Epistimologi dan Implementasinya terhadap
Perembangan IPTEK Menurut Pandangan Murtadha Muthahhari. Fakultas
Ushuluddin, Filsafat dan Politik, (Sumatra Selatan, 2012)
Noeng, Muhajir. Filsafat Ilmu Kualitatif dan Kuantitatif untuk Pengembangan
Ilmu dan Penelitian. Rake Serasin, (Yogyakarta, 2006).
Magnis-Suseno, Franz, Filsafat Sebagai Ilmu Kritis, (Yogyakarta: Kanisius,
1992).
https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
17
Download