1. Teori Klasik Pemikiran kaum klasik telah membawa perubahan besar dalam bidang ekonomi. Salah satu hasil pemikiran kaum klasik telah mempelopori pemikiran sistem perekonomian liberal. Dalam pemikiran kaum klasik bahwa perekonomian secara makro akan tumbuh dan berkembang apabila perekonomian diserahkan kepada pasar. Peran pemerintah terbatas kepada masalah penegakan hukum, menjaga keamanan dan pembangunan infrastruktur. a. Theory of Absolute Advantage Teori yang dikembangkan oleh Adam Smith ini dikenal sebagai teori absolut cost advantage. Dalam teori ini dianggap hanya ada dua negara saja yang berdagang satu sama lain dan ada dua komoditi yang bisa dihasilkan di kedua negara tersebut. Teori ini lebih mendasarkan pada besaran (variable) riil bukan moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variable riil seperti misalnya nilai sesuatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut (labor theory of value). teori ini mempunyai dua manfaat : · Pertama, memungkinkan kita dengan secara sederhana menjelaskan tentang spesialisasi dan keuntungan dari pertukaran. · Kedua, meskipun pada teori – teori berikutnya (teori modern) kita tidak menggunakan teori nilai tenaga kerja namun prinsip teori ini tetap tidak bisa ditinggalkan. Masing – masing negara yang melakukan perdagangan internasional akan didorong untuk melakukan spesialisasi dalam produksi barang – barang yang mempunyai keuntungan mutlak. Yang dimaksud keuntungan mutlak (absolute advantage) adalah keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang – barang tersebut. Keuntungan akan diperoleh apabila masing – masing negara mampu menghasilkan barang – barang tertentu dengan jam/hari kerja yang lebih sedikit dibandingkan dengan seandainya barang – barang itu dibuat oleh negara lain. b. Theory of Comparative Advantage David Ricardo (1772 – 1823) seorang tokoh aliran klasik menyatakan bahwa nilai penukaran ada jikalau barang tersebut memiliki nilai kegunaan. Dengan demikian sesuatu barang dapat ditukarkan bilamana barang tersebut dapat digunakan. Seseorang akan membuat sesuatu barang, karena barang itu memiliki nilai guna yang dibutuhkan oleh orang. Bertitik tolak dari kelemahan – kelemahan analisa Adam Smith, Ricardo berusaha untuk memperbaikinya. Ia membagi perdagangan menjadi dua yaitu perdagangan dalam negeri dan perdagangan luar negeri. Menurut Ricardo perdagangan luar negeri tidak mungkin dilakukan atas dasar keuntungan mutlak. Menurut dia dasar tukar barang – barang ditentukan oleh biaya comparatif (comparative cost). Perdagangan antar negara akan timbul apabila masing – masing negara memiliki comparative cost yang terkecil. Selanjutnya David Ricardo juga membuat perbedaan antara barang yang dapat dibuat dan atau diperbanyak sesuai dengan kemauan orang, di lain pihak ada barang yang sifatnya terbatas ataupun barang monopoli (misalnya lukisan dari pelukis ternama, barang kuno, hasil buah anggur yang hanya tumbuh di lereng gunung tertentu dan sebagainya). Dalam hal ini untuk barang yang sifatnya terbatas tersebut nilainya sangat subyektif dan relatif sesuai dengan kerelaan membayar dari para calon pembeli. Sedangkan untuk barang yang dapat ditambah produksinya sesuai dengan keinginan maka nilai penukarannya berdasarkan atas pengorbanan yang diperlukan. David Ricardo mengemukakan bahwa berbagai kesulitan yang timbul dari ajaran nilai kerja : · Perlu diperhatikan adanya kualitas kerja, ada kualitas kerja terdidik dan tidak terdidik, kualitas kerja keahlian dan lain sebagainya. Aliran yang klasik dalam hal ini tidak memperhitungkan jam kerja yang dipergunakan untuk pembuatan barang, tetapi jumlah jam kerja yang biasa dan semestinya diperlukan untuk memproduksi barang. Dari situ maka Carey kemudian mengganti ajaran nilai kerja dengan ”teori biaya reproduksi.” · Kesulitan yang terdapat dalam nilai kerja itu bahwa selain kerja masih banyak lagi jasa produktif yang ikut membantu pembuatan barang itu, harus dihindarkan. Selanjutnya David Ricardo menyatakan bahwa perbandingan antara kerja dan modal yang dipergunakan dalam produksi boleh dikarenakan tetap besarnya dan hanya sedikit sekali perubahan. 2. Teori Modern Hecksher dan Ohlin mengemukakan konsepsinya yang dapat disimpulkan sebagai berikut : · Bahwa perdagangan internasional/antara negara tidak banyak berbeda dan hanya merupakan kelanjutan saja dari perdagangan antar daerah. Perbedaan pokoknya terletak pada masalah jarak. Atas dasar inilah maka Ohlin melepaskan anggapan (yang berasal dari teori klasik) bahwa dalam perdagangan internasional ongkos transport dapat diabaikan. · Bahwa barang – barang yang diperdagangkan antar negara tidaklah didasarkan atas keuntungan alamiah dan keuntungan yang dikembangkan (natural and acquired advantages dari Adam Smith) akan tetapi atas dasar proporsi serta intensitas faktor – faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang – barang itu. Dengan demikian Ohlin menjelaskan bahwa perbedaan harga yang terjadi untuk barang yang sama, di antara dua/lebih negara disebabkan karena perbedaan dalam proporsi serta intensitas faktor – faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang tersebut. Mengapa negara yang satu menggunakan proporsi serta intensitas factor – faktor produksi yang berlainan dengan negara lain untuk membuat barang itu ? Ohlin menyatakan bahwa perbedaan alamiah (perbedaan dalam faktor endowment) yang menyebabkan terjadinya hal itu. Untuk menghasilkan suatu jenis barang tertentu, dibutuhkan faktor – faktor produksi yang jumlahnya masing – masing tidak sama. Misalnya untuk memproduksi beras dibutuhkan relatif lebih banyak faktor tenaga kerja dibandingkan dengan faktor modal. Kebalikannya untuk memproduksi kain tenun dibutuhkan relatif lebih banyak faktor modal daripada faktor tenaga kerja. Faktor yang tersedia dalam jumlah relatif banyak di suatu negara, harganya atau biayanya relatif murah menurut hukum permintaan dan penawaran. Kebalikannya dengan faktor yang tersedia dalam jumlah relatif sedikit, di mana harganya atau biayanya relatif tinggi.