Uploaded by anitaferdiana06

BAB III

advertisement
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan penyediaan dan
pemberian informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, tidak bias,
terkini dan komprehensif yang dilakukan oleh Apoteker kepada Dokter, Apoteker,
perawat, profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain di luar Rumah
Sakit. Sasaran Informasi Obat yaitu Pasien atau keluarga, Pasien Tenaga
Kesehatan lain seperti : Dokter, Dokter Gigi, Apoteker, Perawat, Bidan, Asisten
ApotekerPihak lain seperti manajemen, tim/kepanitiaan klinik, dan lain-lain.
Pelayanan Informasi Obat (PIO) sangat perlu untuk dilakukan karena dapat
meningkatkan pemahaman pengguna obat terutama pasien dalam menggunakan
dan mengerti obat tersebut dengan tepat sehingga dapat tercapainya efek terapi
dari obat tersebut dengan baik. Selain itu informasi obat misalnya frekuensi
pemberian dosis, metode pemberian obat, efek samping yang mungkin,
penyimpanan obat, inkompatibilitas campuran sediaan intravena, dan lain-lain
untuk tenaga kesehatan lain seperti perawat ataupun dokter sebagai masukan
pemberian keputusan terapi . Pelayanan Informasi Obat dibedakan menjadi dua
yaitu pemberian informasi obat bersifat aktif dan pasif. Pelayanan bersifat aktif
apabila apoteker melakukan pelayanan informasi obat dengan tidak menunggu
pertanyaan melainkan secara aktif memberikan informasi obat, misalnya
penerbitan buletin, brosur, leaflet, seminar dan sebagainya. Pelayanan bersifat
pasif apabila apoteker memberikan pelayanan informasi obat sebagai jawaban atas
pertanyaan yang diterima.
A.
Pelayanan Informasi Obat di Satelit Instalasi Gawat Darurat
Pelaksanaan PIO di IGD RSMS belum berjalan sesuai dengan Pedoman
Informasi Obat Depkes 2006, dimana pelaksanaan PIO di IGD tidak
sepenuhnya terlaksana, dikarenakan fasilitas ruangan apotek IGD yang
terbatas, hal tersebut membuat aktivitas PIO tidak terlaksana sepenuhnya.
Sehingga untuk saat ini pelaksanaan PIO di IGD RSMS dilakukan di apotek
tanpa ruangan yang khusus. PIO aktif di IGD berupa etiket dalam obat .
Pelaksanaan PIO di IGD pada pasien yang akan melanjutkan rawat inap
tidak dilakukan oleh tenaga kefarmasian di apotek IGD melainkan dilakukan
oleh tenaga kefarmasian di satelit farmasi rawat inap.
Untuk pelaksanaan PIO di apotek IGD RSMS bagi tenaga kesehatan lain
dilakukan jika tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, dan tenaga kesehatan
lain menanyakan atau memberikan pertanyaan terkait obat yang akan dijawab
oleh tenaga teknis kefarmasian yang ada di apotek IGD saat itu. Pada
pelaksanaan PIO untuk pasien dilakukan pelayanan PIO secara aktif, namun
untuk pelayanan PIO pada sesama tenaga kesehatan lain dapat dilakukan
secara aktif maupun pasif.
B.
Pelayanan Informasi Obat di Satelit Instalasi Bedah Sentral
1.
Instalasi Bedah Sentral Lantai 2
Pelayanan informasi obat di IBS lantai 2 termasuk pelayanan informasi obat
pasif, dimana pelayanan informasi obat diberikan jika ada perawat yang
menanyakan terkait obat, dosis dan rekonstitusi (sediaan parenteral). pelayanan
informasi obat aktif tidak dilakukan kepada pasien maupun petugas kesehatan
lainnya dikarekan kondisi pasien yang tidak memungkinkan untuk diberikan
pelayanan informasi obat dan petugas kesehatan sudah terbiasa dan memahami
mengenai penggunaan obat yang sering digunakan di instalasi bedah sentral. Akan
tetapi pelayanan informasi obat akan tetap diberikan apabila ada petugas kesehatan
yang ingin menanyakan penggunaan terkait obat. Terkait prosedur obat-obat
narkotika di IBS lantai 2 sudah sesuai standar prosedur operasional yang berlaku di
RSMS.
2.
Instalasi Bedah Sentral Lantai 3
Pelayanan informasi obat di IBS lantai 3 termasuk pelayanan informasi obat
pasif, dimana pelayanan informasi obat diberikan jika ada perawat yang menanyakan
terkait obat, dosis dan rekonstitusi (sediaan parenteral) terkait pemilihan dan jumlah
pelarut yang akan digunakan. Selain itu juga memberikan pelayanan informasi obat
kepada perawat anastesi dalam penggunaan obat anestesi yang tergolong narkotika,
dimana harus mengembalikan obat yang tidak digunakan.
Pelaksanaan PIO di IBS lantai 3 secara umum masih jarang dilaksanakan karena
pengetahuan dan keterampilan dari tenaga kesehatan lain (perawat dan dokter) sudah
memadai dan terbiasa dengan obat-obatan yang digunakan, oleh karena itu kegiatan
PIO dilaksanakan jika ada obat baru yang mereka tidak ketahui maka akan diberikan
informasi. Terkait prosedur obat-obat narkotika di IBS lantai 3 sudah sesuai standar
prosedur operasional yang berlaku di RSMS.
C.
Pelayanan Informasi Obat Perbedaan GelSpon® dan COLLACURE ®
No
GelSpon®
Deskripsi
1.
Gambar
2.
Deskripsi Produk
Collacure
Untuk kebutuhan Kamar Co Untuk kebutuhan luka
pasca operasi, maupun
Bedah, Kamar Bersalin, dan
luka kronis seperti luka
diabetes, luka bakar, dan
IGD
decubitus.
Spons Gelatin Haemostatic
sebagai penyerap steril.
Spons Kolagen
Haemostatic sebagai
penyerap steril.
3.
Bahan
Spons bedah hemostatik Ct Spons terbuat dari Bovine
collagen sponge
berbentuk busa kering
Collacure terbuat dari
diproduksi dari bahan
collagen tendon sapi.
gelatin yang digunakan
dalam berbagai prosedur
bedah.
Dibuat dari bahan gelatin
netral yang sangat murni
secara eksklusif dari asal
sapi untuk digunakan dalam
berbagai prosedur bedah
5.
Fungsi
Untuk
menghentikan Semua tindakan
perdarahan dan mengatasi pembedahan : berfungsi
resiko rusak pada organ, sebagai agen hemostatik
cukup menempelkan pada dan mempercepat
lokasi luka. Digunakan pada regenerasi jaringan
organ lunak yang apabila (pertumbuhan jaringan
organ
dijahit
akan baru).
menyebabkan tambah robek
atau merusak sel.
4.
Mekanisme Kerja :
1. Ditempelkan pada
lokasi organ yang
terluka/robek.
2.
t
Trombosit dalam
darah diserap,
diaktifkan dan
terjebak dalam
gelatin
3.
GelSpon® semakin
mengembang
dengan banyaknya
darah yang diserap
4. GelSpon®menciptak
an
penghalang
melalui
jaringan
fibrin
yang
menangkap
trombosit sehingga
perdarahan
dalam
waktu 10-20 menit
dapat terhenti
5. GelSpon®
sepenuhnya diserap
dalam waktu 4-6
minggu dan
luka/robek yang
terjadi pada organ
akan bertaut dan
1. Sebelum
ditempelkan,
pastikan Collacure
harus dalam
keadaan steril
tidak
terkontaminasi
bakteri atau kuman
dari luar
2. Ditempelkan pada
G
lokasi pasca
eksterpasi untuk
mengisi
kekosongan
jaringan
3. COLLACURE ®
akan mempercepat
regenerasi jaringan
baru
4. COLLACURE ®
tidak perlu diganti
karena akan
terserap sempurna
di dalan jaringan
menjalankan
fungsinya kembali.
6.
Perhatian dan Peringatan
Penggunaan GelSpon®
Collacure hanya boleh
tidak disarankan untuk
digunakan pada luka
situs yang terinfeksi.
bersih, sudah tidak ada
Hindari pada pasien
lagi (atau berpotensi)
hipersensitif terhadap
adanya pus,eksudat, benda
bahan sapi.
asing, dan lainya
Hindari pada pasien
hipersensitif terhadap
collagen.
Download