Rintangan-Rintangan Percepatan Implementasi Bioenergi Tatang H. Soerawidjaja Ketua Umum Ikatan Ahli Bioenergi Indonesia (IKABI) Seminar KADIN “Memasuki Era Energi Baru dan Terbarukan untuk Kedaulatan Energi Nasional” Ruang merak I, Jakarta Convention Center, 14 Juli 2011 Pengertian bioenergi • Bioenergi adalah energi yang diperoleh/dibangkitkan/ berasal dari biomassa. • Biomassa adalah bahan2 organik berumur relatif muda dan berasal dari tumbuhan/hewan; produk & limbah industri budidaya (pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perika nan)]. • Bentuk-bentuk final terpenting bioenergi : bahan bakar hayati/nabati (biofuels), terutama yang berwujud cair (bioetanol, biodiesel) dan gas (biogas); listrik biomassa (biomass-based electricity). 2 Mengapa bioenergi penting ?. • Sistem energi dunia harus (dan sedang diupayakan) beralih dari sebuah sistem energi berbasis sumber daya fosil ke sistem energi berbasis sumber daya terbarukan. • Sistem energi dunia yang ada sekarang telah dibangun, selama hampir satu abad, dengan berdasar (atau merujuk) pada aneka keunggulan sumber daya fosil. Sumber daya fosil adalah sumber daya bahan bakar !. Karena itu, semua teknologi dan ‘mesin’ pengkonversi sumber daya bahan bakar menjadi aneka bahan bakar bermutu tinggi, listrik, kalor, dsb, kini sudah tersedia. Identifikasi dan manfaatkan sumber daya terbarukan yang paling cocok untuk teknologi dan „mesin‟ tersebut !. 3 • Biomassa adalah satu-satunya sumber energi terbarukan yang merupakan sumber daya bahan bakar (alias mampu menggantikan sumber daya fosil dalam semua pasar energi)!. Yang lainnya (sinar surya, tenaga air, tenaga angin, panas bumi, arus laut, tenaga ombak, energi termal samudra, dan tenaga nuklir) hanya mudah dikonversi menjadi listrik. • Pemanfaatan bioenergi dapat menggunakan teknologi dan ‘mesin’ yang selama ini sudah matang dikembangkan untuk mendayagunakan sumber daya fosil. Bioenergi merupakan jembatan transisi vital peralihan sistem energi berbasis sumber daya fosil ke sistem energi berbasis sumber daya terbarukan !. 4 Biomassa (= sumber daya bioenergi) adalah sumber energi terbarukan berketersediaan sepanjang tahun terbesar Sumber energi terbarukan Biomassa Panas bumi Arus laut Hidro Gelombang Surya Angin Faktor ketersediaan (%) 85 85 70 50 50 40 30 5 Bioenergi merupakan komponen kunci dan jalur strategis dalam perjuangan mencapai Millenium Development Goals (MDGs). Bioenergi kini merupakan sektor perekonomian energi dunia yang paling dinamik dan berubah cepat. • Bentuk kepulauan negara kita (NKRI) mempersulit transmisi & distribusi listrik maupun bahan bakar. • Biomassa ada di semua wilayah dan pelosok tanah air serta mampu menyediakan pasokan sepanjang tahun tanpa bergantung perubahan musim maupun siang ke malam. Industri bioenergi mutlak diperlukan bagi pembangunan berkelanjutan sektor energi Indonesia !. 6 Di ASEAN kita adalah produsen biomassa terbesar ...... Biomassa yang tersedia untuk pembangkitan energi di negara-negara ASEAN Sumber : Saku Rantanen (Pöyry), 2009 7 ..... tetapi merupakan pemanfaat yang relatif terkecil !. Pemanfaatan biomassa untuk produksi energ di negara-negara ASEAN Sumber : Saku Rantanen (Pöyry), 2009 Potensi amat besar itu masih terabaikan !. Harus kita manfaatkan dengan nilai tambah semaksimal mungkin!. 8 Bioenergi terpenting : Bahan Bakar Cair Nabati (BBN) • Bentuk final bioenergi yang paling mudah dan aman untuk diangkut/dikirim, disimpan, dan dimanfaatkan. • Di masa kini amat sangat penting (kritikal) bagi sektor transportasi. • Bioetanol untuk pensubstitusi bensin dan biodiesel untuk pensubstitusi solar. • Pemerintah Indonesia pun menyadari hal ini dan berupaya mengasuh dan menumbuh-kembangkan industri BBN sejak tahun 2006. • Sejak 2009, pemerintah dan DPR telah sepakat untuk memberi subsidi kepada BBN, ketika/jika harga BBN di atas harga MOPS. • Akan tetapi ................................................. 9 Penyerapan anggaran subsidi hanya sekitar 18 % di tahun 2009 dan 28 % di tahun 2010 !. 2009 (Rp. 1.000 /lt) 2010 (Rp. 2.000 /lt) Sumber: APROBI Karena harga yang ditetapkan untuk pembelian BBN tidak cukup merangsang produsen untuk memproduksi dan menjual BBN !. 10 Permasalahan industri listrik biomassa • PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memiliki sekitar 4700 PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) yang tersebar di pulau-pulau/pelosok-pelosok, dengan total kapasitas 1350 MW. • Menurut Dirut PLN (Dahlan Iskan), harga pokok pembangkitan (HPP) PLTD di Luar Jawa bisa mencapai Rp3500/kWh (di Jawa sekitar Rp3000/kWh). • Karena sebagian besar penyediaan listrik di Luar Jawa masih berkategori Kewajiban Pelayanan Masyarakat (PSO), harga jual listrik paling tinggi sekitar Rp700/kWh. • Selisih (HPP – TDL) Rp2800/kWh ditanggung pemerintah (subsidi listrik!). 11 Biaya pokok tipikal pembangkitan listrik di India No. Pembangkit Listrik Tenaga : 1 Biomassa Modal, $/kW 800 BPP, $/kWh 0,07 2 3 Angin/Bayu Surya fotovoltaik 1500 7000 0,05 0,25 4 Surya termal 3000 0,14 5 6 7 8 Sel tunam (Fuel Cell) Turbin mikro (microturbine) Batubara Diesel 3000 1000 1000 700 0,13 0,12 0,05 0,27 Sumber : P. Raman dan T. Nambirajan, “Design and decelopment of a business model for biomass power plant using data envelopment analysis (DEA)”, Review of Business Research 10(2) ? - ? (2010). 12 • Dewasa ini, sudah banyak pengusaha yang berminat membangun Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBiomassa) dan menawarkan listrik dengan harga jual Rp1100-1200/kWh. • Jika digunakan untuk menggantikan listrik PLTD, maka subsidi pemerintah berkurang sekitar Rp.2300/kWh. • Tambahan pula, Mengurangi impor solar. Meningkatkan nilai tambah biomassa di dalam negeri, sehingga tak diekspor para pengusaha ( ekspor masif biomassa untuk keperluan pembangkitan energi, dalam jangka panjang akan mentanduskan lahan pertanian, perkebunan, dan hutan Indonesia). • Akan tetapi, pengembangan industri listrik biomassa mandek, karena PLN tampak enggan beralih dari PLTD ke PLT-Biomassa. 13 Permasalahan pengembangan biogas • Biogas merupakan bahan bakar hayati/nabati yang penting untuk penyediaan bahan bakar rumah tangga dan UKM pedesaan. • Bisa dibuat dari segala biomassa, terutama yang berkondisi sangat basah dan berwujud lumat. Kotoran ternak adalah biomassa terpopuler untuk pembangkitan biogas, karena tersedia dalam keadaan sangat basah, lumat, dan sudah mengandung konsorsium bakteria pengkonversi biomassa menjadi biogas. • Pengembangan pemanfaatan biogas berjalan lambat, karena buruknya koordinasi, sistematika, ketulusan, dan kooperasikompetisi di antara berbagai kementerian pemerintahan, KADIN, dan UKM vendor biogas. 14 Listrik bomassa berbasis Siklus Rankine Organik • Merupakan paket teknologi yang penting bagi peningatan rasio elektrifikasi nasional. • Kemampuan yang dibutuhkan dari masyarakat lokal hanyalah mengelola pembakaran sederhana biomassa untuk memanaskan suatu minyak pemanas. • Sampai skala pembangkitan 400 – 500 kWe bisa dibuat moduler (= perangkat-lengkap kompak dan siap sambung ke sumber kalor dan pendingin dan jaringan listrik). • Teknologi yang relatif baru, jadi belum banyak dikenal dan masih membutuhkan demonstrasi/diseminasi. 15 Rentang temperatur kerja berbagai sumber dan pembangkit listrik termal 16 Solusi-solusi yang perlu diupayakan • Perundingan ulang antar para pemangku kepentingan (ABG; Academic, Business, and Government), untuk menyepakati formula penetapan harga pembelian BBN, sehingga industri BBN dalam negeri bisa tumbuh sehat dan kuat ( Sedang berlangsung!). • Perlu KEJUANGAN sejati kita semua sebagai anakanak bangsa, untuk mempercepat pengembangan industri listrik biomassa serta pemanfaatan biogas. KEJUANGAN yang tidak berarti KEJU dan UANG untuk perorangAN (diri pribadi) semata. • Perlu demonstrasi/diseminasi teknologi pembangkitan listrik biomassa berbasis Siklus Rankine Organik (SRO). 17 Sekian dan Terima Kasih [email protected] [email protected] 18 Ongkos produksi listrik berbagai teknologi pembangkitan (dalam 2005/MWh) Teknologi Biogas Biomassa padat Surya PV Angin, di darat Angin, lepas-pantai Hidro, kecil Hidro, besar Nuklir Gas (PLTGU) Batubara (serbuk) 2007 55 – 215 80 – 195 520 – 880 75 – 110 85 – 140 60 – 185 35 – 145 50 – 85 50 – 60 40 – 50 2020 50 – 200 85 – 200 270 – 460 55 – 90 65 – 115 55 – 160 30 – 140 45 – 80 65 – 75 65 – 80 Sumber : Komisi Eropa (2008), dikutip oleh Canton dan Linden (2010). 2030 50 – 190 85 – 205 170 – 300 50 – 85 50 – 95 50 – 145 30 – 130 45 – 80 70 – 80 65 – 80 19 Berbagai unit (terpaket) Siklus Rankine Organik 20