Uploaded by User36799

SYAHRUL ARGOS

advertisement
TUGAS MATA KULIAH ARGOSTOLOGI
MACAM – MACAM DAUN LEGUMINOSA
Dede Syahrul Ramdhan
A.1610731
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
2019
Legum adalah tanaman dari jenis kacang – kacangan (Leguminosae) yang
merupakan salah satu sumber hijauan makanan ternak terutama bagi ternak
ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing dan domba yang memiliki kandungan
protein tinggi dibandingkan dengan rumput (Graminae). , sehingga sangat bagus
untuk kesehatan tubuh ternak. Kandungan tersebut akan memberikan asupan yang
sangat cukup untuk kebutuhan ternak, selain itu leguminosa juga sangat banyak
mengandung air didalamnya.
Selain memiliki kandungan protein yang tinggi, tanaman legume juga
memiliki zat anti nutrisi yakni mimosin dan tanin yang dapat membahayakan
ternak jika diberikan secara berlebihan. Oleh sebab itu, pemberian legum pada
ternak harus dilayukan terlebih dahulu kemudian dicampur dengan bahan pakan
yang lain seperti rumput raja, rumput gajah dan lain-lain.
Tanaman legum mampu mengkonversi nitrogen atmosfer menjadi
komponen nitrogen yang berguna bagi tanaman yang ada disekitarnya. Hal ini
terjadii karena pada nodul-nodul akar tanaman legum mengandung bakteri jenis
Rhizobium.
Bakteri ini mempunyai suatu hubungan simbiotik dengan legume dalam
fiksasi nitrogen untuk tanaman. Sebagai gantinya, legume menyuplai bakteri
dengan
sumber
karbon
yang
diproduksi
melalui
fotosintesis. Hal
ini
memungkinkan legume dapat bertahan hidup dan bersaing secara efektif di daerah
dengan kondisi kekurangan nirogen.
Kemampuan tanaman legum dalam memfiksasi nitrogen bagi tanaman
disekitarnya dapat mengurangi biaya-biaya pemupukan. Untuk itu sangat
disarankan penanaman legum di integrasikan dengan tanaman pertanian guna
mengisi lahan yang telah banyak kehilangan nitrogen.
Klasifikasi / Taksonomi Tanaman Legum
Klasifikasi
atau
taksonomi
Phylum
:
Sub
Phylum
Class
:
tanaman
legum
adalah
sebagai
berikut:
Spermatophyta
:
Angiosspermae
Dicotyledoneae
Ordo
:
Rosales
Familia
: Leguminocea
Sub Familia
:
Genus
:
Centrosema,
Species
:
Pubescen,
Kingdom
: Plantae
Mimosoideae,
Caesalpiniodeae,
Papilionodeae
Peuroria,
Colopogonium
Phaseloides,
Mucunoide
Karakteristik Tanaman Legum
Tanaman legum memiliki karakteristik tersendiri, yaitu:
1. Tumbuh dengan cara merambat atau menjalar (herba) dan pohon (perdu) ;
2. Tanaman dikotilledon dengan bijinya terdiri dari dua kotiledon atau
disebut berkeping dua ;
3. Sistem perakaran bercabang dan tumbuh jauh kedalam tanah;
4. Daun berbentuk kupu-kupu ;
5. Mudah tumbuh dengan baik pada berbagai kondisi tanah.
6.
Bentuk Tanaman Legum
Ditinjau dari bentuknya, tanaman leguminosa dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :
1. Leguminosa Pohon ; merupakan jenis tanaman leguminosa yang berkayu
dan mempunyai tinggi lebih dari 1,5 meter.
2. Leguminosa Semak ; merupakan jenis tanaman leguminosa yang
mempunyai tinggi kurang dari 1,5 meter. Sifat tumbuhnya memanjat
(twinning) dan merambat (trilling).
Jenis – Jenis Tanaman Legum
Berikut ini jenis – jenis legum yang biasa digunakan sebagai pakan ternak:
Gamal (Gliricidia sepium)
Gamal atau yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Gliricidia sepium adalah
tanaman jenis leguminosa pohon yang mempunyai ciri-ciri warna batang putih
kecoklatan, perakaran kuat dan dalam serta bunganya berwarna warna merah
muda keputihan yang tumbuh diujung cabang tanpa daun.
Gamal berasal dari Amerika Tengah, biasa digunakan di negara-negara
tropis dan sub-tropis sebagai tanaman pagar hidup. Selama musim kemarau,
ketika kekurangan hijauan, anggota badan pohon dipotong dan dedaunan
diberikan kepada ternak. Pohon Gliricidia adalah ukuran medium, dengan daun
komposit.
Gamal merupakan leguminosa berumur panjang, tanaman ini dapat
beradaptasi dengan baik pada lingkungan dengan Gamal merupakan leguminosa
temperatur suhu antara 20 -30º C dengan ketinggian tempa tantara 750–1200m.
Penanaman gamal yang harus diperhatikan yaitu jarak tanaman dibuat 2 –
2,5 m antar baris. Komposisi nutrisi daun gamal terdiri atas bahan kering 23%;
protein kasar 25,2%; lemak 4,9%; BETN 55,5%.
Lamtoro (Leucaena glauca)
Lamtoro, petai cina, atau petai selong adalah sejenis perdu dari suku
Fabaceae (=Leguminosae, polong-polongan), yang kerap digunakan dalam
penghijauan lahan atau pencegahan erosi. Berasal dari Amerika tropis, tumbuhan
ini sudah ratusan tahun dimasukkan ke Jawa untuk kepentingan pertanian dan
kehutanan, dan kemudian menyebar pula ke pulau-pulau yang lain di Indonesia.
Oleh sebab itu agaknya, maka tanaman ini di Malaysia dinamai petai jawa.
Tumbuhan ini dikenal pula dengan aneka sebutan yang lain seperti pĕlĕnding,
peuteuy sélong, kemlandingan, mètir, lamtoro dan lamtoro gung ( lamtoro besar
untuk varietas yang bertubuh lebih besar) serta kalandhingan.
Pohon perdu tingginya hingga 20m meski kebanyakan hanya sekitar 10m.
Percabangan rendah, banyak, dengan pepagan kecoklatan atau keabu-abuan,
berbintil-bintil dan berlentisel. Ranting-ranting bulat torak, dengan ujung yang
berambut rapat.
Daun majemuk menyirip rangkap, sirip 3—10 pasang, kebanyakan dengan
kelenjar pada poros daun tepat sebelum pangkal sirip terbawah. Anak daun tiap
sirip 5—20 pasang, berhadapan, bentuk garis memanjang dengan ujung runcing
dan pangkal miring (tidak sama), permukaannya berambut halus dan tepinya
berjumbai.
Bunga majemuk berupa bongkol bertangkai panjang yang berkumpul
dalam malai berisi 2-6 bongkol; tiap-tiap bongkol tersusun dari 100-180 kuntum
bunga, membentuk bola berwarna putih dan duah polong bentuk pita lurus, pipih
dengan sekat-sekat di antara biji.
Indigofera
T a n a m a n i n i d i m a n f a a t k a n sebagai pakan ternak yang kaya
akan nitrogen, f o s f o r d a n kalsium. Dari hasil pengujian nutrisi Indigofera di
Balai Pengujian M u t u d a n Sertifikasi Pakan (BPMSP) Bekasi tahun 2015
adalah sebagai berikut: kadar air 72,65%, abu 15,23%, protein kasar 29,16%,
lemak kasar 1,25%, serat kasar 21,60%, Ca 0,48% dan P 0,36%. Dengan
kandungan protein yang cukup tinggi dan palabilitas yang baik menjadikan
tanaman ini banyak diminati oleh peternak. Indigofera umumnya dikembangkan
dengan generatif melalui biji. Uji coba palatabilitas dan penggunaan hijauan segar
Indigofera zollingeriana pada kambing kacang menunjukkan peningkatan efisiensi
pakan dan bobot badan hingga 45%.
Alfalfa
Sebagai pakan ternak, alfalfa (Medicago sativa) memiliki kualitas yang
sangat bagus. Selain karena nilai nutrisi dan produksinya yang menguntungkan,
tanaman ini juga disebutkan memiliki rasa yang enak sehingga banyak diproduksi.
Dibandingkan dengan tanaman pakan lainnya, alfalfa memiliki k a n d u n g a n p
r o t e i n d a n k a l s i u m y a n g t i n g g i , t e t a p i e n e r g i termetabolisme
dan kadar fosfor di dalamnya relatif rendah. Alfalfa juga termasuk berserat rendah
sehingga mudah mencapai rumen (perut besar) dan mudah dicerna oleh hewan
ternak Hasil pengujian Lab BPMSP Bekasi Tahun 2015 menunjukkan: kadar air
90,69%, abu 14,75%, protein kasar 32,63%, lemak kasar 3,08%, serat kasar
29,24%, Ca 1,14% dan P 0,92%. Alfalfa selain dapat dikembangkan dengn biji
dapat pula dengan menggunakan pols atau sobekan rumpun.
Turi
Tanaman
Turi
atau
dalam
bahasa
latin Sesbania
grandiflora
syn merupakan tanaman yang dapat tumbuh dengan cepat, mempunyai akar yang
dangkal, dan memiliki cabang cabang yang menggantung. Dengan kadar protein
yang tinggi, tanaman ini cukup potensial untuk pakan ruminansia dan non
ruminansia. Hasil uji lab BPMSP Bekasi Tahun 2015: kadar air 80,55%, abu
9,29%, protein kasar 27,59%, lemak kasar 2,93%, serat kasar 23,17%, Ca 1,49%
dan P 0,31%. Namun dibalik nilai nutrisi yang cukup bagus, turi memliki saponin
yaitu zat anti nutrisi yang cukup berbahaya bagi ternak sehingga dalam
pemberiannya perlu proses pengolahan terlebih dahulu.
Beberapa jenis leguminosa lain yang dikembangkan yaitu jenis legum yang
menjalar/merayap menutupi tanah yang berperan penting dalam proses
penyuburan tanah, yaitu Centro, Siratro dan Clitoria dengan kandungan Protein
kasar ketiganya rata-rata sekitar 22%. Melihat dari potensi dari beberapa jenis
legum tersebut, sesungguhnya sudah cukup memberikan gambaran bahwa jika
tanaman-tanaman tersebut dikelola dan dikembangkan dengan baik sehingga
mampu memberikan ketersediaan yang cukup untuk ternak, maka pemberian
konsentrat sebagai pakan penguat sedikit demi sedikit bisa dikurangi. Formulasi
berbasis hijauan nampaknya juga menjadi sesuatu yang menarik. Sudah barang
tentu ini menuntut ketersediaan dari hijauan rumput sebagai sumber energi dan
legum sebagai sumber protein harus senantiasa tersedia. Oleh karena itu upaya
pengembangan Hijauan Pakan Ternak menjadi sesuatu yang harus dilakukan.
Styosanthes
Styloshanthes guianensis (Stylo) merupakan salah satu tanaman pakan
yang sangat disukai ternak, kaya akan protein dan mineral. Kandungan nutrisi
hasil uji lab BPMSP Bekasi Tahun 2015: kadar air 76,63%, abu 10,98%, protein
kasar 19,87%, lemak kasar 1,51%, serat kasar 32,27%, Ca 1,82% dan P 0,19%.
Stylo ini sangat disukai ternak r u m i n a n s i a seperti kambing, domba maupun
sapi dan kerbau, b a h k a n d a p a t digunakan pula s e b a g a i f e e d
suplement untuk ternak ayam, babi dan ikan. Tanaman ini dapat diberikan dalam
keadaan segar atau kering yang diproses dalam bentuk tepung daun. Salah satu
kelebihan dari legum ini adalah daun dan batang lembut walaupun umur tanaman
sudah cukup tua karena panen/ pemotongan yang terlambat, sehingga
pemberiannya kepada ternak masih baik dilakukan karena tidak berpengaruh
terhadap palatabilitas ternak.
Desmodium
Budidaya tanaman Desmodium rensonii dapat dilakukan secara vegetatif
dan generatif . Interval pemanen an dapat dilakukan setiap 1 bulan sekali,
intensitas pemangkasan minimal 1 m, dengan rataan produksi berat kering sebesar
139,9 g/tanaman. Sebagai leguminosa, daun tanaman tersebut kaya akan nitrogen,
sehingga sangat baik untuk hijauan pakan kambing, sapi, domba, kelinci dan babi.
Kandungan nutrisi Desmodium: kadar air 83,63%, abu 10,41%, protein kasar
23,16%, lemak kasar 0,88%, serat kasar 38,49%, Ca 1,9% dan P 0,39%.
Desmodium rensonii juga banyak dimanfaatkan sebagai tanaman konservasi
untuk mengendalikan erosi sekaligus penghasil pupuk hijau.
Download