Uploaded by User35922

IMUNISASI

advertisement
IMUNISASI
NI MADE DEWIANTI
IMUNISASI
• Antigen = Kuman atau racun kuman ( toksik) atau
•
•
•
bagian protein kuman atau protein racun.
Masuk dalam tubuh  membentuk zat anti 
antibodi.
Reaksi pertama tubuh membentuk antibodi toksik
terlalu kuat reaksi, 2,3 dst. Tubuh sudah pandai
membuat antibodi
Setelah beberapa waktu, jumlah antibodi akan
berkurang  yang mempertahankan kadar antiodi
yang tinggi, diperlukan imunisasi dalam waktu
tertentu.
JENIS VAKSIN
Vaksin dibuat dari :
1.
Kuman yang telah dilemahkan ( vaksin BCG,
campak) atau dimatikan.
Contoh : Vaksin batuk rejan (partusis), vaksin polio j.
Salk
2.
Zat racun kuman (toksin) yang telah dilemahkan.
Contoh : Toksoid tetanus & toksoid difteri.
3.
Bagian kuman tertentu / protein.
Contoh : Vaksin hepatitis B
* Pemberian vaksin  merangsang tubuh membentuk
antibodi.
JENIS IMUNISASI
a.
Imunisasi aktif = Tubuh anak sendiri
secara aktif akan menghasilkan zat anti
setelah adanya rangsangan vaksin.
b.
Imunisasi Pasif = Kadar antibodi akan
meningkat dalam tubuh bukan sebagai hasil
produksi tubuh tetapi diperoleh dari luar
tubuh. Contoh : bayi yang menerima zat
antibodi dari ibu melalui plasenta (.I.P
alamiah)
• Imunisasi aktif alamiah misal anak yang pernah
•
•
mendapat serangan kuman tidak terlalu banyak
sehingga gejala yang timbul tidak telalu berat  zat
antibodi. Misal : campak, tifoid.
Program
Pengembangan
Imunisasi
dari
Pemerintah
Mencakup vaksinasi terhadap  penyakit utama,
yaitu vaksin BCG, DPT, polio, campak, hepatitis B,
(TBC, difteri, tetanus, dipteri, tetanus, pertusis, polio,
campak dan hepatitis B).
Imunisasi yang dianjurkan
Radang selaput otak dengan
Hib, hepatitis A,
Thypoid
1.
•
•
•
•
•
•
•
Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Tujuan : kekebalan terhadap penyakit TBC
Kandungan : Kuman Bacillus Calmette Guerin dari
kuman hidup yang dilemahkan
Jadwal imunisasi usia 0 – 11 bulan sebaiknya 0 – 2
bulan paling efektif menjelang usia 2 bulan. Jika anak
> 2 bln sebaiknya uji Mantoux, jika hasil  tidak
perlu. imunisasi BCG masal tidak perlu mantoux.
Reaksi imunisasi : + 2 mg akan muncul
pembengkakan
kecil,
merah
pada
tempat
penyuntikan & akan meninggalkan jaringan parut.
Tempat penyuntikan : 1/3 lengan atas , 1/3 paha
Cara penyuntikan : Lutrakutan Dosis 0,05 cc
Kontra indikasi : Anak yang terjangkit penyakit TBC
at. Anak yang menunjukan uji mantoux  , anak yang
sakit kulit / infeksi kulit ditempat penyuntikan.
2. Vaksin DPT (Dipteri, Pertusis, Tetanus)
• Tujuan : Untuk memberi kekebalan aktif yang bersamaan terhadap
•
•
2.
•
1.
2.
3.
4.
penyakit Dipteri, Pertusis, dan Tetanus.
Kandungan : Kuman Bordetella pertusis yang telah dimatikan,
dikemas dengan vaksin difteri dan tetanus.
Vaksin tetanus dikenal 2 macam vaksin , yaitu :
Toksoid tetanus yang dilemahkan  TT, DT, dan DPT
Toksoid tetanus yang dimatikan  ATS
Jadwal :
Usia 2 – 11 bulan 3x dengan selang 4 mg.
Imunisasi ulang pada usia ½ - 2 th
Diulang dengan DT usia 5 –6 th (kls 1 SD)
Diulang lagi usia 10 – 12 th (menjelang tamat SD)
Jika tidak pernah mendapat DPT at. Diragukan telah mendapat DPT maka
berikan DT 2x dengan interval 4 mg.
Jika anak kontak dengan penderita dipteria, atau ada anak lain
tinggal serumah terjangkit maka harus mendapat imunisasi ulang
meski belum waktunya.
Reaksi imunisasi : Demam ringan, pembengkakan dan rasa nyeri
ditempat suntikan 1- 2 hari, kadang-kadang ditemukan demam tinggi
s/d kejang akibat pertusisnya. Jika hanya DT tidak timbul hal tsb.
e.
Dosis 0,5 cc
f.
Tempat penyuntikan : 1/3 bagian paha sebelah luar.
g.
Cara penyuntikan : infra muskuler
h.
Kontra indikasi : anak yang sakit parah, riwayat kejang saat demam,
demam tinggi > 38 C, diduga batuk rejan.
i.
Perhatian : Vaksin jangan sampai beku, simpan pada suhu 4-8 C
buang sisa vaksin.
3. Vaksin Polio
• Tujuan : Mendapat kekebalan
terhadap penyakit polio mielitis
• Kandungan :
• Polio terdapat dalam 2 kemasan :
• Vaksin yang mengandung polio yang
sudah dimatikan (vaksin salk)
• Vaksin yang mengandung virus polio
yang telah dilemahkan ( vaksin sabin)
• Jadwal imunisasi :
• Umur 2 – 11 bulan dengan 3x pemberian
•
•
•
•
•
•
interval 4 mg at. Pertama pemberian
bersama dengan BCG
Ulang : 11/2 – 2 th, 5 – 6 th dan massal
Jika vaksin polio diberikan bersama dengan
DPT maka dengan interval 2 jam.
Reaksi imunisasi : Hampir tidak ada
Dosis : 2 tetes
Cara pemberian : Diteteskan pada mulut
Kontra indikasi : Anak dengan diare berat,
sakit berat, demam tinggi
4. Vaksin Campak (Marbili)
• Tujuan : Untuk mendapat kekebalan terhadap
penyakit campak
• Kandungan : Vaksin campak yang
mengandung virus campak yang telah
dilemahkan.
• dikombinasi dengan vaksin gondong / mumps
& rubella ( MMR = Measles, Mumps, dan
Rubella)
• Jadwal : Usia 9 – 11 bulan, jika kurang dari 9
bulan harus diulang pada usia 15 bulan.
•
•
•
•
•
•
•
Reaksi imunisasi : Demam ringan, sedikit bercak pada
pipi, dibawah telinga pada hari ke 7-8 at
pembengkakan pada daerah penyuntikan.
Mungkin terjadi kejang ringan pada hari 10-12
Terjadi radang otak dalam 30 hari setelah penyuntikan
tetapi jarang ( 1 : 1.000.000)
Dosis : 0,5 cc
Tempat penyuntikan : 1/3 bagian lengan atas
Cara pemberian : Sub Cutan
Kontra indikasi : Anak yang sakit parah, TBC tanpa
pengobatan, malnutrisi berat penyakit keganasan at
sedang dalam pengobatan penyakit keganasan Ps
kejang harus dalam pengawasan
5. Vaksin Hepatitis B
• Tujuan : Untuk mendapat kekebalan aktif
terhadap penyakit hepatitis B
• Kandungan : bagian virus Hepatitis B  HbsAg
• Jadwal imunisasi :
• Usia nol bulan 3x pemberian, suntikan I & II
berinterval 4 mg & suntikan II & III berinterval
5 bulan
• Ulang : Usia 5-6 th
• Dewasa : 3x dengan pemeriksaan HbsAg dulu
• Bayi dengan ibu penderita hepatitis B diberikan
dalam 24 jam pertama
• Reaksi imunisasi : Demam ringan, nyeri
•
•
•
•
•
pada tempat penyuntikan, rasa panas
dan bengkak dalam 2 hari
Dosis : 0,5 cc
Tempat penyuntikan :1/3 paha atau
lengan atas
Cara pemberian : I M
Kontra indikasi : Sakit berat, virus
Hepatitis B
Perhatian : Penyimpan pada suhu 2-8C
pembekuan merusak potensi vaksin
• Imunisasi Yang Dianjurkan
1. Vaksin MMR
• Tujuan : Untuk mendapatkan kekebalan aktif
terhadap penyakit campak (measles), gondong
(mumps), dan campak jerman (rubella) dalam
waktu bersamaan.
• Kandungan : Virus campak, gondong, dan
rubella yang dilemahkan
• Jadwal : Usia 15 bulan, ulang usia 12 th.
• Reaksi imunisasi : Demam ringan hari ke 5-7,
nyeri dan kemerahan pada tempat
penyuntikan
• Kontra indikasi : Sakit parah, keganasan,
defisiasi imunologi
2. Vaksin Demam Tifoid
• Tujuan : Untuk memperoleh kekebalan aktif terhadap
demam thypoid
• Kandungan : Salmonella thypi yang dilemahkan
• Vaksin dalam 2 jenis :
• V.Oral (vivotif) = kapsul
• V.suntikan (typhin Vi) = injeksi
• Jadwal :
• Vivotif = 6 th atau lebih
• Thyphin Vi = Usia 2 th, ulang setiap 3 th
• Reaksi imunisasi : Demam ringan, nyeri dan
kemerahan.
• Vivotif : Diare ringan, muntah, kemerahan kulit
• Dosis : Vivotif 3 kapsul sekali sehari iterval 1 hari
• Kontra indikasi : umum
3. Vaksin Hib (Haemophilus influenza tipe B)
• Tujuan : Untuk kekebalan tehadap virus Hib atau
penyakit radang selaput otak
• Kandungan : Bagian dinding kuman yang telah
dipisahkan dan sangat murni
•
Terdapat 2 jenis vaksin Hib :
• Act.Hib  Pasteur Meriux, Perancis
• Pedvax Hib  Merck & co, USA
• Jadwal imunisasi : (lihat jadwal)
• Reaksi imunisasi : Demam ringan, reaksi lokal
• Dosis : 0,5 cc
• Cara penyuntikan : I M atau SC
• Tempat penyuntikan : 1/3 paha / lengan atas
• Kontra indikasi : Tidak dianjurkan jika demam, wanta
hamil dan hipersensitif terhadap vaksin.
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Ad. Jadwal imunisasi
Pedvax Hib : Dua kali usia 2-14 bulan, jarak 2 bulan. Jika
imunisasi kedua diberikan kurang dari 12 bulan maka diberikan
imunisasi ulang paling cepat 2 bulan. Jika anak hanya
mendapatkan pada usia > 15 bulan hanya diberikan 1x tanpa
perlu ulang
Act Hib : Usia 2-6 bulan, 3x dengan jarak 1-2 bulan jarak I & II 2
bulan, II & III 1 bulan. Jika imunisasi diberikan pada pada usia 15 th diberikan cukup 1x tanpa ulang.Act. Hib dapat diberikan
bersama dalam 1 spuit dengan DPT polio dari pabrik yang sama &
MMR pada sisi tubuh berlawanan.
Hepatitis A
Tujuan : Untuk mendapat kekebalan aktif terhadap penyakit
Hepatitis A
Kandungan : Virus hepatitis A yang dilemahkan
Jadwal imunisasi : 2 kali dengan selang 2-4 mg dan dosis ketiga 6
bulan setelah penyuntikan I usia 2 th
Reaksi imunisasi : Demam ringan, lesu, lelah, mual, muntah, dan
hilang nafsu makan, reaksi lokal
Tempat penyuntikan : Lengan bagian atas
Cara penyuntikan : I M
3. Vaksin Cacar Air (Varisela)
• Tujuan : Untuk mendapat kekebalan terhadap
penyakit varisela
• Kandungan : Virus varisela – toster strain OKA
yang dilemahkan
• Jadwal : Usia > 12 th, diulang 6-8 mg
• Reaksi : Demam ringa, pantau dalam 30’ , reaksi
lokal
• Cara penyuntikan : Sub cutan
• Kontra indikasi : Demam atau infeksi alat,
hipersensitif terhadap nominasi, kehamilan,
keganasan, defisiensi imunologi, TBC aktif tanpa
pengobatan, leukosit < 1.200/ml
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Imunisasi Yang Sedang Dikembangkan
Vaksin Diare
Vaksin Malaria
Vaksin DHF
Vaksin Saluran nafas oleh virus
Vaksin Pneumokokus
Vaksin PMS
Vaksin Diare
Vaksin Malaria
Vaksin DHF
Vaksin Saluran nafas oleh virus
Vaksin Pneumokokus
Vaksin PMSVaksin Lepra
Vaksin Antraks
Vaksin Sitomegalovirus
Download