RINGKASAN MODUL 3 MODEL-MODEL BELAJAR DAN RUMPUN MODEL MENGAJAR MODUL 4 PROSEDUR PEMBELAJARAN Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran di SD JURUSAN BI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD) UNIVERSITAS TERBUKA 1 MODEL-MODEL BELAJAR DAN RUMPUN MODEL MENGAJAR (Modul 3) A. MODEL-MODEL BELAJAR Dalam modul 3 ini terdapat 4 model belajar, yaitu kolaboratif, kuantum, kooperatif dan tematik. 1. Belajar Kolaboratif (Collaborative Learning) Dua orang atau lebih bekerja bersama , memecahkan bersama untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini terdapat 2 unsur terpenting yaitu: a. Adanya tujuan yang sama Orang yang bekerja bersama harusnya memiliki tujuan yang sama. Setiap orang mengemukakan ide dan saling menanggapi, yang pada akhirnya dapat mengembangkan pengetahuan bersama maupun pengetahuan masing-masing individu. b. Ketergantungan yang positif Setiap anggota kelompok hanya dapat berhasil mencapai tujuan apabila seluruh anggota bekerja sama, sehingga ketergantungan individu sangat tinggi. Untuk meminimalis ketergantungan individu dapat dibantu dengan : 1. Beri peran khusus setiap anggota kelompok, untuk memainkan peran sebagai pengamat, pengklarifikasi, perekam dan pendorong. Sehingga setiap anggota berkontribusi. 2. Bagilah tugas menjadi sub-sub tugas yang diperlukan untuk melengkapi keberhasilan tugas. Kemudian hasilnya diputuskan bersama oleh semua anggota kelompok Prinsip-prinsip belajar kolaboratif: 1. Mengajarkan keterampilan kerja sama 2. Kegiatan kelas ditingkatkan untuk melaksanakan kelompok yang kohesif 3. Setiap individu diberi tanggung jawab dalam kegiatan belajar Manfaat belajar kolaboratif : Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok (karena adanya interaksi) a. Pebelajar belajar memecahkan masalah bersama dalam kelompok 2 b. Memupuk rasa kebersamaan, tiap individu tidak dapat lepas dari kelompoknya, mereka harus mengenali sifat, pendapat yang berbeda dan mampu mengolahnya c. Meningkatkan keberanian memunculkan idea atau pendapat apabila ada teman yang kurang memahami permasalahan untuk membantunya atau mengajarkannya d. Memupuk rasa tanggung jawab individu e. Setiap anggota, merasa bahwa dirinya adalah milik kelompok, sehingga memiliki tanggung jawab yang besar terhadap kelompok 2. Belajar Kuantum (Quantum Leaning) Menurut Agus Nggermanto (2002), quantum learning ialah cara belajar yan efektif sehingga mendapat hasil yang sama dengan kecepatan cahaya. Dalam pembelajaran quantum, guru menciptakan kegiatan belajar yang bergairah dan menyenangkan. Unsur yang ada dalam kuantum (kebebasan, santai, menakjubkan, menyenangkan dan menggairahkan). Prinsipnya sugesti (positif ataupun negatif) dapat mempengaruhi hasil belajar. Teknik untuk memberikan sugesti positif a. Mendudukkan siswa secara nyaman b. Memasang musik latar didalam kelas c. Meningkatkan partisipasi individu d. Menggunakan poster untuk memberikan kesan besar sambil menunjukkan informasi e. Menyediakan guru-guru yang terlatih dalam seni pembelajaran sugesti Prinsip-prinsip pembelajarn kuantum 1. Segalanya berbicara 2. Segalanya bertujuan 3. Berangkat dari pengalaman(siswa mengalami sebelum memberi nama untuk sesuatu yang dipelajari) 4. Akui/hargai setiap usaha, Jika Layak Dipelajari, Maka Layak Pula Dirayakan. Setiap keberhasilan perlu dirayakan (tepuk tangan, berteriak hore, catatan pribadi, jempol, pujian dll) 3 Manfaat belajar kuantum a. Suasana kelas menjadi lebih menyenangkan sehingga siswa belajar lebih bergairah b. Siswa dapat memanfaat segala sesuatu yang ada disekitarnya sebagai pendorong belajar c. Siswa belajar sesuai dengan gaya belajar masing- masing d. Usaha apapun yang dilakukan oleh siswa sepatutnya dihargai 3. Belajar Kooperatif (cooperative learning) Dalam kooperatif, seseorang mencari hasil yang saling menguntungkan bagi dirinya dan menguntungkan pula bagi seluruh anggota kelompok. Belajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil sehingga siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya sendiri dan juga anggota lainnya. Prinsip utama belajar kooperatf: a. Kesamaan tujuan Tujuan yang sama pada anak-anak dalam kelompok bembuat kegiatan belajar lebih kooperatif. b. Ketergantungan yang positif Beberapa orang direkrut sebagai anggota kelompok karena kegiatan hanya dapat berhasil jika anggota dapat bekerja bersama. Ketergantungan antara individu dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya: 1. Beri anggota kelompok peranan khusus untuk membentuk pengamat, peningkat, penjelas dan perekam, sehingga setiap individu berkontribusi dalam melengkapi keberhasilan tugas 2. Bagilah tugas menjadi sub-sub tugas kemudian sub tugas dibagi antar individu 3. Nilailah kelompok sebagai satu kesatuan yang terdiri dari individu-individu 4. Membuat struktur tujuan kooperatif dan kompetitif 4 5. Menciptakan situasi fantasi yang menjadikan kelompok bekerjasama untuk membangun kekuatan imajinatif, dengan aturan yang ditetapkan oleh situasi Perbedaan belajar kooperatif dan belajar kelompok Kooperatif Memiliki beragam Kelompok model dan teknik Hanya memiliki satu model yaitu beberapa siswa tergabung dalam satu kelompok Memiliki struktur, jumlah dan Memiliki satu teknik tertentu menyelesaikan cara, tugas yaitu tertentu bersama-sama Mengaktifkan semua anggota kelompok untuk berperan serta Menimbulkan gejala ketergantungan antar anggota kelompok dalam penyelesaian tugas tertentu Menggalang potensi sosialisasi Sangat tergantung dari niat baik diantara anggotanya setiap anggota kelompok Manfaat belajar kooperatif : 1. Meningkatkan hasil belajar 2. Meningkatkan hubungan antar kelompok (interaksi dan adaptasi) 3. Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi dalam belajar 4. Menumbuhkan realisasi kebutuhan untuk belajar lebih kritis (materi rumit, kajian proyek dan latihan memecahkan masalah) 5. Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan 6. Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas 7. Relatif murah 5 Keterbatasan belajar kolaboratif 1. Memerlukan waktu yang cukup 2. Memerlukan latihan 3. Model yang digunakan harus sesuai dengan materi ajar 4. Memerlukan format penilaian yang berbeda 5. Memerlukan kemampuan khusus guru untuk mengkaji berbagai teknik pelaksanaan belajar kooperatif 4. Belajar Tematik Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang dilakukan melalui tema sebagai pemersatu, melibatkan beberapa mata pelajaran yang berkaitan dengan tema dan sebagai pusat perhatian yang dipergunakan untuk memahami gejala dan konsep. Prinsip belajar tematik adalah menggunakan tema sentral dalam kegiatan belajar yang berlangsung. Mengkombinasikan struktur, urutan, dan strategi yang diorganisasikan dengan baik. (Meinbach 1996) Karakteristik pembelajan tematik Kegiatan belajar tematik lebih banyak dilakukan melalui pengalaman langsung. a. Memberikan pengalaman langsung b. Berpusat pada anak (anak yang aktif), guru sebagai fasilitator c. Menggali minat- minat umum siswa d. Pemisahan antar mata pelajaran tidak nampak e. Menyajikan konsep dari beberapa mata pelajaran dalam satu PBM f. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dg minat dan kebutuhan anak Perlunya belajar secara tematik, a. pada dasarnya siswa SD kelas awal dalam mahami suatu konsep itu secara utuh, semakin meningkat dan terperinci serta spesifik pemahamannya terhadap konsep tertentu dan mengembangkan kecerdasannya secara komprehensif (dengan kemampuan menangkap/menerima) b. Kenyataan hidup menampilkan fakta yang utuh dan tematis c. Ada konteksnya d. Guru SD adalah guru kelas, akan lebih mudah jika mengajarkannya secara utuh/tidak terpisah 6 Manfaat belajar tematik 1. Ada perubahan peran guru dari seorang pemimpin menjadi sebagai fasilitatator, pembimbing dan mengarahkan 2. Siswa belajar berdasarkan pengalaman, sehingga ingatan siswa akan lebih melekat. 3. Meningkatkan kecerdasan logika, estetika, etika dan kinestetika serta life skill (personal, social, academic, thinking dan vocational skill) B. RUMPUN MODEL MENGAJAR 1. Rumpun sosial Rumpun model sosial dirancang untuk menilai keberhasilan dan tujuan akademik. Termasuk studi sosial kebijakan publik dan memecahkan masalah. Rumpun ini terbagi menjadi 6 yaitu: a. Partner dalam belajar (kooperatif) b. Investigasi kelompok (menekankan pada rencana pengaturan kelas umum atau konvensional) c. Bermain peran (siswa diajak memahami, berperan, dan memecahkan masalah sosial yang efektif) d. Inkuiri yurisprudensi (memahami dan mengidentifikasi masalah kebijakan publik) e. Kepribadian dan gaya belajar f. Inkuiri sosial (mengajarkan informasi, konsep, cara pikir, dan studi tentang nilai sosial dengan memberi tugas yang menggabungkan kognitif dan social. 2. Rumpun model pemprosesan informasi Rumpun ini menekankan cara meningkatkan pembawaan seseorang memahami dunia dengan memperoleh dan mengorganisasikan data, memahami masalah dan mencari pemecahannya, serta mengembangkan konsep-konsep dan bahasa untuk menyampaikannya. Dalam rumpun model ini terdapat 8 sub model a. Model induktif Pebelajar belajar untuk mendapatkan dan mengorganisasikan informasi, serta menciptakan dan menguji hipotesisi yang mendeskripsikan hubungan diantara serangkaian data. 7 b. Pencapaian konsep c. Inkuiri ilmiah d. Latihan inkuiri e. Mnemonic (strategi mengingat dan mengasimilasi informasi) f. Sinektik (workshop) memiliki dampak pengiring untuk menampilkan kerja kolaboratif dan belajar kelompok g. Pengorganisasi awal (advance organizer) h. Penyesuaian dengan pebelajar 3. Rumpun model Personal Rumpun ini dimulai dari pandangan tentang harga diri individu a. Pengajaran nondirektif Model ini digunakan dengan beberapa cara : 1. Digunakan sebagai model dasar untuk melaksanakan seluruh model pendidikan 2. Dikombinasikan dengan model lain untuk meyakinkan bahwa kontak dilakukan dengan pebelajar 3. Digunakan ketika pebelajar merencanakan proyek belajar mandiri maupun kooperatif 4. Digunakan sebagai periodik ketika memberikan konseling kepada pebelajar b. Peningkatan harga diri 4. Rumpun model sistem perilaku Rumpun model ini tebagi lagi menjadi sub sub model yaitu: 1. Belajar tuntas dan pembelajaran terprogram 2. Pembelajaran langsung 3. Belajar melalui simulasi, latihan dan latihan mandiri 8 PROSEDUR PEMBELAJARAN (Modul 4) 1. Kegiatan Pra Pelajaran Pra pelajaran pelajaran biasa disebut juga dengan pra instruksional atau pendahuluan pembelajaran yang diarahkan untuk menyiapkan siswa mengikuti pelajaran Upaya yang dilakukan guru pada tahap prapembelajaran adalah : a. Menciptakan sikap dan suasana kelas yang menarik b. Memeriksa kehadiran siswa c. Menciptakan kesiapan belajar siswa (fasilitas yang diperlukan, menciptakan kondisi yang meningkatkan perhatian siswa, menggunakan berbagai media pembelajaran, mengontrol seluruh kegiatan siswa dari awal sampai akhir dll) d. Menciptakan suasana belajar yang demokratis (CBSA= Cara siswa Belajar Aktif) 2. Kegiatan Awal Pembelajaran Dilaksanan untuk menyiapkan mental siswa dalam memasuki kegiatan inti pembelajaran. Tujuannya untuk membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, memeberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas tugas atau kegiatan yang akan dipelajari. Kegiatan yang dilakukan dalam awal pembelajaran diantaranya: a. Menimbulkan motivasi dan perhatian siswa b. Memberi acuan 1. Memberitahukan tujuan (kemampuan) yang diharapkan atau garis besar materi yang akan dipelajari 2. Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa c. Membuat Kaitan 1. Mengajarkan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya 2. Menunjukkan manfaat materi yang telah dipelajari 3. Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas 9 d. Melaksanakan tes awal Dalam kegiatan awal pembelajaran, guru hendaknya: 1. Memahami latar belakang siswa(pengetahuan) 2. Dapat menarik perhatian siswa sehingga perhatian siswa terpusat pada pelajaran yang akan diikutinya 3. Dapat memberikan bimbingan belajar secara kelompok maupun individu 4. Dapat menciptakan interaksi edukatif yang efektif 5. Memberikan penguatan pada siswa 6. Menanamkan disiplin pada siswa 3. Kegiatan Inti Dalam Pembelajaran Kegiatan inti merupakan proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu Kegiatan inti merupakan implementasi dari strategi dan pendekatan belajar. Dalam kegiatan inti, terdapat tiga bentuk model Pembahasan materi pelajaran dalam pembelajaran yaitu: klasikal, kelompok dan perseorangan. a. Pembahasan materi pelajaran dalam pembelajaran klasikal Dalam proses pembelajaran, guru lebih banyak menyajikan materi (eksploratif). Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab, sehingga siswa lebih banyak mendengarkan atau bertanya. Prinsip-prinsip pembelajaran klasikal: 1. Sistematis 2. Perhatian dan aktivitas 3. Media pembelajaran 4. Latihan atau penugasan Kegiatan inti dalam pembelajaran klasikal: 1. Menyajikan bahan pelajaran dengan ceramah bervariasi 2. Melakukan asosiasi dan memberikan ilustrasi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran Pada akhir pembelajaran klasikal, guru : 1. Meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal atau member pertanyaan 2. Menyimpulkan bahan pelajaran yang telah dipelajari. (dibuat oleh siswa dengan bantuan guru) 10 b. Pembahasan materi pelajaran dalam pembelajaran kelompok Kelompok : Jumlah siswa 4-6 orang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar. Pembelajaran kelompok sering disebut dengan kooperatif Prinsip-Prinsip Belajar kelompok : 1. Adanya topik dan permasalahan 2. Pembentukan kelompok 3. Kerja sama 4. Perhatian 5. Motivasi 6. Sumber belajar dan fasilitas 7. Latihan dan tugas 11 c. Pembahasan materi pelajaran dalam pembelajaran perseorangan 12 Kegiatan inti dalam pembelajaran perseorangan, yang perlu dilakukan guru adalah : 1. Menjelaskan secara singkat tentang materi pelajaran yang akan ditugaskan kepada siswa 2. Memberikan lembaran atau tugas 3. Memantau dan menilai kegiatan siswa Pada kegiatan akhir, guru memeriksa dan menilai tugas atau latihan, serta memberikan balikan dan kesimpulan terhadap pekerjaan siswa 4. Kegiatan akhir pembelajaran Dalam kegiatan akhir, yang perlu dilakukan adalah: a. Meninjau kembali penguasaan siswa Yang perlu diperhatikan dalam hal ini, sebaiknya memperhatikan kriteria sebagai berikut: 1. Berorientasi pada acuan hasil belajar dan kompetensi dasar 2. Singkat, jelas dan mudah dipahami 3. Kesimpulan tidak keluar dari topik yang ditugaskan 4. Dapat menggunakan waktu sesingkat mungkin b. Melaksanakan penilaian 5. Kegiatan tindak lanjut pembelajaran Kegiatan ini dapat dilakukan diluar jam pelajaran, sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia. Kegiatan tindak lanjut yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan penguasaan siswa terhadap kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa: a. Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan dirumah b. Membahas kembali bahan pelajaran yang belum dikuasai oleh siswa c. Membaca materi pelajaran tertentu d. Memberikan motivasi atau bimbingan belajar e. Mengemukakan tentang topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang. 13 KESIMPULAN Belajar kolaboratif tidak sama dengan kerja kelompok. Kerja kelompok menekankan pada adanya pembagian kerja untuk menyelesaikan suatu tugas. Belajar kolaboratif ada ketergantungan antar anggota untuk keberhasilan tugas kelompok dalam berkompetensi dengan kelompok lain. Belajar quantum intinya adalah belajar yang menyenangkan. Belajar kooperatif pebelajar saling bekerja sama dalam hal yang saling bantu untuk menyelesaikan tugas masing-masing . Belajar tematik menggabungkan beberapa mata pelajaran Rumpun model belajar ada 4 yaitu : model sosial, pemrosesan informasi, personal dan model sistem perilaku. Model sosial dirancang untuk menilai keberhasilan dan tujuan akademik, termasuk studi tentang nilai-nilai sosial, kebijakan publik dan memecahkan konflik tujuannya untuk membentuk masyarakat yang belajar. Model pemrosesan informasi menekankan pada cara meningkatkan pembawaan seseorang memahami dunia dengan memperoleh dan mengorganisasikan data, memahami masalah, memecahkannya dan mengembangkan konsep dan bahasa untuk menyampaikan. Model personal dimulai dari pandangan diri sendiri tentang keberhasilan pendidikannya. Model sistem perilaku biasa disebut dengan teori belajar sosial yang memodifikasi perilaku dalam merespon informasi tentang seberapa jauh keberhasilan tugas-tugas yang diinginkan. Prosedur pembelajaran terbagi menjadi lima yaitu, pra pembelajaran, awal, inti, akhir dan tindak lanjut pembelajaran. 14