Analisa modul 1 Pengukuran pertama kita menggunakan sistem 1 fasa baik pada beban lampu pijar maupun beban lampu ballast, kita akan mengukur arus, tegangan, daya aktif, daya reaktif, faktor daya dan energi. Beban lampu pijar yang digunakan adalah 150 watt. Sebagai sumber penaik tegangan kita menggunakan satu unit transformator yang dapat menaikkan tegangan dari 180 volt hingga 220 volt. Alat yang digunakan untuk mengukur dan membaca data hasil pengukuran kita menggunakan tangmeter. Kita melakukan pengukuran dengan mulai menaikkan pada slide transformator dengan besar tegangan kelipatan 10 dari 180 volt hingga 220 volt. Pada data pengamatan dapat kita amati bahwa semakin tegangannya dinaikkan maka arusnya juga akan semakin besar sedangkan pada lampu ballast juga sama ketika tegangan dinaikkan maka arusnya akan semakin besar maka beban lampu akan semakin memancarkan cahaya hinggah sangat terang. Hal ini menandakan bahwa tegangan dan arus berbanding lurus serta sifat lampu yang semakin panas akan semakin memancarkan cahaya yang terang. Konsep dasar dari sebuah lampu adalah salah satu bentuk pemanfaatan radiasi elektromagnetik yang dihasilkan dari transfer energi fisik maupun kimiawi yang terjadi pada saat lampu menyala. Energi elektromagnetik tidak semuanya dapat terlihat oleh mata telanjang hanya gelombang rentang antara 380 nm sampai dengan 750 nm yang dapat dengan mudah diubah menjdi terlihat oleh manusia. Gelombang itulah yang selanjutnya merupakan cahaya yang dihasilkan oleh lampu. Modul 2 Untuk pengukuran selanjutnya yaitu pada sistem 3 fasa 4 kawat, masih sama seperti pengukuran pada modul sebelumnya yaitu pengukuran arus, tegangan, daya aktif, daya reaktif, faktor daya dan energi namun dengan parameter-parameter yang jauh lebih lengkap lagi. Untuk mengukur arus adalah clamp meter dikalungkan pada kabel fasa atau netral yang akan diukur, pengukuran dengan cara ini disebut dengan cara seri, untuk tegangan dilakukan pengukuran paralel yaitu clam meter di probe, sementara dengan cara seri-paralel yaitu clamp meter dikalungkan dan diprobe. Berdasarkan data pada tabel pengamatan dapat dilihat bahwa pada tabel beban seimbang ketika digunakan beban lampu pijar yang bersifat linier maka tidak terdapat arus pada kawat netral. Karena jika semua beban bersifat linier dan dalam kondisi seimbang, maka arus pada kawat netral akan sama dengan nol. Arus hanya akan mengalir pada kawat netral jika beban yang digunakan tidak seimbang. Namun apabila digunakan beban non linier seperti lampu ballast maka akan ada sirkulasi arus dipenghantar netral meskipun beban dalam keadaan seimbang. Hal-hal yang dapat mempengaruhi adanya arus penghantar netral adalah adanya gabugan antara arus pada tiap-tiap fasanya, sehingga menyebabkan arus pada penghantar netral lebih besar dibanding arus tiap fasanya, lalu adanya frekuensi yang berbeda. Hal lain yang juga dapat mempengaruhi adalah adanya beban non linier atau beban yang tidak seimbang. Dengan beban yang relatif seimbang, arus pada penghantar netral pada lampu ballast lebih besar daripada arus di penghantar netral pada lampu pijar dikarenakan lampu ballast merupakan beban non linier atau beban tidak seimbang dimana didalam lampu ballast terdapat tiga komponen R (resistor), L (induktor), dan C (kapasitor), sedangkan pada lampu pijar terdapat hanya 1 komponen yaitu R (resistor) saja, karakteristik gelombang keluaran dari lampu ballast tidak seimbang dengan tegangan disetiap setengah siklus, sehingga arus dan tegangannya tidak sama dengan masukannya, akhirnya arus beban yang tidak sama tadi dialirkan ke penghantar netral. Beberapa hal yang dapat meyebabkan terjadinya kesalahan dalam pengukuran adalah kondisi alat ukur yang digunakan tidak dalam kondisi baik, sensitivitas dari alat ukur kurang baik untuk digunakan, dan juga ketidaktelitian praktikan pada saat melakukan pengukuran menggunakan alat ukur. Modul 3