Uploaded by User35735

Portofolio Iship obgyn

advertisement
BORANG PORTOFOLIO INTERNSHIP
Abortus Inkomplit
DISUSUN OLEH :
dr. Suryani Sudirman
PEMBIMBING :
Dr. Hj. Nurhidayati M.Kes
RSUD MASSENREMPULU
KABUPATEN ENREKANG
SULAWESI SELATAN
2016-2017
Borang Portofolio
No. ID dan Nama Peserta :
dr. Suryani Sudirman
Perawatan Nifas RSUD Masserempulu Kab.
No. ID dan Nama Wahana :
Topik :
Enrekang
Abortus Inkomplit
Tanggal (kasus) :
05 April 2017
Nama Pasien :
Ny. D
Tanggal Presentasi :
Tempat Presentasi :
No. RM :
081099
Pendamping :
dr. Hj. Nurhidayati M.kes
Ruang Pertemuan RSUD Masserempulu Enrekang
Anggota komite medik dan dokter internship RSUD
Objektif Presentasi :
Masserempulu Enrekang
□ Keilmuan
□ Keterampilan
□ Penyegaran
□ Tinjauan Pustaka
□ Diagnostik
□ Manajemen
□ Masalah
□ Istimewa
□ Neonatus
□ Bayi
□ Anak
□ Remaja
□ Dewasa
□ Lansia
□ Bumil
Wanita 22 tahun dirawat di perawatan nifas RSUD Masserempulu Enrekang dengan
□ Deskripsi :
keluhan keluar darah dari kemaluan disertai nyeri pada perut bagian bawah sejak 12
jam yang lalu SMRS.
Menegakkan diagnosis dan memberikan penanganan terhadap pasien dan
□ Tujuan :
menentukan prognosis pasien
Bahan
□ Tinjauan Pustaka
Bahasan :
Cara
Membahas :
Data
Pasien :
□ Diskusi
□ Riset
□ Presentasi dan Diskusi
Nama : Ny. D
Nama Klinik : RSUD Massenrempulu
□ Audit
□ Kasus
□ E-mail
□ Pos
No. Registrasi : 081099
Telp :
Terdaftar sejak :
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
Abortus inkomplit/ perempuan usia 22 tahun di rawat di perawatan nifas RSUD
Masserempulu Kab. Enrekang dengan keluhan keluar darah dari kemaluan disertai nyeri
pada perut bagian bawah sejak 12 jam yang lalu SMRS, nyeri dirasakan hilang timbul.
Sebelumnya sempat keluar flek-flek dari kemaluan sejak 2 minggu SMRS. Nyeri semakin
hebat pada daerah sekitar kemaluan dan keluar darah berwarna merah segar dan bergumpalgumpal sejak tadi siang. Pasien tidak mengalami demam, tidak ada riwayat trauma
sebelumnya. Dari riwayat menstruasi pasien, diketahui bahwa pasien tidak mengalami
menstruasi sejak 3 bulan terakhir. Riwayat haid terakhir tanggal 2 januari 2017. Pasien telah
melakukan tes kemilan sebelumnya dan hasilnya adalah (+)
2. Riwayat Pengobatan : Pasien belum perna mengkonsumsi obat sebelumnya.
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit : Pasien sebelumnya tidak perna mengalami keguguran.
Pasien memilik 1 anak laki-laki melalui partus spontan pervaginam dibantu oleh bidan pada
tahun 2016.
Riwayat haid
HPHT
: 02/01/2017
TTP
: 09/10/2017
ANC
: Tidak perna dilakukan
Menarche
: 12 tahun
Siklus
: 28 hari
Lama Haid : 5-7 hari
Nyeri Haid : Riwayat persalinan
1. 14/07/2016 melahirkan dengan spontan pervaginam, bayi laki-laki, BBL 3100 gr, PB
50cm, ditolong oleh bidan
2. Kehamilan sekarang
Riwayat pernikahan
Menikah pada usia 20 tahun, sudah menikah selama 2 tahun.
Riwayat Kontrasepsi
Riwayat menggunakan kontrasepsi pil
Riwayat Operasi
Tidak dijumpai
4. Riwayat Keluarga : 5. Riwayat Pekerjaan : Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik : Pasien tinggal bertiga bersama suami dan 1 orang
anak.
7. Lain-lain : Daftar Pustaka :
1. Affandi B, Ardiaanz G, Widohariadi, dkk. Paket Pelatihan Klinik: Asuhan Pasca Keguguran,
Edisi Kedua. Jakarta: JNPK-KR/POGI, 2 002. Hal 2-1 s.d 2-9.
2. Hanretty KP. Vaginal Bleeding in Pregnancy. In Obstetrics Illustrated, 6th Edition. London:
Churchill-Livingstone, 2010[e-book].
3. Prawirohardjo,S Abortus Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. 2006. Hal 302-304, 309-310.
Hasil Pembelajaran :
1. Menegakkan diagnosis abortus inkomplit
2. Mengetahui penatalaksanaan abortus inkomplit
3. Mampu menjelaskan pada pasien dan keluarga pasien tentang penyakit mulai dari gejala
hingga pencegahan
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1. Subjektif :

Keluhan Utama: Keluar darah dari kemaluan .

Disertai nyeri perut bagian bawah sejak 12 jam SMRS di rasakan hilang timbul.

Sebelumnya keluar flek-flek dari kemaluan sejak 2 minggu SMRS.

Nyeri semakin hebat pada daerah sekitar kemaluan dan keluar darah berwarna merah segar
dan bergumpal-gumpal sejak tadi siang

Dari riwayat menstruasi pasien, diketahui bahwa pasien tidak mengalami menstruasi sejak 3
bulan terakhir

Nafsu makan berkurang.

BAB biasa.

BAK tidak ada kelainan.
2. Objektif :
Kesan Umum :
Compos mentis, tampak sakit sedang dan lemas, tidak anemis dan ikterik.
Tanda Vital :
Tekanan darah : 120/80 mmhg
Denyut Jantung : 88x/i
Pernapasan : 20 x/i
Suhu : 36,6 C
Status Generalis

Kepala
Normochepal, rambut hitam terdistribusi merata, tidak mudah dicabut, kulit kepala tidak
ada kelainan.
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema palpebra (-/-), refleks cahaya
(+/+), pupil isokor.
Hidung : Pernapasan cuping hidung (-), septum deviasi (-), skret (-)
Telinga : Normotia, tidak tampak discharge pada kedua liang telinga.
Mulut : Tidak Sianosis, tidak trismus, tidak tampak stomatitis, mukosa faring tidak
hiperemis, bibir tidak kering, tonsil T1-T1 tenang.


Leher
 Bentuk
: Simetris
 Trakhea
: Ditengah, tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid
 KGB
: Tidak teraba adanya pembesaran
 JVP
: Tidak meningkat
Thorax
Paru
Inspeksi
: Simetris dalam keadaan statis maupun dinamis, tidak tampak
retraksi pada subcostal dan intercostalis.
Palpasi
: Turgor kulit normal
Vokal fremitus taktil hemitoraks kanan = kiri
Tidak teraba pembesaran KGB axilla dan supraclavicular
Perkusi
: Sonor pada kedua lapang paru kanan dan kiri.
Auskultasi
: Suara nafas bronkovesikuler, tidak terdengar suara nafas tambahan,
tidak
terdengar Ronkhi basah, wheezing pada kedua lapang paru kanan dan kiri.
Jantung
Inspeksi
: Pulsasi ictus cordis tidak tampak
Palpasi
: Ictus cordis teraba pada ICS 5 linea mid clavicularis sinistra
Perkusi
: Batas atas
 ICS 3 linea parasternalis sinistra
Batas kanan  ICS 5 linea sternalis dextra
Batas kiri
Auskultasi
 ICS 5 linea midclavicularis sinistra
: Bunyi jantung I-II regular, tidak terdengar bunyi murmur dan
gallop.

Abdomen
Inspeksi
: Tampak datar
Palpasi
: Nyeri tekan (+) pada regio suprapubic, hepar dan limfa tidak teraba.
Perkusi
: Timpani
Auskultasi
: Bising usus normal

Tulang Belakang
Tidak ada spina bifida, tidak ada meningocele

Genitalia
Tampak sedikit bercak darah pada kemaluan dan pembalut yang dipakai

Anorektal
Tidak dilakukan pemeriksaan.

Ekstremitas :
Akral hangat, CRT<2 detik, piting edema tungkai (-/-)

Status Obstetri
Abdomen : Tidak teraba massa, nyeri tekan(+) daerah suprapubik
Leopold I : TFU tidak teraba
Leopold II : Tidak dapat dinilai
Leopold III : Tidak dapat dinilai
Leopold IV : Tidak dapat dinilai
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium 5 April 2017
Darah lengkap
Hemoglobin : 13,4gr%
Leukosit
: 12.000 /mm3
Eritrosit
: 5,06juta/mm3
Trombosit
: 545.000/mm3
Hematokrit : 84,1%
GDS
: 80mg/dl
HbsAg
: Negatif
CT
: 7 menit
BT
: 2 menit
USG 5 April 2017
Kesan : abortus inkomplit
3. Assesment (penalaran klinis) :
Dasar Teori
Abortus didefinisikan sebagai ancaman/pengeluaran hasil konsepsi atau terminasi kehamilan
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
Abortus dapat dibagi atas dua golongan yaitu abortus spontan yaitu terjadinya dengan
sendirinya tanpa disengaja. Dan abortus provokatus adalah abortus yang disengaja, baik dengan
memakai obat-obatan maupun dengan alat-alat.
Dan menurut gambaran klinisnya abortus dibedakan atas :
-
Abortus imminens yaiut abortus tingkat permulaan, dimana terjadi perdarahan pervagina,
ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.
-
Abortus insipiens yaitu abortus yang sedang mengancam dimana serviks telah mendatar
dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri.
-
Abortus inkomplit yaitu pengeluaran hasil konsepsi dengan masih terdapat sisa hasil
konsepsi tertinggal dalam uterus. Pada anamnesis pasien akan mengeluhkan perdarahan
berupa darah segar mengalir terutama pada trimester pertama dan ada riwayat keluar
jaringan dari jalan lahir.
-
Abortus komplit yaitu keadaan dimana semua hasil konsepsi telah dikeluarkan. Pada
penderita terjadi perdarahan yang sedikit, ostiumuteri telah menutup dan uterus mulai
mengecil. Perdarahaan biasanya tinggal bercak-bercak.
-
Missed Abortus adalah abortus dimana fetus atau embrio telah meninggal dalam
kandungan sebelum kehamilan 20 minggu, akan tetapi hasil konsepsi seluruhnya masih
tertahan dalam kandungan selama 6 minggu atau lebih
-
Abortus habitualis adalah keadaan terjadinya abortus tiga kali berturut-turut atau lebih.
Mekanisme awal terjadinya abortus adalah lepasnya sebagian atau seluruh bagian embrio
akibat adanya perdarahan minimal pada desidua yang menyebabkan nekrosis jaringan. Kegagalan
fungsi plasenta yang terjadi akibat perdarahan subdesidua terebut menyebabkan terjadinya kontraksi
uterus dan mengawali adanya proses abortus.karena hasil konsepsi tersebut terlepas dapat menjadi
benda asing dalam uterus yang menyebabkan uterus kontrksi dan mengeluarkan isinya.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, embrio rusak atau cacat yang masih terbungkus
dengan sebagian desidua dan vili chorialis cenderung dikeluarkan secara in toto, meskipun sebagian
dari hasil konsepsi masih tertahan dalam cavum uteri atau kanalis servikalis. Perdarahan pervaginam
terjadi saat proses pengeluara hasil konsepsi. Pada kehamilan 8-14 minggu biasanya diawali dengan
pecahnya selaput ketuban dan diikuti dengan pengeluaran janin yang cacat namum plasenta masih
tertinggal dalam cavum uteri. Jenis ini sering menimbulkan perdarahan pervaginam banyak. Pada
kehamilan 14-22 minggu, janin biasanya sudah dikeluarkan dan diikuti dengan keluarnya plasenta
beberapa saat kemudian. Kadang-kadang plasenta
masih tertinggal dalam uterus sehingga
menimbulkan gangguan kontraksi uterus dan terjadi perdarahan pervaginam yang banyak.
Perdarahan pervaginam umumnya lebih sedikit namun rasa sakit lebih menonjol.
Pada abortus hasil hasil konsepsi yang dikeluarkan terdapat dalam berbagai bentuk yaitu
kantong amnion kosong, di dalam kantong amnion terdapat benda kecil yang bentuknya masih
belum jelas (blighted ovum), atau janin telah mati lama. Plasenta tidak adekuat sehingga sel
tropoblas gagal masuk ke dalam arteri spiralis. Akibatnya, terjadi perdarahan darah prematur dari
ibu ke anak.
Manifestasi Klinis
Gejala abortus inkomplit berupa amenore, nyeri perut, dan perdarahan biasa sedikit atau
banyak dan biasanya berupa stolsel, sudah keluar fetus atau jaringan. Pada pemeriksaan dalam untuk
abortus yang baru saja terjadi serviks terbuka, kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam
kanalis servikalis atau kavum uteri, serta uterus yang berukuran lebih kecil dari seharusnya.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan abdomen fundus uteri tidak teraba, terdapat nyeri tekan pada daerah sperut
bawah dan tidak ada massa. Pada pemeriksaan inspekulo, sisa hasil konsepsi ditemukan di dalam
uterus, dapat juga menonjol keluar, atau didapatkan diliang vagina. Pada pemeriksaan vagina
toucher didapatkan adanya fluksus, ostium uteri eksternum (OUE) membuka dan teraba jaringan
Diagnosis
Diagnosis abortus inkomplit ditegakka berdasarkan gambaran klinis melalui anamnesis dan hasil
pemeriksaan fisik, setelah menyingkirkan kemungkinan diagnosis banding lain, serta dilengkapi
dengan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik mengenai status ginekologis meliputi
pemeriksaan abdomen, inspekulo, dan vaginal toucher. Pemeriksaan penunjang berupa USG akan
menunjukkan adanya sisa jaringan.
Diagnosis banding

Abortus iminens dalam hal ini keluarnya fetus masi dapat dipertahankan dengan
memberikan obat-obat hormonal dan antispasmodic serta istirahat.

Kehamilan ektopik tuba adalah kehamilan ovum yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh
di tempat yang tidak normal.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan abortus inkomplit memperbaiki keadaan umum, bila perdarahan banyak dapat
dilakukan pemberian cairan dan transfusi. Penatalaksanaan abortus spontan dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik pembedahan dapat dilakukan dengan pengosongan isi uterus baik dengan cara
kuretase maupun vakum aspirasi.
Teknik kuretase dengan penyedotan (aspirasi vakum) sangat bermanfaat untuk mengosongkan
uterus, dilakukan dengan menyedotisi uterus menggunakan kanula yang terbuat dari bahan plastic
atau metal dengan tekanan negatif. Aspirasi vakum merupakan prosedur pilihan yang lebih aman
jika dibandingkan dengan teknik kuretase tajam, digunakan pada kehamilan kurang dari 12 minggu
dapat dilakukan hanya atau tanpa analgesia lokal.
Komplikasi
Komplikasi dari abortus inkomplit yang tidak ditangani dengan baik dapt mengakibatkan syok
akibat perdarahab hebat dan terjadinya infeksi akibat retensi sisa hasil konsepsi yang lama di dalam
uterus. Berbagai kemungkinan komplikasi tindakan kuretase dapat terjadi, seperti perforasi uterus,
laserasi serviks, perdarahan, evakuasi jaringan sisa yang tidak lengkap dan infeksi. Komplikasi ini
meningkat pada umur kehamilan setelah trimester pertama.
Prognosis
Kecuali pada inkompetensi serviks, angka kesembuhan yang terlihat setelah mengalami tiga kali
abortus spontan akan berkisar antara 70 dan 85% tanpa tergantung pada pengobatan yang dilakukan.
Abortus inkomplit yang di evakuasi lebih dini tanpa disertai infeksi memberikan prognosis yang
baik terhadap ibu.
4. Plan :
Diagnosis : Abortus inkomplit
Rencana Tindakan : Kuretase
Pengobatan :
-
IVFD RL 20 tts/menit
-
Cefadroxyl 500mg 2x1
-
Parecetamol 500mg 3x1
-
Metil ergometrin 3x1
-
SF 1x1
Pendidikan :
Kepada pasien dan keluarganya dijelaskan penyebab timbulnya abortus serta prognosisnya.
Evaluasi penyebab, diperlukan untuk mengetahui penyebab terjadinya abortus pada pasien.
Bila karena infeksi dapat ditangani secara dini untuk mencegah terjadinya abortus
berikutnya. Edukasi agar pasien rutin kontrol memeriksakan kesehatan dan kandungan pada
tenaga medis.
Konsultasi :
Telah dilakukan konsultasi kepada dokter ahli kandungan
Kontrol :
Kegiatan
Periode
Hasil yang Diharapkan
Kontrol post-kurtase
Tiga hari setelah pulang dari
rumah sakit dan jika
diperlukan kunjungan lagi
tiga hari berikutnya
Hasil sesuai yang diharapkan dan
tidak ada komplikasi yang timbul
Nasihat
Setiap kali kunjungan
Menghindari komplikasi
Enrekang,
Peserta
dr. Suryani Sudirman
Pendamping
dr. Hj. Nurhidayati M.kes
Download