Uploaded by tbdonny

Potensi Bisnis Pelet Biomassa di Indones

advertisement
Seri Pengantar Bisnis
Bioenergi
Potensi Bisnis Pelet
Biomassa Indonesia
Dr. M. Syukri Nur
PT. Insan Fajar Mandiri Nusantara
Pengelola laman: http://bioenerginusantara.com
Bogor, Mei 2015
1
2
Kata Pengantar
Salam Bioenergi!
Potensi bioenergi terus menjadi perhatian para peneliti dan
pengusaha untuk dijadikan komoditi andalan dunia demi
menggeser dominasi fungsi bahan bakar fosil. Upaya ini
dimotivasi untuk mendorong umat manusia pada pelestarian
lingkungan dan juga membuka lapangan usaha dan kerja baru
bagi masyarakat.
Tulisan ini akan menggunakan kerangka pikir yang akan
mengantarkan anda pada satu pemahaman tentang pellet
sebagai bagian dari produk bioenergy. Proses produksi, kendali
mutu dan standar mutu untuk pasar Eropa dan Asia menjadi
bagian penting jika ingin aktif sebagai pelaku bisnis.
Dr. Syukri M Nur
Penulis berharap bahwa informasi ini akan berguna bagi anda
untuk dipelajari sebagai materi pelajaran, juga sebagai
informasi untuk membuka peluang bisnis baru di subsektor
penyediaan bahan baku energi terbarukan. Jika perlu bantuan
dan konsultasi, kontak penulis di [email protected]
Selamat Membaca
3
Ucapan Terimakasih - Sponsor Penerbitan
Penulis ucapkan terimakasih
atas dukungan perusahaan
sehingga buku ini dapat
diselesaikan dan diterbitkan
dalam bentuk digital kepada
publik Indonesia.
4
Berminat jadi Sponsor ?
• Jika perusahaan anda berminat menjadi sponsor
penulisan buku seperti ini, silakan kontak melalui
email ke:
• [email protected] atau
[email protected] untuk mendapatkan
informasi lengkap.
• Logo perusahaan anda akan ditampilkan dalam
lembaran khusus pada buku yang diterbitkan.
• Penulisan buku ini disampaikan ke publik dalam
Bahasa Indonesia sebagai upaya sosialisasi dan
pendidikan tentang bioenergi kepada masyarakat
Indonesia.
• Buku digital akan ditautkan di Media digital:
academia.edu, bioenerginusantara.com, dan
issuu.com
5
Daftar Isi
1. PENDAHULUAN
5
2. KERANGKA PIKIR
8
3. BIOMASSA SEBAGAI BAHAN BAKU PELET
11
4. SISTEM PRODUKSI PELET
16
5. KENDALI MUTU PELET
24
6. MEMBUKA PELUANG PASAR PELET
30
7. PUSTAKA
35
1. Pendahuluan
http://bioenerginusantara.com
6
7
1. Pendahuluan
• Bioenergi merupakan salah satu sumber energi terbarukan
(renewable energy) yang terus digali oleh peneliti dan
diterapkan pada skala industri oleh para pengusaha.
• Perhatian ini disebabkan oleh kelangkaan suplai dan
fluktuasi harga bahan bakar/energi yang bersumber dari
fosil, serta desakan masalah pelestarian lingkungan global.
• Sumber utama bahan baku bioenergi adalah biomassa yaitu
material yang berasal dari tumbuhan dan aktivitas hewan
atau manusia.
• Biomassa ini dapat diperoleh dari kegiatan pertanian,
perkebunan, kehutanan, perikanan dan kelautan, serta
aktivitas penduduk di perkotaan.
• Sebagian contoh dari biomassa itu, antara lain limbah kayu
dari sawmill, limbah kelapa, limbah kelapa sawit, limbah
tanaman atau pabrik tebu.
• Bahkan biomassa juga dapat diperoleh dari upaya khusus
melalui budidaya tanaman energi, dimana satu tumbuhan
ditanam khusus untuk dipanen dan dijadikan bahan baku
bioenergi. Contohnya, tanaman jarak, sengon dan akasia.
• Setiap biomassa itu memiliki karakteristik fisik, biologi,
dan kimia yang berbeda sehingga diperlukan juga
perlakuan (proses konversi) berbeda supaya dapat
memanfaatkan potensi energinya dengan efisien.
• Ada tiga proses konversi yang dapat dilakukan untuk
memanfaatkan potensi energi yang terkandung dalam
biomassa, yaitu proses fisik, termokimia, dan biokimia.
• Pada tulisan kali ini, difokuskan pada proses konversi
biomassa secara fisik, sementara proses lainnya akan
dijelaskan pada kesempatan lain.
• Proses fisik yang dimaksudkan adalah proses konversi
biomassa menjadi bahan baku bioenergi dengan cara
memadatkannya melalui proses pengepresan pada suhu
dan tekanan tertentu. Produk yang dihasilkan adalah
PELET BIOMASSA.
2. Kerangka Pikir
http://bioenerginusantara.com
8
9
2. Kerangka Pikir
3
2
1
4
5
7
6
10
2. Kerangka Pikir - Penjelasan
1
Sumber bahan baku bioenergi, yakni biomassa
diperoleh dengan memanfaatkan tumbuhan dan
limbah dari dari empat kelompok yaitu pertanian,
perkebunan, kehutanan, dan limbah kota.
2
Karakteristik biomassa dan Persyaratan bahan baku
bioenergi untuk pellet menjadi perhatian penting
pada bagian ini.
3
Mata rantai suplai – produksi biomassa menjadi salah
satu kunci kesuksesan bisnis bioenergi. Informasi
penting adalah harga, biaya, moda transportasi, cara
penanganan bahan baku, dan waktu.
4
Sistem pabrik pellet bekerja menjadi pelajaran
penting yang harus diketahui untuk menghasilkan
produk berkualitas dan berskala industri.
5
Karakteristik pellet menjadi penting untuk diketahui
sebagai target produk bioenergi.
6
Produk pellet dari pabrik bioenergi harus disesuaikan
dengan standar negara target pasar atau standar
internasional.
7
Pengetahuan target akhir dari pellet akan menjadi
penting karena energi yang dipadatkan dari segi
volume ini akan dijadikan bahan bakar di pembangkit
listrik, menjadi bahan bakar bagi alat pemanas bagi
rumah tangga atau gedung di negara
tujuan/konsumne.
3. Biomassa sebagai Bahan Baku Pelet
http://bioenerginusantara.com
11
12
3. Biomassa – Sumber Bahan Baku Pelet
Limbah kelapa
Limbah hutan - sawmill
Bambu
Aneka limbah pertanian * kota
Limbah tanaman kakao
13
3. Biomassa dari Bahan Organik Sampah
Kota
Kemampuan pemilahan bahan
organik dari komponen sampah
kota merupakan sumber
penting dari bahan baku
pellet.
Prioritas bahan baku dari
sampah kota sebaiknya
memilih bahan dari hasil
pemotongan cabang pohonpohon kota/taman yang
berasal dari tanaman.
14
Mata rantai suplai
biomassa
 Kunci sukses bioenergi, termasuk pemanfaatan
biomassa menjadi pellet kayu , terletak pada
kemampuan analisa dan penetapan subsistem yang
menyusun mata rantai suplai biomassa.
 Mata rantai suplai biomassa dimulai dari lokasi yang
memiliki jenis dan jumlah biomassa, identifikasi
biomassa, estimasi bahan baku yang dapat terangkut,
waktu-moda-kapasitas angkut, penyimpanan (logistic),
pra perlakuan, pengolahan (processing), kendali mutu
produk bioenergy, dan system pengepakan.
 Setiap mata rantai ini akan melibatkan komponen
waktu, biaya, tenaga, volume, kualitas sehingga
diperlukan strategi dan taktis manajemen yang tepat
serta berkesinambungan.
15
Manfaat Pemadatan Biomassa - Pelet
• Memanfaatkan bahan baku berkatagori limbah menjadi bahan
bakar
• Membuat nilai tambah ekonomi pada biomass
• Peningkatan nilai kalori neto per volume
• Memudahkan transportasi dan penyimpanan
• Membuat bahan bakar dengan kualitas dan ukuran yang seragam
• Mengurangi dominasi penggunaan bahan bakar fosil.
Catatan Penting: Kendati terdapat keuntungan /manfaat namun pemadatan biomassa
(pembuatan pellet) memerlukan modal investasi dan input energi, kemudian dibutuhkan
standar yang baik untuk mengurangi ketidakpastian karakteristik pembakaran.
4. Sistem Produksi Pelet
http://bioenerginusantara.com
16
17
Perancangan Pabrik Pelet
1. Rencana induk energi untuk pabrik produksi pelet
dengan pertimbangan khusus pada produksi panas
(thermal) dan kombinasi produksi panas dan daya
berbasis biomassa.
2. Studi Kelayakan (Feasibility studies)
3. Rancangan awal pabrik (Preliminary plant design)
4. Pengurusan izin lokasi dan izin usaha pelet
5. Rancangan Rinci, permintaan proposal (Detailed
design, request for proposals (RFP))
6. Pengawasan pada pembangunan dan produksi perdana
(Supervision of plant construction and commissioning)
7. Pemantauan, proses dan optimasi kinerja pabrik (Plant
monitoring, process and performance optimisation).
18
Contoh mata rantai biomassa padat – dari
hutan ke industry / rumah tangga.
Sumber bahan baku
Tahap Pengolahan
Tahap transportasi
Tahap Penggunaan
Parameter yang terkait dengan waktu, biaya, dan berat untuk mata rantai suplai pelet
biomassa.
NO
Modul
Parameter Masukan
A
Penyuplai





Laju produksi biomassa
Pengukuran kualitas bahan baku
Biaya bahan baku
Lokasi
Moda transportasi
B
Pabrik Pelet









C
Konsumen
 Profil kebutuhan
 Lokasi
 Mode transportasi
D
Perusahaan transportasi




Kapasitas
Total waktu operasi (hari kerja)
Lokasi
Kesinambungan operasi dalam pabrik
Laju kerusakan peralatan dan waktu perbaikan
Campuran bahan baku
Bahan bakar yang digunakan untuk pemanas
Biaya listrik
Modal investasi
Unit biaya transportasi per km (Rp/km)
Unit biaya transportasi per jam (Rp/jam)
Jumlah dan tipe truk
Laju konsumsi bahan bakar (liter/km)
19
Keluaran
 Total berat basah dan kering
 Harga bahan baku





Jenis bahan baku
Biaya proses
Produktivitas pabrik
Berat total setiap produk
Konsumsi energy (llistrik dan panas)
 Berat produk yang dibutuhkan
 Berat dan rata-rata biaya pengantaran produk
 Laju pemenuhan kebutuhan
 Jarak/waktu total transportasi
 Biaya total tranportasi bahan baku dari setiap penyuplai
dan pellet untuk konsumen
 Biaya total tranportasi pellet
 Berat dan biaya transportasi bahan baku dari setiap
penyuplai
 Berat dan biaya transportasi pellet ke setiap konsumen
 Emisi
 Konsumsi energy/bahan bakar (biaya)
20
Mata rantai suplai-pembuatan-distribusi pelet
Penyuplai
Transportasi
bahan baku
Penanganan dan
Penyimpanan
Pengeringan
Pengurangan
ukuran
Konsumen
Akhir
Distribusi
bahan baku
Penyimpanan
pelet
Pendinginan
Peletisasi
Distribusi pelet ke
pengecer
Pengepakan
Alur system kerja di
Pabrik Pelet
21
Subsistem Pabrik Pellet Kayu-(Contoh)
22
Komponen Modal Investasi – Modal Kerja
No
Peralatan dan system pendukung kerja
1
Dryer
2
Hammer mill
3
Pellet mill
4
Cooler
5
Screener
6
Bagging system
7
Conveyers, tanks, etc
8
Land, infrastructure, construction and other
9
Capital work
 Identifikasi dan pilihan tepat pada
peralatan di pabrik pellet akan
menentukan keberhasilan dan
kelangsungan usaha produksi
bioenergy-pellet.
 Pertimbangan kualitas pelayanan dan
jaminan purna jual dari pabrik,
pelatihan oeprasional dan
pemeliharaan, serta target –
kepastian pasar produksi pellet akan
mampu menunjukkan kinerja usaha
dan meningkatkan keuntungan.
23
24
Pemanfaatan Biomassa Padat – Pelet
• Untuk Keperluan Industri :
• Bahan bakar pembangkit listrik
• Bahan baku industri kimia berbasis biomassa
• Untuk rumah tangga dan pemukiman:
• Bahan bakar pemanas ruangan
5. Kendali Mutu Pelet
http://bioenerginusantara.com
25
26
Standar Biomassa Padat untuk Eropa -1
CEN/TR 15569:2009
CEN/TS 14778-1:2005
Solid biofuels - A guide for a quality assurance system
Solid biofuels - Sampling - Part 1: Methods for sampling
CEN/TS 14778-2:2005
Solid biofuels - Sampling - Part 2: Methods for sampling particulate material transported in lorries
CEN/TS 14779:2005
Solid biofuels - Sampling - Methods for preparing sampling plans and sampling certificates
CEN/TS 14780:2005
Solid biofuels - Methods for sample preparation
CEN/TS 15149-3:2006
Solid biofuels - Methods for the determination of particle size distribution - Part 3: Rotary screen method
CEN/TS 15150:2005
CEN/TS 15234:2006
Solid biofuels - Methods for the determination of particle density
Solid biofuels - Fuel quality assurance
CEN/TS 15370-1:2006
Solid biofuels - Method for the determination of ash melting behaviour - Part 1: Characteristic temperatures method
EN 14588:2010
Solid biofuels - Terminology, definitions and descriptions
EN 14774-1:2009
Solid biofuels - Determination of moisture content - Oven dry method - Part 1: Total moisture - Reference method
EN 14774-2:2009
Solid biofuels - Determination of moisture content - Oven dry method - Part 2: Total moisture - Simplified method
EN 14774-3:2009
Solid biofuels - Determination of moisture content - Oven dry method - Part 3: Moisture in general analysis sample
EN 14775:2009
EN 14918:2009
EN 14961-1:2010
EN 15103:2009
Solid
Solid
Solid
Solid
EN 15104:2011
Solid biofuels - Determination of total content of carbon, hydrogen and nitrogen - Instrumental methods
EN 15105:2011
Solid biofuels - Determination of the water soluble chloride, sodium and potassium content-
biofuels biofuels biofuels biofuels -
Determination of ash content
Determination of calorific value
Fuel specifications and classes - Part 1: General requirements
Determination of bulk density
EN 15148:2009
EN 15149-1:2010
Solid biofuels - Determination of the content of volatile matter
Solid biofuels - Determination of particle size distribution - Part 1: Oscillating screen method using sieve apertures of 1 mm and above
EN 15149-2:2010
Solid biofuels - Determination of particle size distribution - Part 2: Vibrating screen method using sieve apertures of 3,15 mm and below
EN 15210-1:2009
Solid biofuels - Determination of mechanical durability of pellets and briquettes - Part 1: Pellets
EN 15210-2:2010
Solid biofuels - Determination of mechanical durability of pellets and briquettes - Part 2: Briquettes
EN 15289:2011
EN 15290:2011
EN 15296:2011
EN 15297:2011
Solid biofuels - Determination of total content of sulphur and chlorine
Solid biofuels - Determination of major elements - Al, Ca, Fe, Mg, P, K, Si, Na and Ti
2011 Solid biofuels - Conversion of analytical results from one basis to another
Solid biofuels - Determination of minor elements - As, Cd, Co, Cr, Cu, Hg, Mn, Mo, Ni, Pb, Sb, V and Zn
27
Standar Biomassa Padat Eropa – 2 (persiapan)
prEN 16126
Solid biofuels - Determination of particle size distribution of disintegrated pellets (Under
Approval)
prEN 16127
Solid biofuels - Determination of length and diameter for pellets and cylindrical briquettes
(Under Approval)
EN 14961-2:2011
Solid biofuels - Fuel specifications and classes - Part 2: Wood pellets for non-industrial use
(Approved)
EN 14961-3:2011
Solid biofuels - Fuel specifications and classes - Part 3: Wood briquettes for non-industrial use
(Approved)
EN 14961-4:2011
Solid biofuels - Fuel specifications and classes - Part 4: Wood chips for non-industrial use
(Approved)
EN 14961-5:2011
Solid biofuels - Fuel specifications and classes - Part 5: Firewood for non-industrial use
(Approved)
EN 15234-1:2011
Solid biofuels - Fuel quality assurance - Part 1: General requirements (Approved)
FprEN 14778
Solid biofuels - Sampling (Under Approval)
FprEN 14780
Solid biofuels - Sample preparation (Under Approval)
FprCEN/TR 15149-3
Solid biofuels - Determination of particle size distribution - Part 3: Rotary screen method
28
Proses Konversi Biomassa
 Pada proses pembuatan
pellet, hanya
digunakan prinsip fisika
dan tidak mengubah
sifat kimia dan biologi
dari bahan baku
biomassa.
 Pada konversi
termokimia dan
biokimia akan terjadi
perubahan komposisi
kimia dan bilogi dari
biomassa.
29
Standar Umum Kualitas Pellet Kayu
No
Parameter
Nilai
Simbol
Satuan
1
Diameter
<10
D
mm
2
Panjang
<50
L
Mm
3
Kandungan air (Water content)
<10
W
% (berat kering)
4
Kandungan abu (ash content)
0.5-1
A
% (berat kering)
5
Nilai Bakar/Panas (Heating Value)
17.5-19.5
Hv
MJ/kg
6
Kepadatan jenis (Bulk density)
BD
Kg/m3
7
Kekuatan mekanis (Mechanical strength)
>97.7
DU
%
8
Fraksi utuh (Fine fraction)
-
F
%
9
Kandungan unsur (N – S- Cl) – Natrium-Sulfur dan
Cloride
%
Sumber: Döring, S. (2012). Catatan: Paremeter lain tergantung pada kesepakatan masing-masing
Negara atau standar internasional
30
Skema dasar standarisasi Pelet – Eropa &
Internasional
Standarisasi produ bioenergypellet melibatkan:
 Aspek sumber bahan baku,
 Proses produksi,
 Kualitas produk
 Proses penyimpanan
 Proses transportasi
 Proses manajemen perusahaan
Sumber: Döring (2012).
6. Membuka peluang pasar pellet
http://bioenerginusantara.com
31
32
Indonesia sebagai Pemain Pelet Kayu Dunia?
Indonesia dapat berperan sebagai penyuplai pellet pada tingkat dunia
dengan mendayagunakan potensi sumberdaya alamnya. Terutama dengan
memanfaatkan limbah hutan, limbah perkebunan, hutan bambu, belukar
tua di kawasan timur Indonesia, serta limbah organik dari sampah kota.
Skala komersial harus menjadi pilihan penting dalam industri ini.
Pelaku usaha harus memperhatikan dengan seksama mata rantai suplai
dan produksi pellet untuk kelangsungan usaha.
Pengusaha juga perlu mengenal dan menggali potensi pasar dalam
terutama untuk industri semen, tekstil, dan pembangkit listrik
menggunakan batubara, serta kawasan industri.
33
Lintasan perdagangan pelet kayu dunia
Ekspor pellet Kanada tahun 2012-2013 (Pemain utama dunia)
34
Pasar Eropa Asia
Pangsa pasar pellet internasional adalah
negara-negara di Eropa, sedangkan untuk
Asia, didominasi oleh Jepang, Korea
Selatan.
Negara-negara di Asia yang selalu
membutuhkan energy dari luar negaranya
adalah Jepang, Korea Selatan, Taiwan,
Singapura.
Negara-negara tersebut merupakan
potensi pasar yang patut diperhitungkan
sebagai target pasar pellet dari Indonesia.
35
Pertimbangan dalam Perdagangan Pelet
Internasional
Tipe pellet
Lokasi – Negara/tipe industri/rumah
tangga
Moda transportasi
Kualitas pelet
Harga
Penyuplai - Pesaing
Waktu pengiriman
Sertifikasi Produk
Bahan – bahan
pertimbangan dalam
perdagangan pellet di
pasar internasional
7. Pustaka
http://bioenerginusantara.com
36
37
Daftar Pustaka – Buku Pegangan
Döring, S. (2012). Power from Pellets: Technology and Applications. New
York: Springer.
Ehrig, Rita. 2014. Economics and price risks in international pellet supply chains.
http://dx.doi.org/10.1007/978-3-319-07016-2.
Hood, EE, Nelson, P, Powell, R. 2011. Plant biomass conversion. John Wiley &
Sons.
In Junginger, M., Goh, C. C., & In Faaij, A. (2013). International bioenergy
trade: History, status & outlook on securing sustainable
bioenergy supply, demand and markets.
Jenkins, D., & Earthscan. (2010). Wood pellet heating systems: The Earthscan
expert handbook on planning, design and installation. London:
Earthscan.
Obernberger, I., & Thek, G. (2010). The pellet handbook: The production
and thermal utilisation of pellets. London, UK: Earthscan.
Spellman, F. R. (2012). Forest-based biomass energy: Concepts and
applications. Boca Raton, FL: CRC Press.
Shen, G. (2014). Emission factors of carbonaceous particulate matter and
polycyclic aromatic hydrocarbons from residential solid fuel
combustions.
38
Daftar Pustaka – Jurnal Ilmiah
• Mobini, M, Sowlati, T, Sokhansanj, S. 2013. A simulation model for
the design and analysis of wood pellet supply chains. Applied
energy 111: 1239–1249.
• Bhattacharya, S, Sett, S, Shrestha, RM. 1989. State of the art for
biomass densification. Energy Sources 11: 161–182.
• Artikel lain terkait dengan tulisan ini tersedia atas permintaan ke
[email protected]
39
Daftar Pustaka – Majalah
40
Daftar Pustaka – Tautan Laman
• Berikut ini adalah contoh laman (website) yang dapat anda akses dan
mempelajari tentang biomassa dan pellet biomassa.
http://iea.org
http://www.undeerc.org/Renewables/
http://bioenergytrade.org/publications.html#Pellet
http://www.pelletheat.org
 http://www.renewablegreenenergypower.com/
41
AEBIOM - European Biomass Association
www.aebiom.org
APX-ENDEX
www.apxendex.com
Austrian Wood Pellet Association (proPellets)
www.propellets.at
COGEN Europe
www.cogeneurope.eu
Department of Energy & Climate Change (DECC) – United Kingdom
www.decc.gov.uk
ENplus
www.enplus-pellets.eu
European Biomass Industry Association - EUBIA
www.eubia.org
European Pellet Centre & PELLETS@LAS
www.pelletcentre.info
European Pellet Council
www.pelletcouncil.eu
FOEX
www.foex.fi
GGL - Green Gold Label Programme
http://www.greengoldcertified.org
Industry Guides
http://www.gdfsuez-energy.co.uk/corporate/news/industry-guides/
Pellet Fuels Institute – USA
www.pelletheat.org
Swedish Association of Pellet Producers (PiR)
www.pelletsindustrin.org
USIPA - U.S. Industrial Pellet Association
http://www.theusipa.org/
Wood Pellet Association of Canada
www.pellet.org
PUBLICATIONS
www.argusmedia.com
www.bioenergyinternational.com
http://biomassmagazine.com/pelletmill-magazine
www.hawkinswright.com
Download