Uploaded by User24757

424 p3 1,2,3

advertisement
BIOINDUSTRI:
Kinetika Pertumbuhan Mikroba
Nimas Mayang Sabrina S, STP, MP
Lab. Bioindustri, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya
Email : [email protected]
1. PENDAHULUAN
- Pengantar
- Tujuan
- Definisi
3. KINETIKA PERTUMBUHAN
MIKROBA
4. PERHITUNGAN MIKROBA
2. PERTUMBUHAN MIKROBA
MODUL
7
Minggu 7
1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Penguasaan materi dalam modul ini, yang dirancang sebagai
landasan dasar Bioindustri, akan dapat
Mengetahui dan mengenal perhitungan sel mikrobia, kinetika dan
pertumbuhan mikrobia.
SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT
(SPEED)
1.1 Pengantar
Sebagai makhluk hidup, mikroba
mempunyai satu ciri penting, yaitu
tumbuh dan berkembang biak.
Seperti layaknya makhluk hidup
yang lain, bakteri mempunyai
suatu siklus hidup, mulai dari
pertumbuhan, masa stasioner
sampai akhirnya mencapai
tahapan kematian.
Pengetahuan mengenai kinetika
pertumbuhan mikroba penting
untuk diketahui dalam rangka penggunaan agen mikroba dalam
dunia bioindustri. Dalam modul ini akan dipelajari mengenai
pertumbuhan mikroba, kurva pertumbuhan dan perhitungan
mikroba. Dengan diketahuinya pengetahuan mengenai
pertumbuhan mikroba ini diharapkan akan dapat mengoptimalkan
penggunaan mikroba dalam dunia bioindustri.
Bioindustri / Kinetika Pertumbuhan
Brawijaya University
2012
1.3 Definisi
Persamaan yang menunjukkan laju pertumbuhan mikroorganisme dan laju produksi
produk serta beberapa faktor yang berpengaruh
Contoh : kinetika pertumbuhan mikroorganisme dan laju penghasilan produk
2. PERTUMBUHAN MIKROBA
2.1 Pembelahan Biner
Sebagian besar bakteri tumbuh melalui suatu mekanisme yang disebut dengan
pembelahan biner. Dalam pembelahan biner, bakteri membelah menjadi dua sel yang
identik, yang kemudian membelah lagi menjadi empat, delapan, enam belas, tiga puluh
dua dan seterusnya, seperti yang terlihat pada Gambar.
Proses pembelahan biner tersebut adalah sebagai berikut:
 Sel induk membesar dan menduplikasi DNA
 Sekat sel membagi isi sel menjadi 2 bagian
 Hasil akhir menjadi 2 anakan sel identik
Waktu yang diperlukan untuk membelah diri disebut waktu generasi. Waktu generasi
berbeda pada satu spesies dengan spesies yang lain. Seperti contohnya Escheria coli
yang dapat membelah hanya dalam waktu 20 menit, akan tetapi Mycobacterium spp
baru dapat membelah dalam waktu berjam-jam. Waktu generasi dalam suatu spesies
tidak selalu tetap karena bergantung terhadap berbagai faktor antara lain medium,
spesies dan umur bakteri.
3. KINETIKA PERTUMBUHAN MIKROBA
3.1 Kurva Pertumbuhan
Pertumbuhan bakteri dibagi menjadi empat tahapan yaitu fase lag, fase log, fase
stasioner dan kematian seperti dapat dilihat pada gambar.
 Fase Lag
Pada fase log, jumlah sel hanya sedikit. Pada fase ini mikroba mulai menyesuaikan
diri dengan lingkungan baru. Beberapa enzim dan zat perantara dibentuk sehingga
Page 2 of 8
Bioindustri / Kinetika Pertumbuhan
Brawijaya University
2012
keadaannya memungkinkan terjadinya pertumbuhan lebih lanjut. Ukuran sel mulai
membesar tetapi belum membelah diri.




Fase Pertumbuhan yang Dipercepat
Bakteri sudah mulai membelah diri, tetapi waktu generasinya masih panjang. Fase
pertumbuhan yang dipercepat bersama-sama dengan fase permulaan sering disebut
lag phase atau phase of adjustment.
Fase Pertumbuhan Logaritma
Dalam jangka waktu tertentu, mikroba akan mengalami peningkatan dalam hal
ukuran tertentu dan setelah periode waktu tertentu biomas tersebut menjadi dua
kali lipat. Dapat dilihat pada gambar bahwa pada fase log atau terkadang dikenal
dengan fase eksponensial, jumlah sel yang ada dalam kultur mengalami kenaikan
jumlah yang pesat. Waktu generasi pada fase ini berlangsung pendek dan konstan.
Metabolisme pada fase ini berlangsung paling pesat, jadi sintesis bahan sel sangat
cepat dan konstan. Keadaan ini berlangsung terus sampai salah satu atau beberapa
nutrien habis atau telah terjadi penimbunan atas hasil metabolisme yang bersifat
racun yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan.
Fase Stationer yang Maksimum
Mikroba pada fase stasioner, jumlah mikroba cenderung stabil, dengan sedikit
kematian. Adanya penurunan kandungan nutrisi dan meningkatnya penimbunan
zat-zat racun zat-zat racun yang menghambat kecepatan pembelahan menjadi
semakin meningkat. Oleh karena itu bakteri yang mati juga meningkat. Pada fase
ini jumlah bakteri yang dihasilkan sama dengan jumlah bakteri yang mati sehingga
jumlah bakteri yang hidup menjadi konstan.
Fase Kematian yang Dipercepat dan Fase Kematian Logaritma
Kedua fase ini biasanya dikenal dengan fase menurun. Pada fase ini kecepatan
kematian semakin meningkat sedang kecepatan pembelahan menjadi nol. Setelah
sampai ke fase kematian, logaritma kecepatan kematian mencapai maksimal dan
jumlah sel menurun dengan cepat.
Page 3 of 8
Bioindustri / Kinetika Pertumbuhan
Brawijaya University
2012
3.2. Laju Pertumbuhan Spesifik
Laju pertumbuhan spesifik (μ) adalah laju pertumbuhan yang ditunjukkan pada
setiap fase pertumbuhan bakateri. Pembagian masing-masing fase tersebut dapat dilihat
pada gambar. Laju pertumbuhan dapat dihitung dengan menggunakan formula:
dx
F
 μX  X  αX
dt
V
Keterangan :
F = laju alir
V = volume kultur
 = laju kematian spesifik
Akumulasi sel = pertumbuhan – pengeluaran – sel yang mati
Sedangkan untuk kultur batch, formula penghitungan laju pertumbuhan spesifik dapat
dihitung dengan persamaan berikut:
F
X  0 dan α  μ
V
dX
1 dX
 μX  μ 
dt
X dt
Laju Penggunaan Substrat
Akumulasi Substrat = substrat masuk – substrat yang dikonsumsi untuk pertumbuhan –
substrat yang dikonsumsi untuk sintesis produk – substrat yang dikonsumsi untuk
perawatan – substrat keluar
Secara lebih lengkap, laju penggunaan substrat dinyatakan dalam persamaan berikut ini:
dS F
μX q p X
F
 S0 

 mX  S
dt V
Yx
Yp
V
s
s
Page 4 of 8
Bioindustri / Kinetika Pertumbuhan
Brawijaya University
2012
Keterangan:
F = Laju alir (l/jam)
V = Volume kultur (l)
So = [substrat yang masuk] (g/l)
Yx/s = koefisien rendemen biomassa =
gram sel yang dibentuk
gram substrat yang dikonsumsi
Yp/s = koefisien rendemen produk =
gram produk yang dibentuk
gram substrat yang dikonsumsi
μ= laju pertumbuhan spesifik
qp = laju pembentukan produk spesifik
m= koefisien pemeliharaan =
gram produk yang dibentuk
gram substrat yang dikonsumsi
Laju penggunaan substrat pada kultur batch
qs 
1 dS
X dt
4. PERHITUNGAN MIKROBA
Secara umum terdapat dua macam metode perhitungan mikroba, yaitu metode
langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung meliputi penggunaan mikroskop,
viable plate count, filtrasi membran dan most probable number (angka paling mungkin),
sedangkan metode secara tidak langsung dapat dilakukan dengan metode turbidity dan
dry weight determination (perhitungan berdasarkan berat kering).
 Metode langsung:
(a) Mikroskopik
Ilustrasi metode mikroskopik dapat dilihat pada gambar di bawah:
Metode perhitungan sel secara langsung menghitung sel yang hidup dan mati
secara total pada sebuah slide khusus dengan petak pengukuran.
(b) Viable plate count (perhitungan mikroba hidup pada lempeng)
Terkadang jumlah bakteri pada sampel yang ada terlalu besar untuk dihitung
secara langsung. Salah satu teknik yang banyak digunakan untuk menentukan
jumlah sel adalah dengan menggunakan viable plate count. Sampel yang akan
dihitung pertama-tama diencerkan dalam sebuah larutan yang tidak akan
Page 5 of 8
Bioindustri / Kinetika Pertumbuhan
Brawijaya University
2012
membahayakan mikroba namun sebaliknya juga tidak mendukung pertumbuhan
mikroba tersebut (sehingga mikroba tidak akan tumbuh selama masa analisa).
Pada kebanyakan kasus volume dari larutan (atau bagian dari padatan) dari
sampel pertama kali diencerkan 10 kali pada larutan buffer dan dicampur secara
sempurna. Pada kebanyakan kasus, sebuah porsi 0,1-1,0 ml pada pengenceran
pertama kemudian diencerkan lebih lanjut sebanyak 10 kali, sehingga total
pengencerannya adalah 100 kali. Proses ini diulangi kembali sampai
konsentrasinya yang diperkirakan menjadi 1000 sel per ml tercapai. Pada teknik
sebarang pada cawan petri beberapa pengenceran tertinggi (kerapatan bakteri
terendah) kemudian diambil dan disebar tangkai gelas steril pada sebuah
medium padat yang akan membantu mikroba untuk tumbuh. Perlu dipastikan
bahwa cairan disebar akan terendam pada akar. Hal ini dilakukan agar mencegah
tersisanya cairan pada permukaan yang menyebabkan koloni menumpuk menjadi
satu.
Metode kedua untuk menghitung bakteri hidup adalah teknik penuangan pada
cawan petri, yang terdiri dari satu bagian larutan dengan agar cair dan menuang
campuran pada cawan petri. Pada setiap kasus, pengenceran sampel sudah
cukup tinggi sehingga sel tunggal tersimpan dalam agar dan hal tersebut
memberikan peningkatan pada koloni. Dengan menghitung setiap koloni, jumlah
total dari unit koloni yang terbentuk/colony forming units (CFUs) pada cawan
ditentukan. Dengan mengalikan perhitungan ini dengan total pengenceran
larutan, maka dimungkinkan untuk menghitung jumlah total CFUs pada sampel
sebenarnya. Gambar mengenai pengenceran tersebut dapat dilihat pada gambar
berikut:
Page 6 of 8
Bioindustri / Kinetika Pertumbuhan
Brawijaya University
2012
(c) Most probable number (Angka yang Paling Mungkin)
MPN adalah suatu teknik penghitungan mikroorganisme yang menggunakan data
dari hasil pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair spesifik dalam seri tabung
yang ditanam dari sampel padat atau cair yang ditanam berdasarkan jumlah sampel
atau diencerkan menurut tingkat seri tabungnya sehingga dihasilkan kisaran jumlah
mikroorganisme yang diuji dalam nilai MPN/satuan volume atau massa sampel.
Contoh:
Data yang didapat adalah 3 tabung positif dari pengenceran 1/10, 2 tabung positif
dari pengenceran 1/100 dan 1 tabung positif dari pengenceran 1/1000. Lalu
dicocokkan dengan tabel menghasilkan nilai 150 MPN/gram.
 Metode Tidak Langsung
(a) Turbidity (Kekeruhan)
Pengukuran kekeruhan memerlukan beberapa alat untuk menentukan jumlah
dari cahaya yang dipencarkan oleh sebuah suspensi sel. Partikel kecil seperti bakteri
dapat menghamburkan cahaya sesuai dengan jumlahnya. Kekeruhan atau kerapatan
optikal dari suspensi sel berhubungan secara langsung dengan massa sel atau
jumlah sel, setelah pembuatan dan kalibrasi kurva standar. Metode ini sederhana
dan tidak merusak sel, akan tetapi sensitifitasnya terbatas pada sekitar 107 sel per ml
untuk kebanyakan bakteri. Prinsip kerja dari turbiditas tersebut dapat dilihat pada
gambar.
(b)
Penentuan berat kering
Metode lain yang dapat dipakai adalah metode perhitungan berat kering bakteri.
Salah satu cara yang digunakan adalah dengan pengukuran volatile suspended solid
(VSS)
Page 7 of 8
Bioindustri / Kinetika Pertumbuhan
Brawijaya University
2012
REFERENSI
Anonymous. 2012. Viable Plate Count.
http://inst.bact.wisc.edu/inst/index.php?module=book&func=displayarticle&art_id
=106. Diakses pada 20 Juli 2012
E. Indra Pradika. 2011. Metode MPN (Most Probable Number) atau APM (Angka
Paling Mungkin). http://ekmon-saurus.blogspot.com/2011/03/metode-mpnmost-probable-number-atau.html. Diakses pada 20 Juli 2012
Suharto, Ign. 1995. Bioteknologi dalam Dunia Industri. Andi offset, Yogyakarta.
Todar, Kenneth. 2012. The Growth of Bacterial Populations.
http://textbookofbacteriology.net/growth.html . Diakses pada 20 Juli 2012
PROPAGASI
A. Latihan dan Diskusi (Propagasi vertical dan Horizontal)
1. Menurutmu, metode mana yang paling efektif untuk digunakan dalam
perhitungan bakteri?
B. Pertanyaan (Evaluasi mandiri)
1.Sebutkan fase-fase dalam pertumbuhan bakteri!
2. Mengapa mulai ada sedikit dari jumlah bakteri yang mati pada fase stasioner?
3. Apa yang dimaksud dengan turbidity?
4. Apa yang dimaksud dengan MPN?
5. Mengapa turbidity dapat digunakan untuk menghitung bakteri?
C. QUIZ
1. Jelaskan ruang lingkup bioindustri!
2. Apakah perbedaan antara kapang dan khamir?
3. Jelaskan contoh bioindustri yang melibatkan peran bakteri!
4. Jelaskan mengenai urutan fase pertumbuhan bakteri!
5. Bagaimana mekanisme pelaksanaan perhitungan bakteri dengan menggunakan most
probable number atau angka yang paling mungkin?
Page 8 of 8
Download