Uploaded by User38219

BAB I PENDAHULUAN

advertisement
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Temperatur udara rata-rata di Indonesia yang terletak di daerah khatulistiwa
dan beriklim tropis adalah sekitar 26,96°C dengan kelembapan relatif atau relative
humidity (RH) rata-rata sekitar 80,8%. Pada musim kemarau, temperatur maksimal
rata - rata mencapai sekitar 34,12°C, namun di beberapa tempat dapat mencapai
40°C (BPS, 2016). Dengan kondisi tersebut, kebutuhan pengkondisi udara atau
air conditioner (AC) di Indonesia sangat diperlukan untuk menunjang kenyamanan
dalam beraktifitas di dalam ruangan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia
(SNI) bahwa suhu nyaman antara 24°C hingga 27°C dan kelembapan relatif
60%±5% (BSN, 2011).
Kondisi termal lingkungan/ruangan yang nyaman sekarang semakin
dibutuhkan. Itu merupakan suatu kebutuhan pokok bagi bangunan hunian di
banyak Negara, dimana bangunan hunian tersebut perlu dikondisikan untuk
menyerap kalor yang dihasilkan oleh radiasi matahari, orang, penerangan dan
peralatan listrik lainya. Tetapi tidak semua lingkungan mempunyai kondisi yang
nyaman, sehingga diperlukan suatu system/alat yang bisa mengatur kondisi udara
sesuai dengan yang diinginkan. Sistem itu disebut sistem pengkondisian udara atau
Air Conditioner (AC).
AC (Air Conditioning) sudah banyak dimanfaatkan untuk keperluan sehari –
hari dan sudah menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi, selain itu sebagian besar
manusia menghabiskan lima puluh persen dari hidup mereka dengan
melakukan berbagai kegiatan di dalam lingkungan indoor (Sundstrom dalam
Hameed dan Amjad, 2009), Lingkungan indoor tersebut dapat berupa rumah
ataupun kantor yang menjadi
tempat
manusia
melakukan
aktivitas
kesehariannya. Bagi masyarakat yang bekerja penuh waktu pada sebuah
institusi atau perusahaan, kantor bisa menjadi tempat mereka menghabiskan
sebagian besar waktu hidupnya selama hari kerja. Salah satunya adalah pada
Gedung PUSDIKLAT PUPR tepatnya ruangan Sub Bagian Tata Usaha, karena
selain untuk mendapatkan kondisi udara yang nyaman, pengkondisian udara juga
dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas karyawan.
1
Pada suatu bangunan atau ruangan, mesin pengkondisian udara diperlukan
untuk menyerap panas yang berasal dari sumber-sumber panas baik dari dalam
ruangan maupun dari luar ruangan. Dengan adanya mesin pengkondisian udara,
keadaan temperatur di ruangan akan menjadi sejuk sehingga tubuh manusia dalam
lingkungan kerja akan terasa lebih nyaman. Sistem pengkondisian udara udara
bangunan perkantoran biasa menggunakan AC Split atau AC sentral. AC Split
biasa digunakan pada gedung yang beban pendinginan di setiap ruanganya berbeda
– beda dan dinamis, sedangkan AC sentral biasa digunakan pada gedung yang luas
dengan beban pendinginan relative seragam di setiap ruangan. Untuk menentukan
spesifikasi sistem pendingin, perlu terlebih dahulu dilakukan perhitungan
kebutuhan beban pendinginan. Beban pendinginan merupakan energy yang
diperlukan untuk mengatur kondisi ruangan agar diperoleh temperatur dan
kelembapan sesuai kondisi ruangan dan manusia yang beraktifitas di dalamnya
(Spitler J.D, 2014) besarnya beban pendinginan tergantung dari bentuk, dimensi,
lokasi bangungan serta interior yang ada di dalamnya (Spitler J.D 2014).
Pengkondisian udara pada suatu ruang mengatur mengenai kelembaban,
pemanasan dan pendinginan udara dalam ruangan. Pengkondisian ini bertujuan
memberikan kenyamanan, sehingga mampu mengurangi keletihan yang efeknya
untuk meningkatkan kebugaran. Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kinerja sumber daya manusia atau karyawan diantaranya ialah dengan
memperhatikan kondisi kerja karyawan. Kondisi kerja menurut (Mangkunegara,
2005: 105) ialah semua aspek fisik kerja, psikologis kerja dan peraturan kerja yang
dapat memengaruhi kepuasan kerja dan pencapaian produktivitas kerja.
Sistem pengkondisian udara pada suatu ruang umumnya terdiri dari evaporator,
kondensor, receiver dan kadang- kadang dilengkapi elemen pemanas yang
tergabung menjadi satu dalam evaporator housing (Kusnanto, S. 2004). Sistem
pengkondisian udara merupakan suatu proses yang berlangsung secara kontinyu
antar berbagai komponen seperti : kompresor, kondensor, receiver tank, expansion
valve dan evaporator. (Dwi Basuki Wibowo, Muhammad Subri 2006).
Karena permasalahan diatas, maka penyusun membuat suatu tugas akhir yang
berjudul
:
ANALISIS
PENGKONDISIAN
UDARA
DI
GEDUNG
PUSDIKLAT KEMENTRIAN PUPR. Dalam tugas akhir ini penyusun
2
menghitung beban yang terjadi pada tiap ruangan, baik itu beban eksternal maupun
beban internal.
1.2 Rumusan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas untuk mengetahui kriteria kondisi udara yang
ada pada ruangan penulis perlu menganalisa dimensi ruangan serta beban kalor
yang dapat ditimbulkan dari manusia, penerangan, perangkat elektronik, partisi,
cahaya matahari dan temperatur yang ada pada ruangan tersebut.
1.3 Batasan Masalah
Ruang lingkup dari tugas akhir ini adalah melakukan pengolahan data dari
gedung yang menggunakan sistem pengkondisian udara, yaitu Gedung Balai Uji
Coba Sistem Diklat Jalan, Perumahan, dan Pemukiman Infrasturuktur Wilayah
(UCSDJP3IW) tepatnya pada ruangan Sub Bagian Tata Usaha.
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah :
a. Mengetahui beban – beban pendinginan yang terjadi pada setiap ruangan.
b. Membuat referensi untuk kenyamanan, dan dilaporkan kepada Balai
Kementrian PUSDIKLAT PU.
c. Terwujudnya kondisi termal yang nyaman sesuai dengan SNI sekitar 24°C
sampai dengan 27°C (BSN, 2011) di Gedung Balai Fungsional Kementrian
PUSDIKLAT PU.
1.5 Metodologi Penulisan
Metodologi penelitian yang digunakan adalah :
a. Studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan buku
referensi sebagai penunjang dan pelengkap untuk menganalisa masalah dan
perhitungan – perhitungan yang diperlukan.
b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan
komunikasi langsung dengan pihak – pihak yang berkaitan. Untuk
selanjutnya diteruskan dalam merumuskan analisa data.
3
1.6 Lokasi dan Waktu Penulisan
Lokasi yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam
penyusunan Tugas Akhir ini bertempat di Balai Kementrian PUSDIKLAT PU Jalan
Abdul Hamid, Bandung. Waktu penelitian dimulai pada akhir bulan September s/d
Akhir Desember untuk Penulisan Seminar Skripsi.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam seminar tugas akhir ini, disusun sebagai berikut :
I. Pendahuluan
Pada bab pendahuluan ini membahas tentang latar belakang penelitian, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan dari penelitian, metodologi dalam penulisan,
lokasi dan waktu penulisan, serta sistematika penulisan itu sendiri.
II. Landasan Teori
Bab landasan teori membahas tentang pengertian dari pengkondisian udara dan
teori – teori yang mencakup penelitian serta rumus - rumus yang dipakai pada bab
pembahasan.
III. Metodologi Penelitian
Pada bab metodologi penelitian menjelaskan tentang variabel penelitian,
diagram alur serta prosedur dari penelitian.
IV. Kesimpulan
Pada bab ini berisikan tentang hasil dari prosedur penelitian yang akan
diteruskan menuju bab pembahasan
V. Daftar Pustaka
Pada daftar pustaka berisikan tentang referensi penulis.
4
Download